Indah

My Girlfriend

Sehun memandang kepergian Nana saat ibu pulang. Bu Oh memang selalu pulang sakit karena dia seorang PNS, karena itu juga dia membutuhkan orang untuk menjaga sedikit Oh, Oh Jiho. Tapi Sehun tidak pernah berpikir kalau akan ada gadis semuda Nana menjaga Jiho, bahkan Nana terlalu cantik untuk seorang pengasuh anak, dan tentu saja keseksian Nana itu bisa saja jadi godaan untuk majikannya, seperti dia.

"Ibu, kenapa kau memperkerjakan gadis semuda Nana? Bisa saja dia penipu. Kamu tidak harus mempercayainya untuk pergi bersama Jiho di rumah." Sehun menghampiri ibu yang sedang menata meja makan untuk makan malam mereka.

"Dia hanya seminggu pulang Bibi Yoon selama Bibi Yoon pulang kampung, dan Bibi Yoon sudah mengenalnya dengan baik. Nana tinggal di sebelah tempat tinggal Bibi Yoon Dan aku percaya."

"Apa kau tahu belakangnya?"

"Dia lulusan Universitas yang sama denganmu dari jurusan seni, dia lulus dua bulan yang lalu dan dia berasal dari Jeju."

"Dia dari Universitasku?"

"Iya, Universitas Exo."

"Dan dia seorang model, meski dia bilang itu masih amatir. Jam terbangnya belum banyak."

"Lalu kenapa dia mau mengasuh Jiho,"

"Dia ingin membantu Bibi Yoon dan Mommy Apa yang salah?"

"Seorang model mau jadi pengasuh bayi, itu mencurigakan."

"Sehun, dia gadis baik Bibi Yoon tidak ingin meninggalkan Jiho pada orang yang salah dan kebetulan Nana suka anak-anak, jadi apa salahnya. Ibu tidak bisa membernya rumah, kami hanya memintanya menjaga Jiho dan dia tidak keberatan karena dia tidak ada yang tetap ada minggu ini. "

"Begitukah?"

"Sehun Hyung, Nana Noona sangat baik. Dia bukan orang jahat." Jiho tiba-tiba bicara dengan berpegangan pada kaki Bu Oh.

Sehun hanya menatap Jiho dengan malas sebelum pergi makan meja makan.

"Oh Sehun, kau harus membatu siap makan malam!" Bu Oh berteriak

.

.

"Aku dengar kau selalu melihat Jiho." Nana menghampiri Sehun yang sedang mengambil air di dapur.

"Kata siapa?"

"Jiho bilang dia mau bermain denganmu, tapi kau selalu pergi darinya. Dia merasa kau membencinya. Kenapa kau melakukan itu pada adikmu?"

"Kau tidak tahu apa-apa."

"Hei, Oh Sehun aku tahu dia bukan adik kandungmu, tapi apa salahnya mencintainya sebagai adikmu. Dia sudah kehilangan kedua orang tuanya, apa kau tidak pernah kasihan. Dia hanya tahu kau kakaknya, dan kakaknya tidak menyenangkan, itu bikin sedih."

"Apa dia mengadu padamu?"

"Dia masih tiga tahun, mana bisa dia bercerita apa yang dia rasakan. Dia hanya bilang 'Sehun Hyung membencinya' dan aku tahu dia sedih, karena dia menginginkanmu."

"Aku sudah hidup jadi anak tunggal sampai dia hadir, jadi aku terbiasa dengan hal yang aku jalani tanpa dia."

"Tidak bisakah kau mengubah kebiasaanmu?"

"Tidak,"

"Lalu bagaimana kau bisa menerima kedatangan orang laun, pacarmu, istrimu, anakmu. Apa kau tidak pernah memikirkannya?" Nana mengatakan. Sehun terpaku pada penuturan Nana. "Mereka juga orang asing, tapi akan jadi bagian hidupmu jika kau meraih mereka."

"Noona!" Jiho berlarian menghampiri Nana.

"Hei, Little Oh Maaf karena Noona terlalu bikin susu untukmu." Nana berlutut saat memberikan botol susu pada Jiho.

"Kita akan kita lukis melukis?" Jiho mengatakan dengan botol susu dalam dekapannya.

"Benar, ayo!" Nana meraih Jiho masuk gendongannya.

"Hyung, apa kau mau ikut?" Jiho menatap Sehun penuh harap.

"Tentu saja, dia akan membawa kucing untuk kita." Nana tersenyum.

"Benarkah?" Jiho berbinar.

"Baiklah," Sehun jawab tanpa ekspresi.

.

.

Halaman belakang rumah Sehun memang ada taman kecil ibunya. Dan ada tembok yang pagar dari jalan. Tembok itu akan jadi tempat Nana menggambar. Sehun hanya mengikuti Nana yang menggandeng Jiho.

"Hyung, Jiho senang karena Hyung mau bermain bersama Jiho." Jiho bilang saat Sehun meletakan cat disamping Nana, anak itu tersenyum lebar. "Hyung, apa bisa melukis seperti Noona."

"Tentu saja, melukis itu gampang." Sehun melirik Nana.

"Hoh! Kalau begitu lakukan. Kita harus melukis bunga disini, sebab Bu Oh mengijinkanku untuk melukis bunga."

"Kau kira aku tidak bisa?"

"Ya sudah lakukan!"

Sehun mulai melukis dari sebelah kiri dan Nana sebelah kanan. Jiho mondar-mandir untul lihat hasil lukisan dua orang dewasa di depannya. Jiho sangat senang melihat hasil goresan kuas Nana dan Sehun.

"Jiho, lelah." Jiho duduk di rumput.

"Sedikit Oh, apa kau mengantuk? Maafkan Noona karena melupakanmu." Nana meletakan pad dan kuasnya. Dia terlalu asik melukis jadi lupa jika Jiho terus berlarian selama beberapa jam ini untuk melihat lukisannya bersama Sehun.

"Ayo, kita masuk. Kamu juga perlu makan siang,"

"Tapi lukisannya belum selesai." Jiho cemberut

"Hyungmu akan menyelesaikannya," Nana tersenyum.

"Hey, kamu yang punya ide melukis, bagaimana bisa aku yang menyelesaikannya. Kita selesaikan besok saja." Sehun mulai membereskan peralatan lukisnya.

"Hyung, jadi besok kita melukis lagi?" Jiho berdiri ceria.

"Hmm," Sehun mengangguk.

"Yeay!" Jiho bunuh bahagia "Hyung terbaik,"

Sehun tersenyum dengan tingkah jiho.

"Kita buat makan siang, bagaimana dengan Little Oh?"

"Iya. Jiho mau telur gulung."

"Baiklah kita pergi sekarang,"

"Hyung juga perlu ikutan. Telur gulung buatan Noona enak sekali!"

Sehun hanya menghela nafas. Dia pergi Nana pergi membawa Jiho. Dia tidak peduli menu makan sianya yang dia yakin akan bekal untuk anak bermain group. Sehun diam saja lukisan lukisan abstrak yang dia buat, itu memang masih termasuk lukisan bunga tidak seindah lukisan Nana.

"Itu indah, sepertimu." Sehun terus menatap lukisan bunga mawar milik Nana.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ekijyaurora #1
Chapter 3: I like it update soon hmm.. cute..>_<
nisah09 #2
Chapter 3: Good, update soon :)
ekijyaurora #3
Chapter 2: Hehe I like it updaye soon:)
ekijyaurora #4
Waiting for the next chapter.....^v^
ekijyaurora #5
Still waiting update please ^_^
nisah09 #6
Update pleasee