Noona,Please Be My Girl Chapter One

Description

 

Cast : Choi Sooyoung Oh Sehun Xi Luhan 

Genre : Romance| School Live | little sad | Love Triangle

 


 

 

 

 

Detik-detik yang sangat menjemukan bagi seorang siswa pemalas adalah Terkurung di ruangan kelas bersama buku-buku rumit beserta teori maha panjang yang diutarakan seorang Guru di depan kelas.

 



Sialnya hal inilah yang kini berada diposisiku. Tipe gadis aktif sepertiku sesungguhnya sangatlah tidak cocok berada dalam kondisi seperti ini berdiam diri mendengarkan teori-teori yang bahkan sudah sangat kuketahui di luar kepala [Aku termasuk gadis jenius ]. Ibuku yang menyebalkan memaksaku untuk mengikuti sekolah hari ini, ia beralasan aku akan menjadi anak yang bodoh jika saja aku lagi-lagi membolos untuk kesekian kalinya.Tentu saja aku membela diri dengan berkata bahwa tampa mengikuti pelajaran beberapa kalipun aku akan mendapatkan nilai kelulusan terbaik tapi walau bagaimanapun aku berdebat dengan ibuku tentu saja ibukulah yang berhasil menang dan akulah yang akan menelan kekecewaan bahwa aku harus sekolah hari ini.



"Tolong hentikan membuat bunyi-bunyian yang dapat menggangu,"

 


Teguran seseorang disampingku membuatku mau tak mau menghentikan kegiatanku bergumam seorang diri. Aku menatapnya, Jessica tampak terganggu dengan perbuatanku. Aku hanya menunduk memohon maaf padanya karena membuyarkan konsentrasinya. Jessica tampak tidak perduli dan kembali memperhatikan catatan yang terpampang di depan sana.



Aku memperhatikan Suasana ruangan yang tenang dan mengeluh dalam hati bahwa keadaan ini sungguh membosankan semua orang memiliki kepribadian serius. Aku kembali berfikir mungkin kelas paling rendah sedikit lebih baik dari pada berada di kelas unggulan seperti ini.



"Psss...psss hei kau". Bisikku pada Jessica.



Jessica memandangku tidak suka "Apakah aku boleh meminjam-" Belum sempat aku melanjutkan pembicaraan ini Jessica segera memotongnya "Tidak".



Aku menghela nafas bahkan aku belum sempat menyelesaikan ucapanku. Kenapa ada gadis sedingin itu di sekolahku.



"Noona"



Aku mendengar suara seseorang memanggilku,tentu saja dengan bisikan.aku mengacuhkannya


,

"Noona"



Aku tetap mengacuhkanya



"Sooyoung Noona"



aku berpura-pura menyibukkan diri mencatat sesuatu

 



"SooYoung Noona". Kali ini bisikanya terlalu keras untuk disebut bisikan. Aku merasa kesal.

 



"Oh Sehun Apa kau mempunyai Masalah?" . Gertakan Tuan Park Seorang Guru separuh baya membuat lelaki bernama Sehun menundukkan kepala memohon maaf.

 



"Joengsohamnida.Joengsohamnida" Ucap Sehun masih menundukan kepalanya.Semua orang menatapnya

 



"Kenapa Kau memanggil Sooyoung-ssi," Tanya Tuan Park pada Sehun

 

 

Aku mendongakkan kepalaku dan memandang Sehun yang kini juga beralih memandangku.Anak itu benar-benar cari masalah padaku

 



"Aku...aku hanya ingin bertanya". Jawab Sehun gugup

 



"Bertanya apa?"

 



Aku menggingit bibirku geram. Sial jangan katakan bodoh kau bisa membuatku malu . Semua orang kini terlihat tertarik dengan semua ini mereka memandang bergantian kepadaku dan kemudian pada Sehun.

 



"Bertanya apakah ia menerima perasaanku atau mencampakanku "

 



Sontak Semua orang berteriak dan tertawa menggoda kami. Tuan Park mengelengkan kepalanya tapi ia tidak terlihat marah mendengar jawaban Sehun. Aku menutupi wajahku dengan kedua telapak tanganku,Anak itu benar-benar membuatku merasa malu.

 



"Sooyoung-ssi apakah kau akan menerimanya?". Goda Chanyeol padaku, "Ayolah terimalah dia Sehun pasti sudah sangat mengharapkanmu," Si Tinggi itu Aku ingin sekali menjambak rambutnya sepertinya ia sangat senang sekali mengangguku.



"Benar terimalah perasaan Sehun lihatlah Dia sangat tampan kau akan sangat menyesal jika kau menolaknya". Kali ini Baekhyun yang menggodaku.



"Semoga ia tidak menerimanya" bisik para gadis yang kuyakini termasuk orang-orang yang menggilai Sehun

 



"Hentikan,Semua Diam" Tuan Park berbicara dengan nada tinggi kembali menguasai suasana, "Oh Sehun-ssi Ini ruangan kelas jika kau ingin membahas mengenai perasaanmu silahkan bahas setelah pelajaran ini usai".



"Maafkan saya" Sehun tampak menyesal,ia memandangku



"Ah..Sooyoung-ssi lihatlah Sehun sedang memandangmu". Chanyeol kembali mengodaku aku yakin ia juga memperhatikan Sehun yang terus memandangku. Baekhyun tertawa tertahan mendengarnya



"Jika aku menjadi Sooyoung-ssi aku akan segera menerimanya,"



Aku Diam saja



"Jadi kau menyukai Sehun?". Tanya Chanyeol



"Dia kan tampan". bisik Baekhyun



"memang aku tidak tampan..?"

 



Tuan Park memperhatikan mereka "PARK CHANYEOL,BYUN BAEKHYUN BISAKAH KALIAN KONSENTRASI!"
 

 





____________________________________________________

 

 







Aku hanya duduk diam membolak balikan novel Yoona di mejaku saat Sehun datang menghampiriku. Sebagian orang tampak menggoda kami melihat Sehun datang kepadaku,Ahh kenapa anak itu justru mendekatiku di depan semua orang saat berita Ia menyukaiku tersebar luas.

 



Sebenarnya aku tidak merasa keberatan jika Ia memiliki perasaan lain kepadaku,Sehun tidak terlalu buruk untuk menjadi pacarku bahkan bisa dibilang aku cukup beruntung Sehun bisa menyukaiku karena Ia termasuk pria idaman di sekolah ini. Tampan, Ulzzang, Kaya ,Berkulit putih dan juga tinggi serta sedikit Pemalu.

 



Secara Kriteria dia cukup membanggakan untuk dijadikan seorang kekasih untukku yang mempunyai wajah biasa-biasa saja Yah walaupun semua berkata jika aku memiliki wajah yang cantik serta Tinggi badan yang cukup tinggi. Ibu dan Kakak perempuanku selalu berkata jika saja aku sedikit memiliki sisi feminim mungkin saja banyak lelaki di luar sana yang menyukaiku.

 



Andai saja Aku bertemu Sehun saat ia dewasa mungkin aku bisa sedikit mempertimbangkan perasaanya dan membuat hati Ibuku yang cerewet merasa senang karena pada akhirnya Putrinya memiliki kekasih. Tapi toh, itu hanya perandaian pada kenyataanya aku kini memiliki perasaan lain pada Luhan,teman sekelasku yang sayangnya tidak cukup dekat denganku.

 



Entah mengapa aku bisa menyukai Pria murid pertukaran pelajar dari China itu tapi Bohong jika aku menyukainya tampa Alasan. Cinta datang karena sebuah alasan bukan?

 


Mungkin aku menyukainya karena Ia tampan dan lucu dan juga Jenius tetapi menggingat perihal tadi pagi saat Sehun membocorkan perasaanya kepada seluruh kelas Aku sedikit mengalami patah hati.Luhan pun pada saat itu juga tertawa seperti murid lainya, Bukankah itu pertanda ia sama sekali tidak mempunyai perasaan lain kepadaku?

 



"Sooyoung noona".

 



Aku mendonggak menatap wajahnya yang tampan,Sehun kini berada di sampingku membawa Sebuah kotak bekal. Aku menatapnya seolah aku benar-benar terganggu. "Ada apa?"



Sehun tersenyum dan mengambil tempat duduk di sampingku.

 

 

"Aku membuat Bekal ini untuk noona,yah walaupun kakak perempuanku juga turut serta membantuku".



Aku menatap kotak bekal itu kemudian beralih menatap Sehun

 


,
"Kau membuatnya untukku?"

 


"Iya, noona sangat menyukai makanan jadi aku berusaha membuat sesuatu untuk noona.Tadi pagi-pagi sekali aku bangun untuk menyiapkan semua ini". Jelasnya lagi dengan menunduk ,anak ini benar-benar pemalu semenjak Mengutarakan perasaanya padaku tadi pagi ia selalu menundukan kepalanya.Padahal biasanya ia tidak akan malu-malu seperti ini
.



"Sehun-ssi kenapa kau selalu menundukkan wajahmu hari ini kau bersikap aneh,itu sangat tidak sopan,apakah wajahku sangat buruk untuk dipandang". Kataku, mendengarnya Sontak Sehun menatapku dan mengeleng "Aniya Aniya hanya saja aku merasa sangat malu"

 



Aku tertawa memukul Bahunya pelan ,Sehun mengeryit menatapku "Noona kenapa tertawa?"



" kenapa kau begitu Blak-blakan mengutarakan perasaanmu,dari semua lelaki hanya kau yang sangat jujur "

 



Sehun mengaruk tengkuknya "benarkah?"

 



Aku tertawa lagi Anak ini benar-benar masih polos,aku menatap Bekal di atas meja "Sehun apa aku boleh membukanya?"

 



"tentu saja"

 

 


Aku segera membukanya "Sandwich keju?"

 



"Noona menyukainya?"



Aku mengganguk mengalihkan pandanganku pada pintu kelas ,Luhan memasuki ruangan bersama teman-temanya,dia terlihat sangat tampan aku tersenyum masam kearahnya.

 


Tiba-tiba secara tidak sengaja Luhan menatap kepadaku tentu saja aku segera mengalihkan pandanganku kepada Sehun di sampingku. Setelah beberapa detik aku kembali menatap Posisi Luhan yang berjarak 3 bangku di sebelah kiri dan ah dia masih menatap kearahku kemudian ia tersenyum dan mengalihkan pandanganya tertawa bersama teman-temanya.



"Bagaimana rasanya?"

 



aku masih menetralkan perasaanku saat Sehun bertanya kepadaku.



"Noona Sooyoung noona?"

 



"eh.."

 

 

Aku menatap Sehun dan tersenyum "maaf tadi kau bicara apa?"



"Apakah rasanya enak?"



Aku menatap Sandwich di tanganku aku sama sekali belum memakanya. "Ya ini sungguh enak,"
ucapku tersenyum kepadanya



"Ya Tuhan jadi kalian sudah berpacaran ? ". Suara Chanyeol mengangetkanku aku menoleh kepadanya


.

"Tentu saja,Lihatlah kini mereka sedang berbagi bekal..sungguh manis". Baekhyun menimpali



"Diam Kalian .." Ujarku pada mereka

 



"Waaa Lihatlah baek-ah Sooyoung-ssi merasa marah karena kita menganggu mereka". Chanyeol merasa senang melihat ekspesiku


.

"Huh begitukah padahal aku berniat meminta makanan mereka". balas Baekhyun memandang pada kotak bekal


.

"Hyung hentikan Sooyoung noona merasa tidak nyaman dengan ucapan kalian..lagipula kami tidak memiliki hubungan". Sehun berusaha menjelaskan


.

Aku berdiri dan meraih potongan Sandwich dan memasukkanya pada kedua mulut cerewet kedua lelaki itu sebelum mereka berbicara lagi . Chanyeol terbatuk karenanya, sementara Baekhyun tersedak karena aku memasukkan potongan besar Sandwich kepadanya. Rasakan itu


.

 


Aku meninggalkan mereka dan segera menarik Sehun mengikutiku. Saat berjalan melewati pintu secara tidak sengaja aku berpapasan dengan Luhan. Ia memandangku dan juga memandang tangan Sehun yang kugenggam Aku tidak memperdulikanya .











__________________________________________________________

 









Pelajaran Hari ini telah usai Kini semua Siswa berhambur keluar kelas .Aku membereskan semua peralatanku kedalam ransel,karena terburu-buru Salah satu bukuku terjatuh aku berniat mengambilnya tetapi Tangan lain mendahuluiku.

 



"Terima kasi"

 



Aku mendongak menerima buku itu serta menatap siapa yang telah berbaik hati menolongku. Sontak aku benar-benar terkejut menyadari siapa yang telah bersedia membantuku, "Luhan-ssi"

 


"Iya ini Aku". Ia tersenyum dan menyerahkan buku itu kepadaku.

 



Aku menerimanya dan secara tidak sengaja menyentuh ujung jarinya. Ya Tuhan apakah ini kenyataan?"

 

 


"Terima kasi"




Luhan tertawa

 


"Kau sudah mengatakanya tadi"



"benarkah?" . ucapku bodoh



"Kau ini pelupa ya.." Luhan mengacak rambutku "Namamu Choi Soo Young kan?"

 



Aku mengangguk



"Aku Xi Luhan". Luhan mengulurkan tangan aku memandangnya heran,kenapa ia mengenalkan dirinya bukankah Aku sudah mengetahui namanya Tapi walau bagaimanapun aku menjabat tanganya.

 



"Aku sudah mengetahuinya"



"Anggap saja perkenalan ulang".



Luhan tersenyum "Lagipula dulu kita belum sempat berkenalan secara langsung karena dulu kau tidak masuk sekolah".



"Saat itu aku sedang sakit" Dustaku .Padahal aku masih mengingatnya dengan sangat jelas pada hari kedatangan Luhan,aku membolos dan bermain di Game center seharian penuh bersama Yuri.



"Iya aku tahu tapi sepertinya kau jarang masuk sekolah?"

 


"Apa?". ucapku lagi-lagi bodoh,apakah ia selalu memperhatikanku

 



"Ah itu..aku sering tidak enak badan jadi..".



Luhan tertawa "Kau membolos kan?," Aku menatapnya terkejut

 



"Aku pernah melihatmu berada di Game Center saat dimana kau tidak masuk sekolah"

 



Aku mengaruk tengkukku merasa bingung dan malu

 



"Tapi aku merasa Heran kau sering membolos tetapi nilai-nilaimu selalu di atas rata-rata ,aku jadi kagum padamu"



Luhan Kagum padaku? Ya Tuhan



"Sooyoung noona"



Sehun menghampiri kami ,Ia sedikit merasa terkejut karena aku tidak sedang sendirian "Luhan Hyung". Ujarnya

 


Luhan menoleh dan tersenyum "Sehun-na"

 



"Kenapa Hyung ada disini". Sehun menatapku "Dan mengapa bersama Sooyoung noona?"

 



"Hanya mengobrol biasa"

 


Sehun mengeryit "Apa yang kalian bicarakan"

 



"kufikir aku begitu tidak akrab dengan Sooyoung-ssi rasanya sungguh tidak enak jika aku dekat dengan teman lain sementara dengan Sooyoung-ssi tidak dekat"



Aku memandang Luhan ,Jadi ia juga merasa jika kami tidak dekat Luhan memandang Jam tanganya sedikit terkejut.Ia menatapku dan juga Sehun ,kufikir ia sedang dikejar waktu Luhan memiliki banyak sekali jadwal bimbingan belajar diluar sana seperti biola,Taekwondo dan masih banyak lagi. Ia Pria Super sibuk,tampan dan juga jenius banyak sekali kelebihan yang ia miliki dan juga sedang dipelajari.

 



"Maaf Aku tidak bisa berbicara panjang lebar denganmu Sooyoung-ssi..mungkin besok atau lain kali kita bisa sedikit mengobrol".

 


"Besok tidak bisa ,Sooyoung noona ada janji denganku". Sahut Sehun saat aku baru saja akan membuka mulut


.

"Kalau begitu mungkin lain kali"

 



"Tidak bisa,Sooyoung noona selalu bersamaku". Sehun lagi-lagi menjawabnya,Luhan tersenyum mendengarnya

 



"Tidak masalah,kita bisa berbicara bersama..bersama mungkin lebih menyenangkan".

 



Aku rasa kini menjadi sangat aneh mereka berdua seolah sedang memperebutkanku



"Ahh,Sehunnie".Ucapku tapi Sehun mengabaikanya



"Kenapa Hyung keras kepala sekali". Kesal Sehun pada akhirnya, Dasar!.

 



"Sehun!".Panggilku



Luhan tertawa kecil dan mengangkat bahu "Sudahlah jangan dilanjutkan ,Oh ya aku duluan ..sampai bertemu besok". Luhan bergegas menuju pintu keluar,sebelumnya ia sempat melambaikan tangan pada kami


.

"Semoga saja tidak bertemu". Gumam Sehun tapi dengan sangat jelas aku masih dapat mendengarnya "Kau bicara apa?"

 



Sehun menoleh "Aa tidak kurasa kita harus lekas pulang sebelum bus dalam keadaan penuh nantinya"

 



"Kau aneh sekali". Timpalku



"Tidak masalah yang penting Aku tampan dan noona menyukaiku"



"Yah! Siapa bilang aku menyukaimu aku belum menjawab perasaanmu" Tatapku padanya sementara Sehun hanya tertawa.



"Noona.."



"Apa"

 


"Apa Aku tampan?".Tanya Sehun

 



Aku menatapnya sejenak sembari memasukkan buku dan peralatan menulisku ke dalam ransel "Iya kau tampan". Sehun tersenyum senang mendengarnya,ia mendekatkan wajahnya kepadaku
.



"Apakah itu pertanda Noona menyukaiku"

 

 


"Tentu saja tidak"

 



"Jadi noona tidak menyukaiku". Sehun memasang wajah sedih



"Mengapa.."

 


"Kau masih kecil Sehunnie". Aku meraih kedua pipi Chubbynya dan mencubitnya gemas,Ia terlalu Menggemaskan dan juga polos, "Kau bahkan sering menangis jika Aku tidak mengingat hari ulang tahunmu ,kau juga tidak bisa menyebrang jalan ramai jika tidak tidak ada aku disampingmu..apakah kau masih bisa berfikir jika aku pantas menjadi pacarmu sementara kenyataanya aku lebih pantas menjadi kakakmu". ujarku masih mencubit pipinya

 



Sehun terdiam,ia melepas kedua tanganku dari kedua pipinya "Jadi noona tidak akan menjadi pacarku?"

 



Aku menggeleng dan tertawa "Tentu tidak"

 



"Jadi noona menyukai pria itu dibandingku". Sehun mengerucutkan bibirnya,Ya tuhan lagi-lagi ia mulai manja dan mulai merenggek padaku


.

"Pria? .. siapa ?". Tanyaku

 


"Luhan Hyung"

 


"Iya"

 


Sehun Terkejut,Aku tersenyum, "Tapi perasaan itu sudah menghilang sejak ia mengajakku bicara tadi,Kufikir ia biasa-biasa saja dan sama dengan pria lainya"

 


Sehun memukul-mukul bahuku

 


"Yaaah!"

 



"Sehun.."

 


Sehun menatapku



"Mungkin jika kau mau belajar untuk menjadi dewasa aku akan mempertimbangkanya"



"Mempertimbangkan apa?". Tanyanya bodoh ,Aku menghela nafas ringan



"Tentu saja perasaanmu"



"Benarkah?". Sehun merasa senang

 



"Tidak". Jawabku dan segera berdiri melangkah meninggalkan Sehun di belakang tapi tidak lama ia mengejarku "Noona,apakah ucapan noona tadi tidak bohong? Apakah aku mempunyai harapan untuk menjadi pacar noona?". Kejarnya berjalan disampingku



"Sehun perhatikan jalanmu".

 



"Noona-yaa". Rengeknya karena aku tidak menjawab pertanyaanya


.

"Noona-yaa"

 


"Jangan merengek"



"Kenapa noona tidak menjawab pertanyaanku?".



"nanti saja"



Sehun Mendengus "Noona menyebalkan"

 



"terserah,kau juga anak kecil menyebalkan,Cerewet dan sok tau"



"Aku bukan anak kecil ,bahkan noona tidak lebih tinggi dariku,noona kurcaci..".

 



Aku menatap Sehun kesal, "Kau bicara apa?"



"Noona ~ ah tidak~ Sooyoung bodoh Jelek dan Kurus". Ejeknya kembali menghinaku.



"Yah!". Teriakku tapi sebelum ia menerima balasan dariku Sehun berhasil melarikan diri

 



"Yah! Oh Sehun kemari kau!!".






_________________________________________________________

 

 

 


Aku berlari menuju Teras sebuah Toko saat tiba-tiba Hujan membasahi Suasana jalanan Seoul. Hujan di musim gugur,Aku mendesah dan merogoh Isi ranselku,Sial bahkan aku tidak membawa Payung atau Scarf sekalipun. Bahkan aku tidak mengira hujan akan datang,Cuaca pagi dan Siang sangat cerah tidak ada orang yang akan mengira Hujan lebat akan tiba pada sore harinya.

 



Ibuku pasti akan memarahiku jika aku memaksakan diri pulang saat ini juga dan membiarkan tubuhku basah kuyup serta menggigil kedinginan yang akan membawakan dampak buruk untuk kesehatanku,lagipula saat ini aku membawa sekantong sayuran tidak mungkin juga aku membiarkanya basah dan ibu akan mengomel padaku tentang ini. Tidak ada jalan lain mungkin menunggu hujan reda tidak buruk juga.

 



"Hei" Aku merasakan seseorang menyentuh bahuku segera aku menoleh dan mendapati lelaki yang sangat kukenali berada tidak jauh disampingku "Luhan-ssi".Kagetku

 


Luhan tersenyum seperti biasa,rambut coklatnya tampak sedikit basah "Kau mengejutkanku".

 



"Kau terkejut karena kau terlalu menyibukkan diri melamun,apakah melamun termasuk hobimu?". Luhan tertawa kecil dan mengalihkan pandang pada hujan yang semakin lebat "Kukira akan sangat lama".Gumamnya

 



"Hujan pada saat musim gugur di kota ini memang selalu berdurasi lama"



"Akan sangat melelahkan sekali berdiam diri seperti ini".Gumam Luhan sembari melirik jam tanganya "Kufikir China tidak seperti ini"

 



"Apa kau mempunyai keperluan setelah ini? kau seperti sedang terburu-buru". Tanyaku menatap wajahnya ,Luhan menoleh "Tidak juga,hari ini aku hanya mempunyai 2 jadwal bimbingan belajar"

 


Aku tersenyum "Tapi wajahmu menyiratkan jika kau sedang dikejar waktu".

 



"Benarkah seperti itu?". Ia menyentuh wajahnya "Buruk sekali jika aku menunjukan sesuatu yang buruk di depan seorang gadis tapi mungkin itu sudah menjadi kebiasaanku untuk pulang tepat waktu".

 



Ahh dia selalu menjaga imej nya di depan semua orang ,Kurasa Luhan benar-benar terkena sindrom pangeran.



"Kukira kau sangat sibuk, menghabiskan seharian penuh dengan belajar apakah begitu menyenangkan?".Tanyaku



"Belajar lebih baik daripada berdiam diri dirumah seharian,itu membosankan"



"Belajar terlalu sering juga tidak baik,otakmu terlalu terobsesi pada buku-buku pelajaran". Ucapku memandang sekilas pada hujan yang masih bertahan
.



"Lalu bagaimana denganmu kau selalu menjadi peringkat terbaik,apa rahasiamu kau juga belajar sama sepertiku bukan?" Aku menatap Luhan sekilas, "Aku benci pada buku aku tidak pernah belajar".

 


Luhan menatapku

 


"Aku tidak percaya bahkan kau mengalahkanku dalam peringkat kelas,bagaimana bisa kau berkata jika kau tidak pernah belajar?"

 



"Aku jenius"

 


Luhan tertawa

 

 


"Kau baru saja berbelanja?". Tatapanya beralih pada kantong berisi sayuran yang kugenggam


.

"Ibuku memintaku membeli semua ini untuk makan malam"



"Pasti sangat menyenangkan memakan sesuatu yang dibuat seorang ibu". Ucapnya

 



"Tidak juga,ibuku kurang pintar memasak". Luhan tersenyum dan mengacak rambutku "Jangan berbicara seperti itu kamu sangat beruntung bisa menikmati makanan yang ibumu buatkan untukmu"

 



"memangnya Ibumu tidak pernah membuatnya untukmu?"

 



Luhan tersenyum ,"Ibuku terlalu sibuk untuk urusan seperti itu,Waktu aku masih kecil bahkan aku sempat iri pada temanku yang membawa bekal buatan ibunya"

 



"Jika kau tidak keberatan kau boleh datang ke rumahku kapan-kapan untuk makan bersama"



"Bolehkah?"



Aku tersenyum, "Sehun juga sering datang ke rumahku dan ibuku merasa senang"

 



"Sehun?". Tanyanya ,Aku mengangguk "Kalian sangat dekat".Ujarnya



"Kami sudah mengenal sejak kecil,kami selalu melakukan semua hal bersama-sama". Ucapku mengenang

 



"Termasuk masuk kelas yang sama kedalam kelas kita?". Luhan menadahkan tanganya pada air hujan ,aku memperhatikanya dan mengikutinya "Bukankah seharusnya ia berada di kelas 1?"

 


"Ia merenggek pada Ayahnya untuk bisa sekelas denganku,lagipula ia juga jenius"



"Dia seperti anak kecil,dia menyukaimu bukan?". Aku tidak menjawab, "Sehun juga kurang menyukaiku dia tidak senang saat kita berbicara bersama"

 


"Sehun memang seperti itu dia belum dewasa, tapi dia anak yang baik"

 



Luhan memandangku "Berbicara dengamu sangat menyenangkan tapi kurasa aku harus kembali tepat waktu Kakek ku akan memarahiku jika aku pulang terlambat"



"Tapi Hujan masih deras"

 



"Tidak apa-apa,aku bisa naik bus"

 

 


Luhan Melepaskan Jaketnya untuk melindungi sedikit badanya dari air hujan "sampai bertemu besok pagi". Ucapnya Dan saat ia beranjak pergi aku menahanya
.

 


"Bolehkah aku ikut? Aku juga akan pulang dengan Bus,menunggu hujan akan terlalu memakan waktu"



Luhan tersenyum dan menarikku mendekat padanya "Tentu saja,kemarilah".

 



Luhan mengenggam tanganku dan itu membuatku sedikit gugup,ngengamanya terasa lembut dan hangat.

 



"Kita akan berlari menuju halte". Ia melindungi kepalaku dan Kepalanya mengunakan jaketnya,Aku mengangguk

 



"Ayo"

 

 



Luhan benar-benar Menarikku dalam ngenggamanya ,air Hujan membasahi tubuh kami berdua tapi tidak terlalu parah. Kami tertawa bersama mungkin Ini adalah pertama kalinya Bagi luhan merasakan berlari-lari dalam Derasnya air hujan.
 

 

 





________________________________________________________





Sehun Menungguku di depan Rumahnya [Rumah kami berdekatan],aku mengeryit ada apa ia menungguku,Sehun tampak senang memandangku dari kejauhan. "Noona-ya"

 


Aku mengeryit dan memasang wajah sebal di depanya menggingat tadi siang ia telah menghinaku "Ada apa ?"

 



Sehun terlihat gugup saat memandangku ia tidak berbicara apapun dan itu membuatku kesal.

 



"Jika ingin berbicara lekaslah ibuku menungguku"

 



Sehun menatapku Wajahnya terlihat begitu cemas "Noona bajumu basah," Aku memandang bajuku

 



"Aku kehujanan saat pulang"

 



"Kenapa noona hujan-hujanan,Noona bisa sakit ,tubuh noona begitu sensitif terhadap udara dingin" Sehun mengomel kini ia begitu perhatian padaku,ya Ia memang kerap sekali memperhatikanku.

 



"Jika aku tidak memaksakan diri untuk pulang ,aku bisa menunggu sampai malam menunggu hujan reda"



"Noona bisa menghubungiku,Aku akan menjemput noona". Sehun masih menatapku,Mana mungkin aku menghubunginya saat Luhan sedang bersamaku,yang ada nantinya ia akan Bertengkar dengan Luhan.

 



"Sudahlah Aku tidak akan sakit"

 


Sehun memelukku tiba-tiba itu membuatku terkejut,aku berusaha melepaskan pelukanya tapi ia enggan untuk melepau.



Bagaimana jika seseorang melihatnya? Apakah anak ini tidak berfikir dimana posisi kami saat ini.Di tepi jalan yang kemungkinan banyak dilewati orang.

 


"Sehunnie,lepas"

 



Sehun tampak menggeleng "Aku akan melepasnya jika Noona berjanji tidak akan Berhujan-hujanan lagi"

 



"Bajumu basah"

 



"Aku tidak perduli". ujarnya

 



"Bagaimana jika Keluarga kita melihat?". Dia tetap tidak melepaskan pelukanya ,Aku menyender pada bahunya yang bidang dan menyerah dalam pelukanya ,Aku merasakan Sehun mencium leherku sekilas tapi aku diam saja.Itu memang sudah menjadi kebiasaanya saat memelukku dan aku tidak merasa keberatan bahkan Dulu saat kami masih sama-sama polos pada saat Waktu aku baru mengginjak Kelas 2 SMP Kami Sering berciuman dalam kamarku ,Dan aku benar-benar menyesalinya.

 


"Baiklah aku berjanji padamu" Sehun perlahan segera melepaskan pelukanya,Aku memandangnya.

 


"Lalu kenapa kau menungguku di depan rumah seperti ini?,"



Sehun tersenyum dan membungkukkan badanya seperti orang yang meminta maaf "Aku ingin meminta maaf pada Noona,aku bersikap menyebalkan tadi siang"

 



Aku tersenyum "bukankah kau sering bersikap menyebalkan"



Sehun tertawa dan itu membuatku ikut tertawa bersamanya ,Sehun termasuk Cadel jadi jika ia sedang tertawa akan terlihat sangat lucu dan mengemaskan. Aku meraih kedua Pipinya dan mecubitnya keras membuat Sehun mengaduh, "Arraso,aku memaafkanmu"

 



Sehun tersenyum masih dengan kedua pipinya yang kucubit ,ia mengulurkan tanganya dan mencubit kedua pipi chubby ku.

 

 


"Sehun,kenapa kau tidak kembali bertanya?,"



"bertanya apa?". Sehun melepaskan tanganya dari wajahku.aku juga melakukanya "bertanya apakah aku menerima perasaanmu"

 



Sehun tertawa "Kenapa harus kutanyakan?"

 


Aku mengeryit,kenapa dia aneh begini apakah ia sudah jera untuk menyukaiku "jadi kau sudah menyerah?". Sehun menggeleng dan mengacak rambutku "sama sekali tidak"

 



"lalu?"

 



"Aku sudah meminta Ayah untuk mengijinkan noona menjadi istriku kelak,dan Ayahku sangat senang mendengarnya jadi untuk apa berpacaran jika esok pun noona menjadi istriku". Ia tersenyum senang

 


"Yah!". Teriakku padanya "Kau ingin mati ya,kenapa kau mengatakan hal seperti itu pada paman". Aku memukul bahunya

 


"SooYoung Unni!!".



Seruan kecil Sulli membuatku terkejut aku menoleh sengit kepadanya, "Unni Kenapa kau terlalu lama ,kami semua sudah menunggu sayuranya". Sulli menghampiriku dan mengomel di depan Sehun,ia melirik Sehun sekilas,"Unni membiarkan kami menunggu dan malah berpacaran dengan anak ini"

 


"Anak ini? maksudmu aku?". Sehun menyela

 



"ya,siapa lagi". Sulli menarik tanganku pergi tapi Sehun menahanya dengan menarik tangan kiriku "Aku belum menyelesaikan pembicaraanku"

 


"Lepaskan Kakak perempuanku".Seru Sulli

 



"Tidak ,dia juga kakak ku". Seru Sehun juga
.

 


Aku mengeram,kedua anak ini selalu bertengkar saat Bertemu,mereka akan selalu memperebutkanku menjadi kakak perempuan mereka.Dan Saat bersama Sulli, Sehun akan berubah memandangku sebagai kakaknya dan melupakan bahwa aku adalah orang yang ia sukai

 



"Bukan Aku adalah adik kandungnya,kenapa kau selalu merebut Kakak ku ". Sulli menarik tanganku lebih keras "Unni ayo kita pulang"

 



"Noona jangan dengarkan Gadis kecil itu ". Sehun memperingatkanku

 



"Yah!,Aku lebih tua dibandingmu ,seharusnya kau lebih bersikap manis kepadaku kau juga harus memanggilku noona".

 



Dan mereka terus bertengkar membuatku semakin pusing,dengan sekali hentakan aku berhasil melepaskan tangan mereka dan segera mengambil langkah meninggalkan mereka yang masih bertengkar.

 


"Unni" Sulli memanggilku dan mengejarku tapi sebelumnya ia menjulurkan lidah pada Sehun yang merasa kesal. Aku membuka gerbang rumahku Sulli mengikutiku.

 



"Noona Jangan dekat-dekat Dengan Luhan Hyung !!". Teriak Sehun dari depan rumahnya sebelum aku memasuki halaman rumahku.

 



"Luhan? Siapa itu?". Sulli mengekor dari belakang

 



"bukan siapa-siapa".Ucapku tapi Sulli terus bertanya padaku "Luhan oppa itu pacar unni kah?"

 



"Jangan berkata tidak benar"



"Huh dengan Sehun,unni menceritakan soal Luhan oppa tapi denganku sama sekali tidak bercerita,sebenarnya Adik unni adalah siapa?". Sulli merajuk dan berjalan mendahuluiku,aku menghela nafas

 

 


"Ibu Ayah Kami Pulang".Ujar Sulli membuka pintu utama rumah kami,aku mengikutinya dari belakang










TBC 

Comments

You must be logged in to comment
InettaLenilaKBS
#1
hah itu baekhyun sama chanyeol benar-benar minta di tampar -_-
sehun disini imut ya. Imut imut kucing gimana~ gitu.
yaelah, itu dua anak ciuman di kamar masih kecil lagi, ckckck
dipeluk sama dicium sehun? aku juga mau kali.... siapa sih yang gak mau
kak nice ff!!!
aku ngakak baca ff ini, padahal sudah jam 1 malam.