Moment in Pers

Description

 

*******

 

 

 

Jika saja aku tidak butuh 4 juta won itu, mungkin aku ttidak akan pernah mengenalimu.

seorang wanita berjalan bak seorang model, membawa sebuah kotak. tatapannya mengabaikan orang disekitarnya yang sedang memperhatikannya. langkahnya terhenti begitu seorang gadis dengan kemeja kebesaran dan sepatu kets berdiri di dekat pintu ruangan wanita tersebut. wanita itu menyerahkan kotak yang ia bawa kepada gadis dihadapannya. lalu tangan kanannya merogoh saku di roknya yang sangat ketat. senyumannya terpampang di wajah wanita kisaran 37 tahun tersebut. sebuah tanda pengenal dengan foto gadis dengan kemeja kebesaran.

"selamat bekerja di Hong Media Pers, Rose.." ujarnya tersenyum meninggalkan gadis tersebut.

 

Kau tau, Nyawa harus dibayar dengan Nyawa.

rahangnya mengeras melihat sebuah ranjang dari ruang ICU. seluruh tubuhnya tertutupi kain putih. pandangan dokter dihadapannya dapat terbaca dengan jelas. tangannya bergetar hebat membuka kain putih tersebut. wajah pucat dengan luka kebiruan hadir disana, tubuhnya beku tanpa ada hembusan nafas. tangisnya meleleh, kim shin young, ibunya sudah tidak bernafas amarahnya membutakan segalanya. ia berlari tanpa arah meninggalkan ibunya. hingga malam itu, kakinya berhenti berlari. tatapannya tajam menatap sebuah rumah dengan aksen kuno namun modern.

"jung woo sung, mati kau di tangan ku."

 

Kau pikir aku peduli dengan hubungan darah ini, aku tetap mencintaimu bodoh!

pantulan wajahnya terlukis di sebuah cermin. wajahnya yang sempurna dengan rambut coklat kemerahan. matanya bersinar dan rahangnya tergaris sempurna. garis wajah keluarga jung. sayangnya ia tidak pernah bisa menerima bahwa ia adalah seorang putri dari ayah yang sangat keji dan bahkan rela menyentuh anaknya sendiri. ia mengusap titik air matanya sebelum melukiskan eyeliner. menyapukan sebuah lipstik merah di bibirnya.

"nona jung, ini kotak perhiasan yang anda minta." seorang wanita tua meletakan kotak dengan pahatan yang indah di meja rias jung seo yeon.

"ambilkan aku anting-anting dengan batu safir. malam ini aku tidak ingin terlihat mencolok."

 

Aku berhutang padanya, Ia sekarang Sebatang kara, Apa yang telah kau lakukan Lee jun ho.. kenapa kau menjadi seorang pengecut.

sebuah senyuman manis terpampang diwajahnya begitu membaca selembar kertas di hadapannya. tangannya merogoh saku celananya di tengah rapat kepolisian seoul. senyumnya terus tergambar biarpun seorang kepala sedang membacakan hasil rapat. setidaknya perasaan bersalahnya bisa dibayar dimulai dari sekarang. sebuah nama hadir di ponselnya. lee gwang suu.

"Pastikan ia bekerja disana dengan baik. dan jangan lupa awasi dia, aku berhutang padanya."

 

Foreword


Comments

You must be logged in to comment
No comments yet