dua

When Love Gone Crazy
Please Subscribe to read the full chapter

From : Key

Aku mau mengajakmu pergi. Sepuluh menit lagi aku ke apartemenmu.

Paling belanja sesuatu lagi sekarang ‘kan hari minggu. Dongdaemun-Hongdae sudah menjadi tempat belanjanya. Aku bersiap-siap dengan  sneakers merah, celana blue-jeans, t-shirt merah, dan topi. Rambut panjangku dikuncir agar tidak menganggu. Kasual dan nyaman. Key sudah berapa kali memencet bel yang sedikit memancing emosiku padahal dia punya kunci apartemen ini. Aku memegang kenop pintu dan membukanya perlahan. Terlihat namja dengan sneaker putihnya yang senada dengan celana skinny jeans-nya, kaos panjang polkadot merah muda dengan dasar hijau muda, vest berbahan jins, backpack, tak lupa dengan beberapa aksesorisnya. Kacamata besar bening, beberapa gelang, dan jam tangan. Aigo~ mungkin para perempuan akan membuka lebar-lebar mulutnya melihat tampilan seorang Key seperti ini. Gaya yang bagus, sepertinya apa pun yang dikenakan Key selalu cocok di tubuhnya.

“Ya! Kenapa kau hanya seperti ini?” Ucap Key sambil menarik kaos dibahuku setengah jijik dan memandang secara keseluruhan.

“Kenapa? Cuma pergi saja ‘kan? Kau sendiri kenapa dengan kaos pinkmu itu” belaku pelan sambil mengunci pintu apartemen. Kulihat Key memperhatikan penampilannya dan mengangkat bahu seolah berkata tak masalah. Key mengapit lenganku dan mengajak pergi. Bukankah seharusnya itu gestur seorang perempuan yang diajak seorang laki-laki? Mengapit lengan sang pria dan berjalan dengan manis di sampingnya. Jadi siapa sebenarnya yang perempuan disini?

“Key hyung!” Seorang namja melambaikan tangannya ke arah kami. Dia menggandeng seorang yeoja atau mungkin lebih tepatnya yeoja itu yang menggandengnya.

“Siapa dia?” Bisikku pelan pada Key.

“Oh, temanku di SM. Taemin-goon!” balasnya dengan lambaian tangan.

Pemuda manis yang bernama Taemin itu mendekat bersamaan dengan seorang perempuan yang kalau dilihat-lihat lebih pantas menjadi noona itu.

“Hyung! Kau sudah ke Itaewon? Disana sedang ada diskon. Aku habis dari sana sama Injung noona” ucap Taemin penuh semangat. Aku memperhatikannya. Manis. Pakaiannya tidak jauh beda dengan Key. Apa semua trainee di SM selalu berpakaian modis seperti ini?

“Serius!! Padahal aku baru mau ke Hongdae. Universitas Honkuk sedang ada festival katanya. Mungkin nanti habis dari Honkuk langsung ke Itaewon. Ya ‘kan Young-ah?” Matanya menatapku. Aku hanya mengangguk saja.

“Hyung, itu kekasihmu ya? Cantik” bisiknya pada Key yang masih bisa terdengar gendang telingaku.

“Bukan~ ini sahabatku Park Ri Young. Ya, dia sebenarnya memang cantik tapi dia malas sekali untuk dandan” Aku menundukkan kepalaku sesaat kepada Taemin dan menatap tajam ke arah Key. Bagaimana dia bisa berkata seperti itu di hadapan laki-laki lain? “Kekeke… Lalu siapa perempuan disampingmu, Taemin?”

Tanpa banyak cakap, perempuan itu menyebutkan namanya. Tak lupa mengulurkan tangan yang dibalas sama dengan Key. “Kim Injung, aku juga trainee di SM. Apa kau tak pernah melihatku?” badannya agak membungkuk dan apa itu.. senyuman manis tergambar di wajahnya. “Aku Kim Ki bum. Panggil saja Key. Ah, maaf. Mungkin aku terlalu fokus dengan latihanku sampai tidak melihat yang lain hehehe” balas Key.

“Maaf hyung, kita sudah hampir telat” Taemin melirik jam tangannya “Kereta subway tak bisa menunggu. Nanti aku sms lagi. Bye” Taemin tersenyum ke arahku dan Key. Sedangkan perempuan disampingnya hanya melambai manis yang dipastikan diarahkan untuk Key.

“Okeh, bagaimana kalau kita pulang?” Kataku beberapa saat mereka pergi.

“Apa!! Kita baru saja jalan beberapa meter dan kau sudah minta pulang?! Tidak mau!” Teriaknya sambil memegang tanganku erat dan menariknya. Terpaksa aku mengikutinya. Selama ini Key yang selalu membayariku, jadi aku tidak masalah jika diajak kemana saja.

Sembilan hari kemudian…

“Ckckck, ada yang meninggal lagi!”

“Apa! Serius?! siapa.. siapa..?”

“Jihyun, kelas 3-A. Mati karena luka di pergelangan tangannya, kehabisan darah”

“Aigo~ Jihyun sunbae kenapa mati secepat itu? Padahal dia cantik sekali”

“Stress menghadapi ujian katanya”

“Katanya karena putus cinta?”

“Molla tapi lagi-lagi mawar merah ada di rumahnya”

 

Young-ah, makin lama makin sedikit saja gadis-gadis di sekolah ini” ucap Key yang sedang memperhatikan jariku yang sedang mencatat tulisan di bukunya.

“Kenapa? Apa kau kesal karena fansmu berkurang?” Jawabku datar.

“Bukan~ Ya, kebanyakan dari mereka memang mengenalku tapi bukan itu maksudku. Kau harus berhati-hati juga. Kau tahu kau seorang gadis yang hidup sendirian dan lagi kau termasuk cantik. Mungkin saja…..” Penjelasannya terpotong oleh tatapan mataku.

“Kau berharap aku mati seperti mereka begitu?” Ucapku dingin

“Bukan! Bukan itu maksudku. Aisssh! Susah sekali berbicara denganmu. Sudahlah aku mau ke toilet dulu. Kau lanjutkan saja pekerjaanmu” ucapnya sambil menggarukkan kepalanya yang kurasa tidak gatal sama sekali. Key berdiri dan pergi sampai menghilang di balik pintu. Aku hanya terkekeh pelan melihatnya.

“Hey lihat, Sadako sedang tertawa. Menyeramkan!” Aku langsung menatap keru

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet