“Daehyun~ah eoddiga?”

“wae? Apa kau mencariku?”

“tentu saja bodoh! Aku lupa jika hari ini kau tidak ada di kantor makanya aku mencoba menghubungimu”

“apa kau mencariku sampai di kantor? Wah perhatian sekali”

“hentikan. Dimana kau?”

“aku sedang perjalanan ke Seoul. Baru saja dari Seongnam”

“eh? Kau dari rumah nenek? Kenapa tidak mengatakannya padaku?”

“kenapa aku harus mengatakannya padamu?”

“berhenti memberiku pertanyaan Jung Daehyun! Aku yang duluan bertanya!”

“arraseo nona Choi, silahkan”

“apa yang kau lakukan disana? Menjenguk nenek?”

“tidak, aku menjemput Tae...”

Daehyun otomatis mengerem mobilnya dengan mendadak dia hampir terbentur dasbor mobilnya kalau saja sabuk pengamannya tidak terpasang benar.

Dia menoleh ke samping dan memang yang dilihatnya adalah kursi kosong. Taehyung tidak ada disana. Dia menjalankan mobil tanpa sadar jika bocah kecil itu belum masuk.

“aku meninggalkannya di rest area...” ucap Daehyun pada seorang wanita yang ia hubungi tadi. Wajahnya sedikit pucat karena suasana sudah sangat malam dan dia sudah ada disetengah perjalanan.

“apa yang kau lakukan?! Cepat kembali dan jemput dia!! Astaga kenapa kau begitu ceroboh!!”

Wanita disebrang sana terus bicara dengan panik. Daehyun tidak bisa berkata apapun dan hanya mendengarkannya.

“diamlah Moohyun... untuk apa kau panik? Apa kau begitu peduli pada bocah itu?”

“tidak bisakah kau bicara layaknya manusia?! Sudah berapa kali kubilang! Dia anakmu Dae!! Kau memang harus peduli padanya!”

“lalu apa urusannya denganmu? Apa karena kau adik dari istriku?”

“Demi Tuhan berhenti memojokkanku!”

“tidak... aku tidak pernah memojokkanmu”

“kenapa kau terus lakukan ini padaku oppa... hiks”

Daehyun memegang stirnya kuat. Pandangannya menangkap sebuah rubik yang tergeletak di kursi.

“karena aku ingin kau menggantikan posisi Sohyun, apa permintaanku begitu sulit?”

Daehyun menyadari perasaannya pada adik kandung istrinya begitu kuat sejak istrinya meninggalkannya setelah 5 tahun berlalu. Moohyun dan Sohyun memiliki kepribadian yang sama dan wajah yang mirip. Namun tidak dengan perasaan Moohyun. Daehyun adalah pria yang sangat setia, dia tidak bisa mencintai wanita lain karena tidak ada yang bisa menggantikan Sohyun di hidupnya.

Tapi anehnya dia benar-benar mengejar cinta Moohyun setelah ditinggalkan Sohyun. Dia terlalu terobsesi dengan sosok Sohyun di tubuh Moohyun.

“jemput dia sekarang atau aku tidak akan bertemu oppa lagi!”

Daehyun tertawa  sinis. Dia lalu memutuskan sambungan telfon dan memutar mobilnya menuju rest area. Dia tidak sadar jika malam sudah semakin larut dan jam menunjukkan pukul 10 malam.

-

Daehyun kembali ke tempat rest area tadi. hampir seluruh tempat makan sudah menutup tokonya. Hanya ada penerangan lampu jalan dan suasana begitu sunyi. Daehyun memarkirkan mobilnya. Dia keluar dan berjalan menuju toko yang masih buka.

“Appa!!!”

Daehyun mengangkat wajahnya, menemukan Taehyung sedang berlari kearahnya. Kakinya berhenti melangkah. Dia memasukkan tangannya ke saku dan menatap bocah 10 tahun itu yang berdiri dihadapannya.

Mata Taehyung bengkak, sepertinya dia menangis sangat lama. Wajahnya masih menampakkan ketakutan begitu Daehyun hanya berdiam diri tanpa mengatakan apapun.

“Appa mianhae... mian... hiks” Taehyung menggigit bibir bawahnya agar bibirnya berhenti bergetar dan menangis lagi.

“kau akan terus menangis atau kita pulang sekarang?” tanya Daehyun dingin. Seketika Taehyung menghentikan tangisnya.

“pulang...”

“masuk ke mobil” perintah Daehyun.

Daehyun baru saja akan menyusul Taehyung tiba-tiba sebuah tangan kecil menariknya. Tubuh Daehyun berbalik dan berhadapan langsung dengan seorang yeoja yang familiar olehnya. Byun Baekhee? Apa yang dia lakukan disini?

“apa yang kau katakan pada anak itu? Dia ketakutan menunggumu disini! Harusnya kau memeluknya dan menenangkannya!”

Daehyun menarik pemikiran saat tadi bertemu Baekhee, yeoja ini tidak menarik. Dia sangat berisik dan suka ikut campur.

“dia sama sekali tidak menangis nona” nada Daehyun tajam.

“aku menemaninya sejak kau tinggalkan! Dia menangis ahjussi! Aku saja sampai tidak tega dan terus menemaninya, dia anak yang baik, dia bersikeras menunggumu disini daripada kuajak ke kantor polisi karena disini tidak aman”

“tapi tidak ada yang menyuruhmu berbuat seperti itu nona, lagipula kau adalah orang asing, kenapa kau mencampuri urusanku?”

“omo... oh aigoo, kau ini manusia atau bukan ahjussi?okay maafkan kelancanganku ahjussi! Aku memang orang asing tapi setidaknya kau harus menenangkan anak itu... dia sangat ketakutan menunggumu kembali”

Daehyun berbalik dan meninggalkan Baekhee. Daehyun tidak akan terpancing emosi hanya karena gadis itu mengatakan dia bukan manusia atau manusia tanpa hati sekalipun, karena hampir seluruh orang yang mengenalnya membicarakan dirinya seperti itu tiap hari.