epilog

Moment in Pers

27 april

“akhirnya aku kembali menulis sebuah jurnal, setelah sekian lama tidak membuka ms.word untuk menulis. Lama sekali setelah hukuman mati jongin terlaksana. Kenangan bersama kim jong in.

Waktu itu, setelah kematian jong in, aku terpuruk. Kondisiku tidak baik. Dunia seakan tidak ada pagi untukku. Bahkan pikiranku sempat keruh dan mencoba untuk lompat dari menara apartementku. Untungnya disana ada lee jun ho, seseorang yang sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri. Dia mencoba menenangkanku.

Aku tau dia sudah menepati janjinya, berusaha memenangkan kasus jongin, membatalkan hukuman matinya. Hanya saja keadaan berbeda waktu itu, junho oppa bilang terlalu banyak yang menuntut atas jong in. bahkan kesaksian seo yeon yang pada saat itu baru terbangun dari masa kritisnya, dan ia rela bersaksi via telepon, tidaklah cukup. Kim jong in tetap harus mengikuti hukuman eksekusi matinya. Junho oppa bilang, dalam siding, jongin terlihat lebih dewasa. Terlihat bisa mengatur emosi dan apapun di dalam dirinya. Sayangnya saat itu aku tidak bisa melihat sosok wibawa jongin disana.

Kondisiku kian memburuk saat 3 minggu setelah kematian jongin, saat seorang dokter memfonis adanya kehidupan ditubuhku yang berusia 6 minggu. Dan kehidupan itu buha cinta jongin. Hidupku saat itu hancur. Jongin bahkan tidak mendengar kabar baik tentang bayi mungilnya nanti. Dan lagi, junho oppa menenangkanku. Ia berkata bahwa seharusnya rasa syukur bukan hancur. Terimakasih karena tuhan memberikanku sosok jongin dalam tubuh yang berbeda.

Aku meninggalkan dunia menulis jurnal sejak saat itu. Lee jun ho menawarkan lembar hidup baru dan tinggal di jeola do. 3 rumah mungil dalam satu halaman yang asri. Dan akhirnya aku meninggalkan apartement lamaku. Walaupun kenytananya disana banyak sekali memori ku bersama jong in tapi pilihan untuk tinggal di tempat tenang dan jauh dari seoul tidak terlalu buruk.

Sehari sebelum kepindahanku, berita mengejutkan hadir, yoo sang yoon, orang yang jongin bilang membunuh keluargaku diberi hukuman eksekusi mati juga. Sempat tidak terpikir kalau yang melaporkannya adalah seo yeon. Tangisku meleleh begitu seo yeon bilang itu permintaan terakhir jong in. memberi hukuman setimpal pada orang yang membunuh keluargaku. Sayangnya disaat seoyeon memintaku sebagai penuntut dari pihak keluarga, aku menolak. Jongin mengajarkan banyak tentang memaafkan seseorang. Jadi aku menyerahkan semuanya pada pengacara yang kusewa, siapa lagi kalau bukan lee gwang su.

Alas an junho menunjukan 3 rumah kecil itu karena gwangsu dan junho ingin tinggal bersama. Mereka bilang ingin menjadi paman yang menjaga bayi kecil ku. Jun ho oppa pun meninggalkan dunia kepolisiannya dan tidak bekerja sebagai detective lagi. Melainakan seorang editor perusahaan penerbitan yang dikelola oleh gwangsu. Ya, gwangsu rekan kerjaku membuka perusahaan kecil-kecilan, dan berprofesi sebagai pengacara, meninggalkan pekerjaan lamanya. Dan aku, menjadi bagian di perusahaannya, penulis buku cerita anak-anak.

Sampai putri kecil ku lahir. Wajahnya bersinar. Mata, hidung dan rambutnya persis seperti jong in. hanya bibirnya yang persis seperti ku. Bayi itu ku berinama kim shin yeong, sama seperti mendiang ibu jong in. awalnya aku sempat khawatir membesarkan seorang anak tanpa adanya sosok ayah, apa yang akan aku katakana kalau putriku menanyakan dimana ayahnya. Junho oppa dan gwangsu menyarankan ku untuk menikah, tapi entah kenapa aku tidak bisa. Ikatan jongin terlalu kuat. Lagi pula aku memiliki dua teman terhebat, gwangsu dan junho. Mereka menjadi ahjusshi yang baik untuk putriku.

Berakhirlah jurnal terakhirku, kalau karena gwangsu dan junho oppa yang memintaku untuk menulis jurnal, sebuah buku yang akan diterbitkan mungkin aku tidak akan menerimanya. Belum lagi buku itu adalah perjalanan kim jong in, mereka pintar membuatku tidak menolak menulis sebuah jurnal.

Dan terakhir untuk kim jong in yang aku yakin berdiri disana melihat ku dan putri kecil kita, Terimakasih. Terimakasih telah menyelamatkanku dari dunia ku yang kelam dulu, terimakasih sudah mengajariku apa itu memaafkan, apa itu kasih saying, dan apa itu perasaan tulu, cinta. Terimakasih karena kau tidak sepenuhnya pergi, kau memberikanku seseorang yang akan membuatku selalu ingat padamu, bayi kecilku shinyeong. Aku harap dia tumbuh besar, dan memiliki sifat sepertimu, menjadi gadis yang kuat walaupun tanpa sosok ayah, melainkan sosok ahjusshi, dua ahjusshi yang sedikit aneh dan gila. Dan kim jong in, aku selalu mencintaimu.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet