First Encounter

Feel Me !

FEEL ME!

 

 


 

“Kudengar ada siswa baru yang akan bergabung dikelas ini, bagaimana menurutmu Kyungie?” Byun Baekhyun menyenggol bahu teman sebangkunya yang membalasnya dengan tatapan sama-sekali-bukan-urusan-ku. Kyungsoo menaikkan bahunya sambil memandang keluar jendela dengan malas. Memainkan pensil diatas bibirnya yang penuh itu dan bergumam tidak jelas. Baekhyun mengerucutkan bibirnya tanda bosan.

“Well, menurut kabar yang beredar siswa ini sangat tampan dan memiliki daya pikat yang begitu kuat baik dikalangan wanita atau pria, ia memiliki kulit seperti madu dan tubuh atletis juga wajah seperti dewa yunani, bukankah itu hebat?” pemuda Baek masih tetap tidak menyerah menaklukan sang Ice Prince, Do.

Kyungsoo memutar bola matanya dan menghela nafas. Ia menaikkan satu alisnya sambil memandang Baekhyun dengan tatapan mematikan. Ia bukan tipe orang yang menyukai pembicaraan yang tak berguna. Belum lagi ia juga tidak tertarik berhubungan dengan pria ataupun wanita. Ia tahu kalau Baekhyun itu gay sejak tingkat pertama namun, ia seperti menaikkan bahu untuk tidak mempedulikannya. Orientasi seksual seseorang tidak ada yang bisa mengubah atau mengaturnya selain diri mereka sendiri atau bahkan menghakiminya.

“Err, ok ok. Aku tahu kau tidak suka cerita romansa seperti ini kan? Yasudah,” Baekhyun menyerah sambil menyalakan handphonenya untuk chatting dengan akun LINE ke sahabatnya— Chanyeol. Yah, setidaknya Chanyeol akan membalas pesannya walau itu sama sekali tidak berhubungan sama sekali dengan apa yang ia maksud.

‘Yollie~ kau tau ada siswa pindahan yang sangaaaaat keren akan masuk kekelas 3-3? ’ Read

‘Tidak tau. Tapi aku tau diujung jalan dekat kantor pos ada kafe bertema XOXO yang baru saja buka, nanti sepulang sekolah kita akan kesana, key?’ Read

‘ -______- key.’ Read


 

Dan jam pelajaran pertama pun selesai, selang tak berapa lama terdengar kegaduhan diluar kelas dengan jeritan gadis-gadis. Sampai kemudian pintu diketuk dan muncul lah pemuda yang menjadi pusat dari segala perhatian dikelas. Dewa chronos sepertinya lupa akan tugasnya menjalankan waktu. Seakan dunia berhenti berputar hanya untuk pemuda tan dengan seringaian khas badboynya itu. Keheningan muncul sesaat pemuda itu membungkuk dan memberi salam.

“Baik, saya akan memperkenalkan siswa pindahan baru, Kim Jongin, silahkan memperkenalkan dirimu,” Ujar wali kelas 3-3 yang saat itu kebetulan mengajar. Guru Jung, wanita yang sudah berkepala tiga namun belum menikah. Hal itu ternyata mempengaruhinya sehingga menjadi sangat sensitif— killer.

“Kim Jongin,” suara bass yang rendah serta tatapan tajam yang nyaris merobek jiwa seseorang terdengar bagai lonceng kematian. Berdendang begitu dingin dan mematikan.

Guru Jung berdehem sambil membetulkan letak kacamatanya. “Kau akan duduk dibelakang Do Kyungsoo, tuan Do silahkan berdiri agar tuan Kim tau tempat dimana seharusnya ia duduk,”

Kyungsoo masih menatap kearah jendela, mengabaikan guru Jung yang bahkan telah mengulangi perkataannya tiga kali dengan wajah memerah dan suaranya yang tinggi. Kyungsoo memutar bola matanya tidak peduli, tidak ada yang bisa mengaturnya ketika ia sangat amat bosan. Terlebih untuk pemuda yang terlihat menyedihkan itu –kim jongin.

“Ah, sepertinya aku sudah tau, guru Jung, aku akan langsung kesana,” Jongin memandang sekilas dengan matanya menyipit kearah Kyungsoo kemudian duduk dibelakangnya.

Baekhyun menaikkan alisnya dan tersenyum aneh. Ia bergumam rendah. “Sepertinya akan menarik,”


 

Suasana kafetaria terlihat lebih ramai dari biasanya, Kyungsoo dan Baekhyun sudah duduk bersama teman-temannya. Terlihat Chanyeol dan Chen yang berada dikelas 3-2. Kris, Tao dan Luhan berada dikelas 3-1 tengah duduk mengitari meja berbentuk lingkaran tersebut.

“Woah, jadi Jongin murid pindahan itu adalah Kai ? yang benar saja,” Chen memulai topik pembicaraan mereka sambil mengunyah sandwich ditangannya. Ia terlihat membawa bebarapa sandwich dengan variant yang berbeda. Chen terkenal dengan sebutan si Tangan Iblis. Ia akan mengambil paksa apa saja yang ia inginkan, contohnya sandwich dengan berbagai rasa yang berbeda dihadapanya. Walaupun orang tuanya terbilang mampu, tapi kebiasaannya memeras dan memaksa orang untuk mendapatkan apa yang ia inginkan begitu sulit untuk dihentikan.

“Yuck, telan makananmu sebelum berbicara Chenchenman! Menjijikkan,” Baekhyun sang Diva dalam kelompok itu menggerutu. Mengelap tangannya sebelum memotong steak daging rendah lemaknya dengan potongan yang begitu kecil.

“Aku yakin ia adalah Kai, satu-satunya siswa yang berhasil kabur saat penyergapan perang antar geng waktu itu, sial! Ia memiliki tendangan yang mematikan,” Kris sang alpha membuka cola ditangannya dengan kasar lalu menenggaknya habis. Ia mulai mengingat kejadian dua bulan lalu saat terjaring polisi akibat pertempuran antar geng didekat sungai Han. Kris hanya bersama Tao dan Luhan karena mereka memiliki kemampuan bertarung yang kuat dibanding yang lain. Ia sempat melawan Kai dan mendapat tendangan yang menyakitkan. Sampai polisi datang dan menyergap mereka. Tapi, tentu saja bebas atas andil Kyungsoo.

“Mari kita buat ia menyesal pernah lahir kedunia ini dan memasuki EXO high school!” Tao menaikkan satu kaki dikursinya sambil mengepalkan tangannya keatas. Ia disambut tatapan datar dari semua mata yang berada dimeja itu.

“Apa?” ucapnya polos. Lalu kembali duduk meminum susu kemasannya.

“Kita baru saja dapat surat peringatan akibat insiden menghancurkan ruang kelas saat merayakan ulang tahun Kyungsoo dua hari lalu, kau ingat?” Luhan berujar santai sambil menendang-nendang bola kaki yang selalu ia bawa.

“Hoaaaah, pembicaraan macam apa ini? Membosankan, iyakan Kyungsoo? Bagaimana kalau malam ini kita kepesta?” Chanyeol menguap lebar. Melingkarkan lengan raksasanya pada bahu Kyungsoo namun, dibalas dengan tatapan dingin yang menusuk oleh Kyungsoo. Chanyeol balas menatap dengan membesarkan matanya dan memperlihatkan senyum- manis berlesung pipit miliknya. Kyungsoo telah selesai dengan makan siangnya— sebungkus roti coklat berbentuk segitiga berukuran sedang, kemudian berdiri dari tempatnya, tanpa berkata apapun dan pergi. 

“Aku heran dengannya, selalu seperti itu sepanjang waktu, ia seperti tidak menganggap kita ada,” Chen merengut, mengabaikan sandwich yang baru ia makan setengah.

“Oh, ayolah. Kita sudah tahu alasannya, bukan?” Luhan menaikkan alisnya sambil tersenyum miris. Chen mengangkat bahu, kemudian kembali mengunyah sandwichnya. Ya, ia tahu semuanya. Dan itu begitu menyakitkan bahkan hanya dengan mendengar kisah tragis itu.

“Well, Well, well... Aku bertaruh 100 ribu won kalau Kyungsoo akan datang malam ini,” Chanyeol menyeringai tajam. Menaikkan alisnya keatas, kemudian beranjak dari kursinya.

“Tidak akan mungkin, kau hanya akan mati bahkan sebelum mencoba membujuknya, Dumbyeol!” Baekhyun membersihkan giginya asal dengan tusukan gigi yang entah darimana ia temukan. Siapa bilang sang Diva selalu mengutamakan kehigienisan?


 

Jam terakhir adalah pelajaran olahraga untuk kelas 3-3, pelajaran yang paling dibenci Kyungsoo dari semua mata pelajaran yang ada. Terlahir dengan tubuh yang mungil dan penyakit asma yang ia derita membuatnya harus mendapat nilai terendah dari pelajaran olahraga. Ia bahkan tidak mampu menyelesaikan satu putaran lapangan tanpa kehabisan oksigen ataupun terjatuh dalam trek.

Kyungsoo dan Baekhyun sudah berganti pakaian dan berjalan ke lapangan, disana terlihat Jongin tengah melakukan pemanasan dengan berlari mengitari lapangan yang disaksikan para siswa wanita. Lapangan tersebut terlihat begitu ramai dari biasanya.

“Menjijikkan, kenapa terlihat seperti ada pertandingan sea games disini,” umpat Kyungsoo. Baekhyun yang berada disebelahnya kaget karena baru kali ini Kyungsoo berbicara walau tanpa ada yang berbicara dengannya terlebih dahulu.

“Baiklah anak-anak, berkumpul dan buat lingkaran ! hari ini kita akan bermain dodge ball, jadi sebelum itu kalian harus pemanasan dengan mengelilingi lapangan lima kali, kecuali kau Jongin dan Kyungsoo, kalian duduk dipinggir lapangan!! Instruksi selesai ! menyebar !” guru Kim Jungkook adalah satu-satunya guru olahraga dengan tubuh yang tinggi besar dan atletis. Wajahnya yang terlihat keras berbeda seratus delapan puluh derajat dengan hatinya yang lemah lembut. Ia termasuk salah satu guru favorit semua siswa, termasuk Kyungsoo. Ia kemudian ikut berlari bersama siswanya dibelakang sambil meniupkan peluitnya.

Disinilah Kyungsoo, duduk diatas rumput yang halus sambil menyandar di pagar kawat pembatas antara tempat duduk penonton. Ia bukannya tidak tahu bahwa guru Kim memberikannya hak istimewa dengan tidak berlari di trek karena tahu fisiknya yang lemah. Ia tidak terlalu peduli dengan pelajaran ini sama sekali. Yang ia inginkan hanyalah pulang dan menghabiskan waktunya menonton film- film hollywood kesukaannya. Namun, guru Kim sudah terlalu bermurah hati, ia bahkan tidak pernah menyuruhnya mengulang pelajaran. Well, walau itu tetap tidak membantu nilainya dalam olahraga. Tak lama kemudian, Kyungsoo merasakan kehadiran seseorang yang berjarak tidak jauh darinya yang juga duduk bersandar. Pagar kawat itu terhentak membuat Kyungsoo terkejut sambil menatap sinis ke sipelaku yang tak lain adalah kim-ing-jongin.

“Guru Kim bilang kalau aku sudah cukup pemanasan, jadi ia membiarkanku duduk disini,” Jongin menatap Kyungsoo sambil meminum air mineral yang diberikan oleh para fansnya. Suaranya terdengar pelan namun dapat dipastikan Kyungsoo mendengarnya jelas. Ia menyiram tubuhnya dengan air mineral itu, menciptakan teriakan histeris dari para penonton yang menontonnya. Tubuh tegapnya terlihat begitu menggoda dengan dada bidang dan perut well-buildnya.

Kyungsoo tidak bergerak sedikitpun, seakan berpura- pura tidak mendengar apa yang dikatakan Jongin dan apa maksudnya memberitahu hal yang sangat amat tidak penting itu.

“Kau memiliki mata yang besar seperti kodok, kau hanya tinggal mengecat tubuhmu dengan warna hijau saat Halloween dan kuyakin itu akan menjadi kostum yang sangat natural,” ia tertawa terbahak-bahak dengan leluconnya sendiri.

“Aku berani bertaruh bahwa kau hasil mutasi gen antara Kodok dan Penguin, Shortie,” Jongin masih terus mengolok- olok kyungsoo.

‘kau tidak berkaca kalau kau ini seperti kecoak, kim-ty-jongin? dasar serangga menjijikkan, pemuda sialan ini apa tidak memiliki trik lain untuk mencari perhatianku? Ha – ha,’ pikir Kyungsoo sarkastik.

Kyungsoo masih tetap tidak bergeming, ia bukannya tidak mendengar apa yang diucapkan Jongin dan memberikan respons. Ia tahu jika ia memberikan respons maka Jongin akan merasa menang. Dan ia benci dikalahkan. Kyungsoo menutup matanya dengan menyilangkan tangannya didada berusaha untuk rileks dan menstabilkan nafasnya. Ia tahu bahwa guru Kim membiarkannya tidak berlari agar permainan dodge- ball nanti ia dapat mengikutinya. Jadi ia harus menggunakan kesempatan ini untuk membalas kim ing jongin dilapangan.

“Wooho~ sekarang kau menutup matamu seperti putri tidur,” Jongin berdiri dari tempatnya sambil berjalan kearah Kyungsoo. “Hanya ciuman dari seorang Jongin tampan yang mampu membangunkannya, hmmm,” lanjutnya pelan dan dalam.

Tanpa harus membuka matanya Kyungsoo tahu bahwa Jongin tengah menyeringai padanya. Menunggunya untuk kalah. Kyungsoo bersumpah demi iblis yang bersemayam di neraka kalau ia akan membunuh Jongin ini lalu menendangnya ke neraka terdalam jika ia berani menyentuhnya. Tinggal beberapa langkah lagi Jongin sampai, namun peluit milik guru Kim berbunyi nyaring.

“SEMUANYA ! BERKUMPUL DITENGAH LAPANGAN DAN BUAT LINGKARAN !” Kyungsoo membuka matanya dan bertatapan langsung dengan manik kelam milik Jongin yang sudah beberapa meter dari tempatnya. Tanpa ragu ia meninggalkan tempatnya dan berlari menuju ketengah lapangan. Baekhyun berlari kecil menghampiri Kyungsoo yang baru saja sampai. Semua siswa sudah membuat lingkaran dan lima orang terpilih—termasuk Jongin akan menjadi target dodge- ball.

“Jadi, kau tadi terlihat dekat dengan Kai, aku melihat ia menghampirimu dan bibirnya bergerak, apa yang ia katakan?” Baekhyun berbisik namun suaranya cukup kencang bahkan beberapa siswa mulai menatap kearah mereka.

Kyungsoo memutar bola matanya dan berpura- pura tidak mendengar ucapan Baekhyun bahkan berpura- pura tidak mengenalnya. Ia tengah mencari kesempatan agar bola itu berada ditangannya lalu melemparkannya kewajah Jongin agar hancur atau paling tidak ia harus melakukan operasi plastik agar wajahnya kembali normal. Dan...dapat ! Untuk yang pertama kalinya sejak awal semester dikelas tiga, Kyungsoo tersenyum. Bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum mematikan seolah kau ingin membalaskan dendam kematian orang tuamu.

‘mati kau jongin,’ umpatnya dalam hati. Kyungsoo mengambil kuda- kuda dan memusatkan seluruh perhatiannya kepada pemuda yang berlari kesana – kemari untuk menghindar bola. Ketika Kyungsoo sedang bersungguh-sungguh maka ia akan mengeluarkan seluruh tenaganya. Dan, Bingo! Dengan sekali pukulan Kyungsoo mampu membuat lemparannya mengenai sasaran utamanya, Kim Jongin. Bola itu tepat mengenai wajah dibagian kirinya dengan hentakan yang keras. Ia bahkan sampai terlihat meringis. Mungkin besok akan terlihat luka lebam yang cantik disudut bibir Jongin.

“Ya! Kyungsoo, apa yang kau lakukan? Kau gila? Apa kau memiliki dendam pribadi dengannya?” Baekhyun merentetkan pertanyaannya dalam satu helaan nafas sebelum kemudian berlari kearah Jongin. “Guru Kim !! saya akan menyelamatkan Kim Jongin dengan membawanya ke ruang kesehatan, saya meminta ijinmu Guru Kim !” Baekhyun meletakkan lengan Jongin dibahunya dan membantunya berdiri.

Disisi lain Kyungsoo membesarkan matanya berpura-pura terkejut dan diam-diam menyeringai tajam dengan tanduk merah kasat mata serta aura hitam yang menguar dari tubuhnya. Siapa yang akan menyangka kalau di dalam wajah innocent Kyungsoo dan tubuh mungilnya tersembunyi iblis yang begitu nyata dan mengerikan, menunggu untuk bangkit dari tidur panjangnya. Kyungsoo tahu bahwa Jongin pun begitu, ia tahu bahwa Jongin juga memiliki jiwa murni iblis yang ada dalam dirinya. Ia hanya menunggu sampai kedua iblis bertemu dan memulai pertempuran sampai mati.

“Tidak ! permainan baru saja akan dimulai,” Jongin tersenyum sinis kearah Kyungsoo sambil melemaskan lehernya sehingga terdengar bunyi –krekk. Penonton diluar lapangan terlihat semakin ramai, apalagi setelah tahu bahwa permainan sesungguhnya antara Kyungsoo— anggota paling misterius dan dingin dalam gerombolan gengster disekolah melawan Jongin— siswa pindahan yang sama- sama memiliki tatapan mata yang mematikan. Kyungsoo menjawab tantangan Jongin dengan mengambil bola yang dilemparkan padanya dan bersiap- siap untuk melemparkannya kearah Jongin, namun meleset. 

Kali ini Jongin berbalik menyerang Kyungsoo. Serangan balik itu begitu cepat dan dalam hitungan detik , bola yang berada ditangan Jongin dengan cepat melesat kearah dada Kyungsoo dengan bunyi hantaman yang cukup keras. Kyungsoo meringis sambil meraba dadanya. Semua mata yang memandang tercekat. Namun, Jongin menyeringai tajam sambil menahan tawanya. Kyungsoo berlutut sambil memegang dadanya, ia sempat terbatuk beberapa kali sebelum nafasnya memendek. Ia tidak percaya asmanya kumat disaat seperti ini. Didepan musuhnya. Menunjukkan kelemahannya. Menjijikkan. Kyungsoo merasa sangat menyedihkan. Pandangannya semakin mengabur hingga sebuah lengan mengalungi pinggangnya dan meletakkan tangannya pada bahunya.

“Bodoh, kau seharusnya membawa inhalermu, Kyungie,” Baekhyun membawa Kyungsoo yang semakin lemah keluar lapangan. Seakan tidak perlu lagi melapor pada guru Kim yang memandang Kyungsoo dengan cemas. Terdengar penonton diluar lapangan menyoraki Kyungsoo bahkan melemparkannya tisu atau botol kosong. Benar- benar memalukan. Ini adalah kali pertama disepanjang umurnya mengalami hal memalukan seperti ini.

“B-baekhyun, hosh ingatkan aku untuk menyiksa.. hosh si keparat itu sebelum membenamkan kepalanya kedalam hosh... tanah,” Kyungsoo berdesis dengan suara seraknya dan nafas yang tersengal- sengal. Baekhyun bergidik ngeri melihat sahabatnya yang berubah benar- benar seperti Iblis yang baru bangun dari tidurnya. Ia bahkan tidak pernah melihat Kyungsoo marah seperti ini ketika seseorang memukulnya habis-habisan dalam sebuah perkelahian antar geng.

“Tenangkan dirimu Kyungsoo, masih ada banyak waktu untuk membalasnya,”


 

Semua teman—yang biasa disebut sahabat— Kyungsoo sudah berada dikamar super besarnya. Lucu memang dan tidak sebanding dengan tubuh kyungsoo yang terbilang tidak membutuhkan ruang sebesar ini untuk menempatkan dirinya. Entah itu keberuntungan atau petaka bagi satu- satunya pewaris Dodo Entertainment yang tersisa dan hidup sampai sekarang. Seluruh keluarga Do— selain Kyungsoo telah meninggal karena penyakit keturunan, berbeda dengannya yang walaupun terlihat begitu lemah namun, didalamnya ia sangat kuat. Ia hanya memiliki penyakit asma yang tidak begitu parah sebenarnya, hanya saja dikarenakan sejak kecil ia tidak dianjurkan menerima pelatihan fisik, penyakitnya membuat ia terlihat lemah.

“You okay?” Kris memecah kesunyian sekaligus membangunkan Kyungsoo dari “tidurnya”. Well, Kyungsoo tidak menyukai keramaian. Tapi, ia tahu bahwa mereka tahu kalau ia hanya berpura- pura untuk tidur.

“Ya ! Idiot, kau membangunkannya!” sang Diva –Baekhyun mengomel sambil menepuk- nepuk kepala Kyungsoo lembut. Kyungsoo memutar bola matanya sambil duduk menyender dikepala ranjang double or triple king-sizenya. Seluruh sahabatnya tengah berkumpul mengitarinya diatas ranjang. Kepala Kyungsoo seakan berputar dengan banyaknya orang berbicara dalam waktu yang nyaris bersamaan.

“Apa kalian ingin membunuhku heh,” Kyungsoo menggerutu sambil memijat dahinya. “Cepat minta pelayan untuk menyiapkan makan malam kalian dan pulanglah,” lanjut Kyungsoo yang menarik bed cover sampai menutupi kepalanya. “Tidak akan, sampai kau bercerita tentang bastard yang membuatmu seperti ini,” Chanyeol menggeram.

“Apa benar Kai yang melakukan ini?” Luhan bertanya lembut sambil menarik bed cover Kyungsoo, kepalanya terlihat sedikit menunjukkan matanya yang terlihat menutup. Kyungsoo hanya menggumam sebagai jawaban, ia sudah cukup malu walau hanya mengatakan yang sebenarnya pada sahabatnya. Ia tidak bisa lebih malu lagi pada temen-teman yang notabennya seorang badboy, dan malah meringkuk lemah diruang kesehatan sepanjang pelajaran, hanya karena tidak mampu bermain dodge ball.

“Kalau begitu, malam ini kita hancurkan saja pestanya, kudengar ia begitu bersemangat karena mengalahkanmu dan membuat pesta dirumahnya!” Chen berujar sambil menarik- narik kaki Kyungsoo. Ia selalu tahu bahwa ini adalah ide yang cemerlang. Kyungsoo menggeram kesal.

“Kau genius, chen! Aku tidak percaya ide seperti ini bisa terlontar dari kepala kotak-mu,” Tao membalasnya dengan kalimat yang harus diakui begitu ambigu antara pujiaan atau celaan.

“Terima kasih, tuan kantung mata,” Chen mencibir kesal. Kyungsoo duduk kembali, ia tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang panjang untuknya dan sahabat-sahabatnya. Ia menyeringai tajam sambil memikirkan rencana balas dendam yang setimpal untuk Jongin.

“Okay, jadi malam ini kita akan menghancurkan harga diri seorang Kim Jongin, ryt?” Chanyeol meyakinkan lagi dengan bersemangat.

“Yosh !!” sahut semuanya yang kemudian bersiap- siap. Meninggalkan Kyungsoo dikamarnya, ia mungkin tidak akan ikut dengan rencana penghancuran tersebut. Tapi ia akan berada disana untuk menyaksikannya—Kim-ty-jong-ing-in menderita.


 

Mansion mewah dengan tiga tingkat ini begitu ramai dengan para pemuda yang sedang menikmati alunan musik yang terputar. Ada beberapa yang bermesraan dengan pasangan mereka ataupun menikmati minuman keras yang tersedia dengan bebasnya. Kris dan yang lain sudah sampai dengan rencana besar mereka. Menghancurkan pesta dan membalaskan dendam Kyungsoo. Sahabat mungil mereka.

“Kukira kau bertaruh malam ini Kyungsoo akan datang, dumbyeol?” Kris mengambil segelas vodka yang dituangkan seorang maid kepadanya.

“Aku mengaku kalah, ia begitu melekat pada kursi raksasa dan film – film hollywoodnya itu, “ Chanyeol memutar bola matanya sambil menenggak habis gelas vodkanya yang penuh.

Chen dan Tao sibuk berjalan disekitar kolam renang sedangkan Luhan berjalan sendirian kedalam mansion tersebut. Menebar benih kerusakan mereka disetiap sudut yang ada ataupun melihat hal apa saja yang dapat mungkin dilakukan para pemuda bebas ini disetiap kamar.

Baekhyun terlihat akan pergi menjalankan rencananya, meninggalkan Chanyeol dan Kris yang masih berada didepan stand minuman beralkohol tidak terlalu tinggi tersebut. Chanyeol terlihat mengeluarkan botol minuman dari sakunya dan dengan hati-hati menuang kedalam mangkuk besar tempat minuman. Kris menyeringai sambil mengambil sedikit minuman ditempat itu lalu meminummnya. Ia terlihat terbatuk dan wajahnya memerah. Chanyeol tertawa terbahak melihatnya.

“Aku akan mencoba mendekati Kai, ingat! Jangan sampai kalian ikut mabuk, sekarang bukan saatnya,” Bekhyun menyeringai kemudian meninggalkan teman-temannya dan berjalan kearah Jongin.

Jongin tengah menari free-style diruangan inti yang diikuti beberapa teman- teman disekolahnya dulu. Baekhyun mengenal mereka tentu saja. Lay dan Sehun. Pion utama dari kejahatan yang ada disekolah Torriyama—mantan sekolah Jongin. Baekhyun menari mendekati Jongin dengan sedikit menggodanya, menggerakkan pahanya kedepan yang nyaris bersentuhan dengan milik-jongin-yang-bergarga. Jongin kemudian membisikkan sesuatu ditelinga Baekhyun. Suaranya serak dan rendah terdengar begitu y . Baekhyun sedikit gemetar.

“Kau sendirian, manis?” Baekhyun berfikir bahwa Jongin tidak mengenalinya, dan itu akan membuat rencananya berjalan lancar. Ia mengalungkan tangannya pada leher jongin dan balas membisikkannya sesuatu. Tangannya tidak berhenti bergerak liar menjamahi dibagian pinggang dan pantat jongin. Mencari kesempatan untuk meletakkan obat- obatan berbahaya itu ditubuhnya.

“Ya, aku sendirian. Tapi, sekarang tidak. Bye, jongin~” Baekhyun melepaskan pelukannya meninggalkan jongin yang terlihat tidak peduli dan melanjutkan menari.Hiruk pikuk audio raksasa dan penerangan gelap itu membuat Baekhyun kehilangan jejak Chen dan Tao. Ia yakin sekali melihat mereka berdua. Tak lama kemudian, ponsel milik Baekhyun berbunyi.

 

LINE Incoming call

Dyodoleu <3

 

Baekhyun bergegas keluar ruangan lalu mengangkat panggilan tersebut. Berjalan menuju tempat yang agak sepi didekat semak-semak. Terdengar suara serak Kyungsoo dari ujung panggilan disana.

“Ya? Kyungie~~”

‘Baek, kalian harus keluar dari tempat tersebut. Dalam 10 menit polisi akan sampai,’

“APAAAA??? KAU GILA ?! KAU YANG MENELEPON POLISI ITU ?”

‘tidak! Ini jebakan, persetan dengan bastard itu, ia sepertinya sudah tau ada yang tidak beres, kumpulkan yang lain dan pergi dari sana, ‘

“T-tapi jika kita tidak keluar dalam 10 menit kita akan—“

‘Jangan panik. Aku sudah memperkirakan ini semua, cepat keluar ! aku akan mencoba menahan polisi itu,’

Panggilan terputus sementara Baekhyun berlari menuju tempat terakhir sebelum berpisah dengan Chanyeol dan Kris. Disana terlihat beberapa pemuda tengah sangat mabuk, begitupula dengan dua sahabat raksasanya. Mereka mengaitkan lengan mereka dan bersama-sama menari seperti orang gila. Juga jangan lupakan mereka juga melakukan free-style rapping dengan sangat buruk. Baekhyun memekik frustasi.

“Fuucckkkk! Itulah akibatnya berdekatan dengan park-ing-dumb-yeol ! Yifan you idiot! ” Baekhyun mengumpat, menarik lengan dua orang itu dengan susah-payah. Ia tidak boleh menyianyiakan waktu yang tersisa.

Bagaimana mungkin rencana mereka gagal. Kemana yang lain ? pikir Baekhyun sambil menyeret dua menara kembar ini kearah parkiran. Tapi, sebelum sempat sampai ke mobil mereka, beberapa pemuda terlihat menghadang dengan tongkat baseballnya dan raut wajah mengejek. Baekhyun menenggak salivanya kasar. Ia dalam masalah besar. Berlomba dengan waktu sekaligus menghadapi gerombolan kecoak ini sendirian, dengan menyeret dua orang tidak berguna yang tengah mabuk parah. Tidak ada waktu lagi. Ia harus menggunakan jurus “Laki- laki cantik”.


 

Terdengar sirine polisi begitu nyaring, paling tidak ada sekitar tiga mobil polisi yang mengarah kesebuah mansion yang menurut laporan terdapat pesta seks dan obat-obatan terlarang. Mereka melajukan mobil dalam keadaan cukup kencang. Sampai pada sebuah perempatan jalan, tanpa sengaja mobil pertama menabrak pemuda yang asal menyebrang dengan skuter matiknya. Para polisi itu menghentikan mobil mereka, lalu mengecek pemuda itu, kulitnya begitu pucat. Tidak terlihat luka-luka yang serius, tapi pemuda itu pingsan tanpa tanda-tanda kehidupan sama sekali.

“Tuan Lee! Catat ciri-ciri pemuda ini dan masukkan kedalam data kepolisian.”

“B-Baik. Pemuda dengan kulit pucat. Sekitar umur 18 – 19 tahun. Mengenakan jaket hitam dengan resleting yang menutupi setengah wajahnya dan jeans putih.”

“Kita harus membawanya kerumah sakit, kurasa ia pingsan karena terkejut. Kalian bawa ia sekarang. Yang lain tetap melanjutkan penyergapan.”

‘sial. Tidak berguna, aku benar-benar harus mengeluarkan trik terakhir,’ pemuda berkulit pucat itu mengerjapkan matanya. Mengerang pelan. Memandang para polisi yang mengerumuninya. Wajahnya terlihat sangat terkejut dan ketakutan. Tubuhnya gemetar. Ia mulai berteriak histeris sambil memeluk lututnya. Matanya bergerak liar seakan mencari kebebasan.

“A-apa yang t-terjadi, ketua?” salah satu petugas yang masih junior terlihat ikut panik.

“Anak muda, siapa namamu?”

Pemuda itu berhenti sejenak sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak. Ia membuka penutup kepalanya sambil mengacak-acak rambutnya. Wajahnya nampak lebih pucat dari kelihatannya. Terdapat lingkar mata yang cukup tebal dibawah matanya.

“Namaku? Namaku adalah Justine Timberlake, hahahaha, apa? Kau ingin tanda lahirku? Sini akan kuberikan, hahaha” pemuda itu kemudian menari freestyle dan rapping dengan tempo yang begitu cepat. Setelah itu ia masih terus bernyanyi seolah berada dipanggung broadway sambil menyanyikan lagu Justine Timberlake, Mirror. Mengitari para polisi tersebut dengan mata yang setengah tertutup.

“Astaga—“


 

Kyungsoo terlihat memasuki salah satu mobil polisi dengan tenang. Duduk dengan nyaman dikursi penumpang, memandang keluar jendela sementara pemandangan itu mulai mengabur menampakkan siluet-siluet abstrak dari sisi jalan. Neon-neon menyala dengan cantiknya. Tidak memedulikan sirine polisi yang terngiang-ngiang ditelinganya. Tersenyum penuh kepuasan. Setidaknya ia tidak sepenuhnya gagal. Ia menatap sekilas kearah kaki kanannya yang begitu ngilu untuk digerakkan. Patah? Atau hanya terkilir? Siapa peduli.


 

Seorang pemuda berjas kulit berwarna hitam dan kaus dengan warna senada juga jeans hitam terlihat menyender disalah satu lampu jalan. Menatap sebuah skuter matik dipinggir jalan yang sedikit penyok dibagian kanannya. Memutar kembali ingatan kejadian beberapa puluh menit yang lalu ketika seseorang yang begitu ia kenal melakukan tindakan gila demi teman-temannya. Heroik dan idiot, pikirnya. Pemuda itu beralih kepada motor besarnya, memakai helm hitam dan menstater motornya kemudian melaju menembus jalanan yang mulai menyepi. Membawanya dengan kecepatan penuh menuju sebuah rumah sakit terdekat. Hanya ingin memastikan atau lebih tepatnya menemui seseorang untuk menjenguk—mungkin. 

 


 

Flawie’s Note.

Yap! 1st chapter finiiiiiiiished~~

Please (flawie begged you) do comment/subscribe/vote if you like this ty-story. (๑•́ ω •̀๑) tiap kata yang anda ketik dikolom komentar adalah semangat saya ~! Semangat untuk melanjutkan kisah ini tentunya huhuuu~ dan juga saya sangaaaaaat mengapresiasikan komentar dalam bentuk apapun apalagi kritikan. Okay, maybe next chappie will be more shorten than this~ as I told u before~~ Gosh ! 3687 word only for 1st chappieee. Oiya, saya juga akan berusaha jadi author yang aktif mulai sekarang! Huhuuu~ Oiya sebenarnya ff ini sudah siap publish kemarin, tapi karena AFF ada perubahan lagi jadi baru bisa sekarang~

So, please look forward on it! Yosh!! (´⊙ω⊙`) flawie loooves you!!

 

Adios~

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
flawlessdyo
Updateee uppdateee ~_~ How're you guuuyss~~ This is flawie comeback with shortie chapter ~~ Hope you enjoy it ! huhuuu /bow

Comments

You must be logged in to comment
Yolaifanisari #1
Chapter 3: Ah shiieeetttttt endingnya grgeeettttt jongin pake wig + dress pink + hells!!! Cepetan updateeee gewlaaa greget gua ahh. Kok jongin jadi begitu:( abt ur question kayanya jongin yg memiliki kisah paling memilukan. Kyungsoo budak ? Nggak kaget lagi sih wkwkkwkwkwk halloween nya disamain sama halloween taun kemaren lols. Eh btw kyungsoo kok tiba tiba bisa disana. Oiya banyak chansoo moment potek potek potek:( ah pokoknya cepetan update. Gilaaa kepo nih ahhhh gimana nasib kyungsoo selanjutnyaa. Karakter kai cinta banget sama emak nya meski di sakitin gitu. Sedih nih aing bayanginnya ㅠㅅㅠ update asap!!!!!11!!
Yolaifanisari #2
Chapter 2: Kyungsoo nya gua aned. Benci rumah sakit dan obat obatan-3- *abaikan ini* kependekannnn:( plis itu jongin sama siapa? Lemme guess, his mom? Atau jangan jangan gua yg lagi hamil anak dia/ga. Endingnya bikin gregettttt. Pink susu? Bintang warna warni? Btw joonmyeon disini hanya hyung kan?:( dan lagi beberapa kata bikin ngakak, like kulit seperti tanah liat dan pororo dengan helm pilot. Suka dah kalo diselipin humor begitu. Ceritanya jadi ga flat. Lanjutkan. Ohya, disini kayanya jongin hina banget dimata kyungsoo:( kenapa kyungsoo jijik banget sama jongin:( pokoknya ending mereka harus bersama! Eh sebenernya lebih suka sad ending sih wkwkwkkwkwk
Yolaifanisari #3
Chapter 1: Ahhh oiya pemilihan nama orang dan hal lainnya spt kafe, perusahaan dan sekolahnya, lebih di "unik" kan lagi kalo bisa. Hanya saran-3-
Yolaifanisari #4
Chapter 1: Ah seriusan karakter kyungsoo nya suka banget gua. Udah sering nemu karakter kyungsoo yg misterius tapi ga badboy banget dan se"setan" ini. Jongin, as always dewa nya "ketampanan". Ngakak bagian timberlake lolololl. Dua menara kembar juga plis lagi tegangnya eh malah dibikin ngakak. Pemilihan katanya sukaaa, ga terlalu puitis bikin bingung. Btw ceritanya di sponsori line ya? Wkwkwkwkk ah hampir lupa, karakter chen nya susah gua bayangin. Plis chen yg asik lucu dan rempong dibikin badboy + suka malakin makanan orang disini hahhaha. Over all, suka sekali-3- ga rempong dan ga bikin pusing. Gampang di cerna. Lanjut chap 2!!!

-chu♥♥
galuhawl #5
Chapter 3: Lanjut dong thor :3 kapan dilanjut??? ><
dumanaomi #6
Chapter 3: Kapan dilanjut thorrr:(
misakichan13 #7
Chapter 3: omo omo omo jongin jadi cewe? huaaa jangan lama-lama ya update nya *puppy eyes*
kyungsoo tsundere sekali. penasaran sama kelanjutannyaaaaa
yang paling miris..... dua-duanya boleh? mungkin kalo disatuin 2 orang memilukan ini, ceritannya jadi ga miris lagi *kode* kkkk.
keep writing^^
misakichan13 #8
Chapter 2: saking pendeknya baru sekali ngescrool langsung nemu author note nya._. kkkk. gaya nulis ff sama author note nya beda bgt, you are such a cute person i thought *sok tau* XD keep writing^^
misakichan13 #9
Chapter 1: woah kyungsoo disini garang bgt, jarang2 nemu kyungsoo yg galak gini. seruuuuu~~~keep writing^^
radinkasafira
#10
Chapter 3: asliiiiiiiiiiiiii flawieeeee bikin aku muter-muter bikin aku nebak-nebak yang hasilnya tebakan aku salahhh-_-
di chapter ini menjawab semua kebingunganku yang ada di chap 2 yang asli bikin greget tapi bagus wkw
aku kira kyungsoo hanya semacam anak keluarga chaebol yang kurang perhatian yang kaya biasalah eh ternyata...
budak seks uuu tidak my lil kyungie;(
TERUS JONGIN ASTAGA SUMPAH GA NYANGKA BGT WIEEEE asli deh aku kira jongin emg cewe asli HAHAHAHA
tapi sekali lagi tebakan salah hemm greget banget lahhh
dan emm chansoo shippernya terasa sekali ya wkwk^^
lanjut yaa asli ini asik bgt permasalahanya gak mainstream dan ehem sejujurnya aku juga rada bingung si flawie cara nulis buat ff sama author notenya beda bgt wkwk xD
pas cara nulis ff-nya bisa rapi, bagus, ringan eh pas nulis author notenya imut bgt bahasanya lucu bertolak belakang bgttt wkwk XD
apa ini comen panjang bgt? yasudahlah tak apaa^^