Third Reminiscene

Feel Me !

Kyungsoo terbangun akibat ketukan pelan pada pintu kamarnya, memberikan lenguhan panjang sebagai penanda bahwa ia mengizinkan si pengetuk itu masuk. Seorang pria sekitar berumur setengah abad menghampirinya, mengenakan setelan jas buntut dan rambut klimis tertata rapi kebelakang. Ia membawa nampan dengan penutupnya. Membungkuk hormat sambil menyerahkannya kepada Kyungsoo mungil yang enggan beranjak dari ranjang-super-besarnya.

“Tuan, ada yang harus saya sampaikan,”

Kyungsoo dengan sigap membuka matanya, bangun dari bantal empuk dengan motif pororonya, membuka penutup nampan itu sambil menatap sarapan paginya dengan malas. Sepucuk surat dengan segel berbentuk bunga mawar merah. Ia mengangkat satu alisnya, merasa begitu familiar dengan segel tersebut.

“Ini adalah surat undangan dari Gregory Corp. Mereka meminta anda untuk menghadiri pertunangan  CEO utama Gregory Corp, Mr. Lee, malam ini di kompleks mansion Clearwater,”

“Dia akan menikah? Lagi? Kukira akhir bulan lalu aku sudah menghadiri pernikahan kakek tua itu dengan gadis India, cih, aku bahkan tidak memiliki satu kekasih pun sedangkan ia sudah memiliki ratusan cucu,” Kyungsoo mendengus sebal, antara iri dan malas, ia kembali menyender  dikepala ranjangnya.

“Hanya mengisi daftar hadir seperti biasa, Tuan, dan kudengar calon istri barunya ini begitu menyukai makanan manis diseluruh dunia, kupikir anda bisa menyukainya,”

“Ya, ya, terserah,” Kyungsoo berujar malas, menyibak selimut tebalnya, menampakkan kaki mungilnya yang terlihat polos. Ia menggunakan piyama terusan yang kebesaran dan sweet-pants hitam. Jejak biru kehitaman tercetak jelas pada mata kakinya, tanpa ia sadari. Ia berusaha untuk berdiri, tapi gagal.

“Oh, SHHHHYIIIETT—“

Ia oleng, kaki kanannya tidak dapat digerakkan karena rasa sakit dan ngilu yang menyiksa. Beruntung kepala pelayan itu memegangi tubuhnya. Kyungsoo memberikan isyarat untuk melepaskannya, lagi, ia tidak menyukai kontak fisik dari siapapun. Ia terlihat selalu cemas jika seseorang menyentuhnya, seperti ketakutan yang berlebih.

“Tuan?”

Kemudian ponsel Kyungsoo berbunyi, ia duduk dipinggiran ranjang dan mengangkat panggilan tersebut. Mengernyit heran sambil menatap nama pemanggil yang tertera disana.

- Park IDIOT -

“Ya?”

Hanya terdengar deru nafas yang tidak teratur diujung panggilan. Kyungsoo makin mengernyitkan dahinya. Apa Chanyeol sedang masturbasi? Pikirnya.

‘Kyungsoo..’ terdengar suara berat dan serak milik Chanyeol dari ujung panggilan.

“Ada apa?”

‘Kyungsoo, kepalaku pusing sekali dan aku— uwweeeeekkk. Aku tidak bisa bernafas— uwwooooeeekkkk,’

“Sial. Menjijikkan sekali, kau membuatku kehilangan nafsu makan, sialan,”

‘Cepat kesini, aku tidak tahan lagi, Kyungsoo, aku seperti tengah dipermainkan oleh malaikat maut—owooooeeekkkkk,’

Mati. Penggilan diakhiri setelah terdengar bunyi benda yang terjatuh dalam air. Chanyeol mungkin menjatuhkan ponselnya kedalam kloset. Kyungsoo kemudian beralih lagi kepada kepala pelayannya, memandangi memar dikaki kanannya, ngilu sekali ketika digerakkan.

“Aku butuh kruk, dan buat izin kesekolah untuk absenku hari ini. Ah, dan juga obat-obatan seperti aspirin atau pain-killer,”

“Tuan, hari ini hari minggu, oiya apa ingin aku panggilkan dokter Kim?”

“Ah, ya ya dan tidak, semalam Joonmyeon hyung memberitahuku bahwa ia akan ada pembedahan pagi ini,”

“Baik Tuan, aku juga baru ingat tadi malam ada seseorang yang menitipkan ini,”

Pria tua itu menyerahkan bungkusan berwarna hitam, Kyungsoo mengambilnya malas dan terkejut ketika melihat isi didalamnya. Itu semua adalah obat-obatan keras yang seharusnya berada di mansion milik Jongin, bukan hanya itu saja Kyungsoo juga menemukan slayer yang selalu Baekhyun ikatkan pada kepalanya. Kyungsoo membulatkan matanya, nafasnya tercekat. Ia telah mengetahui tempatnya tinggal, si jahanam Jongin.


 

Chanyeol membuka pintu rumahnya, ia nampak seperti zombie, kantung matanya menebal, bibirnya terbuka dan mengeluarkan bau alkohol yang masih menyengat. Kyungsoo bergidik ngeri, mengambil jarak yang cukup jauh darinya, sambil memastikan apa ia benar-benar Chanyeol atau mayat hidup.

“Kyungsoo-ya, aku sekarat,” wajahnya memelas, seperti anak anjing yang bertemu penyelamatnya.

“Tutup mulutmu atau kusumpal nanti,”

Kyungsoo kemudian membiarkan Chanyeol berbaring diatas ranjangnya, memberikan aspirin, memasakkan bubur dan mengompres dahi Chanyeol, ia demam parah . Kyungsoo memandangi sekilas kearah Chanyeol yang kembali tertidur, kemudian berjalan pelan keluar kamar.

Ia duduk disofa ruang tamu sambil menyalakan televisi dengan volume kecil. Mengambil ponsel pintarnya dari saku lalu menyalakannya, ia membuka aplikasi LINE dan terkejut dengan banyaknya notifikasi dari grup chat ‘’Boys come Trouble’’ – nama aneh yang Baekhyun berikan untuk grup chat mereka.

‘mereka mengepungku, tapi bisa kuatasi lalu aku mendengar teriakan,’ – Luhan

‘tao mendengar teriakan juga dan ia menarik lenganku,’ – Chen

‘aku kira ada pemerkosaan, suaranya seperti gadis yang akan diperkosa, haha’ – Tao

‘sialan, kalau saja bukan karena dua idiot yang mabuk itu, aku akan menghadapi mereka layaknya laki-laki’ – Baekhyun

‘teriakanmu membuatku terangsang bahkan saat aku dalam kondisi mabuk, becky,’ – Kris

‘diam kau tiang sialan !!! mana Chanyeol, aku tidak melihatnya aktif sejak pagi,’ – Baekhyun

‘Ia tidak terbiasa dengan hangover, ‘ – Luhan

‘Aku yakin 112 % ia sudah meminta Kyungsoo untuk merawatnya, huh, licik sekali akalnya,’ – Chen

“Rumah Chanyeol. Sekarang,” – D.O.

Dan kyungsoo mematikan ponselnya, membiarkan chat itu berjalan sendiri dengan para member lain yang menanyakan keadannya. Ia mengerang ketika denyutan dipergelangan kakinya kembali muncul, aneh. Kenapa rasa sakitnya tidak hilang juga. Ia mengutuk dirinya yang memenuhi permintaan Chanyeol untuk datang, tapi tetap ia tidak bisa untuk menolak, seperti ada sesuatu dalam dirinya yang bergerak secara otomatis untuk selalu melindungi Chanyeol, seperti sebuah sirine akan sebuah kebaikan yang harus dibalas.


 

Chanyeol  bangun dari tidurnya dengan keadaan yang lebih baik, wajahnya  tidak sepucat sebelumnya, kantung hitam masih sedikit terlihat namun sudah sepenuhnya segar. Ia terkejut mengingat seseorang yang telah merawatnya mungkin sudah pergi atau masih berada dirumahnya, ia berjalan tergesa kearah ruang tamu dan menemukan pemuda mungil tengah duduk menyender disofa besarnya, tubuhnya seakan tertelan dalam sofa, menatap bosan kearah program kuliner yang menyajikan pria gemuk dengan wajah bringasnya dalam menyantap makanannya, Chanyeol menyeringai gemas.

“Hey,”  suara baritone rendah milik Chanyeol bergema seantero ruang tamu, si mungil sedikit terkejut kemudian membenarkan duduknya.

“Umm, merasa baikan? Ya tentu saja, seharian kau tertidur seperti orang mati,” Kyungsoo berujar sarkastik dengan masih memaku pandangannya kearah televisi raksasa itu.

“Seperti yang kau lihat, haha, kau seharusnya melihatku meminum alkohol itu layaknya orang dewasa, Kyungieee,”

“Mungkin lebih tepatnya seorang idiot yang membiarkan temannya nyaris babak belur,”

Chanyeol memutar bola matanya lalu duduk disamping Kyungsoo dengan malas. Menyenderkan tubuh raksasanya disofa, kepalanya masih sedikit berdenyut, Kyungsoo memperhatikan dari sudut matanya, ia kemudian ikut menyandar. Chanyeol kemudian melihat kruk yang bersender disisi kanan Kyungsoo, seakan meminta perhatiannya.

“Kyungsoo, k-kau menggunakan kruk ?!!!” Chanyeol yang baru menyadari tongkat penyangga berwarna hiram metalik itu berada disebelah Kyungsoo, memekik, dengan bola mata nyaris sebesar bola golf.

“Yeah, skenario kecelakaan untuk menahan polisi, tapi berakhir seperti ini,”

“T-tunggu sebentar ! Aku akan mencoba memijatnya, ‘key? Tunggu sebentar !”

Kyungsoo tidak terkejut, ya, kalau saja itu bukan Chanyeol, ia bersumpah tidak akan membiarkan orang lain menyentuhnya. Karena Chanyeol ia bisa bertahan sampai sekarang,  jika bukan karena perawatan mental yang intensif dari Chanyeol dan kedua orang tuanya ia mungkin sudah mengakhiri hidupnya sejak lama, dan jika ia bertahan pun, mungkin hanya akan hidup selamanya dalam sebuah pusat rehabilitasi sakit jiwa. Kyungsoo memiliki kisah dimasa lalu yang begitu kelam dan menyedihkan, dimana ia terpaksa menjadi budak nafsu dari para konglomerat gila. Untuk seorang bocah berumur dua belas tahun dimana ia seharusnya mendapatkan masa kecil yang indah dengan bermain, tapi malah harus meneguk pahitnya hidup, dijual oleh orang tua kandungnya yang terlalu miskin dan idiot untuk menjadi budak. Dua tahun mungkin bukan waktu yang pendek namun bagi Kyungsoo penyiksaan itu masih ia rasakan sampai sekarang, seseorang benar-benar harus menyelamatkan jiwanya yang rusak. Dan, bagaimana Kyungsoo bisa sekaya sekarang jika bukan karena kematian massal dan berkala seluruh ahli waris Perusahaan Dodo akibat penyakit diabetes, Kyungsoo seharusnya senang, tapi ia tidak.

Chanyeol kemudian kembali dengan membawa botol lotion pereda nyeri dengan gambar kaki diluarnya, ia duduk dibawah sementara mengangkat kaki Kyungsoo diatas pahanya, menggulung jeans Kyungsoo sampai kebetisnya. Memandang cemas kearah bola mata Kyungsoo yang juga menatapnya, datar dan kosong.

“Jadi, yang mana yang sakit?” Terlihat raut wajah khawatir disana, ya, Park Chanyeol yang selalu over-protektif terhadap sahabat mungilnya, tidak akan mungkin tinggal diam melihatnya begini.

Kyungsoo menunjuk kearah pergelangan kaki kanannya dengan dagu, Chanyeol seakan tidak ingin membuang waktu, ia lalu mulai memijat pelan bagian mata kaki Kyungsoo. Ia memang tidak ahli dalam memijat atau menentukan urat mana yang salah atau membuat keadaannya berangsur baik, tapi usahanya cukup membuat Kyungsoo diam- diam tersenyum. Sampai  ketika Chanyeol terlalu keras memijit dan menemukan pusat syaraf rasa sakit yang membuat Kyungsoo mengerang, ia refleks menjambak rambut Chanyeol kebelakang, memejamkan matanya menahan ngilu.

“Woaah, woohoo! Woaaah ! Guys, you gotta see this,” Chen yang entah dari celah mana bisa sudah sampai diruang tamu milik Chanyeol. Melihat pemandangan yang-menurutnya-sangat-hot. Kyungsoo dengan wajahnya yang memerah, memegang  meremas rambut Chanyeol, sementara si jangkung berada dibawah dengan ekspresi derpnya. Hormon remaja milik Chen sepertinya sedang naik.

Sekawanan pemuda lainnya tergesa untuk ikut menyaksikan keributan yang dibuat oleh Chen. Tapi mereka tidak terlihat kaget, yang ada malah mendekati Kyungsoo dan lagi-lagi menanyakan keadaannya. Mengabaikan Chen yang sekarang menjadi tidak bersemangat. Chen yang malang.

“Kyungsoo, my baby kyungiepoo, are yu oukey, babe?” Baekhyun duduk disebelah kiri Kyungsoo, menanyakan keadaannya dengan pelafadzan inggris yang begitu abstrak— menurut Kyungsoo.

“Ya tidak pernah sebaik ini , dan jangan terlalu sering tidur dengan Kris, itu membuat bahasa inggrismu semakin payah, “ Kyungsoo menyindir kasar sambil menguap, Baekhyun malah sedikit bersemu sementara Kris terlihat kikuk.

Kris berdehem , “Well, yang terjadi semalam anggap saja kegagalan terparah yang ada dalam sejarah, tidak kusangka Kai dan teman-temannya menyadari apa yang kita lakukan,”  Ia duduk disofa lebih panjang berhadapan dengan Kyungsoo dan Chanyeol, disebelahnya terlihat Luhan dan Chen. Baekhyun duduk disofa tunggal ditengah bersebelahan dengan Tao.

“Sepertinya aku tahu kenapa ia bisa menyadarinya, cctv, ia memasang cctv disetiap sudut ruangan, ketika aku menyadari adanya cctv tersebut, beberapa pemuda tiba-tiba menghadangku,” Luhan menatap tiap pasang mata disana dengan mimik serius.

“Yeah, seharusnya aku sudah tahu dari awal, sialan! Mana mungkin orang sekaya Kai tidak memiliki ribuan mata-mata, kuyakin bahkan dinding rumahnya itu tembus pandang, siaal !!” Baekhyun mengumpat sementara memijat keningnya.

“Tidak masalah guys, anggap saja ini tahap perkenalan dari kita, akan selalu ada hari esok untuk membalasnya, bukan?” Chen kemudian angkat bicara, berusaha mencairkan suasana yang tegang.

Kris masih terlihat berpikir keras, Luhan menyenderkan kepalanya kebelakang, Baekhyun dan Tao saling berpandangan sementara Chanyeol masih memijat pergelangan kaki Kyungsoo yang membiru itu sambil sesekali mencuri pandang terhadapnya, mentransfer virus kebahagiannya dan berharap mampu membuat Kyungsoo membaik. Keheningan itu tak berlangsung lama, sampai Baekhyun memekik.

“Aaaaaa!!!!!”

“Ya, berisik Bekoon!” Tao mendorong Baekhyun hingga jatuh kelantai, namun ia kembali lagi duduk ditempatnya.

“Halloween Party ! Berhubung hari ini tanggal 31 oktober yang bertepatan dengan hari Halloowen, lets make a party ! Sudahlah, abaikan saja bocah Jongin itu,”

Suasana dalam ruang tamu itu kembali naik, mereka memang tidak pernah absen untuk merayakan hari Halloween disetiap tahunnya, itu seperti perayaan wajib dalam grup mereka. Begitu juga Kyungsoo, teringat pada malam Halloowen tahun lalu ia mengenakan kostum Harry Potter dengan luka didahinya yang digambar oleh Baekhyun dengan spidol, sedangkan ia sendiri mengenakan kostum Peterpan , Kris dengan kostum kesatria abad pertengahan dan tameng bergambar naganya, Chen mengenakan kostum dinosaurus— yang sialnya malah mendapatkan olok-olok dari yang lain sampai acara selesai, Tao menjadi biksu shaolin sedangkan Luhan hanya memakai kacamata dan kumis palsu, tidak ada yang tahu pasti ia mengenakan kostum apa dan berperan menjadi siapa.

“Baik, pesta ini akan diadakan dirumahku berhubung ayah dan ibu sedang merayakan ulang tahun pernikahan mereka di Tibet. Untuk masalah dekorasi dan lainnya masalah gampang, kalian hanya harus datang jam 8 malam, dan jangan  lupa mengenakan kostum terkeren yang kalian punya,” Bekhyun menaikkan kedua alisnya, ia sudah akan bersiap untuk menelepon kepala pelayannya untuk mempersiapkan semuanya.

Luhan terlihat berpikir keras, teringat akan sesuatu ketika ia mengecek kedalam rumah tersebut, tapi ketika ia ingin mengatakannya segalanya seakan tertahan dibibir, ia masih tidak begitu yakin. Jadi, ia membiarkan pikiran itu menghilang seiring bergulirnya waktu dan pertemuan itu pun berakhir. Tapi, berkalipun usahanya untuk menepis dugaannya, hal itu selalu muncul dan membuatnya ingin berteriak.

Ia melihat pigura besar yang nampak seperti sebuah foto keluarga diaula utama mansion, begitu harmonis, tapi ia tidak menemukan foto Jongin disana, hanya seorang pemuda yang sekitar berumur 30 tahun berpose sambil berdiri, ia begitu mirip dengan Jongin namun kulitnya lebih terang dan dapat dipastikan bukan—Jongin, tengah menatap datar kearah kamera, disebelahnya duduk seorang wanita berumur lebih tua diperkirakan berumur separuh abad namun begitu cantik dan tersenyum manis. Anggota keluarga yang terakhir membuat pikiran Luhan menjadi jungkir-balik, ia melihat seorang gadis dengan dress berwarna pinknya tengah menyeringai tajam, seringaian yang ia ketahui milik musuh mereka, Kim Jongin, tapi tidak mungkin itu dia.

“Luhan Gege !”

Lengkingan nyaring suara Luna— adik perempuan Luhan yang berumur 16 tahun nyaris membuatnya terlonjak dari sofa. Ia mengernyit heran menatap adiknya yang tengah memakai dandanan ala gothic dengan model jahitan baju yang robek sana-sini, membuat kulit seputih susunya terekspose. Luhan geram, ia tidak menyukai jika adiknya berdandan layaknya gadis murahan, pikirnya.

“LUNA ! Berapa kali kubilang, jangan menggunakan pakaian seperti itu!”

Sang gadis remaja memutar bola matanya, mengetuk ujung sepatunya bosan sambil menggulung rambut ikalnya dengan jemari lentiknya.

“Ayolah ge,santai sedikit,  aku sudah besar dan wajar jika mengikuti trend mode, Oh ya dan tadi ada seseorang mencarimu, ia bilang bernama Kai, dan kau tahu apa? Ia bahkan memuji bahwa aku cantik, astaga apa kau mengenalnya? Bisa mintakan nomor— Ya ! gege,“

Luhan terperanjat sambil membulatkan kelopak matanya, ia merasakan tensi darahnya naik, mengumpat dalam hati tentang bagaimana si sialan Kai dapat mengetahui rumahnya. Lebih parahnya lagi, menggoda adik kesayangannya. Ia refleks langsung berlari menuju keluar rumahnya, mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Kai yang seakan hilang ditelan pesawat alien. Kompleks perumahan elite itu memang selalu sepi, hanya akan terlihat ramai jika malam datang dan para berandalan mengadakan balapan liar dan menjadikan perumahan itu sebagai lintasan trek balap mereka.

“Bajingan itu... tengah memperingatkanku, sialan !” luhan menggeram, kepalan tangannya mengeras membuat buku jarinya memutih. Ia juga harus memperingatkan yang lain, karena bisa saja pemuda Kai ini tengah melancarkan rencana balas dendam untuk mereka.


 

Kyungsoo adalah satu-satunya yang masih berada dirumah Chanyeol, tempat satu-satunya yang membuatnya merasa aman, selain lemari pakaiannya. Ia masih duduk disofa dengan menonton acara random yang ada ditelevisi sementara Chanyeol pergi keluar untuk meminjam atau membeli kostum untuk halloween nanti malam. Jam telah menunjukkan pukul tiga sore dan Chanyeol juga belum pulang, Kyungsoo merasa begitu lelah, ia mengambil selimut dari kamar Chanyeol lalu tidur meringkuk disofa hanya untuk memimpikan hal terburuk yang dulu pernah ia jalani.

...

“Kyungsoo, terus sayang heungghhh goyangkan pinggulmu, nak, unnnhh yeahh, lakukan seperti itu, pelacur kecil ku ummmhh,”

“Kyungsoo! Bocah sialan dimana kau, jika kau tidak keluar sekarang dan menemui pelangganmu, maka akan kuikat dan kucambuk seperti kemarin,”

“Oh, kau bersembunyi dilemari ini rupanya,”

“B-bajingan kecil, arrrghhhh a-apa y-yang –aaaaaakkkkkkhh... kkkhhh..a-akan kucincang kk-kau—”

...

Kyungsoo terbangun dengan keringat mengalir deras disekujur tubuhnya, nafasnya tersengal dan bola matanya bergerak liar frustasi. Tubuhnya bergetar hebat dan kepalanya terasa berputar seperti habis menaiki roller coster, ia memekik sambil menjambak rambutnya, depresi. Ia begitu ketakutan, rasanya seperti tangan – tangan kotor itu masih menghantuinya, menjamahi tubuh ringkihnya dan berusaha untuk memasukinya. Sampai sebuah kehangatan lain dapat Kyungsoo rasakan mengelilingi tubuhnya yang gemetar.

“Sssshhh, aku disini, little star, sshhh maaf terlalu lama meninggalkanmu,hmm?”

Suara itu lagi, suara baritone rendah yang membuat Kyungsoo berhasil menemukan kesadarannya kembali, ia masih tetap meringkuk sambil menutupi telinganya, namun setidaknya pelukan itu memberikan perasaan aman yang begitu familiar dan begitu menenangkan. Kyungsoo kemudian membalas pelukannya, membenamkan kepalanya pada lehernya, sambil mengucapkan nama orang itu berulang-ulang.

“Chanyeol, chanyeol chanyeol chanyeol......lihatlah betapa menjijikkannya aku,” suaranya begitu serak dan lirih, liquid bening turun dari sudut matanya, mengalir melewati pipi bulatnya dan mati tepat dibibirnya yang bergetar.


 

Suasana dirumah megah milik Baekhyun yang terletak dipinggiran kota terlihat mulai ramai dengan para tamu undangan, mayoritas dari kalangan anak muda dengan kostum halloween mereka. Dekorasi seram begitu terasa hanya sesaat ketika memasuki halamannya yang luas, mereka akan langsung disambut oleh para pelayan wanita dan pria yang menggunakan kostum zombie. Lampu-lampu berwarna merah gelap membuat kondisi aula utama menjadi semakin mencekam, terlihat Baekhyun tengah memakai kostum vampire lengkap dengan taring palsu dan noda darah dibibirnya, menyapa para tamu yang datang sambil mengecek jam godfather tua disudut ruangan. Sudah lebih dari jadwal yang seharusnya bagi teman-temannya untuk datang, Baekhyun merengut kesal.

“Yo, Baekhyun !” suara berat Kris menyapa pendengaran milik Baekhyun, mengirimkan sinyal darurat untuknya ketika melihat sang Alpha mengenakan kostum phantom of the opera lengkap dengan topengnya. Baekhyun terpesona olehnya.

“Ehem, well, Happy Halloween Mr. Phanto, selamat datang dikediaman count Vlad Baekhyun Dracula, ho ho ho,”

Kemudian selang tak beberapa lama, terlihat Chen dan Tao datang bersamaan, mereka membuat semua mata berpusat kepadanya, ada beberapa tertawa kecil bahkan ada yang tertawa sampai memegangi perutnya. Tao dengan level kepercayaan diri maksimal hanya membalas mereka dengan mengangkat tangannya diudara, sementara Chen asyik meminum yoghurt dari tempat berbentuk kubus yang ia kalungkan ditubuhnya, dan berisi yoghurt.

Tao yang biasanya terlihat seram kali ini menampakkan sisi misteriusnya dengan menggunakan kostum ala vampire, memasang kontak lens berwarna silver, dan taring mainan yang terlihat nampak asli, yeah cukup mengesankan.

“Chen, kau melakukannya lagi,” Baekhyun memijat keningnya berusaha sabar, Kris malah mengambil yoghurt dalam kotak milik Chen.

“Tahun ini menjadi ibu-ibu penjual Yakult, Chen?” terdengar suara tawa seseorang bergema seiring kemunculan Chanyeol sendirian dengan kostum Joker dan make- up lengkapnya, terlihat begitu seksi dan mempesona walau wajahnya tertutup make- up, ia juga membawa pistol mainan ditangan kanannya.

“Kau tidak bisa melihat aku mengenakan celana dan dada yang rata, Jokeryeol? Apa aku terlihat seperti ibu-ibu bagimu?” Chen mengernyitkan alisnya, membetulkan letak kacamatanya dan menarik ikatan pengencang pada topinya.

“Oh ayolah, Chen, kau terlihat begitu cocok, hahaha,” Tao tertawa sementara ia mengambil yakult dalam box kotak milik Chen, Kris juga ikut mengambil dua dan diberikannya satu pada Baekhyun, sementara Chanyeol mengambil tiga, ia menempatkan yang dua pada saku jasnya dan satu lagi meminumnya rakus.

Chen memutar bola matanya, mengedarkan pandangannya mencari dua sahabatnya yang tersisa. Nihil, mereka tidak ditemukan dimanapun. Ia ingin menanyakannya pada Chanyeol, tapi ia juga menghilang begitu juga yang lain, sialan ! Bajingan – bajingan tengik itu meninggalkanku setelah menghabiskan separuh persedian yakultku, umpat Chen frustasi, ia bersumpah akan menemukan mereka dan mengajarkan bagaimana seharusnya bersikap terhadap ibu-ibu penjual yakult, ups.

. . .

Kyungsoo menaiki motor vespa milik Joonmyeon untuk yang entah keberapa kalinya, mungkin semenjak ia bertemu dengan Joonmyeon ia sudah jatuh cinta dengan vespa putih berlambang bendera amerika ini. Ia sudah lengkap mengenakan setelan jas resmi dan helm pilotnya, bersiap untuk berangkat sampai di interupsi oleh sang empunya motor, Joonmyeon.

“Kyungsoo, kau yakin tidak ingin kuantar?” selalu terdengar nada kecemasan disana, dan kyungsoo menyukainya.

“Tidak, kau baru saja pulang, hyung, maaf malam-malam datang ke flatmu hanya untuk meminjam vespa ini,” Kyungsoo sudah menyalakan mesin motornya, terdengar bunyi knalpot yang berisik cukup kontras dengan kesunyian flat milik tuan Kim ini.

“Yasudah, pastikan kau pulang dengan selamat dan langsung saja ke istanamu itu, besok pagi aku akan menjemput bayiku, dan mungkin untuk menghilangkan claustrophobiamu kau bisa—”

Kyungsoo menganggukkan kepalanya mantap, menghiraukan perkataan terakhir hyungnya, mengacungkan jempolnya keatas sementara melepas gigi motor itu sambil menarik gas pelan menuju jalanan. Mengemudikan motor kesayangan yang bukan miliknya itu menuju kompleks elite Clearwater, memenuhi undangan sang konglomerat tua penggila seks. Hanya mendengarnya saja sudah membuat Kyungsoo mual, tapi ia sudah sering mengatasi ini.


 

Jongin menguap dengan sangat tidak sopannya didepan kolega bisnis milik Ibunya, menyilangkan kedua tangannya didada sambil mengetuk heelsnya cepat, mengisyaratkan sang Ibu untuk menyudahi pembicaraan membosankannya.

“Oh iya, akan kuperkenalkan gadis kecilku pada kalian, Kim Jongin, anak bungsuku, adik dari Kim Taemin, bukankah ia terlihat manis?”

Jongin memandang wanita-wanita paruh baya itu datar, atau lebih tepatnya membakar mereka dengan tatapan iblisnya, ia sudah muak. Amat sangat muak dengan semuanya. Wanita – wanita pebisnis itu mengerjapkan matanya heran, memandang Jongin dengan pandangan antipati dan ngeri. Mereka bertanya- tanya dalam hati, bagaimana seorang anak laki-laki yang tampan berdandan layaknya perempuan?

“Ibu aku ingin kekamar kecil,” semua mata tercekat, begitu juga wanita muda yang barusan dipanggil Ibu. Suara Jongin terdengar begitu serak, berat dan kasar.

“Kim Jinna, kurasa tadi kau bilang ia anak gadis—“

“DIAM !! Tidak bisakah kalian lihat ia begitu manis, tentu saja dia anak gadis ku, kau tau terkadang hormon remaja merubah seseorang, haha, permisi, aku ingin menemani gadis kecilku menyelesaikan urusannya ditoilet,” Kim Jinna tersenyum lembut pada Jongin, menganggukkan kepalanya, dan hal itu langsung membuat Jongin merinding. Ia tahu Ibunya akan melakukannya lagi, dan itu lebih baik daripada tidak merasakan apapun.

“Kim Jongin, bukankah sudah ku bilang untuk tetap bersikap layaknya gadis yang manis?” suara sang Ibu terdengar begitu mengintimidasi, mereka sudah berada disebuah koridor panjang menuju toilet, tapi Jinna menghentikan langkah mereka. Menanti jawaban Jongin, anaknya, sambil mengambil sesuatu dari tas kecilnya, sebuah pisau bedah kecil.

“Jongin sayang, jawab Ibumu ini nak,” ia menatap Jongin kosong, begitu juga Jongin, ia tahu apa yang sebentar lagi akan dialaminya, dan ia akan menerimanya.

“Ibu— akkkhh,“

Jinna menancapkan pisau bedah itu kebahu kanan Jongin tanpa berperasaan, memandang jijik pada pemuda darah dagingnya, ia melepaskan wig panjang yang dikenakan Jongin, menyeringai tajam seakan dengan begitu dapat membuat rasa sakitnya terobati.

“Kau begitu mirip dengan ayahmu, Jongin, wajah kalian, suara kalian bahkan sifat bajingan kalian, kau seharusnya mati bersama ayahmu dan pelacur sialan itu, kim jongin !!!!!” Jinna menekan pisau bedah yang masih tertanam pada bahu Jongin semakin dalam, darah segar mengaliri dress bernuansa pink yang Jongin kenakan, bahunya bergetar, ia menahan sakit yang teramat sangat sambil menggigit bibir bawahnya kuat.

Jongin tersenyum sambil memandang wajah Ibunya yang sudah menyerupai binatang buas, tidak ada lagi Kim Jinna yang anggun dan cantik, yang ada hanya wanita gila yang tengah menyiksa anaknya, menggunakan darah dagingnya sebagai bentuk kekecewaan yang ia rasakan, cinta yang berbalas dengan perselingkuhan yang dilakukan orang yang dicintanya. Mentalnya terguncang namun kesadaran masih menguasainya, menciptakan makhluk buas dengan dua kepribadian mengerikan.

“Seharusnya ia tidak mati karena kecelakaan itu, Jongin, bersama pelacur itu. Sehingga aku bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri dan merobek jantungnya juga wanita jalang itu. Tapi, Tuhan berbaik hati padaku, kau begitu mirip dengannya, aku melihat refleksinya padamu, bukankah itu sebuah berkat?”

Jongin memandang wanita dihadapannya kosong, rasa sakit adalah teman baiknya selama ini, dan itu membuatnya mati rasa, kebas. Rasa sakitnya bukan hanya pada fisik, namun mental. Ia ingin berteriak tapi tenggorokannya terasa tertohok batu. Ia hanya bisa menerima semua ini, demi cinta. Ya, ia begitu mencintai Ibunya, ia mengerti bagaimana rasa sakit yang diterima Ibunya, ia mengerti, dan memakluminya selama ini. Mengikuti permainan gila ibunya dan menukarkan segala identitas kelaki-lakiannya menjadi perempuan, hanya agar sang Ibu tidak menyiksanya. Maka dengan begitu, ia bisa menjadi laki-laki yang normal jika diluar dan secara sembunyi-sembunyi.

. . .

Jongin masih duduk menyandar disisi koridor yang sepi, darahnya sudah berhenti mengalir namun rasa pening masih dirasa. Ibunya sudah meninggalkannya beberapa menit yang lalu, tanpa mencabut pisau bedah yang masih tertancap dibahunya, ia mengerang kesakitan ketika mencabut pisau kecil itu perlahan, ngilu dan perih. Sampai sedikit lagi ia dapat mencabut pisau bedahnya, seseorang berjalan mendekatinya. Jongin dapat melihat sepatu yang mengkilat dan tanpa kaus kaki, pemuda itu meniangi Jongin.

“Hey cantik, kau mirip sekali dengan teman sekelasku, Kim Jongin, kau mengenalnya?”

Jongin meneguk salivanya kasar, ia tidak begitu yakin atau mengenali suara orang dihadapannya ini, tapi yang pasti itu buruk. Ia menatap ragu kearah pemuda itu hingga akhirnya ia dengan mudah mengenalinya. Pemuda dengan rambut hitam yang tertata rapi kebelakang, mata bulatnya yang berkedip, pipi gembulnya dan seringai setan dibibir penuhnya membuatnya terlihat seperti malaikat maut bagi Jongin. Ia meneguk salivanya kasar, wajahnya memucat.

 

 

“Oh ya, kemarin lupa memperkenalkan diriku dengan benar. Namaku Do Kyungsoo, dan aku disini untuk menyeretmu keneraka, kim Jongin.”


 

Flawie’s note.

Hai !!!!! Flawiiiieee is comiiing back yuhuuu~~ Happy Halloween yaaa duh telat syekaleh btw wks aniway, seperti biasa, berikan dukunganmu untuk kisah ini dengan cara ketik reg— /GAK maksudnya dengan vote/comment/subscribe ya huhuuu pretty please? Flawie masih butuh banyak masukan tentang kisah ini dari kalian. kkkk Yg kemarin udah sempet kasih komentar dan subscribe, you must to know that Flawiiiieee loves you a lot !! >///<

oiya, untuk momen-momen flashback coba deh sambil dengerin lagu ini hixx suara kyungsoo bikin flawie merinding TAT

Flawie’s kepo : menurut kalian yang mana diantara Kyungsoo dan Jongin yang paling memiliki kisah paling memilukan?

 

Yap, sampai ketemu di update’an selanjutnyaaa~~~ /waves;wiggle;wiggle/ :3

ask.fm / twitter

Flawie.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
flawlessdyo
Updateee uppdateee ~_~ How're you guuuyss~~ This is flawie comeback with shortie chapter ~~ Hope you enjoy it ! huhuuu /bow

Comments

You must be logged in to comment
Yolaifanisari #1
Chapter 3: Ah shiieeetttttt endingnya grgeeettttt jongin pake wig + dress pink + hells!!! Cepetan updateeee gewlaaa greget gua ahh. Kok jongin jadi begitu:( abt ur question kayanya jongin yg memiliki kisah paling memilukan. Kyungsoo budak ? Nggak kaget lagi sih wkwkkwkwkwk halloween nya disamain sama halloween taun kemaren lols. Eh btw kyungsoo kok tiba tiba bisa disana. Oiya banyak chansoo moment potek potek potek:( ah pokoknya cepetan update. Gilaaa kepo nih ahhhh gimana nasib kyungsoo selanjutnyaa. Karakter kai cinta banget sama emak nya meski di sakitin gitu. Sedih nih aing bayanginnya ㅠㅅㅠ update asap!!!!!11!!
Yolaifanisari #2
Chapter 2: Kyungsoo nya gua aned. Benci rumah sakit dan obat obatan-3- *abaikan ini* kependekannnn:( plis itu jongin sama siapa? Lemme guess, his mom? Atau jangan jangan gua yg lagi hamil anak dia/ga. Endingnya bikin gregettttt. Pink susu? Bintang warna warni? Btw joonmyeon disini hanya hyung kan?:( dan lagi beberapa kata bikin ngakak, like kulit seperti tanah liat dan pororo dengan helm pilot. Suka dah kalo diselipin humor begitu. Ceritanya jadi ga flat. Lanjutkan. Ohya, disini kayanya jongin hina banget dimata kyungsoo:( kenapa kyungsoo jijik banget sama jongin:( pokoknya ending mereka harus bersama! Eh sebenernya lebih suka sad ending sih wkwkwkkwkwk
Yolaifanisari #3
Chapter 1: Ahhh oiya pemilihan nama orang dan hal lainnya spt kafe, perusahaan dan sekolahnya, lebih di "unik" kan lagi kalo bisa. Hanya saran-3-
Yolaifanisari #4
Chapter 1: Ah seriusan karakter kyungsoo nya suka banget gua. Udah sering nemu karakter kyungsoo yg misterius tapi ga badboy banget dan se"setan" ini. Jongin, as always dewa nya "ketampanan". Ngakak bagian timberlake lolololl. Dua menara kembar juga plis lagi tegangnya eh malah dibikin ngakak. Pemilihan katanya sukaaa, ga terlalu puitis bikin bingung. Btw ceritanya di sponsori line ya? Wkwkwkwkk ah hampir lupa, karakter chen nya susah gua bayangin. Plis chen yg asik lucu dan rempong dibikin badboy + suka malakin makanan orang disini hahhaha. Over all, suka sekali-3- ga rempong dan ga bikin pusing. Gampang di cerna. Lanjut chap 2!!!

-chu♥♥
galuhawl #5
Chapter 3: Lanjut dong thor :3 kapan dilanjut??? ><
dumanaomi #6
Chapter 3: Kapan dilanjut thorrr:(
misakichan13 #7
Chapter 3: omo omo omo jongin jadi cewe? huaaa jangan lama-lama ya update nya *puppy eyes*
kyungsoo tsundere sekali. penasaran sama kelanjutannyaaaaa
yang paling miris..... dua-duanya boleh? mungkin kalo disatuin 2 orang memilukan ini, ceritannya jadi ga miris lagi *kode* kkkk.
keep writing^^
misakichan13 #8
Chapter 2: saking pendeknya baru sekali ngescrool langsung nemu author note nya._. kkkk. gaya nulis ff sama author note nya beda bgt, you are such a cute person i thought *sok tau* XD keep writing^^
misakichan13 #9
Chapter 1: woah kyungsoo disini garang bgt, jarang2 nemu kyungsoo yg galak gini. seruuuuu~~~keep writing^^
radinkasafira
#10
Chapter 3: asliiiiiiiiiiiiii flawieeeee bikin aku muter-muter bikin aku nebak-nebak yang hasilnya tebakan aku salahhh-_-
di chapter ini menjawab semua kebingunganku yang ada di chap 2 yang asli bikin greget tapi bagus wkw
aku kira kyungsoo hanya semacam anak keluarga chaebol yang kurang perhatian yang kaya biasalah eh ternyata...
budak seks uuu tidak my lil kyungie;(
TERUS JONGIN ASTAGA SUMPAH GA NYANGKA BGT WIEEEE asli deh aku kira jongin emg cewe asli HAHAHAHA
tapi sekali lagi tebakan salah hemm greget banget lahhh
dan emm chansoo shippernya terasa sekali ya wkwk^^
lanjut yaa asli ini asik bgt permasalahanya gak mainstream dan ehem sejujurnya aku juga rada bingung si flawie cara nulis buat ff sama author notenya beda bgt wkwk xD
pas cara nulis ff-nya bisa rapi, bagus, ringan eh pas nulis author notenya imut bgt bahasanya lucu bertolak belakang bgttt wkwk XD
apa ini comen panjang bgt? yasudahlah tak apaa^^