Heart attack

My Girlfriend

I miss hunhan so much

T.T

Dan aku mencinta Sehun begitu banyak, jadi melihatnya tanpa Luhan membuatku sedih. Tidak ada Hunhan moment lagi di atas punggung. T.T

 

Jadi aku terus menulis tentang cinta Sehun. Trimakasih untuk tetap membaca.

 

______

 

 

 

Menu makan siang di meja adalah sosis goreng dengan bentuk bunga, ada juga buncis yang digulung dalam daging, beberapa bola nasi yang dihias rumbut laut sebagai mata. Sehun hanya menghela nafas dengan makanan buatan Nana di meja. Gadis itu hanya memikirkan Jiho, tidak memikirkan menu makan siang ubtuknya.

"Disini," Nana mengeluarkan sesuatu dari oven. "Makaroni panggang. Aku harap kau menyukainya." senyum Nana mengembang ke arah Sehun. "Kau sudah membereskan semua peralatan jadi aku juga membuatkanmu strawberry smoothies."

Sehun tiba-tiba merasa ada kebahagiaan memenuhi hatinya saat tahu Nana membuatkannya sesuatu. Sehun merasa special. Meskipun kenyataannya minuman Strawberry itu bukan khusus untuknya sebab Jiho juga mendapatkannya.

Acara makan siang itu berjalan tenang. Sehun menikmati makanannya dengan diam, Nana sendiri makan disamping Jiho tanpa banyak bicara. Tapi Sehun melihat bagaimana Nana begitu manis memperhatikan cara Jiho makan. Tiba-tiba Sehun memikirkan jika dia punya keluarga, akankah seperti ini?

"Sehun, bisakah kau mencuci piringnya. Aku akan mencuci kaki Jiho dan membawanya pergi tidur siang," Nana mengangkat Jiho setelah selesai dengan makan siangnya.

"Kenapa harus aku?"

"Karena kau mengandalkanmu," Nana tersenyum sebelum pergi.

Walaupun menggerutu, Sehun tetap mencuci semua piring dan peralatan memasak yang sudah dipakai Nana. Meskipun awalnya kesal tapi mengingat gadis itu membuatkannya makan siang yang enak, Sehun tersenyum melakukan permintaan Nana.

Suara Nana terdengar dari kamar Jiho. Gadis itu sedang membacakan sebuah cerita. Sehun berdiri pada kusen pintu untuk melihat Nana membelai kepala Jiho dengan lembut. Tanpa sadar Sehun tersenyum, tapi senyum itu menghilang saat Nana menatapnya.

Sehun beranjak pergi untuk menghentikan kontak mata dengan Nana. Jantungnya tidak bisa menangani lebih lama lagi. Sehun menuruni tangga dan memutuskan untuk menonton TV, sebab dia merasa sesuatu yang aneh terus bergejolak dalam dirinya jika bersama Nana.

.

.

"Apa yang kau tonton?" Nana menghampiri Sehun, dia duduk disamping pria itu.

"Acara musik." Sehun menjawab tanpa menoleh pada Nana. "Apa Jiho sudah tidur?"

"Oh," Nana mengangguk. Dia mulai melihat ke arah TV dan matanya melebar untuk melihat idolanya tampil dalam acara itu. "Itu Luhan! Bukankah dia tampan!"

"Biasa saja," Sehun memutar bola matanya melihat kehebohan Nana yang datang tiba-tiba.

"Dia Cina tapi dia bisa berbahasa korea, dia juga imut."

"Kau model kan? Bagaimana bisa kau jadi fans yang norak seperti itu? Kau kan bisa bertemu dengannya, kenapa seheboh itu, seperti remaja yang tergila-gila pada idolanya saja."

"Hey! Apa salahnya aku jadi fansnya! Aku model tapi belum sehebat itu untuk bisa bertemu dengannya dan menyapa. Aku masih pemula." Nana cemberut, dan Sehun bersumpah membenci wajah sedih Nana yang seperti ini.

"Maafkan aku,"

"Tidak apa-apa, aku juga terlalu berlebihan."

"Aku mengenalnya, dia temanku, mungkin suatu hari aku bisa mengenalkannya padamu."

"Benarkah? Oh, terimakasih." Nana meraih tangan Sehun dan menggenggamnya, Sehun hanya tersenyum. 

Dan senyum Sehun hilang dengan berbagai pertanyaan Nana tentang Luhan. Dimana mereka berteman? Berapa lama mereka berteman? Dan masih banyak pertanyaan Nana yang akhirnya dijawab dengan kalimat pendek-pendek dari Sehun.

"Kata Bibi Yoon, kau juga berbakat dalam musik." Perkataan Nana membuat Sehun kembali terbangun dari kebosanannya tentang semua hal Luhan yang ditanyakan Nana.

"Bibi Yoon cerita jika kau anak yang berbakat dalam musik. Kau bisa bermain piano, gitar dan kau juga pandai dalam dance."

"Yeah, itu minatku saat High School, menjadi pemusik. Tapi ayahku bilang itu tidak ada masa depan,"

"Mungkin ayahmu benar. Tapi kau tidak perlu sedih, kau masih bisa main musik meskipun kau bukan pemusik." Nana menepuk punggung Sehun.

"Kau benar," Sehun tersenyum. "Tapi kenapa Bibi Yoon menceritakan padamu."

"Hmm, karena aku bertanya."

"Bertanya?"

"Hari pertama aku datang kesini, aku melihat foto keluarga. Lalu aku melihatmu, jadi aku bertanya. Tapi aku hampir kaget melihatmu di hari pertama kita bertemu, kau tidak sebaik apa yang diceritakan Bibi Yoon."

"Maksudmu?"

"Kau angkuh, dan wajahmu itu begitu dingin. Tapi setelah bersamamu beberapa saat, aku rasa Bibi Yoon benar, kau pria yang baik."

"Apa?"

"Kau tidak menggodaku seperti kebanyakan pria, aku sengaja memakai celana pendek, sangat pendek di hari saat kau pulang, untuk menggodamu."

"Apa?" Sehun mulai mengerutkan dahi, dia bingung dengan maksud semua pengakuan gadis di depannya. "Apa maksudmu?"

"Aku menyukaimu bahkan sebelum kita bertemu, aku menyukai pria yang diceritakan Bibi Yoon. Aku menyukaimu."

Ini gila!

Sehun hanya terpaku dengan pernyataan suka Nana. Jantungnya ingin melompat keluar. Dan saat gadis itu mendekat, Sehun tahu itu akan menjadi ciuman, tapi dia tidak mundur, dia menyambut ciuman itu. Sehun menangkup wajah Nana untuk mendukung ciuman itu. Nana melepas ciumannya sesaat untuk menatap Sehun, mereka tertawa dan kembali melanjutkan ciuman. Bahkan Nana sudah berada di atas pangkuan Sehun dengan tangan melingkar di leher Sehun. Tangan Sehun berada di pinggang Nana.

"Jadi kau menyukaiku?" Nana bertanya saat ciuman mereka terlepas.

"Ya. Tapi bagaimana jika sebenarnya dari awal aku tergoda olehmu, apa kau masih menyukaiku?"

"Tapi kau tidak jadi bajingan kelaparan yang langsung menerkamku. Setidaknya kau tidak bercinta dengan setiap gadis yang menggodamu."

"Kenapa kau melakukan itu?"

"Untuk pria sepertimu, akan ada ribuan gadis yang akan datang menggoda. Aku ingin tahu, kau bukan pria gampangan."

"Aku ragu kau dari EXO University. Karena hampir seluruh gadis menginginkanku tapi aku mengabaikannya."

"Lalu bagaimana denganku?"

"Kau cantik, seksi dan penyayang. Lalu kau memulainya, mana mungkin aku tidak terjebak. Aku tidak yakin ini cinta, tapi aku tertarik padamu." Sehun menarik punggung Nana sehingga membuat gadis itu kebih rapat padanya.

"Kau pria yang jujur," Nana tersenyum. "Jadilah pacarku,"

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ekijyaurora #1
Chapter 3: I like it update soon hmm.. cute..>_<
nisah09 #2
Chapter 3: Good, update soon :)
ekijyaurora #3
Chapter 2: Hehe I like it updaye soon:)
ekijyaurora #4
Waiting for the next chapter.....^v^
ekijyaurora #5
Still waiting update please ^_^
nisah09 #6
Update pleasee