Nightmare!

Antara Mahasiswa dan Pemilik Kost

Antara Mahasiswa dan Pemilik Kost

.

 

  “Ma, Pa, do’a-in Yixing biar sukses, yah!”

 

Itulah kalimat terakhir yang diucapkan Zhang Yixing kepada kedua orang tuanya, saat dirinya ingin pamit buat nimba ilmu. Yixing tinggal di sebuah desa terpencil di China, yaitu Changsa, akibat kurangnya fasilitas pendidikan di sana. Yixing hanya bisa mengecap pendidikan sampai SMA saja, karena di Changsa belum ada orang atau donatur yang cukup baik untuk mendukung pembangunan universitas di desa itu. Maka dari itu, dan mau tidak mau, Yixing harus menyebrang ke Guangzhou untuk menimba ilmu.

 

Yixing adalah orang yang cukup paranoid. Karena ia tidak punya keluarga di Guangzhou, maka berbagai macam kemungkinan melintas di pikirannya. Mulai dari, apakah ia akan baik-baik saja di Guangzhou? Bagaimana dengan kemungkinan bahwa dirinya akan diejek habis-habisan karena ke-bloon nya yang muncul pada waktu yang tak terduga? Dimanakah ia akan tinggal untuk beberapa tahun kedepan? Bagaimanakah ia bisa mendapatkan pekerjaan? Dan lain sebagainya.

 

Namun sepertinya semua dewa-dewa yang ada berpihak kepadanya, karena sebuah telpon dari sang kakak angkat, Luhan, bagaikan jawaban atas sedikit dari sekian banyak masalahnya.

 

  “Yixing, gege-mu ini udah nemuin kost-kost an yang cocok buat kamu. Kost khusus cowok, juga murah! Ntar kenalan gege bakal jemput kamu di bandara, trus anterin kamu ke tempatnya. Have a safe flight, honey!”

 

Ya, dan kini, saat keluar dari pintu bandara Guangzhou, Yixing memiliki sedikit alasan untuk menunjukkan lesung pipi nya yang menawan. Cukup banyak gadis-gadis remaja yag kebetulan berada di sana, langsung mengambil foto Yixing, membuat ia seolah-olah menjadi seorang artis. Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru bandara. Lesung pipi nya bertambah lebih dalam ketika ia melihat seorang pria yang sudah beberapa kali ia lihat, namun tetap ia tidak mengenalnya. Yixing yakin bahwa pria itu dikirim kakaknya, karena sebuah tulisan yang ia pegang.

 

  “Zhang Yixing” Tertulis dalam goresan huruf yang indah. Yixig bisa menebak bahwa itu adalah tulisan tangan Oh Sehun, pacar Luhan. Karena setaunya, tulisan tangan Luhan tidak seindah tulisan tangan anak SD.

 

  “Hai, gege…” Yixing menyapa sang gege, yang entah mengapa tidak pernah ia ketahui nama nya. Yixing pernah menanyakan soal nama sang gege, namun tidak pernah ditanggapi. Orang itu hanya menjawab ‘donat’.

 

  “Karena gege-mu sibuk, aku akan mengantarmu ke kost-mu.” Dengan itu, Yixing dengan senang hati mengekori sang donat-gege.

 

Mereka bercakap-cakap selama perjalanan ke kost yang dipilih oleh Luhan. Kata si donat-gege, selain murah, sang pemilik kost itu adalah single parent yang ganteng. Kata orang sekitar sih, si pemilik kost itu selain ganteng, juga tajir, dan baik. Kost-nya luas, katanya sih, bisa menampung lebih dari 30 orang. Tapi sekarang hanya berisikan sekitar 15 orang, 16 jika ditambah dengan Yixing yang sementara dalam perjalanan.

 

Ternyata kost-an itu tidak jauh dari bandara, hanya sekitar 20 menit perjalanan sedikit lambat dengan mobil.Si donat-gege dan Yixing sudah sampai ke depan gerbang. Yixing menyadari betapa luasnya kost-an yang memiliki banner besar bertuliskan; “Kost Wu, khusus cowok”.

 

Setelah membantu Yixing mengeluarkan koper-kopernya, donat-gege dengan segera meminta izin pamit kepada Yixing. Katanya sih dia punya urusan. Yixing berterima-kasih, lalu berjalan menuju bel kost-an itu. Ditekannya bel itu sekali, lalu ia menunggu. Tidak sampai dua menit, tiga cowok ganteng langsung menghampiri Yixing dari dalam kost.

 

  “Zhang Yixing, kan?” Seseorang dari mereka menanyai Yixing, yang dijawab dengan anggukan dan senyum tipis dari pemuda ber-lesung pipi itu. Sementara pemuda lainnya menjulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Yixing.

 

  “Nama gue Chen. Salam kenal!” Seru Chen memperkenalkan dirinya, yang diakhiri oleh sebuah kedipan untuk Yixing. Sementara yang bersangkutan hanya kembali mengangguk, sambil menggumamkan ‘salam kenal’.

 

Pemuda kedua langsung mengikuti jejak Chen, dengan meraih tangan Yixing, “Nama gue Kim Joonmyun, asal Korea. Panggil aja Suho, bebeb cantik!” Yixing tak sempat menyela perkataan Suho, saat tangan ketiga kembali menyambar tangannya.

 

  “Gue Park Chanyeol, juga asal Korea. Salam kenal!”

 

Yixing membungkuk dalam, saat ketiga pemuda itu selesai memperkenalkan diri mereka, dengan senyum-senyum yang sering ia lihat dari Oh Sehun kepada Luhan. Namun karena agak lelah, Yixing memutuskan untuk mengangkat barang-barangnya. Namun belum selangkah ia masuk ke pekarangan kost itu, ChanYeol menghalangi jalan Yixing. Sementara Yixing hanya bisa mengerutkan dahinya.

 

  “Ada apa?”

 

ChanYeol, Chen, dan Suho langsung mengambil semua barang-barang Yixing, dan tanpa mendengar komplen dari Yixing, ketiganya langsung berjalan lebih dulu. Yixing hanya bisa menghela nafas, lalu mengikuti mereka.

 

Yixing memperhatikan sekitarnya. Demi dewa apa, kost-kost an bisa segede ini? Itulah yang ada di pikiran Yixing saat ia mengagumi mahkarya manusia yang ditumpahkan dalam wujud kost ini. Sudah luas, desainnya rapih, juga memiliki feel home-y gitu. Namun semua pemikiran Yixing langsung ludes, saat sensasi geli yang tak tertahankan bertiup dari belakang lehernya.

 

  “WWAAAAHHHH!!!” Teriakan nan cettar membahana Yixing bergema di seluruh penjuru kost. Cengiran khas anak yang tidak merasa bersalah, ditampilkan dalam wajah ganteng sang pelaku peniupan.

 

Bulu kuduk Yixing tiba-tiba saja berdiri, saat ia menyaksikan cengiran itu, berganti dengan sebuah seringaian terselubung. Yang Yixing tau, ia tidak akan menyukainya. Seringaian yang akan menuntunnya pada sesuatu hal yang baru.

 

  “Zhang Yixing? Waah, kamu manis sekali, Baobei~” Entah mengapa, tengkuk Yixing tiba-tiba terasa dingin. Lama-kelamaan, dinginnya berasa semakin aneh. Yixing memutuskan untuk menengok apa yang terjadi di belakangnya.

 

Ta Daa! Ternyata ada kulkas kecil yang sengaja dibuka oleh ChanYeol dibelakang. Yixing bisa benar-benar merasakan wajahnya twitching sedikit.

 

Hidup untuk beberapa tahun di sini mungkin bisa membuatnya gila…

 

.

.

.

 

Sudah seminggu sejak kejadian ‘sambutan’ dari sang pemilik kost, Wu Yifan, bersama teman-teman penghuni kost lainnya. Hari pertama, Yixing pikir bahwa dirinya sudah siap dibawa ke rumah sakit jiwa. Ia bahkan menelpon Luhan dengan dramatisnya, menjelaskan hal-hal yang terjadi padanya. Ditambahkan sedikit cerita, Yixing tidak menyadari bahwa Sehun dan Luhan tak henti-hentinya memutar kedua bola mata mereka.

 

Keesokan harinya Yixing sudah siap menerima hal aneh lainnya. Namun semua seolah berubah 180 derajat, saat satu-persatu semua teman kostnya yang terlibat dalam kejadian hari pertama, plus si bapak pemilik Kost, meminta maaf padanya. Mereka bersikab begitu baik pada Yixing, bahkan berusaha membuat Yixing jadi lebih nyaman untuk tinggal di sana. Awalnya Yixing tidak mau termakan oleh buaya mereka. Tapi lama-kelamaan, asik juga.

 

Ia bahkan telah menjadi BFF dengan ChanYeol, yang kebetulan satu kampus dengannya, juga dengan Kim Jongin, a.k.a. Kai, yang juga BFF dengan ChanYeol. Hanya dalam kurun satu hari, ketiganya benar-benar klop bersama. Well, dengan sebuah tarikan nafas, Yixing akhirnya mengakui bahwa hidupnya akan berjalan lancar.

 

Dan di sinilah Yixing, ChanYeol, dan Kai, menghabiskan makan siang mereka di kantin kampus. Kantin tidak selalu ramai, karena perbedaan jadwal dari seluruh mahasiswa di University of EXO. Singkatnya UE.

 

  “Eh, Xing. Lo tau gak?” Tiba-tiba ChanYeol langsung buka suara, yang otomatis menghadiahi dirinya tatapan dari dua pasang mata.

 

Dengan kening yang bertautan, Yixing mengendikkan bahunya. Sedangkan Kai masih santai dengan makan siangnya, walau ia mencoba untuk mendengar tuturan ChanYeol. Feeling Kai menuju kearah gossip yang sayangnya berbau fakta, akan menjadi apa yang dibicarakan ChanYeol beberapa detik kemudian.

 

  “Bapak Yifan cinta sama lu, Xing!”

 

Dan sukses, pernyataan ChanYeol yang terdengar inosen itu disambut dengan semburan minuman dari Yixing, dan semburan makanan dari Kai. Keduanya mengarah pada dirinya. Al hasil, kini ChanYeol dipenuhi jus jeruk dan mie.

 

  “YA! Apa-apaan ini?!” Seru ChanYeol dalam bahasa Korea. Yixing yang, puji para dewa, mengerti sedikit bahasa Korea akibat ChanYeol, Chen, Suho, dan Kai, hanya bisa berasumsi bahwa ChanYeol itu marah. Yaialah keles, Yixing -.-

 

  “Yeol, lu sarap ya?” Seru Yixing, yang diikuti anggukan dari Kai yang cepat-cepat minum jus jeruk milik Yixing. Hidung, telinga, dan kepalanya berasa perih, akibat paksaan tenggorokannya yang ingin menyemburkan makanannya. Kedua mata Kai memerah akibat sensasi yang tak pernah ingin ia rasakan.

 

  “Yeol kalo sinting, bilang-bilang dong! Ntar kita bawain lo ke RSJ!”

 

Sang objek marahan hanya bisa memutar kedua bola matanya. Ia memanyunkan bibirnya, yang menurut Kai tidak ada unyu’nya sedikitpun. Malah ChanYeol kelihatan kayak pedofil sarap.

 

  “Gue gak bohong, keles. Lagipula, semua penghuni kost udah tau kok, Xing!”

 

Dan sekali lagi, wajah ChanYeol dihadiahi oleh semburans jus jerus dari Kai, dan Yixing.

 

  “WOY! Ambisi banget sih mau bikin gue berantakan! Untung lo berdua, gue gak punya dosen untuk pelajaran berikutnya sampai kuliah selesai. Njir deh! Gue pulang ah!” Ngambek, ChanYeol langsung beranjak pergi dari kantin.

 

Dan tanpa peduli, Yixing dan Kai sibuk meminum apapun yang ada diatas meja, hanya demi menetralkan perasaan perih di dekujur wajah mereka. Dan tanpa liat-liat, Kai mengambil botol kecap, dan mengemutnya dengan rakusnya.

 

  “NJIRR!!!”

 

Sementara si mbak pemilik kantin hanya bisa geleng-geleng akibat ulah mereka berdua. Tak lama dari kejadian Kai mengemut kecap, ternyata Yixing salah mengambil gelas air putih dengan gelas yang berisi garam.

 

Al hasil, seluruh isi kantin pun heboh akibat teriakan keduanya.

 

Dasar bodoh -.-

 

.

.

.

 

Perjalanan pulang Kai dan Yixing terlihat berwarna. Mulai dari makian-makian terhadap sekitar, juga sumpah-sumpah yang mereka layangkan kepada ChanYeol yang tidak berada di sana.

 

  “Enaknya ChanYeol dibikin apa kalo ketemu, Kai?” Yixing masih belum melupakan kejadian di kantin tadi. Ia masih sangat marah pada ChanYeol yang menjadi dalang dari semua ini. Ia baru saja mengelap wajahnya dengan tisu basah M*tu yang entah darimana ia dapatkan.

 

Wajah Yixing masih bengkok, secara seluruh mulutnya masih berasa kayak nelen bulat-bulat galon demi galon air garam. Asin cuy! Namun se-bengkok apapun wajah Yixing, tetap lesung pipi nya terobral begitu saja.

 

Sementara Kai yang biasanya memasang wajah bak papan pemotong sayur, kini memiliki banyak kerutan layaknya nenek-nenek garang lainnya. Hidungnya memerah akibat rasa perih yang mencuat dari sana, setelah sekian kali tersedak. Matanya masih merah dan berair, tanda begitu menderitanya ia hari ini.

 

  “ChanYeol gepeng aja, gimana?” Usul Kai dengan sadisnya.

 

Mengiyakan, Yixing menambahkan, “Pake keju sama susu itukan? Terus lemparin dia ke kebun binatang. Biar digigit buaya sekalian…” njir, Xing! Sadis banget…

 

  “Lu bales dendam gue level pertama. Ntar besok kita bakar bareng-bareng tuh anak sialan. Okeh?!”

 

Dengan penuh kekejian, Kai akhirnya mengantar Yixing sampai ke tempat kost nya. Ia langsung pamitan, sebelum menunjukkan tanda semangat untuk Yixing. Yixing mengangguk semangat, lalu menuju ke dalam kost nya dengan muka yang bahkan lebih parah dari sebelumnya. Kusut, kayak cucian yang baru aja dikeringin di mesin cuci.

 

Sementara dari lantai dua, si Bapak Yifan, pemilik kost yang gantengnya gak ketulungan, hanya bisa memandang heran si grumpy Yixing. Sebenarnya ia ada niat sih, ngusilin Yixing pas dia pulang. Tapi rencananya langsung gagal total saat Yixing mencopot sepatunya dengan paksa. Dan menepuk-nepukan kedua sepatunya bersamaan, dengan wajah yang 360 derajat berbeda dari wajah bak malaikat yang seperti biasa ia tampilkan.

 

Yifan merasa bahwa ia akan lebih aman untuk tidak menyapa, menyentuh, atau apapun pada Yixing. Lagipula, Yifan punya anak kecil, Zitao, yang masih berada di taman kanak-kanak. Ia takut, ntar Tao bertumbuh tanpa bapaknya yang kece di sampingnya. Bisa-bisa nangis darah tu anak gak berhenti-berhenti. Please deh…

 

Ia bisa merasakan bulu di tengkuknya berdiri, ketika suara dalam bak setan menyapanya dari belakang, “Pak, liat ChanYeol gak?”

 

Layaknya kaset rusak, Yifan menengok patah-patah ke sumber suara. Sebuah seringaian yang tidak pernah Yifan mimpikan, sepertinya akan mengantarnya pada suatu mimpi buruk yang sangat sangat buruk malam ini.

 

  “D-di kamarnya, Y-Yixing…” Yifan gak berani menambahkan embel-embel baobei pada nama Yixing. Karena ia punya feeling bahwa lebih baik ia menahan cintanya untuk hari ini.

 

Dan dengan sebuah senyum yang lagi-lagi membawa sensasi aneh di tengkuknya, Yixing pamit dari hadapan Yifan, “Makasih, ‘Pak…”

 

Sepertinya ia harus menelpon mama nya untuk mengantar Zitao ke sini. Ia sepertinya butuh teman untuk mengusir mimpi buruk yang menunggunya di depan pintu dreamland.

 

Dan secara ajaib, lagu dari Avenged Sevenfold dengan judul Nightmare langsung menggema di seluruh penjuru kost-kost an Wu.

 

NIGHTMAREEEEE~!!!

 

.

.

.

 

Hai, semua~! Terima kasih atas responnya yang mengharukan :v Jen di sini lebih awal mempersembahkan chapter 1, lebih awal daripada yang Jen janjikan ^_^ maaf kalo ada dikit garing-garing gitu, Jen usahain biar lain kali bakalan lebih lucu. Oh, chapter ini kontak antara Kray masih belum terlalu mencuat, karena Jen pikir bahwa Jen bakal jelasin dulu pertemanan ChanYeol, Kai, dan Yixing. Ntar chapter depan pasti Jen bakal kenalin sama Tao, dan Baekhyun! yey... Jangan lupa tinggalin komen, sama kalo boleh subscribe deh :3

 

salam, Jen.

 

#edited

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chamii704 #1
kapan ff ini bakal dilanjut...?????
wineooo #2
Chapter 3: Komenku tadi kok ga muncul (?)
Komen lagi deh. Baru pertama baca foreword udah ngakak banget, begitu lanjut tambah ngakak plus ada namsong pula ini kak Jen kece banget dah. Ditunggu chapter selanjutnya kk, fighting!
Harukoo #3
Chapter 4: bapak yifan gak usah modus deh ya, tau rasa deh :D
wew ditunggu chap 4nya thor
LocKeyG #4
Chapter 4: yaampun iciiiiing icing.. geleng2 deh! kesian juga si bapak!

aduh ga sabar inih buat cerita lengkapnya! baru cuplikan aja udah bikin ngakak! :D
ReiSama #5
Chapter 4: hahaaaa... cuplikannya aja uda sukses bikin ketaaaawa...ohmygod.... Tao sumpah imut bingiiittt...pengen aku cubit gemes pipinya.. hahaha...
dannnnnn.... aku seneng bangeeettt Author-nim bakalan update chapter 4!! ♥ ♥ ♥ yeeeyyy!!!
d tunggu buat update full storynya... ♥ ♥ ♥
Fighting, Author-nim~....
^_^
applelays #6
Jen, demiapa ini fanfic seriusan kocak yes. gue demen banget sama yixing disini, kesannya beda banget gitu sama keseharian dia yang keliatan kalem but disini.. dia.. garang juga ya sama chankai >< ya alloh icing!
buat mereka nikah ya jen :3
Clovexo
#7
Chapter 3: wah wah... seru nih... update soon ya