Chanyeol's Busy

Skyline
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Chanyeol's Busy

 

“Ini sudah ke sekian kalinya aku bilang dan kau tidak mendengarkanku sama sekali” Baekhyun memberenggut imut. Sudah dikatakan berkali-kali tapi gadis disampingnya ini tetap memfokuskan dirinya pada sebuah buku cetak tebal di hadapannya.

“sudahlah Baekkie, Chanyeol hanya sedang mempersiapkan konsep untuk penampilannya mendatang. Bukankah kau menyetujuiya?” Ya! Baekyun memang mnyetujuinya tapi jika kenyataannya akan begini, lebih baik dia tidak menyetujuinya saja.

“tapi Lu, dia sudah tak memperdulikanku lagi, dia mengabaikanku. Dan aku benci itu” Baekhyun kembali muram dan Luhan hanya memutar bola matanya malas. Park Chanyeol yang notabene kekasih Baekhyun ini dari kemarin tidak menghubunginya, karena dia akan mengadakan penampilan di festival musim semi. Dan sejak tadi telinga Luhan sudah panas mendengar ocehan Baekhyun.

“tenanglah Baekkie, bukankah Chanyeol juga mengalami hal yang sama saat musim dingin tahun lalu? Kau bahkan tak menghubunginya selama 2 hari” kemudian Luhan menutup buku cetak tebalnya dan kembali memfokuskan dirinya dengan Baekhyun. Luhan menatap Baekhyun dan tersenyum, menenangkan sahabatnya ini.

“kau benar. Baiklah. Bagaimana jika hari ini kita pergi jalan-jalan, kebetulan moodku sudah kembali membaik. Kita tak akan menghabiskan siang hari membosankan ini di kampus bukan?”

Benar! pertanyaan Baekhyun memang benar. Sebenarnya sudah sejak tadi Luhan bosan, dan berencana menghabiskan waktunya dengan buku cetak tebalnya. Baekhyun menawarkan, dan Luhan mengangguk denngan penuh semangat.

 

»Xiao_Ris«

 

Sebagai seorang wanita tentu wajar jika menghabiskan waktu dengan shopping –hal yang lumrah-. Tapi lain halnya jika sudah berjam-jam di mall dan tanganmu sendiri di tarik menuju toko-toko lain. Hal itu membuat Luhan mau tak mau mendesah. Sudah pegal rasanya menemani Baekhyun kesana kemari. Tapi mau bagaimana lagi, tidak ingin juga sahabat tercintanya ini uring-uringan karena Chanyeol sampai sekarang masih belum menghubunginya.

“Baek, sebaiknya kita makan dulu, apa kau tak lapar?” Tanya Luhan lembut.

“baiklah, ayo kita makan” sahut Baekhyun dengan semangat. Luhan sendiri sampai menggelengkan kepala melihat kelakuaan Baekhyun yang hyper. Apa dia tidak lelah, batin Luhan bertanya.

Luhan dan Bekhyun melenggang masuk ke sebuah café dengan gaya minimalis, tapi tetap membuat pengunjung datang. Mereka berdua memilih meja yang letaknya dekat dengan air mancur yang disekat dengan jendela. Baekhyun langsung memesan makanan untuk mereka berdua.

Rasanya nyaman mendengar suara air yang mecuat muncul ke permukaan, jika saja ini buka di café mungkin Luhan akan langsung tidur, mengingat dia sudah lelah berjam-jam ini menemani Baekhyun.

 

Ponsel Luhan bergetar, segera dia membuka pesan yang masuk.

From : SeHun

Kau dimana Lu?

Segera dia membalasnya. Sebenarnya Luhan sudah ada janji dengan Sehun untuk makan siang, tapi melihat Baekhyun dia jadi melupakan janjinya dengan Sehun. Dan dia bahkan lupa memberi tau Sehun tentang janjinya yang batal itu.

To : SeHun

Aku tadi menemani Baekhyun, dan sekarang berada

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet