Scent

Description

Aroma manisan menggantikan aroma bunga matahari menyeruak memenuhi ruangan ini. Aku kenal benar aroma ini. Aroma manisan yang sedang dimasak. Kusapukan pandanganku ke seluruh ruangan, tidak ada tanda-tanda eksistensi manisan. Entah setan apa yang sedang menggelayuti pikiranku hingga aroma tanpa wujud itu hadir. Aku mendengus lirih, menyerah dalam usaha pencarian pemilik aroma itu walaupun ia masih menyenggamai pembauku. Otakku terlalu menginginkan kehadiran pemiliknya mungkin. Bahkan belum sempat matahari berganti, aku sudah merindukannya lagi. Kemarin saat teman-temanku membicarakan tentang Hyungwon, aku terus menerus memohon agar mereka mengganti topiknya pada Suga, pemilik aroma manis ini.

Aroma sekresi keringatnya yang tercampur wewangian kelas menengah berbau dasar lemon dan apel tidak pernah sedetik pun dalam dua minggu ini beralih dari pembauku. Dua minggu yang lalu saat kami bercinta dengan hebat seperti yang biasa dia lakukan padaku di malam-malam yang lain. Tidak mungkin untuk begitu saja mengalihkan kemanjaan pembauku yang terlanjur cinta mati pada aroma Suga ke aroma Hyungwon. 

Ini hanya halusinasi pembauku pasti. Mana mungkin hidungku mengendus aroma manis dari orang yang sudah mati karena kanker sepuluh hari yang lalu. Aku membasuh mukaku di wastafel, acuh akan make up dan air mata yang bersamaan luntur dari wajahku. Kini kulihat wajah itu di cermin, pantulan dari si pemilik aroma, yang kini menggenggam sedikit bagian bajuku dan berujar, "Mama, jangan menangis lagi, Papa sudah bahagia di surga".

Foreword

Tidak mungkin untuk begitu saja mengalihkan kemanjaan pembauku yang terlanjur cinta mati pada aroma Suga.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet