V's Day

Just One Day

2015.03.04

~~~~~~~~~~

Taehyung berlari kencang dari pintu gerbang rumah sakit dan segera melambatkan kecepatan berjalannya begitu memasuki rumah sakit. Tidak banyak orang yang lalu lalang disana. Beberapa sisi rumah sakit yang biasanya terang pun sudah gelap gulita tanpa cahaya lampu. Taehyung merogoh ponsel di saku celananya, mengecek salah satu pesan yang ada di kotak masuk. Pesan yang berisi letak ruangan yang akan ditujunya.

 

Sepasang suami istri sedang terduduk di kursi yang ada di ruang tunggu tepat di depan kamar yang akan dituju Taehyung. Sang istri terlelap dengan posisi kepala yang bersandar ke dinding rumah sakit. Sedangkan sang suami tengah menutup wajahnya menggunakan tangan, mencoba mengusir kantuk yang sedari tadi terus menyerangnya. Taehyung menghampiri keduanya dengan langkah sepelan mungkin agar tidak membuat suara yang terlalu ribut.

 

Abeonim,” panggil Taehyung pelan saat berada tepat di depan lelaki berusia sekitar 40 tahunan itu.

 

Lelaki itu mendongakkan kepalanya dan tersenyum begitu mengetahui bahwa orang itu adalah Taehyung. Ia pun mempersilakan Taehyung untuk masuk ke dalam sementara dirinya dan istrinya akan pulang untuk beristirahat. Setelah memberitahukan apa saja yang harus dilakukan Taehyung dan peraturan rumah sakit apa saja yang harus dipatuhinya, sepasang suami istri itu pun meninggalkan rumah sakit.

 

Aroma bunga anggrek langsung menyambut kedatangannya begitu ia memasuki ruangan bernuansa putih dan biru itu. Secara perlahan ia menutup kembali pintu ruangan itu lalu membalikkan tubuhnya. Di depan matanya langsung tampak sesosok pasien yang sedang terbaring di atas satu-satunya tempat tidur yang ada di sana. Matanya terpejam, napasnya yang begitu tenang menjadi alunan melodi yang sangat menenangkan di telinga Taehyung.

 

Selama beberapa menit Taehyung tidak berpindah dari tempatnya berdiri dan terus menatap gadis itu. Ia masih tidak percaya bahwa ia bisa berada di sana di tengah jadwalnya yang selalu padat. Ia tak tahu apa yang salah dari dirinya, tapi jadwalnya yang padat tidak pernah bisa membuatnya tidak memikirkan gadis itu. Apa yang sedang dilakukan olehnya? Apakah ia baik-baik saja? Apakah ia mendengarkan lagu-laguku? Apa ia tahu aku comeback? Apakah ia menyukai rambut baruku? Apakah ia memikirkanku?

 

Taehyung menyimpan tas yang dibawanya lalu duduk di kursi yang terletak di samping tempat tidur. Ia langsung merapikan selimut yang menyelimuti tubuh gadis itu. Tangannya lalu berpindah menuju beberapa helai rambut yang menutupi wajah gadis itu. Gadis itu masih cantik. Gadis itu akan selalu cantik di matanya.

 

Rasa senangnya karena dapat melihat gadis yang selalu dipikirkannya berbenturan dengan rasa lelah dan kantuk yang mulai menyerangnya. Ia pun tertidur di kursinya sembari menggenggam pergelangan tangan gadis itu. Memori mengenai pertemuan pertama mereka langsung diputar di kepalanya begitu ia memejamkan mata.

~

               

Flashback

Taehyung memegang erat perutnya dengan kedua tangannya. Bersandar ke dinding rumah sakit sama sekali tidak membantu meringankan rasa sakit yang menyerang kepala dan perutnya sekaligus. Namanya yang tak kunjung dipanggil perawat membuat penderitaannya saat itu bagaikan paket internet kumplit dengan kuota besar dan gratis akses sosial media populer. (?)

 

Semua ini terjadi karena kelalaiannya menjaga kesehatan tubuhnya sendiri. Melewatkan waktu makan dan hanya tidur beberapa jam dalam sehari sudah menjadi bagian dari hari-harinya. Posisinya sebagai seorang trainee memang menuntut tubuhnya untuk selalu berlatih mengembangkan setiap bakatnya dalam bidang entertain dan menunjukkan kemampuan yang signifikan dalam waktu yang cepat. Ia tidak ambisius untuk debut secepat mungkin, tapi trainee mana sih yang tidak mau debut dalam waktu dekat?

 

Rasa sakit yang lebih besar menyerang perut Taehyung secara tiba-tiba. Sebisa mungkin ia menahan diri untuk tidak berteriak. Di dalam hatinya ia terus mengumpat keadaan yang membuat dirinya merasa sebagai orang paling sial hari itu.

 

“Hey, apa kau baik-baik saja?”

 

Suara seorang gadis dari sebelah kanannya mengalihkan perhatian Taehyung dari rasa sakit di perutnya. Seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda dan mini dress sederhana berwarna peach. Gadis itu mengulang kembali pertanyaannya, menyadarkan Taehyung kalau ia belum menjawab pertanyaan itu.

 

“Oh...iya...maksudku, aku baik-baik saja.” Jawab Taehyung pelan.

 

“Apa kau yakin? Wajahmu merah dan kau sepertinya berkeringat sekali. Mau kutanyakan pada perawat kau harus menunggu berapa lama lagi?”

 

Taehyung mengangguk cepat. Ia tidak bisa memikirkan apapun selain cepat menemui dokter dan mendapatkan obat untuk membuat tubuhnya kembali sehat. “Baiklah, tunggu disini.”

 

Gadis itu berlari kearah perawat yang sedang berjaga di depan pintu ruang dokter. Ia sempat menunjuk Taehyung sekilas lalu mulutnya terlihat sedang bertanya ‘kapan orang itu bisa masuk’. Setelah mendapat jawaban yang dibutuhkannya, gadis itu kembali duduk di sebelah Taehyung dan menepuk pundak Taehyung pelan.

 

“Giliranmu setelah pasien yang di dalam keluar. Bersabarlah beberapa menit lagi.” Ucapnya sambil tersenyum. “Oh iya, namamu Taehyung kan?”

 

Taehyung mengangguk. Ia sempat ingin bertanya darimana gadis itu mendapatkan namanya. Tapi kemudian otaknya memberitahu dirinya bahwa gadis itu pasti tahu dari perawat di depan ruang dokter itu.

 

“Perkenalkan, namaku Nora Yoo. Kau bisa memanggilku Nora.” Ujarnya bersemangat lalu mengulurkan tangan kanannya pada Taehyung. Setelah Taehyung menjabat tangannya, gadis itu lalu mulai bertanya banyak hal. Di mulai dari usia, tempat tinggal, sekolah, dan pertanyaannya semakin meluas setelah Taehyung memberitahunya bahwa ia adalah seorang trainee.

 

“Kim Taehyung!” suara perawat menyadarkan Taehyung bahwa ia sedang mengantri untuk diperiksa oleh Dokter. Berbincang-bincang dengan gadis yang bernama Nora itu membuatnya merasa sedang berbincang dengan sahabat lama di sebuah cafe ataupun tempat lainnya, yang pasti bukan di rumah sakit. Ia pun berpamitan pada Nora dan segera masuk ke dalam ruang dokter. Dalam hati ia berjanji akan mengajak Nora mengobrol kembali setelah ia keluar dari ruang dokter.

 

Tepat setelah ia selesai diperiksa dan keluar dari ruang dokter, matanya langsung memindai koridor rumah sakit, mencari sosok yang tadi menemaninya sebelum diperiksa. Ia sempat kecewa karena di antara orang-orang yang berada di koridor, tidak ada sosok gadis itu. Ia pun teringat dengan betapa akrabnya gadis itu dengan perawat yang kini ada di sebelahnya.

 

“Permisi,” perawat itu mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang diisinya. “Apa Nyonya mengenal gadis yang tadi berbicara dengan saya?”

Perawat itu terlihat sedang mengingat-ingat wajah Taehyung dan kejadian beberapa menit yang lalu. “Maksudmu Nora?”

“Ya!” jawab Taehyung antusias. Terlalu antusias. “Apa kau tahu ia pergi kemana?”

“Sepertinya saat ini sudah saatnya ia mendapat pengobatan. Memangnya kenapa? Kau mencarinya?”

“Pengobatan?” tanya Taehyung, mengabaikan pertanyaan perawat itu. Ia tidak menyangka kalau gadis itu juga pasien disini. Memangnya ia sakit apa?  Gadis itu tidak terlihat sakit sama sekali.

“Ya, pengobatan. Ia merupakan pasien lama di sini, salah satu pengidap penyakit lemah jantung.”

 

Jika saja Taehyung tidak memegang ujung kursi yang ada di sampingnya, mungkin saat itu badannya sudah oleng. Ia bingung perasaan apa yang seharusnya ia rasakan pada saat itu. Sedih? Terkejut? Iba? Atau...Malu? Malu karena ia sudah merasa sangat sial hanya karena sakit pencernaan yang dirasakannya sedangkan gadis itu bisa begitu cerianya meskipun memiliki penyakit seberat itu.

 

Tanpa berpikir lama, Taehyung pun pergi meninggalkan koridor itu setelah bertanya dimana ia bisa menunggu Nora selesai diberi pengobatan.

~

End of Flashback

Hari ini Taehyung merasa mendapatkan sesuatu yang tidak ada duanya. Ibaratkan jiwanya sebidang lahan yang kekeringan, maka hari ini jiwanya mendapatkan air hujan yang akan menjamin jiwanya tetap segar. Ia bisa menemani gadis itu saat ia diberi sejumlah obat oleh perawat, menyuapinya makan, dan berkeliling rumah sakit. Rasa lelahnya akibat dari latihan tak henti-henti semenjak menjadi idol sama sekali tidak mengurangi semangatnya untuk bisa menghabiskan hari ini dengan gadis yang selalu dipikirkannya. Gadis yang selalu menjadi motivasi hidupnya di kala ia merasa putus asa. Gadis yang telah merebut hatinya.

 

“Kau menjadi semakin kuat sekarang. Apa kau sering fitness?” suara Nora yang nyaring tetap sampai ke telinga Taehyung di tengah-tengah ramainya taman di rumah sakit.

 

Taehyung menggeleng. Ia lalu meraih tangan kiri Nora dan ia tempelkan ke perutnya. “Apa perut datar ini merupakan hasil dari fitness?”

 

Nora tertawa dan memukul perut Taehyung pelan, menghasilkan erangan palsu dari Taehyung. Ia lalu memandang Taehyung lekat-lekat. Matanya menelusuri setiap bagian dari diri Taehyung yang bisa dilihatnya. Tangannya lalu menarik Taehyung untuk berlutut agar sejajar dengan tubuhnya.

 

“Hm? Ada yang kau butuhkan?” tanya Taehyung yang memindahkan tangannya dari pegangan kursi roda ke lutut Nora.

 

Nora menggeleng. Ia lalu memegang wajah Taehyung dengan kedua telapak tangannya yang kecil. Menelusuri rahang dan rambut Taehyung yang terus berubah warna setiap kali ia bertemu dengannya. Matanya lalu bertemu dengan mata Taehyung. Setetes air mata mulai turun secara tiba-tiba dari matanya.

 

Are you okay!?” tanya Taehyung yang langsung menatap Nora dengan panik. Kepanikan Taehyung hilang dengan tawa dan gelengan yang ditunjukkan Nora. Ia pun kembali menatap Taehyung seperti sebelumnya.

 

“Aku—aku hanya terlalu senang.” Nora menyapukan jari-jarinya ke rambut Taehyung. “Terkadang aku merasa tidak percaya bisa mengenalmu. Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa mendapat keberuntungan untuk dapat mengenal dirimu, seorang trainee yang cute yang kutemui di rumah sakit ini, yang kini telah menjadi seorang idol tampan dengan pesona yang membuat jutaan gadis-gadis di luar sana berteriak memujamu.”

 

Taehyung menggelengkan kepalanya, “Bukan kau yang harusnya merasa beruntung, tapi aku. Aku yang harusnya merasa berun—“

“Kita beruntung.” Potong Nora yang disambut dengan tawa dari Taehyung. Taehyung lalu menyapukan ibu jarinya ke pipi Nora, mengusap setiap air mata yang turun dari pipi pucat gadis itu.

Jumlah air mata yang turun dari mata Nora tiba-tiba meningkat. Ia menundukkan kepalanya sejenak, lalu kembali menatap Taehyung dengan seulas senyuman di bibirnya.

 

“Aku senang karena aku masih bisa melihatmu.”

~

Semuanya terjadi begitu cepat bagi Taehyung. Satu jam yang lalu ia masih bisa melihat Nora tersenyum dan tangan Nora memegang wajahnya erat, sekarang Nora berada di dalam ruang rawat intensif dengan banyak alat-alat rumah sakit terpasang di tubuhnya. Entah kesalahan apa yang sudah dibuatnya hingga Nora tak sadarkan diri ketika di taman rumah sakit.

 

Aku senang karena aku masih bisa melihatmu.

 

Kata-kata itu terngiang di telinga Taehyung dan membuat dadanya sesak setiap kali mengingatnya. Jika ia bisa, ia ingin menghajar dirinya sendiri karena tidak bisa memanfaatkan waktu berharganya bersama Nora. Setiap detik bersama Nora merupakan hal yang sangat berharga bagi dirinya. Ia ingin menghabiskan waktu-waktu tersebut sebaik mungkin, dengan banyak tawa dan banyak kenangan indah lainnya yang bisa diingat oleh Nora, begitupun olehnya. Melihat Nora terbaring di hari liburnya membuat Taehyung marah. Marah pada dirinya sendiri.

 

Sentuhan di pundak Taehyung membuat tubuhnya tersentak. Ia menoleh dan langsung membungkukkan badannya. “Jweisonghamnida, Abeonim.”

 

Ayah Nora menyuruh Taehyung kembali berdiri tegak. Ia lalu menarik pemuda kepercayaannya itu untuk duduk di kursi yang tidak jauh dari ruang intensif. Rasa bersalah yang tergambar di raut muka pemuda itu membuat beliau langsung menceritakan penyebab ketidaksadaran Nora.

 

“Kau tahu, ia tidak boleh merasa senang terlalu berlebihan,” suara berat Ayah Nora seperti mencambuk pikiran Taehyung. Aku senang karena masih bisa melihatmu. Untuk pertama kalinya ia merasa sangat membenci dirinya sendiri karena kata-kata itu.

“dan sepertinya ia terlalu senang melihatmu kembali. Aku tidak menyalahkanmu, sama sekali tidak,” Ayah Nora menghela napas panjang sebelum melanjutkan, “tapi memang keadaan Nora-lah yang membuat kehadiranmu menjadi penyebab ia drop saat ini. Keadaan jantungnya semakin lemah dan kami belum bisa menemukan donor jantung yang cocok bagi dirinya. Selama ini kami selalu mencoba sebisa mungkin untuk menjaga keseimbangan emosinya, membuatnya tidak terlalu senang, sedih, ataupun marah.”

“Kau tentu mengenal Nora dengan baik, kan? Usaha kami untuk menjaga kestabilan emosinya membuat ia nyaris stress. Ia tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan bebas, seperti dirinya ketika penyakitnya belum separah sekarang. Ia bahkan sempat marah ketika kami tiba-tiba melarangnya menonton televisi untuk menonton dirimu.”

 

Taehyung mengerutkan keningnya ketika mendengar kalimat terakhir. Ayah Nora yang menyadari ini langsung tertawa dan menepuk pundak Taehyung pelan. Taehyung mau tidak mau ikut tertawa meskipun sebenarnya ia masih bingung dengan kata-kata itu.

 

“Waktu itu kau sedang promosi salah satu lagumu yang berjudul—tunggu—aku lupa judulnya, aku hanya ingat ada kata hormone—“

War of Hormone?

“Iya! Pada saat itu aku dan istriku sepakat untuk tidak membiarkan ia melihatmu saat di telivisi membawakan lagu itu. Kami memiliki firasat buruk bahwa itu akan membuat Nora drop.”

 

Taehyung merasa dirinya malu, tersinggung, sekaligus ingin tertawa pada saat itu. Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang harus ia berikan pada Nora. Ia mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar kertas kepada Ayah Nora.

“Semoga Nora bisa datang. Untuk Abeonim dan Eomonim belum bisa aku berikan sekarang, tapi akan aku usahakan secepatnya.”

 

Ayah Nora membaca dengan seksama tiket konser di tangannya. Ia lalu menatap Taehyung dengan senyuman penuh harap. “Kita berdo’a saja semoga kondisi Nora bisa lebih baik.”

~

Langit sudah semakin gelap dan Taehyung masih belum pulang ke dorm. Ponselnya yang terus bergetar karena berpuluh-puluh panggilan dari manajer dan membernya sama sekali tidak membuatnya ingin pulang. Ia masih ingin disini. Ia masih ingin menemani gadis itu. Ia tidak akan bisa tenang jika belum melihat gadis itu sadar, atau setidaknya kondisinya bisa lebih baik dibandingkan tadi sore.

 

Setelah perbincangan dengan dokter dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Taehyung diizinkan masuk ke ruang tempat Nora di rawat. Memandang gadis itu sebelum meninggalkannya. Karena ia sendiri tak tahu, kapan ia bisa bertemu dengan gadis ini lagi.

 

Gerakan-gerakan kecil dari tubuh Nora sontak membuat Taehyung terkejut. Ia baru akan memanggil dokter ketika tangan Nora menahan tangannya. Nora lalu membuka alat bantu oksigen di wajahnya.

 

“Nora! What are you doing!? Taehyung mendekatkan dirinya ke kasur dan hendak memasang alat itu lagi, namun Nora menahannya.

Nora mengatur napasnya sebelum menatap Taehyung dengan seulas senyuman. “Pulanglah. Aku akan baik-baik saja.”

Mendengar itu dada Taehyung kembali sesak. Tangannya lalu meraih tangan Nora dan menggenggamnya dengan erat. Dengan setetes air mata yang mengalir di pipinya, Taehyung mengecup kening gadis itu.

 

I’ll be back. I promise.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dilxmyg
#1
Actually, bts always give us an inspiration to make a story :v
jadi, ini songfic yaa??
keyhobbs
#2
Chapter 6: yah...kok udah epilogue aja?padahal aku masih nunggu2 buat chap nya jin,jhope sama jungkook:( tapi gak apa-apa lah ya...mungkin d lain waktu author bisa nambahin chapternya d sni..hihi #ngarep well,sejauh ini good job for you authornim, ^^ semoga tetap semangat bwt nulis fanfic yg lainnya hehe... Oh iya, d chap ini kasihan ya si taehyung, mungkin dia satu2nya yg menangis d sini, nora jahat sih ninggalin taehyung:( sini taehyung biar sama aku aja hihi..
keyhobbs
#3
Chapter 5: whahaha kasian si rapmon, baru mau mulai lg eh..si dianya udah d ambil orang :D eh aku jahat bnget ya malah ngetawain dia hihi, sini rapmon sama aku aja, nice one authornim! D tunggu chap selanjutnya...
keyhobbs
#4
Chapter 4: haduh....V yang sabar ya :( semoga Nora cepet sembuh and bisa nntn konsernya V :)
keyhobbs
#5
Chapter 3: akhem suga ada-ada aja yah.. Oh ya penasaran sama yeoja itu,klo gk salah d sini gk d sebutin namanya yah?
keyhobbs
#6
Chapter 2: wah wah wah itu cowoknya rachel minta d gampar tuh!-_- oh ya,nama rachel itu ngingetin aku sama the heirs deh hehe...^^ d tunggu update nya ya authornim,fighting!
ChoSaku_ #7
Chapter 2: Aduh laknat/? Wks update ya authorrrr~ hwaitinggg! (Asalnya pas chapter satu aku udah mau komen,eh internet nya mati :"3/?)
keyhobbs
#8
Chapter 1: wah....namjoon oppa gak punya rencana apa-apa? Main sama aku aja yuk!^^
hyenatuan #9
Chapter 1: Baru nemu nih, bagus awalnya! Lanjutin yaa.. sebenernya nungguin seokjin sih hehe :)