[Oneshot] Angel

The Wolf and The Beauty

Angel (你的世界)

 

Kris bukan tipe pria yang tidak peka.

Walaupun ia selalu terlihat sibuk dengan berbagai hal menyangkut kawanannya, mata dan telinganya selalu terbuka untuk menangkap hal-hal sekecil apapun. Mulai dari masalah sepele seperti Lu Han yang tiba-tiba kehilangan bola sepak kesayangannya—yang segera diselesaikan dengan menyeret Jongin dari telinganya ke hadapan pemuda Cina berwajah manis itu dan mengancam sang beta malang sampai ia mengaku di mana ia menaruh bola tersebut—sampai ke masalah berat seperti kemungkinan ancaman dari luar terhadap kelompok mereka yang dibicarakan para petinggi kawanan tersebut. Sejak kecil, sifat observan Kris ini sudah terlihat, dan ia tidak pernah takut bertanya langsung pada orang-orang yang bersangkutan apakah ada hal yang bisa dilakukannya untuk membantu mereka, atau mencari tahu sendiri jawaban dari pertanyaan yang ia miliki.

Makanya saat Kyungsoo bilang ia tidak ingin kembali ke daerah asalnya untuk mengambil barang-barang pribadinya sebelum ia menetap di rumah Kris, sang alpha langsung dapat menangkap maksud di balik kata-kata pasangannya itu: ada yang Kyungsoo takuti dari tempat tinggalnya yang dulu.

Kris tahu bahwa Jung Yunho, alpha di kawanan tempat Kyungsoo berasal tidak memperlakukan pemuda berambut hitam itu dengan baik. Yunho bahkan tidak pernah memberi tahu Kyungsoo siapa orangtuanya, atau apa yang terjadi pada mereka hingga sang omega itu menjadi sebatang kara. Dengan niat itulah, ia berganti sosok ke wujud serigalanya—seekor serigala berbulu hitam kecokelatan yang kira-kira seukuran motor besar—dan berlari ke arah Selatan selama enam jam, tentu saja dengan rute yang lebih rumit dari rute yang biasa dilaluinya agar tidak ada manusia yang melihatnya dalam wujud tersebut.

Saat kakinya menginjak daerah kekuasaan kawanan yang menyebut diri mereka Cassiopiea, Kris kembali ke wujud manusianya, agar anggota kawanan tersebut tidak menganggap kedatangannya sebagai ancaman. Sang alpha mengabaikan tatapan dingin ataupun heran dari orang-orang di sekitarnya—orang-orang yang pasti sudah tahu apa yang telah Kris lakukan pada pemimpin mereka—selama ia berjalan dengan tenang menuju rumah Jung Yunho. Ketika Kris baru saja akan membunyikan bel rumah itu ketika pintu mahogani berwarna cokelat itu terbuka lebar, dan Soojung, putri tunggal Yunho, keluar dari rumah tersebut. Gadis itu nyaris terlonjak kaget terhadap kedatangan Kris.

"K-Kris-oppa," Soojung sedikit menundukkan kepalanya, sebuah tindakan refleks yang akan dilakukan oleh siapapun yang sedang berhadapan dengan seorang alpha. "Ayah sudah menunggumu di dalam. Masuklah."

Kris hanya mengangguk singkat, dan perjalanan menyusuri koridor panjang kediaman keluarga Jung tersebut hanya diisi keheningan. Soojung, atau lebih sering dipanggil Krystal, sesekali melirik ke arah Kris yang berjalan satu langkah di belakangnya. Sejak gadis itu menginjak usia dimana ia sudah pantas memilih pasangan hidup, ayahnya selalu membanggakan dirinya sebagai gadis tercantik dari kawanan mereka yang sudah pasti akan menarik perhatian siapapun untuk mengambilnya sebagai pasangan mereka. Makanya saat Kris memilih Kyungsoo lebih dulu dibanding dirinya, ia harus mengakui bahwa ia sangat iri pada Kyungsoo. Iri karena pemuda yang bahkan tidak pernah dianggap ada, dibiarkan tinggal di loteng rumahnya dan bahkan bekerja tanpa upah sebagai pelayan di rumahnya dengan alasan untuk membayar biaya hidupnya itu justru mendapat pasangan seorang alpha muda yang disegani seperti Kris.

"Ini ruang kerja ayahku." Krystal menunjuk sebuah pintu bersar bercat hitam dengan plat keemasan bertuliskan nama kawanan mereka. Kris mengangguk, dan membiarkan gadis berambut merah terang di depannya mengetuk pintu dan memberitahukan kedatangan Kris pada ayahnya. Setelah mendapat izin, Kris melangkah masuk ke ruangan itu tanpa menghiraukan keberadaan Krystal.

Ruang kerja Jung Yunho didominasi warna cokelat dan krim, dengan berbagai perabotan seperti meja, rak buku, dan kursi yang dipenuhi ukiran-ukiran berdetail rumit yang membuat ruangan bernuansa klasik itu terkesan mewah. Kursi besar di belakang meja sang alpha tersebut membelakangi sebuh jendela besar yang dihiasi tirai merah beludru, mirip dengan tirai yang sering terlihat di teater. Sebuah foto keluarga Jung yang tercetak besar terpajang dalam sebuah bingkai foto besar di salah satu sisi ruangan tersebut, dan Kris mengenali wanita bergaun putih dengan wajah mirip Krystal itu sebagai istri Yunho yang sudah meninggal. Sayang, pemilik rumah seindah itu tidak menunjukkan perilaku yang indah, terutama pada Kyungsoo.

"Selamat datang, Kris." Yunho menutup buku yang sedang dibacanya dan tersenyum ramah pada alpha muda yang menjadi tamunya tersebut. "Duduklah. Aku tahu perjalanan ke sini pasti melelahkan."

Kris hanya menanggapinya dengan anggukan singkat sambil mempersilakan dirinya duduk di hadapan Yunho. Selama beberapa saat, hanya keheningan yang mengisi ruang di antara mereka. Merasa tidak nyaman dengan kesunyian itu, Yunho berdeham dan memulai pembicaraan.

"Apa kau mau minum? Aku punya anggur yang sangat ba—"

"Tuan Jung." Kris memotong kata-kata Yunho, mata kecokelatannya menatap dingin pada alpha pemilik rumah itu. "Tidak perlu basa-basi. Aku hanya datang untuk mengambil apa yang sudah kaujanjikan padaku, bukan untuk beramah-tamah padamu."

Yunho terkekeh singkat, sebelah tangannya mengambil sesuatu yang diinginkan Kris dari bawah mejanya. "Untuk seorang alpha muda berusia 22 tahun yang datang seorang diri ke wilayahku, kau sangat tak kenal takut." Pria itu melempar sebuah tas ransel hitam ke atas mejanya. "Hanya itu yang dimiliki omega kecilmu itu selama tinggal di sini."

Kris membuka perlahan tas tersebut dan memeriksa isinya, dan salah satu benda di dalam tas itu membuatnya sudut bibirnya sedikit terangkat. Sambil menutup tas itu, sang alpha muda kembali menatap Yunho.

"Ada satu hal lagi yang kaujanjikan."

"Ya, aku tahu." Yunho menghela napas. Ia tidak menyangka Kris rela mempertaruhkan hubungan antar kedua kawanan dengan masa lalu seorang omega. Tapi ia tidak bisa memungkiri bahwa kawanannya membutuhkan Kris untuk bertahan hidup. Yunho meraih sebotol wine yang terpajang di tepi jendela ruang kerjanya dan menuangkan sedikit isinya ke gelas yang sudah tersedia di samping botol tersebut untuk sedikit mengalihkan perhatiannya dari cerita masa lalu yang akan sedikit membuka luka hatinya yang tidak bisa hilang. "Ceritanya panjang. Kau mungkin akan bosan."

"Biar aku yang menentukan apakah ceritamu membosankan atau tidak. Mulailah."

 

~*~

 

Bulan purnama sudah menunjukkan wajahnya di tengah langit malam saat Kris memasuki kamar tidurnya, tas ransel hitam pemberian Yunho tersampir di pundak kirinya. Dari ambang pintu kamar tersebut, Kris dapat melihat siluet seseorang yang sudah hampir satu bulan ini tinggal bersamanya. Sepertinya Kyungsoo sudah tidur, pikir kris dalam hati saat kakinya melangkah mendekati tempat tidur mereka. Perlahan, ia duduk di samping tubuh kekasihnya yang terbaring membelakanginya.

Salah satu hobi baru Kris yang harus diakuinya adalah mengamati wajah Kyungsoo yang sedang tidur. Mata bulat yang selalu terlihat bercahaya bagi dunia sang alpha muda itu saat Kyungsoo terjaga kini terpejam. Dadanya bergerak naik dan turun secara teratur sesuai tarikan napas yang diambilnya. Terkadang, sepasang bibir yang terasa begitu empuk saat Kris mencium luna-nya itu sedikit terbuka, dan dengkuran halus yang begitu merdu di telinga Kris terdengar dari dalamnya.

"Ayah anak itu adalah calon alpha sebelum aku." Kris mengingat cerita yang dituturkan Yunho beberapa jam yang lalu sambil membetulkan posisi rambut kekasihnya itu agar tidak menutupi wajah indahnya. "Ia membunuh pamanku, alpha sebelumnya, bahkan sebelum diadakannya turnamen untuk memilih alpha berikutnya. Sepertinya ia ingin menaklukkan suatu kawanan kecil yang diduga melakukan pembunuhan terhadap manusia, tapi pamanku tidak mengizinkannya karena belum ada bukti yang cukup. Setidaknya, itu yang tertulis dalam surat-surat yang mereka kirim satu sama lain. Sejujurnya, tidak ada satupun anggota kawanan kami yang tahu tentang masalah ini sampai pamanku terbunuh."

Sang alpha mengelus pelan pipi Kyungsoo dengan sangat hati-hati agar pemuda berambut hitam itu tidak terbangun, sementara cerita masa lalu pemuda itu masih berputar-putar di otaknya, menunggu keputusan Kris untuk menceritakan kebenaran tentang masa lalu Kyungsoo.

"Tidak sulit menemukan siapa yang membunuh pamanku. Sebelum orang-orang menangkapnya, ia sudah kabur bersama istri dan anak tunggalnya yang saat itu baru berumur enam bulan ke tengah hutan. Ia tertangkap dan dijatuhi hukuman mati dengan cara ditembak. Kami tidak menghukum istrinya—wanita itu tidak bersalah—tapi ia ditemukan beberapa hari setelahnya, bunuh diri dengan peluru yang sama dengan yang ayahku gunakan untuk menembak suaminya—silver bullet."

Sambil menjatuhkan tas ranselnya, Kris menghempaskan tubuhnya dan berbaring di samping Kyungsoo, merapatkan dadanya pada punggung pemuda bertubuh mungil itu dan memeluknya dari belakang, seakan ingin menyembunyikannya dari dunia yang begitu kejam pada pemuda itu. Bagaimana ia harus menceritakan kisah setragis itu pada Kyungsoo yang tidak tahu apa-apa tentang orangtuanya? Ia tidak ingin melihat Kyungsoo menangis lagi, dan ia yakin ia sudah cukup menangis selama tinggal di rumah keluarga Jung. Tapi ia tidak meminta Yunho menceritakan kisah itu padanya hanya karena rasa ingin tahu—ia ingin memberitahu Kyungsoo, sepahit apapun kenyataannya.

"Sejak orangtuanya meninggal, tidak ada yang ingin mengambil Kyungsoo menjadi bagian dari keluarga mereka. Mereka menganggapnya sebagai anak kriminal, yang dikhawatirkan akan tumbuh sama seperti ayahnya. Selama beberapa tahun awal kehidupannya, ia diurus panti asuhan sampai berusia 17 tahun. Lalu, istriku, Yoona, memintaku mengambil Kyungsoo untuk menjadi pelayan di rumah kami agar anak itu bisa tetap sekolah, makan, dan punya tempat tinggal. Bisa dibilang, hanya dia saja yang tidak pernah memperlakukan anak itu seperti seorang penjahat, walaupun itu hanya bertahan sampai istriku meninggal setahun yang lalu. Mungkin karena ibu anak itu adalah sahabatnya."

Kris tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada Kyungsoo. Jika sekarang Kyungsoo berumur 20 tahun, berarti ia hanya merasakan kasih sayang Yoona selama dua tahun. Apa karena itu Kyungsoo bilang ia tidak punya rumah? Tanpa sepengetahuan Kris, kekasihnya itu perlahan membuka matanya merasakan tekanan di sekeliling tubuhnya. Pemuda itu membalikkan tubuhnya, dan tersenyum lembut saat kedua matanya yang masih dibebani kantuk bertemu dengan mata sang alpha.

"Kau sudah pulang."

Kris tidak bisa memaksakan dirinya untuk membalas senyuman itu. Bagaimana ia harus tersenyum ketika dirinya sudah begitu lancang meminta Yunho menceritakan masa lalu Kyungsoo dan sekarang ia bahkan tidak tahu bagaimana harus memberi tahu pemuda itu? Alpha bertubuh tinggi itu mendekatkan wajah mereka dan mempertemukan bibir mereka dalam sebuah ciuman yang begitu lembut. Kris sangat berhati-hati agar Kyungsoo tidak menyadari keresahannya. Tapi kekasihnya itu tidak bodoh. Ia tahu ada yang sedang Kris pikirkan. Saat keduanya menarik wajah mereka dari ciuman tersebut, Kris merasakan tangan mungil Kyungsoo mengusap wajahnya.

"Apa semuanya baik-baik saja?"

Tidak. Kris ingin sekali menjawab jujur pertanyaan Kyungsoo, tapi kedua sudut bibirnya malah terangkat, membentuk sebuah senyuman terpaksa yang disusul dengan anggukan singkat. Ia berbohong pada kekasihnya itu. Tapi, sampai kapan ia harus kabur dari kenyataan? Cepat atau lambat, Kyungsoo akan sadar ada yang Kris sembunyikan darinya. Bagaimanapun ia menyembunyikan tas yang diterimanya dari Yunho, Kyungsoo pasti akan menemukannya suatu saat nanti. Ia tidak ingin Kyungsoo menganggapnya sebagai kekasih yang suka menyembunyikan kebenaran dari pasangannya dan mengetahui fakta di balik kebohongannya bukan karena Kris yang mengakuinya sendiri.

Kenyataan memang menyakitkan, tapi kebohongan bukanlah jawaban dari semuanya, kan?

Jadi Kris menghela napas, dan sebelah tangannya melepaskan tubuh kekasihnya itu dan mengambil tas yang ditinggalkannya di dekat tempat tidur. Ia meletakkan tas hitam tersebut di pangkuannya sambil bangkit dari posisi berbringnya, sebelah tangannya mengisyaratkan Kyungsoo untuk duduk bersamanya. "Ada yang ingin kutunjukkan padamu."

Sebelum Kris sempat membukakan tas itu untuknya, Kyungsoo sudah lebih dulu menarik tas ransel itu dari pangkuannya. Ia akan mengenali tas ini di manapun. "Dari mana kaudapatkan ini?" Kris bahkan belum menarik napas untuk menjawab pertanyaan kekasihnya itu saat Kyungsoo membuka tas itu perlahan. Tangannya menarik sesuatu dari dalam tersebut—sesuatu yang terasa begitu lembut dan familiar.

Sebuah boneka penguin sebesar sebuah buku dengan mata dari plastik dan berbulu hitam. Material bulu sintetis yang mendominasi tubuh boneka itu sudah mulai kusam, tapi hanya itu teman yang Kyungsoo miliki sejak ia kecil. Mata hitam legam mengkilap itu seakan menatap balik ke arah pemiliknya yang kini tersenyum dan memeluknya. Kyungsoo mengangkat wajahnya dan menatap Kris.

"Apa kau yang mengambilnya dari rumah Tuan Jung?"

Kris hanya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum. "Sebaiknya kau lihat dulu isi tasnya."

Tidak sabar, Kyungsoo langsung menumpahkan seluruh isi tas ransel itu, sedikit mengejutkan kekasihnya. Biasanya, Kyungsoo sangat tenang dan selalu rapi. Kris baru saja akan menenangkan pemuda itu saat ia mendengar Kyungsoo tertawa senang melihat sebuah bola kaca mungil dengan salju dan pondok kecil di dalamnya. Benda berikutnya yang membuat Kyungsoo senang adalah beberapa potong pakaian favoritnya (kebanyakan berwarna hitam), sebuah buku jurnal beserta beberapa alat tulis dan kamera polaroid kuno. Kyungsoo menunjukkan kamera itu pada Kris dengan bangga, seakan benda itu adalah benda paling mewah yang pernah dimilikinya.

"Nyonya Yoona memberikan ini di ulang tahunku yang ketujuh belas. Memang sih, bukan barang baru, tapi aku jadi bisa melengkapi buku jurnalku dan..." Dan cerita Kyungsoo masih terus berlanjut, dan Kris mendengarkan dengan seksama tanpa rasa bosan sekalipun. Satu sisi lagi yang ia kagumi dari kekasihnya itu adalah Kyungsoo selalu menghargai hal-hal kecil. Kyungsoo terlihat bersemangat sampai ia membalik halaman terakhir jurnal itu, menatap dua gambar kotak seukuran kertas foto polaroid dengan tulisan tangan Ayah dan Ibu.

"Ah..." Kris dapat mendengar napas Kyungsoo tercekat, seakan ia sendiri baru ingat bahwa ia sendiri yang menulis kedua kata sensitif itu di jurnalnya. "I-ini tempat yang tadinya akan kupakai untuk menaruh foto orangtuaku. Dulu kupikir aku akan bertemu dengan mereka suatu saat nanti..." Kyungsoo langsung menutup buku jurnal itu, dan sebutir air mata jatuh membasahi halaman depan buku tersebut. "Nyonya Yoona bilang, ia akan membantuku mencari mereka berdua suatu saat nanti. Makanya saat beliau meninggal karena sakit, aku..."

Kris, tanpa berpikir dua kali, langsung menarik kepala kekasihnya itu dan membenamkannya di dadanya. Tapi isak tangis Kyungsoo tetap menggema di kamar utama rumah mungil itu dalam beberapa saat. Tangan besar Kris mengelus rambut Kyungsoo dengan lembut, seakan berupaya menenangkan kekasihnya itu tanpa harus menggunakan kata-kata. Saat tangis Kyungsoo mereda, Kris menatap mata kekasihnya itu dan menyeka air matanya dengan hati-hati.

"Kyungsoo-yah," Kris nyaris berbisik di telinga Kyungsoo, karena mendengar tangisan kekasihnya itu membuatnya menjadi semakin sulit mengambil keputusan apakah ia harus menceritakan masa lalu Kyungsoo padanya atau tidak. Bagaimana jika Kyungsoo meninggalkannya? Bagaimana jika Kyungsoo meraasa ia sangat lancang karena ia berani menyelidiki masa lalu pemuda itu di belakangnya dan membencinya?

Seorang alpha harus berani mengambil resiko, kan?

"Ada yang ingin kuceritakan padamu."

Kris yakin, tidak ada malam yang terasa lebih panjang dari malam itu.

 

~*~

 

Hari itu, tidak seperti hari sebelumnya, angin bertiup kencang seperti akan badai. Langit pun mulai menggelap dari sisi timur kota tersebut. Tapi cuaca seperti apapun tidak akan menghalangi niat Kyungsoo dan Kris untuk menyusuri jalanan kecil yang sedang mereka lalui. Masing-masing dari mereka membawa sebuah buket bunga besar, dan keduanya memakai pakaian hitam dari atas ke bawah. Jika orang lain menghindari pergi ke taman pemakaman di cuaca buruk, lain halnya dengan mereka.

Karena mungkin, itu akan menjadi kunjungan pertama dan terakhir mereka ke sana. Kyungsoo akan resmi menjadi pendamping seorang alpha dalam beberapa bulan ke depan, dan ia harus mengejar ketinggalannya dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pendamping alpha yang baik, serta mempelajari peran dan kewajibannya dalam kawanan yang dipimpin kekasihnya. Lagipula, Kyungsoo kini sudah mengerti kenapa anggota kawanan Cassiopeia membencinya dan keluarganya, dan ia tidak ingin mengundang keributan dengan terus-terusan berkunjung ke sana.

Saat mereka sampai di hadapan sepasang batu nisan yang mereka cari, Kris membiarkan Kyungsoo menaruh kedua buket bunga tersebut di depan masing-masing nisan. Jemari Kyungsoo menyentuh dengan hati-hati nama yang terukir di nisan kedua orang tuanya: Do Minjun dan Do Geunyoung.

"Ayah, Ibu," Kyungsoo tersenyum. "Maaf, aku terlambat datang."

Kris memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa saat Kyungsoo mengatupkan kedua tangannya dan mendoakan kedua orangtuanya. Hatinya terasa seperti teriris saat Kyungsoo kembali menangis saat ia selesai berdoa. Kris langsung berlutut di belakang kekasihnya dan memeluknya erat. Kyungsoo tiba-tiba mengangkat wajahnya dan memegang pipi Kris yang... basah?

"Yifan..." Kyungsoo terisak lagi, tapi matanya tidak melepaskan pandangannya dari mata sang alpha. "Kenapa kau menangis?"

Kris refleks menyeka matanya dengan lengan kemejanya, dan Kyungsoo benar, ia menangis tanpa sadar. Kris hanya menggelengkan kepalanya singkat sambil mengecup kening Kyungsoo untuk meyakinkannya bahwa ia baik-baik saja.

"Aku hanya tidak tahan melihatmu menangis." Kris tersenyum tipis sambil mengeluarkan saputangannya dan menghapus air mata Kyungsoo, sementara sebelah tangannya membantu kekasihnya itu berdiri. "Kalau kau sudah selesai, ayo kita pulang. Sepertinya akan hujan."

"Tunggu sebentar." Kyungsoo tiba-tiba menggenggam tangan Kris dan berbalik menatap nisan kedua orang tuanya. "Ayah, Ibu, kenalkan. Ini Wu Yifan, kekasihku." Wajah pemuda itu sedikit merona karena ia belum begitu terbiasa menyebut Kris sebagai kekasihnya. Kris tersenyum sambil sedikit membungkukkan tubuhnya seperti sedang memperkenalkan diri pada calon mertuanya. "Sekarang aku tinggal bersamanya, jadi Ayah dan Ibu tidak perlu khawatir Tuan Jung akan memarahiku setiap hari seperti dulu. Dia orang pertama yang peduli padaku selain Nyonya Yoona." Kyungsoo tersenyum saat Kris menarik Kyungsoo mendekat dan mengecup pipinya.

"Terima kasih ya, karena Ayah dan Ibu sudah mengirim Yifan untuk menjagaku."

Kris tidak bisa menghapus senyum di wajahnya, bahkan sampai ia kembali ke mobilnya dan pulang bersama Kyungsoo yang kini tertidur di kursi penumpang di sampingnya. Hujan deras yang kini mengguyur wilayah itu tidak mengganggu Kris sama sekali. Kata-kata Kyungsoo beberapa jam yang lalu seakan mengangkat semangatnya yang tadi sudah sempat layu karena melihat Kyungsoo menangis. Ia tidak menyangka kekasihnya mengatakan hal seperti itu tentang Kris di depan makam orangtuanya dengan nada yang terdengar begitu tulus. Seakan Kris adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada dirinya.

Pemuda bertubuh jangkung itu melirik ke arah Kyungsoo, yang kini wajahnya tersembunyi di balik poninya dan masih terlelap. Tentu saja Kris juga merasakan hal yang sama terhadap Kyungsoo. Tapi, mungkin lebih tepat jika Kyungsoo-lah yang merupakan anugerah yang dititipkan pada Kris oleh kedua orangtua pemuda itu dan Jung Yoona dari atas sana. Seakan mereka percaya Kris akan menjaga anak itu dengan baik, dan hanya dia yang mampu mengemban tugas itu. Tentu saja, ia tidak akan mengecewakan mereka.

Karena Do Kyungsoo adalah hal terbaik yang pernah ada dalam hidup Wu Yifan.

 

~*~

 


 

A/N:

Halo semuaaa! Kyaaa udah lama banget aku gak update, mohon maaf yah >.< writer's block sedang menyerang, mungkin karena bulan puasa #alesan daaan ini cerita pertama yang bikin aku sendiri nangis waktu nulisnya. Emang dasar author berhati lemah ;_; judulnya pun sangat-sangat gak kreatif. Tapi aku lagi ketagihan sama lagu itu so bear with it #dor

Buat yang nunggu All About Us, sabar dulu yah. Ada banyak banget ide yang menumpuk di otak buat chapter berikutnya, tapi waktu ditulis malah kepanjangan saking rakusnya (?), jadi.... *bow ala Yixing* dan kalo ada yang baca How To Cure A Frozen Heart, maklumi bahasa Inggrisku yang masih level anak SD dan dipenuhi typo. Akhir kata, silakan komen dan subscribe, dan makasih udah baca! Kritik, saran, atau request selalu ditunggu. Cheers! :3

 

Edit: maaf banget buat kalian yang menemukan kesalahan paste paragraf yang sama tiga kali. I'm such an amateur orz it's fixed anyway

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
theworstisnotbehind
[150729] Finally posted another oneshot in chp 3. Enjoy!

Comments

You must be logged in to comment
kyungiiee #1
Chapter 3: Bahagia akhirnya update juga..d tunggu kelanjutannya.
BabyBuby #2
Chapter 3: Argh..... krisoo sweet bgt.... ih imutnya.... apa lg omakenya kebayang bgt y kyungsoo itu sifatnya ky ayase yukiya di okane ga nai... penurut imut polos..
XOXOtaem #3
Chapter 3: aw....ceritanya sweettt.....wanna more of this stories
parknaya #4
Chapter 2: aw aw aw..ad kailu,,aduuhh,,maniiss bgt pula.. >.<
maaph ga bsa comment bnyk..aq blm bca chap sblmny..keke.. :D
iphe_chocoluph
#5
Chapter 1: aku harus komen apa ya..??
secara ini ff bagus pake banget..
trima kasih udh bikin ff krisoo yg bgs ini..:)
joonWu #6
Chapter 1: Ya ampuun so sweet banget ini krisoonya >.< Dibikin melted sama kelakuannya kriss ke kyungsoo X) suKa suka suka :D emang cocok la kris jadi angelnya kyungsoo, uwwaaaa bahagianya jadi kyungsoo :) thanks author udah bikin aku senyum2 :D fighting
kyungiiee #7
Chapter 1: Kyaaa..fanfic baru akhirnyaaaaa...
Dah lama bgt nunggu krisoo nya..dan ini sweet..
Ok lanjut dengan chapter lanjutannya...fighting
ckhdks #8
Chapter 1: Krisoo,,, <3 kris emg cocok bgt buat jadi penjaga kyungsoo, yahh... Tipe yg cuek tapi perhatian. :D. Cuma perasaan gw doang apa gmn, ada faragraf yg di ulang, iya ga sih??
kyungiiee #9
haha pkoknya di tggu updatetannya.,fighting