Ch.3

Another Way

Hujan deras turun malam itu, Sujeong sedang berkutat dengan tugas kuliahnya sambil sesekali menggosok-gosok telapak tangannya karena dingin, ia terlalu malas menaikkan suhu pemanas ruang meski ia tahu musim dingin belum berakhir, udara dingin masih menggigit.

Untuk beberapa saat matanya menatap kosong ke dinding, sudah seminggu Taehyung mengisi kamar di sebelah kamarnya dan itu berarti sudah seminggu setelah lelaki itu dengan anehnya memakaikan earphone ke telinganya dan meminjamkan ipodnya pada Sujeong. Sujeong menarik laci meja belajarnya dan meraih ipod serta earphone Taehyung yang ada dalam laci tersebut. Selama beberapa hari terakhir Sujeong sudah mencoba mengembalikan kedua benda itu tapi menemui Taehyung sendiri terbilang sulit, mungkin karena jadwal kuliahnya yang lebih padat, Taehyung sering berangkat sebelum Sujeong berangkat dan pulang saat Sujeong sudah terlelap sehingga tidak mendengar suara pintu dibuka.  Kemarin lusa Sujeong memang berpapasan dengan Taehyung di tangga tapi saat Sujeong bilang ingin mengembalikan ipodnya, Taehyung hanya mengibas-ngibaskan tangan sambil berkata,”Kapan-kapan saja, kau bisa pakai dulu, siapa tahu kau sedih lagi. Kau membutuhkannya”

Sebelum Sujeong sempat menimpali dengan kalimat, “Yang perlu kau ketahui adalah akupun punya music player di ponselku” Taehyung sudah berjalan dengan langkah santai sambil bersiul lalu masuk ke kamarnya tanpa berkata apa-apa lagi.

Sujeong sempat iseng melihat-lihat isi ipod Taehyung yang lain selain playlist lagu-lagu keras yang menjadi playlist favorit disitu, juga menyimpan berbagai video. Ada video Taehyung berjoget tidak jelas di malam hari di depan minimarket, ada video Taehyung menirukan suara kakek-kakek, ada video Taehyung bermain drama dengan dirinya sendiri, ada video Taehyun melakukan planking di atap mobil, sampai video dia mengubah suaranya dengan helium. Apa yang dikatakan kakaknya saat Sujeong pertama kali bertemu dengannya benar: Taehyung aneh, dia tidak normal. Namun Sujeong tidak menyangkal kalau ia tertawa, menonton video-video itu menjadi bentuk hiburan tersendiri yang lebih menarik dari menonton acara televisi yang itu-itu saja.

Saat Sujeong sedang melamun, terdengarlah suara itu, suara kunci diputar dan pintu dibuka. Pintu kamar sebelah. Sujeong refleks bangkit berdiri, kemudian merasa bingung pada dirinya sendiri karena reaksinya terlalu cepat hanya karena ia menyadari Taehyung pulang.

Sujeong menimbang-nimbang sebentar sebelum akhirnya ia mengenakan jaket di atas piyamanya lalu membuka pintu kamar, bermaksud mengembalikan ipod dan earphone yang ada di genggamannya pada pemiliknya. Ia mengetuk pintu kamar Taehyung, tidak ada jawaban. Sujeong mengetuk pintu lagi, masih tidak ada jawaban. Keningnya berkerut, ia yakin ia mendengar suara pintu dibuka dan ditutup kembali tadi, jadi pasti Taehyung ada di dalam. Sujeong mengetuk lagi, kali ini lebih kencang, dan anehnya masih tidak ada jawaban.

Ada yang tidak beres, batin Sujeong. Ia memikirkan berbagai kemungkinan kalau ia menerobos masuk: 1) Mendapati Taehyung sedang disekap oleh seseorang? Oh tidak, dia terlalu banyak membaca serial detektif. 2) Mendapati bahwa kamar itu sebenarnya kosong tidak ada siapa-siapa kemudian setting berganti menjadi film horror? Sujeong baru akan memikirkan kemungkinan ketiga ketika pintu di depannya tiba-tiba menjeblak terbuka, jantungnya serasa mencelos apalagi begitu melihat Taehyung ada di balik pintu. Sujeong tidak tahu apakah jantungnya terasa mencelos karena pintu tiba-tiba terbuka atau karena Taehyung sekarang berdiri di hadapannya hanya memakai kaus dan celana pendek, handuk kecil tersampir di pundaknya dan melihat rambutnya yang lebih acak-acakan dari biasanya, sepertinya ia baru selesai mengeringkan rambut. Sambil terbatuk Taehyung bertanya, “Ada apa?”

Mata Sujeong menyipit memperhatikan Taehyung, wajah lelaki itu terlihat pucat, sangat pucat. Ia jelas sedang sakit, “Kau kehujanan?” Sujeong bertanya, terkejut karena mendapati nada khawatir dalam suaranya sendiri.

“Ketika hujan turun sangat deras dan kau masih berada di luar, tidak membawa payung tapi kau sangat mengantuk ingin cepat sampai rumah, apa yang akan kau lakukan?” Taehyung malah balik bertanya.

“Aku akan berteduh sampai hujan reda, mengeliminasi risiko sakit seperti yang kau alami sekarang” Jawab Sujeong, “Tidak bisakah kau sedikit lebih sabar? sengantuk apapun kau tidak perlu sampai menerobos hujan deras kan”

“Yah, terakhir kali ku-cek, aku bukan tipe penyabar”

Sujeong memutar bola matanya, “Aku mau mengembalikan ini” Ia menyodorkan ipod dan earphone Taehyung.

“Kau bisa menyimpannya kalau kau mau”

“Terima kasih tapi tidak, ini milikmu ambillah”

Taehyung mengambil kedua benda itu dan Sujeong bisa melihat tangan Taehyung sedikit gemetar, ketika tangannya sedikit menyentuh tangan Sujeong, ia bisa merasakan suhu tubuh Taehyung panas sekali.

“Taehyung, kau yakin kau baik-baik saja?”

Alis Taehyung sedikit terangkat, “Kau memanggil namaku barusan?”

“Ya, aku masih ingat namamu. Tentu saja”

“Kan aku sudah bilang, kalau kau sudah mulai merasa akrab denganku kau bisa panggil aku Taetae”

“Ini bukan saatnya membicarakan itu kan?”

“Kau sudah memakai earphone dan ipodku artinya kau sudah akrab denganku. Panggil aku Taetae”

“Bukan itu masalahnya sekarang,” Sujeong berkata dengan penuh kesabaran, “Kau sakit. Kau yakin tidak mau minum obat atau kuantar ke dokter atau mungkin.... kutelepon kakakmu?”

“Jangan” Taehyung berkata, kali ini ia menyandarkan tubuhnya ke pintu yang terbuka, “Aku tidak mau merepotkan kakakku, dia suka berlebihan, dia pasti akan menerobos hujan kesini sedetik setelah kau meneleponnya, dan aku tak mau itu terjadi. Aku bukan anak kecil lagi”

“Aku tahu tapi kau sedang sakit, dan kakakmu sudah berpesan padaku supaya menghubunginya kalau ada apa-apa”

Taehyung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Hanya sakit biasa, besok juga sembuh”

“Ini pasti karena kau kelelahan lalu hujan-hujanan. Lagipula sekarang sudah jam sebelas malam. Pantas kau sakit. Apa kau kuliah sampai selarut ini?”

“Aku hanya menghabiskan waktuku sendirian” Jawab Taehyung, Sujeong kemudian teringat video-video di ipod Taehyung lalu sadar bahwa orang di hadapannya ini memang punya segudang kesibukan yang aneh. Taehyung membuka mulutnya lagi, “Pokoknya jangan telepon kakakku, aku baik-baik saja”

Lalu Sujeong melihat dengan mata kepalanya sendiri dalam gerakan lambat Taehyung merosot dari posisinya bersandar dan terjatuh.

“Kim Taehyung!” Sujeong berseru panik. Hal yang ia lakukan selanjutnya adalah mengecek suhu tubuh Taehyung dengan menempelkan telapak tangannya ke kening, sangat panas. Taehyung benar-benar demam. Sujeong lalu dengan susah payah mengangkat Taehyung hingga ia tidur di atas tempat tidur dengan benar.

“Aku hanya tidur, aku ngantuk sekali” Taehyung mengigau.

Sujeong mencari-cari selimut tapi ia tidak menemukannya, apakah lelaki aneh ini bahkan tidak punya selimut? Sujeong berdecak kemudian matanya tertuju ke arah bak cucian, selimut tebal berwarna abu ada disana di antara tumpukan cucian dan pasti cuma itu satu-satunya selimut di kamar ini. Sujeong menghela napas, menyesali keputusan Taehyung untuk menaruh selimutnya di tempat cucian di waktu yang tidak tepat.

Sujeong menaikkan suhu pemanas ruangan sebelum berlari ke kamarnya dan mengambil selimut yang masih baru dari lemari, lalu memakaikan selimut itu pada Taehyung. Sujeong melirik sekilas ke arah ponsel Taehyung yang tergeletak di meja, apakah sebaiknya ia menelepon Baekhyun? Tapi Taehyung tadi bersikeras supaya ia tidak menelepon Baekhyun. Jadi apa yang harus ia lakukan sekarang? Akhirnya Sujeong memutuskan untuk tidak menelepon Baekhyun seperti yang diinstruksikan Taehyung, ia sempat merasa heran pada dirinya sendiri kenapa ia menurut pada Taehyung yang sekarang bahkan tidak berdaya karena demam. Sujeong lalu menyiapkan air hangat di dalam baskom dan handuk kecil lalu perlahan mengompres dahi Taehyung.

Setelah ia merasa cukup yakin Taehyung sekarang sudah tidur dengan tenang, suhu tubuhnya sudah agak turun dibanding tadi, Sujeong lalu mematikan lampu lalu keluar dari kamar Taehyung. Sebelum menutup pintu ia bergumam pelan, “Anggap saja ucapan terima kasih atas pinjaman ipod dan earphone-mu”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
JeonginCouple #1
Chapter 5: Ohh my godness.. please sequel..
That so romantic kyaaaa .... >.< ska bgt crita kya gini romantis dgn cra berbeda so sweet dah...
Taejong couple too much cute kekeke...
byzeIo #2
Chapter 5: Sequel pleaseeeㅠㅠ gilaa sweet banget♡♡
akirachoi
#3
Chapter 5: Saya butuh encore dari cerita ini/???
Tithania #4
Chapter 5: ahh sweet bget nih couple!
lucu juga Baekhyun jd konsultan ny Taehyung hihihi..
sequel please author-nim..
nenknei
#5
Chapter 5: Akhir'y nemu ff ni couple pke bhsa, dri kmren" susah bgt cri'y
kereeen author nim.... sequel dong...
geaseokyu #6
Chapter 5: Ahh keren...
Aku suka couple taejeong
Mereka manis bgt
Ceritanya keren bgt
Please sequel