Ch.5

Another Way

Sejak kejadian itu, mereka berdua menjadi sedikit canggung, Sujeong bahkan berkali-kali menghindari Taehyung, berangkat lebih pagi sebelum Taehyung bangun dan mengendap-endap melewati kamar Taehyung ketika ia pulang, berharap Taehyung tidak akan membuka pintu tiba-tiba dan melihatnya.

Banyak pertanyaan di benak Sujeong yang masih belum terjawab, termasuk kata-kata aneh Taehyung saat menarik tangannya keluar dari toko tempo hari, ‘Dia pacarku sekarang’ Sujeong masih ingat bagaimana Taehyung mengatakannya tapi setelah itu Taehyung tidak pernah membahasnya lagi. Aneh bukan? Sujeong menyepak selimutnya karena kesal, ‘Kenapa sih dia seaneh itu?’ Rutuknya dalam hati, ‘Kalau itu memang pura-pura seharusnya dia menjelaskannya padaku kan?’ Sujeong melirik tajam ke arah dinding kamarnya yang menjadi pemisah antara kamarnya dan kamar Taehyung lalu menendang-nendang dinding tak bersalah itu. Sudah lebih dari tiga minggu ia dan Taehyung tidak pernah berkomunikasi, ok, itu salahnya juga karena ia menghindari bertemu dengan Taehyung, tapi seharusnya sebagai laki-laki Taheyung paham bahwa dia hanya malu! Seharusnya dia menyapanya duluan, mengetuk pintu kamarnya duluan dan mengajaknya bicara atau mengajaknya makan ramen lagi atau apa.

“Ah mungkin aku saja yang berlebihan, dia kan hanya bercanda” Sujeong mengacak-acak rambutnya sendiri. Kim Taehyung terlalu abstrak untuk bisa dimengerti.

*

“Jadi kita bertemu disini bukan hanya untuk minum kopi tapi juga konsultasi cinta?” Baekhyun tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum jahil ketika Taehyung menceritakan kisahnya. Di depan mereka terdapat dua gelas latte yang belum tersentuh.

“Oh, please. Aku bukan konsultasi cinta aku hanya—“

“Benar kan perkiraanku, kau tertarik pada gadis itu. Padahal baru berapa minggu setelah kau pindah? Lima minggu dan kau sudah bisa membuat film genre romantic comedy antara kau dan tetanggamu”

Taehyung mengernyit, “Kak, aku tidak—“

“Aku bisa mengerti,” Baekhyun memotong, ia menghirup latte-nya santai, “Jadi apa yang terjadi setelah kau bilang dia pacarmu di depan mantan pacarnya?”

“Tidak ada”

“Apa?”

“Tidak terjadi apapun,” Taehyung mengangkat bahunya, “Dia sepertinya menghindariku”

Baekhyun memajukan badannya melintasi meja hanya untuk menjitak kepala Taehyung, “Kau bodoh, dia pasti sebenarnya menunggu”

“Aw!” Taehyung memprotes, “Menunggu apa?”

“Menunggumu mengatakan sesuatu. Wanita memang suka membuat segalanya menjadi lebih rumit, mereka ingin lelaki mengerti sendiri, sayangnya kebanyakan lelaki ya seperti dirimu, terlalu lelet menyadarinya”

“Bisa langsung ke intinya saja? Dia menungguku mengatakan apa?”

“Jangan pura-pura bodoh,” Baekhyun menggoyang-goyangkan jarinya, bersikap seolah ia itu konsultan cinta profesional atau apa dan Taehyung menahan diri untuk tidak mencekik kakaknya saat itu juga. Baekhyun terbahak begitu melihat ekspresi Taehyung, “Kim Taehyung kau tahu maksudku, kalau kau memang menyukainya kau harus mengatakannya. Dan dari cara gadis itu menghindarimu sepertinya dia punya perasaan yang sama denganmu, kalau tidak, ia pasti akan bersikap biasa saja, bukannya menghindar seperti itu. Percayalah, sebenarnya dia menunggu”

Taehyung mengernyit, “Aku sama sekali tidak mengerti, bukankah kalau seseorang menghindarimu artinya dia tidak suka padamu?”

“Kau harus sering-sering memahami wanita, adik kecil. Wanita memang memusingkan”

“Dan memangnya kau sendiri mengerti?” Taehyung mencibir.

“Tentu saja, kalau tidak, aku tidak mungkin punya pacar kan sekarang”

Taehyung mencibir lagi.

“Begini,” Baekhyun melanjutkan, kelihatan bersemangat seolah ia memang sudah lama menantikan momen adiknya punya pacar, “Aku sarankan kau segera mengatakan padanya, mengatakan kalau kau suka padanya dan kau memang ingin dia jadi pacarnya”

“Aku tidak—“

“Jangan membantah Kim Taehyung, aku tahu kau suka padanya dan aku tahu tidak mudah bagimu untuk menunjukkan perasaanmu—ya meskipun sebenarnya kau tidak tahu malu untuk urusan lain—tapi kau bisa menunjukkan perasaanmu bukan hanya lewat kata-kata”

“Lalu lewat apa?”

“Lewat tindakan, aku yakin wanita lebih peka terhadap hal-hal semacam itu”

“Contohnya?”

“Contohnya tindakan seperti ini,” Baekhyun berjalan ke konter coffee shop itu lalu kembali dengan sepiring croissant, “Makanlah, kau belum sarapan kan?”

Kening Taehyung berkerut.

“Kau tahu, membelikanmu alat pemanas ruang juga salah satu tindakan pembuktian rasa sayangku untuk adik kecilku kan?”

“Oh stop, ini menggelikan” Taehyung berkata tapi ia tetap melahap croissant itu sementara Baekhyun hanya tersenyum. Ia yakin adiknya itu sudah paham maksudnya.

*

Taehyung baru akan memutar kenop pintu kamarnya ketika terdengar suara pekikan dari lantai tiga, tepatnya rooftop flat itu. Tangannya langsung terhenti di udara, ia kenal suara yang memekik itu, itu suara Nenek pemilik flat ini. Tepat saat Taehyung berlari menuju tangga ke rooftop, pintu kamar Sujeong terbuka, gadis itu kelihatan bingung, “Suara Nenek Gong,” Ujarnya cemas sambil menaiki tangga mendahului Taehyung.

Begitu mereka sampai di rooftop yang biasa digunakan Nenek Gong untuk menjemur, mereka mendapati Nenek Gong sedang dalam keadana terduduk di lantai, memegang pinggangnya sambil mengaduh.

“Nenek kenapa?” Tanya Sujeong menghampiri Nenek Gong dengan khawatir, di sebelah Nenek Gong tergelatak bak cuci dengan seprai-seprai putih.

“Aku pasti sudah terlalu tua untuk mengangkat bak itu, sampai pinggangku tiba-tiba sakit seperti ini” Keluh Nenek Gong.

“Aku saja yang menjemur seprainya,” Ujar Sujeong cepat, “Biar aku mempahmu ke bawah, kau harus istirahat”

Lalu Sujeong menuntun Nenek Gong menuruni tangga, meninggalkan Taehyung yang kemudian berinisiatif menjemur seprai-seprai itu. Begitu Sujeong kembali, hampir semua seprai sudah dijemur, “Kau tidak perlu melakukannya” Ujar Sujeong menghampiri Taehyung yang sedang menjemur seprai terakhir, angin kencang bertiup membuat rambut Sujeong tersibak.

“Bukan pekerjaan berat” Sahut Taehyung.

Sujeong mengangguk-angguk salah tingkah, tidak tahu harus mengatakan apa. Untunglah Taehyung membuka topik duluan, “Tiga hari lagi liburan semester, kau akan pulang ke rumah orangtuamu?”

“Mmm, ya” Jawab Sujeong sambil memilin ujung seprai, “Kau juga kan?”

“Hmm” Taehyung hanya mengangguk,”Liburannya cukup panjang ya, lebih dari sebulan”

Sujeong melirik Taehyung, ada yang lain dari lelaki itu, biasanya dia pasti akan mengeluarkan lelucon-lelucon konyol tapi ia hanya diam menatap langit, lagi-lagi seolah ada UFO di atas sana.

“Aku ke kamar dulu” Taehyung membuka suara setelah beberapa detik mereka dalam keheningan, “Melihat seprai-seprai ini aku ingat ada yang harus aku cuci”

“Apa?” Sujeong mengangkat alisnya.

Taehyung berkata sambil melewati Sujeong, “Selimut pink-mu itu belum kucuci”

Dan mau tak mau Sujeong tertawa.

*

Sujeong menghempaskan tubuhnya ke kursi di dalam gerbong kereta yang akan membawanya pulang ke rumah. Selagi kereta masih belum berangkat, Sujeong menatap ke luar jendela ke arah orang-orang yang lalu lalang di stasiun. Bukannya ia berharap akan terjadi adegan ala drama atau apa dengan si pemeran utama lelaki menempelkan telapak tangannya di kaca jendela kereta, berusaha menyampaikan pesan pada pemeran utama wanita yang ada di dalam. Lagipula Taehyung bukan tipe lelaki seperti itu, akan lebih masuk akal—melihat kepribadian Taehyung—kalau dia berloncatan di sisi kereta atau kelakuan aneh lainnya. Tapi itu juga tidak terjadi. Tunggu, kenapa ia harus memikirkan Taehyung? Sujeong menepuk-nepuk dahinya sendiri. Tapi ia memang mengakui kalau ia sudah memikirkan Taehyung lebih dari dua puluh kali hari ini.

Ia membuka tasnya lalu mengambil sebuah benda yang ada di dalamnya: ipod Taehyung. Saat ia meninggalkan flat tadi, Taehyung mencegatnya lalu menyerahkan ipod, lengkap dengan earphone-nya seperti waktu itu. Dia hanya berkata, “Kau mungkin butuh untuk hiburan di kereta”

Sujeong menyalakan ipod itu lalu memasang earphone ke telinganya, Sujeong membuka playlist teratas di ipod itu namun tiba-tiba ia tersadar ada tambahan video baru di folder video. Apa Taehyung baru saja menambhakan video kegilaannya lagi? Dikuasai rasa penasaran, Sujeong lalu menekan tombol ‘play’ di video terbaru itu.

Wajah Taehyung muncul di layar, ia memamerkan cengirannya, Sujeong melihat selimut pinknya ada di belakang lelaki itu, sepertinya Taehyung merekam dirinya sendiri di dalam kamar.

“Hai!” Sapa Taehyung di video itu dengan ceria, untuk sesaat Sujeong mengira itu video message tapi kemudian Taehyung menyanyikan sebuah lagu dengan suara sumbang, Sujeong tersadar Taehyung meng-cover lagu.

Tapi anehnya Sujeong menikmati lagu itu, tidak peduli sefals apapun suara Taehyung.

Begitu lagu selesai, Taehyung berdeham seolah akan mengatakan sesuatu. Sujeong menatap layar ipod tanpa berkedip.

“Jangan lupa makan, kurasa akan ada ramen cup di kantin kereta, ah tidak tidak kau harus makan makanan yang lebih sehat dari itu. Mmmmm, yah, selamat liburan”

Bibir Sujeong membentuk senyum, ia lalu memandang ke luar jendela kereta yang mulai berjalan meninggalkan stasiun. Suara derak roda kereta yang beradu dengan rel membuatnya menyadari sesuatu.

Banyak manusia di bumi ini mengungkapkan perasaannya dengan cara-cara yang berbeda, meskipun dengan cara yang aneh. Misalnya dengan memperhatikanmu saat sedang makan ramen, mengikatkan tali sepatumu supaya tidak jatuh, menjemur seprai dan meng-cover sebuah lagu.

Dan yang Sujeong belum ketahui adalah, semua itu dimulai sejak Taehyung melihat gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya di celah pintu kamarnya dengan takut-takut, di hari pertama kali mereka bertemu dan saat tangan Sujeong yang hangat mengompres dahinya.

Sujeong memutar lagu lain di ipod Taehyung, senyum masih belum hilang dan ia bertekad mengatakan sesuatu pada Taehyung saat liburan selesai nanti, saat ia kembali ke Seoul dan kembali ke flatnya.

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
JeonginCouple #1
Chapter 5: Ohh my godness.. please sequel..
That so romantic kyaaaa .... >.< ska bgt crita kya gini romantis dgn cra berbeda so sweet dah...
Taejong couple too much cute kekeke...
byzeIo #2
Chapter 5: Sequel pleaseeeㅠㅠ gilaa sweet banget♡♡
akirachoi
#3
Chapter 5: Saya butuh encore dari cerita ini/???
Tithania #4
Chapter 5: ahh sweet bget nih couple!
lucu juga Baekhyun jd konsultan ny Taehyung hihihi..
sequel please author-nim..
nenknei
#5
Chapter 5: Akhir'y nemu ff ni couple pke bhsa, dri kmren" susah bgt cri'y
kereeen author nim.... sequel dong...
geaseokyu #6
Chapter 5: Ahh keren...
Aku suka couple taejeong
Mereka manis bgt
Ceritanya keren bgt
Please sequel