Noona,Please Be My Girl Chapter Four

Description

Cast : Choi Sooyoung Oh Sehun Xi Luhan 

Genre : Romance| School Live | little sad | Love Triangle

 

 

 

 



 

 

 

 

Aku menyikat rambutku lagi dan memercikkan air di wajahku, sambil berpikir tentang bagaimana aku melakukan hal seekstrem seperti itu [Menurutku berciuman adalah hal gila ] Dan aku melakukanya dengan Sehun ,Oh tidak apakah dengan Ciuman ini aku seolah memberikanya harapan? Tidak ..Tidak Semoga saja ia tidak menganggap ciuman itu adalah sebuah harapan dariku yang kuberikan untuknya.

 



Aku kembali membasuh wajahku untuk kesekian kalinya,dinginya air mengalir meresap melalui pori-poriku,aku merasa menjadi orang berperilaku bodoh karena bermain-main dengan air. Titik-titik air menghiasi wajah pucatku,kurasa sebentar lagi aku akan mengalami gejala flu,kepalaku terasa pusing. pandanganku terarah pada bibirku lagi ,bibir itu aku kembali berfikiran mengenai ciuman itu.. jika menginggat kembali aku memang pernah melakukan ciuman dan itu bersama Sehun juga saat kami masih belum mengerti apa arti ciuman itu sendiri. Seharusnya aku tidak perlu berlebihan seperti ini . Aku menarik nafas .. Lupakan.. Lupakan ciuman itu dan bersikaplah seperti biasa ..

 


Aku memandang pantulan wajahku dicermin panjang ,aku tersenyum.

 



"Kenapa unni tersenyum seperti itu? " Sulli memandangku aneh,aku menjadi salah tingkah dan berdeham pelan memandangnya melalui cermin. Sulli berada disampingku sembari menyalakan keran di wastafel "Ahh dingin sekali" Keluhnya saat air dingin membasuh jari-jari tanganya. aku menggosok gigiku sembari memperhatikan Sulli yang terlihat enggan membasuh wajahnya "Bersihkan wajahmu dan cepat tidur" Kataku meraih gelas Cup,menggunakanya untuk berkumur.

 


"Kenapa Unni pulang malam?" Tanyanya ,aku melirik padanya sebenarnya tampa aku mengatakanya pun Sulli pasti juga telah mengetahuinya hanya saja mungkin ini adalah kalimat pertamanya sebelum Ia merajuk padaku karena tidak mengajaknya untuk berbelanja. "Departemen Store ,Ibu menyuruhku untuk membeli stok makanan"

 


Sulli menghela nafas dan membasuh wajahya,ia terlihat kesal "Bersama Sehun?" Aku mengiyakan ,ia memasang wajah kecewa "Kenapa tidak mengajakku turut serta? aku juga ingin membeli sesuatu" Sulli melirikku "Unni-ya kenapa dari kecil kau selalu memperhatikan Sehun dan melupakanku ?"

 


"Aku tidak melupakanmu,jangan berfikiran seperti itu" Anak ini kenapa bisa memikirkan hal yang tidak-tidak "Dari kecil Sehun selalu merebut perhatian Kakak perempuanku,aku merasa kesal padanya" Ia kembali mengeluh "Ia mempunyai seorang kakak perempuan juga bukan? Kenapa ia harus selalu bersama kakak ku " Lanjutnya Mengeluh pada dirinya sendiri,aku diam saja. "Saat aku sedang berdua bersama Unni dia selalu datang menggangu dan mengalihkan perhatian Unni dariku"

 



Aku menghela nafas,sepertinya mempunyai masalah mengenai seorang adik yang cemburu tidak mudah,aku tahu jika Sulli tidak suka aku berdekatan dengan Sehun,bukan karena ia membenci Sehun itu karena Ia merasa Perhatian ku untuknya teralih pada lelaki itu. Memang sejak kecil Sehun selalu datang kepadaku dan merenggek ,Sulli kecil yang saat itu sedang bersamaku merasa marah karena Sehun,aku menginggatnya saat itu juga mereka berdua menanggis bersama karena aku memarahi perbuatan mereka yang membuat kepalaku berdenyut pusing mendengar teriakan-teriakan mereka berdua.

 



"Maafkan Unni..jangan berkata seperti itu lagi,unni menyayangimu..kau adalah adik perempuanku tentu saja Unni menyayangimu" Ucapku tersenyum sambil memegang kedua bahunya. "Benarkah?" Tanyanya ,aku mengiyakan. Sulli tersenyum lebar dan memelukku "Aku menyayangimu"

 



"Sekarang cepatlah tidur sebelum Ayah memarahimu" Aku berkata padanya dan melepas pelukanya


"Tentu saja" jawabnya ,Aku tersenyum mengacak rambutnya.



Sulli meraih handuk disamping wastafel untuk mengeringkan wajahnya. Setelah itu ia segera meninggalkanku, "Aku duluan selamat malam" Ucapnya tetapi beberapa langkah kemudian ia membalikkan badanya "Ahh..Sooyoung Unni,Luhan Oppa mengirimu pesan" Katanya padaku

 



Aku mengeryit "Luhan? "


 



 

 




Bel pelajaran pertama baru saja berbunyi saat aku baru saja berada didepan Lockerku,Aku terlambat dan aku tahu itu dan untuk kejadian setelah ini aku juga sudah menduganya bahwa Aku akan dipermalukan didepan kelas dan didepan teman-temanku Oleh Guru Geometri yang sialnya mengajar di pelajaran pertama. Tuan Park , Guru tegas yang sama sekali tidak menyukaiku ,ya itu yang kufikirkan setelah 4 bulan lamanya Kami bersama didalam kelas di hari Rabu. Tentu saja Tuan Park tidak menyukaiku,Aku selalu membuat keributan di dalam kelas walaupun aku sama sekali tidak mempunyai niat untuk melakukan itu,Salahkan si bodoh Chanyeol..dia selalu membuatku sangat merasa kesal dan kami selalu bertengkar.

 

 


Alasan kedua,Tuan Park tidak menyukaiku adalah karena Sehun.

 

 


Untuk masalah ini aku sedikit merasa tersinggung,karena secara tidak langsung bukan aku yang patut untuk disalahkan. Sehun selalu berusaha mengajakku berbicara walaupun pelajaran tengah berlangsung,Anak itu benar-benar terlalu menyukaiku. Belakangan ini kami tidak saling berkomunikasi dalam pelajaran Geografi. Alasanya karena Tuan Park memindah tempat duduk kami,memisah Antara aku dan Sehun dalam jarak yang cukup jauh,Tuan Park mengatakan jika ini adalah jalan terbaik karena kami selalu saja berbicara dan menganggu pelajaran,ya itu yang dikatakanya saat Sehun memprotes mengapa kami harus duduk berjauhan. Aku tidak terlalu mempermasalahkanya,karena jujur Sehun kadang cukup megangguku dengan bahan pembicaraanya mengenai tarian Dance. Tapi walaupun kami duduk berjauhan Sehun tetap berusaha menarik perhatianku dengan berbagai macam cara seperti Meminjam buku ,melempar pesawat kertas yang didalamnya terdapat coretan-coretan gambar buatanya. Karena itu Tuan Park kini semakin tidak menyukaiku walaupun aku adalah murid yang cukup jenius dan cepat dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

 




"Aku mempunyai waktu 10 menit untuk berlari" Pikirku dalam hati sembari menutup pintu loker, membawa serta tumpukan buku-bukuku yang sengaja kutinggalkan saat liburan musim panas lalu. Hari rabu ini Sulli terpaksa untuk tinggal dirumah untuk check-up masalah penyakit lambung yang dideritanya ,Sementara Sehun tidak berangkat bersamaku karena ia harus berkumpul pagi-pagi sekali sebagai anggota club ski sekolah.
 


Lorong-lorong labirin terasa sepi,hanya beberapa siswa berpakaian Training olahraga yang berpapasan denganku dan terkadang menyapaku dengan ramah.

 


"SooYoung-ssi kau terlambat lagi?

 

 


"Sooyoung-ssi selamat pagi"

 



"Sooyoung-ssi dimana Sehun? kenapa sendirian?"

 



Kalimat-kalimat itu yang mereka ucapkan padaku saat melihatku,aku hanya tersenyum menjawab salam-salam mereka. aku setengah berlari mengitari labirin sekolah yang kufikir sangat panjang untuk dilalui,labirin yang sangat merepotkan untuk anak-anak yang terlambat sepertinya.



"SooYoung Nuna"



Aku terkejut menyadari Sehun berada di depanku,ia memanggilku. ia berjalan mendekatiku. Kenapa ia berada disini,bukankah seharusnya ia mengikuti kelas?

 


"Sehun-ah,kenapa kau disini?" Tanyaku padanya ,ia hanya tersenyum. Aku mengeryit, Dia membolos? "Hei..kau membolos?!"
Tanyaku lagi kali ini sedikit tinggi

 



"Anniya..anniya" Sehun mengelak cepat "Aku tidak mungkin tidak mengikuti pelajaran,aku menunggu nuna disini" Ucapnya.



"Menungguku?"



"Ya..kufikir nuna akan terlambat dan itu benar kan?" Sehun tersenyum. Seharusnya aku menyukai alasanya tapi entah aku tidak suka mendengarnya. "Kurasa kau mencari kesialan" kataku padanya. Sehun tidak mengerti "Kesialan? Kesialan apa?"

 



"Karena menungguku mungkin" Jawabku sambil kembali melangkah menuju tangga lantai dua,Sehun mengikuti "Pelajaran pertama hari ini diampu oleh Tuan Park dan dia tidak menyukai kita ditambah hari ini kita terlambat ,kurasa kau juga sudah tahu"



"Memangnya kenapa? Tanyanya,aku merasa kesal karena dia tidak merasa takut atau khawatir.



"Kita Akan dihukum" Kataku penuh penekanan ,Sehun mengangguk mengerti "Tidak masalah kita akan menjalani hukuman bersama-sama"



Aku menatapnya tidak percaya,dia ini bodoh atau apa sebenarnya? kenapa dia bisa sesenang ini mengetahui jika sebentar lagi ia akan terkena hukuman."Kita sudah sering melakukan hukuman darinya,lalu apa masalahnya?" Ucap Sehun lagi.



Aku memilih untuk mengabaikanya,lagipula saat ini aku merasa sedikit merasa tidak nyaman berada disampingnya dan berbicara bersama seperti biasa. Kejadian semalam membuatku merasa canggung pada Sehun.



"Nuna..." Panggilnya dari belakang ,berusaha mejajari langkahku yang semakin cepat "Mengenai kejadian semalam--"



"Jangan diingat " jawabku cepat



"kenapa?"



"Lupakan dan Jangan diingat" Kataku lagi,Sehun terdiam ia hanya menatapku dan kemudian segera mengalihkanya,aku tahu ia kecewa.

 



"Bagaimana dengan kegiatan Ski-mu ,bulan depan kalian akan memulainya kan?" Aku merasa tidak enak dan mengajaknya berbicara,Sehun mengiyakan. "Kudengar tempat pertama arena yang akan kalian kunjungi adalah Hokkaido,benarkah?"

 



"Iya" Jawab Sehun singkat,nada bicaranya berbeda dengan yang tadi,kufikir ia merasa kecewa padaku,ya tentu saja.. secara tidak langsung dengan kejadian ciuman semalam aku telah memberinya harapan dan hari ini aku berkata bahwa dia harus melupakanya. aku kejam sekali..



"Itu Hebat..arena Hokkaido sangat cocok dan indah ,itu bagus Sehun-a,kau merasa senang?" Ucapku lagi berharap Sehun akan kembali seperti biasa,tapi kurasa tidak ,kini bahkan ia berjalan meninggalkanku tampa berkata-kata. Yang kuketahui sekarang 'adalah Ia marah padaku'

 



Aku berusaha mengejarnya. saat jarak kami tidak terlalu jauh ,aku menarik lenganya . Sehun berbalik menghadapku dengan wajah yang sama sekali tidak pernah ia tunjukan kepadaku walaupun ia sedang marah "Ada apa denganya?"

 



"Kenapa dengan sikapmu? kau marah padaku? " Tanyaku masih mengengam lenganya. Sehun menghela nafas berat lalu berusaha melepaskan tanganku.

 


"Yah!! Sehun-a !!!"


Sehun menatapku "kenapa nuna sama sekali tidak mengerti tentang perasaanku?"

 



Aku membalas tatapanya "Apa yang sedang kau bicarakan? kenapa kau bersikap seperti ini?" Tanyaku. Sehun tersenyum "Kurasa memang nuna tidak mengerti mengenai perasaanku" Jawabnya menampik tanganku dan berjalan pergi meninggalkanku.Kali ini aku tidak mengejarnya ,aku memilih terdiam untuk mencerna kata-katanya.
 

 

 



________________________________________________________
 

 

 




Luhan tersenyum saat Sooyoung memasuki ruang kelas "terlambat lagi" pikirnya. Kai memperhatikanya dan memberikan komentar "Tuan Muda teryata benar-benar tertarik dengan Choi Sooyoung"

 


Luhan menoleh dan tersenyum kecil "Kau ini .." Kai membalas senyuman temanya itu "Aku benar kan?" Luhan kembali menatap Sooyoung yang kini telah duduk di bangkunya. Kai menyenggol Luhan

 

 

"Lihat...kau memperhatikanya lagi,kau menyukainya kan? Dia benar-benar beruntung..Tuan Park tidak datang hari ini"

 



"Cinta tidak perlu diungkapkan bukan?" jawab Luhan mengalihkan pandanganya pada bukunya kembali ,Kai terkejut mendengar peryataan Luhan "Hei,kau mencintainya..?"

 



"Love at first sight .. aku sedang mengalami sindrom itu" Ujar Luhan memilih untuk tidak memandang wajah Kai,ia akan semakin banyak bertanya nantinya.

 

 

"Bagaimana bisa..kalian bahkan tidak terlalu sering berbicara?" Tanya Kai menurunkan buku Luhan agar lelaki berambut pirang itu menatapnya.



Luhan tersenyum "Tidak juga..akhir-akhir ini kami sering berbicara" Kai menatapnya tidak percaya "Benarkah?"



"Aku jatuh cinta, seiring waktu berjalan,perasaanku tumbuh, sepanjang hari aku memikirkanya,bukankah itu yang dinamakan jatuh cinta dan aku mengalaminya saat ini ,Lalu Apa yang sebaiknya kulakukan di sini? Ucap Luhan kepada Kai yang semakin tidak mengerti,kalimat Luhan sangat sulit untuk ia cerna.namun yang bisa ia ketahui kini adalah Luhan tertarik dengan Choi Sooyoung..ya ia tertarik dengan Sooyoung.



"Arraseo,arraseo..kufikir juga kini tuan muda telah jatuh cinta" Kai membuka bukunya ,Luhan tampak kesal "Yah!,aku tidak suka jika kau memanggilku dengan sebutan itu"

 


"Mianhae..aku tidak inggat" Kekeh Kai memberi tanda Peace "lalu apa yang kau tunggu,cepat temui putrimu itu" Ujarnya lagi

 



"Kufikir tidak sekarang" Luhan memperhatikan Sehun memasuki kelas ,lelaki itu memandangnya sekilas dan berjalan melewatinya.Luhan mengeryit menoleh pada Sehun yang duduk disamping Kris,ia lalu memandang Sooyoung yang kini tengah bertengkar kecil dengan Chanyeol . Menurutnya terdapat sesuatu yang janggal diantara mereka ,Sehun bahkan tidak menyapa Sooyoung seperti biasa.

 

 



"Luhan-a,kudengar orang tuamu baru saja pulang dari luar negeri.kenapa kau berangkat sekolah hari ini?" Pertanyaan Kai mengalihkan perhatian Luhan sesaat , entah kenapa perasaanya menjadi buruk saat seseorang bertanya mengenai keluarganya "Hari ini Ibuku akan meninggalkan Seoul "



 

 

 



_________________________________________________________

 

 




Istirahat makan siang tengah berlangsung ,Sooyoung memilih untuk tinggal di kelas. Sementara itu Sehun juga melakukan hal yang sama,Ia memperhatikan Punggung Sooyoung "Nuna,aku marah padamu,tapi aku ingin berbicara denganmu" Gumamnya sedih. Sehun menatap Luhan menghampiri meja Sooyoung "Apa yang dia lakukan?"

 


Luhan berdeham pelan disamping Sooyoung yang tengah melamun sembari menatap keluar jendela,menyadari kehadiran Luhan, Sooyoung tersenyum.

 


"Apakah kau sibuk?" Tanya Luhan

 



Sooyoung dengan cepat menggelengkan kepala. Luhan kembali berkata, "bahkan kau tidak mengirimkan satu sms pun padaku tadi malam" Sooyoung tersenyum, "Ah saat itu aku tidak dirumah,adik ku yang membukanya" Luhan lalu bertanya, "Pergi? Ah apakah tadi malam kau baru saja berkencan

 

 

Wajahmu memerah, Apakah itu benar?" Sooyoung dengan cepat menjawab, "Tidak.. Tidak.."



Luhan tersenyum "aku hanya bercanda lalu Apakah kau suka steak? Aku akan membalas budi atas makan siang kemarin karena kau bersedia menemaniku"

 



"Yah! kenapa harus membalasnya? kufikir hal itu tidak pantas untuk kau balas" Jawab Sooyoung ,Luhan tertawa "Lalu apakah kau akan membuatku sedih? bahkan aku telah membuatnya pagi-pagi sekali"

 


"kau membuat Steak sendiri?"

 



Luhan mengiyakan,Sooyoung tersenyum, "Hmm sepertinya enak " Luhan menjawab, "Tentu saja Lihatlah siapa yang memasaknya."

 

 



Sehun terus memperhatikan mereka ,ia tidak menyukainya tentu saja, "Apakah saat ini adalah waktu yang tepat untuk memikirkan makanan? Lelaki itu bahkan lebih menyebalkan dari Sulli"


 

 

 

 


________________________________________________________
 

 

 

 



Sooyoung sedang berada diluar rumah,menunggu kedatangan Sehun,beberapa menit lalu 'Se Na' kakak perempuan Sehun bertanya padanya mengenai keberadaan Sehun padanya . Tentu saja Sooyoung merasa Khawatir selama ini Sehun tidak pernah pulang semalam ini tampa izin dari keluarganya..dimana anak itu? Apakah karena masalah tadi pagi ia menjadi seperti ini?

 




Dari jauh ,Sooyoung menyadari sosok Sehun berjalan menuju Rumahnya,ia terlihat masih mengenakan kameja dan Coat seragam sekolahnya. Sehun menatap Sooyoung ,ia tidak berbicara apapun,mengabaikanya.Sehun sengaja langsung pergi ke Rumahnya tanpa melihat Sooyoung yang berdiri cemas di depan gerbang . Sooyoung tentu langsung marah pada Sehun

 



"Apakah aku ini hantu sehingga kau melewatiku begitu saja?" Sehun tetap tidak mempedulikan Sooyoung dan terus berjalan namun Sooyoung segera menghentikannya, "Kenapa pulang malam seperti ini,darimana saja kau " Sehun menatap kesal pada Sooyoung sementara gadis itu melanjutkan ucapannya, "Kenapa menatapku seperti itu,kau fikir hal ini lucu?"

 

 


Sehun marah, "Nuna ini benar- benar lucu! Setelah tadi pagi kau lah yang mengatakan padaku bahwa kau merasa tidak senang denganku. Dengan wajah penuh kesedihan, kaulah yang mengatakan padaku bahwa kau menyesal telah melakukanya denganku,nuna tidak menyukaiku bukan? dan yang harus nuna lakukan padaku sekarang adalah Bersikaplah tidak peduli kepadaku "

 


Sooyoung menjawab "Siapa yang tidak perduli padamu..siapa!!"

 



"Bukankah nuna menyukai lelaki itu? kenapa nuna masih memperdulikanku? perdulikan saja dia..aku tidak berarti apapun kan bagi nuna!? Jawab Sehun

 


"Kenapa kau membawa nama Luhan? apakah kau tidak mengerti apa yang tengah kita bicarakan?"

 



Sehun menatap Sooyoung "Kenapa? nuna tidak senang aku berkata hal buruk tentangnya?" Sooyoung merasa kesal "Sehun-a.."

 



"laki-laki seperti Luhan Hyung tidak menyukai wanita gampangan! Hanya dengan satu kata saja nuna sudah berlari ke sisinya. nuna menyukainya karena ia baik pada nuna..lalu bagaimana dengan pria lain ? apakah jika mereka baik pada nuna ..nuna juga akan menyukainya? hanya dengan satu kata saja nuna sudah berlari ke sisinya. Kau ini sangat mudah untuk di bully!" Ucap Sehun tajam

 


"Dia bukan lelaki seperti itu..!!"

 


Sehun bertanya "Apa kalian dekat? Seberapa besar Nuna mengenal dia? Kau menyukainya? Kau sangat menyukainya?" Sooyoung balas bertanya dengan kesal, "Seberapa besar kau mengetahui dia hingga kau bertingkah seperti ini?"

 



Sehun menjawab dengan kasar, "Aku mengenalnya lebih baik dari pada kau! Membuat wanita menyukainya karena ketampananya, karena uang yang dimilikinya dan membuar mereka menangis..bukanlah itu sikap yang biasa dilakukan oleh orang kaya sepertinya?"

 



Sooyoung kecewa mendengar kata-kata dari mulut lelaki dihadapanya itu, "Kau pria jahat!! Bagaimana bisa kau mengeluarkan kata-kata yang begitu menyakitkan hah? Bagaimana bisa kau mengatakan hal yang sungguh menyakitkan??!"

 



"Aku? jahat? bukankah nuna lebih jahat daripadaku? nuna apakah kau memikirkan perasaanku? aku menyukai nuna sejak lama? tapi apa ? Kau sama sekali tidak memahamiku ..kau tahu aku merasa senang karena aku fikir nuna memberiku harapan karena ciuman itu..aku merasa senang..kufikir itu adalah harapan terbesarku untuk mendapatkan nuna,tapi apa yang kemudian kudengar? nuna merasa menyesal melakukan itu padaku,lalu bagaimana nuna fikir betapa hancurnya perasaanku?" Sehun bergetar ia menangis

 

 


"Sehun..kau menangis?"

 

 

 


"Anggap aku tidak pernah melakukan ini,anggap aku tidak pernah berbicara seperti ini dan anggap aku tidak pernah menyukai nuna.." lirihnya dan berjalan pergi meninggalkan Sooyoung yang terpaku dengan kejadian ini

 

 


________________________________________________________






TBC












 

Comments

You must be logged in to comment
InettaLenilaKBS
#1
konfliknya kental banget disini. aku nangis~
aku juga pernah ngerasa sama kayak sehun... hiks
sooyoung~~~~
aku gak bisa berkata-kata di chapter ini