When you're angry

Skyline
Please Subscribe to read the full chapter


Skyline

 

Musim gugur sebentar lagi berhenti menjalankan tugasnya, terganti oleh musim dingin yang mungkin bagi sebagian orang akan sangat membencinya, melihat dimana akan banyak orang yang memakai pakaian berlapis-lapis dan juga jaket tebal yang selalu hinggap dibadan, dan tak lupa syal yang melilit leher, terlebih lagi jalanan yang licin membuat siapa saja dapat terjatuh karena salju.

Seorang yeoja cantik berjalan sambil merapatkan mantel hitamnya dengan earphone yang bertengger manis dikedua telinganya, mulutnya bergumam sambil sesekali mengikuti aliran lagu. Yeoja itu berjalan dengan langkah ringan, dipusat kota Myeong-dong. Gadis yang memakai celana jeans hitam serta sepatu berwarna merah yang terlihat sangat kontras itu berjalan memasuki sebuah Mall pusat perbelanjaan kota.

Yeoja cantik itu melirik sekeliling seperti memikirkan apa yang harus aku beli. Sekilas dia melihat sebuah toko yang bertuliskan “Royal Elastics” senyum mengembang pada wajahnya dan mulai berjalan memasuki toko. Mencari sepatu dengan ukuran yang pas dan warna yang tak terlalu cerah.

“permisi nona, ada yang bisa saya bantu?” seorang pegawai berjalan kearah yeoja cantik itu, dengan kemeja warna hitam yang pas pada tubuhnya dan rok mini yang membuat gadis cantik itu mengerutkan dahinya. Apa dia tidak kedinginan setelah diluar nanti, batinnya. Mengingat sekarang adalah musim yang nanti akan banyak berjatuhan kristal-kristal putih nan indah dari langit.

“aku ingin membeli sepatu tapi tidak dengan warna yang terlalu cerah” jawab yeoja cantik itu.

Pegawai itu tersenyum lalu mengambil dan menunjukkan sebuah sepatu dengan warna biru yang tidak terlalu cerah dengan sentuhan warna silver disampingnya dan tali sepatu yang juga berwarna biru tetapi agak sedikit tua dari warna dasarnya. Yeoja itu mengamati sepatu yang diberikan dengan kening yang dikerutkan, menilai apakah sepatu itu pas dan cocok atau tidak.

“baiklah, aku ambil yang ini” jawabnya diiringi dengan senyuman.

Setelah membeli sepatu yang diinginkan yeoja itu melangkahkan kakinya keluar dari toko tersebut dan pergi menuju rumahnya. Gadis itu berjalan menuju halte bus menuju arah rumahnya, menunggu bus yang akan membawanya.

“Luhannie..”

Merasa dirinya terpanggil, Luhan –yeoja cantik- itu melirik kearah kanannya. Senyum berkembang diwajahnya seraya melambaikan tangan kepada seorang yeoja yang memanggilnya tadi. Dengan terengah-engah yeoja yang memanggil Luhan tadi segera duduk disamping Luhan dengan membalas senyum Luhan yang tak kalah manis.

“kau baru darimana Baekki? Kenapa ada disini?” Tanya Luhan

Bakkie atau Baekhyun adalah sahabat Luhan. Mereka bersahabat sejak Junior School. Baekhyun yeoja yang cerewet dan mempunyai suara yang sama merdunya dengan Luhan, mereka berdua masuk di Department (Fakultas) yang sama dan mengambil extrakulikuler yang sama yaitu Music.  

“aku membeli hadiah untuk Yeolli. Kau tau Lulu –panggilan kesayangan Baekhyun untuk Luhan-, Yeolli sedang marah padaku karena aku tak memberinya kabar selama 2 hari kemarin. Kau tau sendirikan kita sedang sibuk 2 hari itu, perlombaan itu benar-benar membuatku frustasi Hannie” kata Baekhyun panjang lebar memberikan cerita dan kekesalannya, dan Luhan menepuk-nepuk pundak sahabat tersayangnya itu.

“aku juga membeli hadiah untuk Sehun. Dan alasannya juga sama denganmu Baekki. Lalu, apa yang kau beli untuk kekasihmu itu?”

“aku membeli jaket Hannie. Kau sendiri?”

“sepatu untuk sahabatku tersayang” jawab Luhan dengan senyum lebarnya.

Bus yang mereka tunggupun berhenti, kedua sahabat itu masuk dan duduk disebelah kanan bus. Mereka berbagi cerita, berbagai cerita selalu meluncur dari bibir keduanya terutama Baekhyun yang dikenal cerewet. Tak ayal, mereka berdua kadang tertawa terbahak-bahak, untung keadaan bus cukup sepi, hanya ada 2 orang wanita dan 3 orang lelaki dengan supir, siapa juga yang ingin pergi dicuaca dingin seperti ini. Keduanyapun hanya menundukkan wajahnya malu seraya membungukkan kepalanya dan melontarkan kata maaf.

Sampai dipemberhentian bus selajutnya,  mereka turun bersama. Mereka harus terpisah karena rumah mereka tak searah, Luhan berjalan kearah kiri, sementara Baekhyun berjalan kearah kanan.

 

~~~~~~

 

Baekhyun POV

“Hannie, apa semua lelaki sedang dalam masa marahnya ya? Kenapa Yeolli dan Sehun marah secara serempak dan dengan alasan yang sama pula?” Tanyaku.

“tidak Baekkie, kita memang salah, kita tak memberi mereka kabar selama 2 hari. Mereka hanya mengkhawatirkan kita Baek. Tapi seharusnya mereka bisa mengerti keadaan kita juga” jawab Luhan.

Aku hanya menganggukkan kepala, mendengar apa yang diucapkan Lulu memang ada benarnya. Harusnya Chanyeol bisa mengerti posisiku 2 hari kemarin. Karena sebentar lagi akan diadakan perlombaan menyanyi antar Kampus, mau tak mau aku dan Luhan harus ikut serta dengan perlombaan itu. Dan seonsaengnim itupun tak memperbolehkan kita memegang handphone, betapa kejamnya dia, tapi kami semua menyayanginya.

“ah, Bekhyun-ah itu busnya sudah datang. Ayo” seru Luhan

Aku dan Luhanpun segera memasuki bus. Kami memilih tempat disebelah kanan bus, biasanya kami selalu memilih tempat itu.

“Hannie, kau tau tidak? Kemarin aku dan Xiumin hyung sedang berjalan menuju kelas. Saat itu, Jung seonsangnim lewat. Kau tau kan dosen killer kita itu? Dia berjalan berlenggak lenggok layaknya model yang berjalan diatas catwalk, tapi menurutku dia akan lebih bagus berjalan di trotoar jalan. Ketika dia lewat dengan memakai high heelsnya, tiba-tiba heelsnya itu patah dan menyebabkan dirinya oleng dan langsung terjun menyentuh lantai. Dan kau tau tidak Lu? Posisinya jatuh itu sungguh sangat tidak elit, dia jatuh

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet