Noona,Please Be My Girl Chapter Six

Description

1238046_595241177184811_920030620_n.jpg

Cast : Choi Sooyoung Oh Sehun Xi Luhan 

Genre : Romance| School Live | little sad | Love Triangle



 

 

Kai tersenyum memandang Luhan memainkan sebuah dawai "Why Are Not" dari Soloist Tim melalui Gesekan nada-nada di kunci G treble clef. daya ingat yang baik, untuk ingatan Luhan menghafal partitur not lagu,tidak lebih dari sehari ia mampu mengepresikan lagu itu dengan baik,tidak ada hambatan dan tidak ditemukan nada sumbang pada permainan Violin nya.



"Wauw,permainan yang hebat ,aku tidak percaya kau mampu menghafalnya secepat ini" Puji Kai bertepuk tangan dan meninju pelan dada Luhan



"treble clef" Gumam Luhan "Kuncinya adalah treble clef,dengan itu menunjukkan dimana kita harus menempatkan not G dan dijadikan patokan untuk not-not-not yang harus diingat"



Luhan Menjelaskan bagaimana trik memainkan Violin dengan baik kepada Kai ,tidak begitu sulit menjelaskan hal itu pada Kai karna semenjak kecil lelaki itu sempat mengenal dan mempelajari Alat musik klasik itu,yang membuat berbeda adalah Alat musik yang mereka mainkan. Dia sendiri mempelajari Viola ,sementara Luhan lebih mempelajari Violin.



"pada alto clef, garis yang memotong bagian tengah clef itu dimana kita harus meletakkan not middle C, yang nantinya akan dijadikan patokan untuk not-not lainnya. Tentunya, cara membaca not yang menggunakan treble clef nggak sama dengan not yang menggunakan alto clef karena patokan mereka berbeda. Ini juga yang membedakan letak open strings pada partitur viola dan violin. Alto clef tidak terlalu umum, tidak seumum treble clef,"



Kai mengangguk mengerti "Kau memang Violinist sejati,sampai celah terkecil pun kau tahu,". Luhan tersenyum. "Mrs Jung yang mengatakan teknik itu padaku"


"Maksudmu Guru wanita yang mengajarimu bermain violin di les privatmu itu? yang selalu mengataiku bodoh dalam bahasa prancis ?"



Luhan tertawa kecil "Geurae,Ternyata kau menginggat dia" Ucapnya sambil meletakkan busur Violin nya kedalam case penyimpanan.



"Tentu saja ,aku tidak akan melupakan wanita yang dengan terang-teranganya menghinaku bodoh,dia fikir aku tidak mengerti bahasa prancis,ck..aku tidak suka padanya"


Luhan berkomentar, "Sepertinya kau sedang stress. Kau tidak pernah berbicara seperti itu mengenai seseorang". Kai mengiyakan dia mengeluh mengenai orang tuanya yang seminggu ini memaksanya memperbaiki nilai-nilainya dengan mengundang guru privat yang begitu tegas kepadanya, tentu saja Kai sangat stress ditambah ujian akhir di awal musim dingin akan diadakan 2 minggu lagi.



"Terkadang aku cemburu padamu,setidaknya tidak akan ada yang memarahimu saat kau mendapat nilai rendah"



"Aku tidak pernah mendapat nilai rendah"Jawab Luhan



"Arraso,kau memang selalu mengerjakan sesuatu dengan baik,mungkin aku bisa mencontohmu," Kai menatap Luhan sejenak "Hei..kukira sekarang Moodmu sedang baik ,apakah ada hal yang bagus,cerita lucu mungkin?"



Luhan tersenyum "Tidak ada.."



"Benarkah tidak ada? Atau Guru Yang menyuruhmu mengikuti olimpiade lagi dan itu membuatmu senang? tanya Kai



"Tidak ada olimpiade,dan mana mungkin aku merasa senang karena itu" Ujar Luhan



"Ahh..benar juga, Atau Ibumu berencana menetap di Korea ,menemanimu tinggal disini?"

 

Luhan menggeleng "Mana mungkin Ibuku akan melakukan hal seperti yang kau katakan"



"Lalu karena apa? Kau menerima 30 surat cinta lagi dilokermu?"



"Tidak.."



"Kau mendapat nilai sempurna di pelajaran fisika?"



"Aku mendapat nilai bagus ,tapi bukan karena masalah itu" Jawab Luhan ,Kai mengeryit dan kemudian tersenyum, "Apa karena Tuan putrimu?"



"Tuan putri?"


"Choi Sooyoung..Kau merasa senang karena dia kan,". tebak Kai "Aku tidak menyangka kau benar-benar menyukainya sedalam itu"



Luhan menghela nafas sepertinya Kai senang sekali melihatnya dengan kondisi salah tingkah.



"Jadi kalian sudah berpacaran begitu? lalu bagaimana dengan Sehun ? dia juga menyukainya kan?" Pertanyaan Kai begitu panjang ,Luhan tidak habis fikir temanya bisa menjadi pria cerewet seperti ini.



"Bukan..bukan Kami hanya teman, tadi siang kami telah menjadi teman ,dia bersedia menjadi teman bagiku..aku bahagia karena itu"



"Hanya teman? dan kau merasa sesenang ini?"



"Benar.." Jawab Luhan

 


"Kau memang pintar tapi otakmu begitu kecil,Xi Luhan logikamu benar-benar payah" Komentar Kai



"Apa ada sesuatu yang salah?"



Kai tidak menjawab dan hanya tersenyum,ia lalu mengeluarkan sebuah buku dan memberikannya pada Luhan. "Lihatlah ini. Ini adalah buku terbaru. Kurasa kau harus belajar banyak mengenai percintaan?"



Luhan menatap buku itu dan kembali tersenyum, "Kau benar- benar tahu banyak tentang aku."

 


Kai menepuk bahu Luhan dan tersenyum , "Aku hanya tidak ingin melihatmu terus menerus didalam kehidupanmu yang kaku, kau perlu menikmati hidup dan kurasa semenjak mengenal Sooyoung kau sedikit menjadi berbeda Sungguh aku berharap kau akan bahagia bersamanya"



Luhan terdiam ,tersenyum memandang sampul buku yang Kai berikan kepadanya




 





 


Titik-titik air hujan mengenai rambutku,Aku benci situasi ini. Hampir seluruh coat jas seragamku basah dan meresap kedalam kameja ,badanku terasa lengket sama sekali tidak merasa nyaman.



Hujan..hujan dan hujan Aku benci dengan hujan ,Musim gugur dipenuhi cuaca yang suram,buruk penuh kesedihan dan juga hujan,Orang-orang diluar sana mengatakan jika Musim gugur adalah musim Penuh cinta dan kasih sayang,bodoh.. Pemikiran yang bodoh mana ada Musim suram seperti ini mengambarkan percintaan ? yang ada hanyalah kata perpisahan.



Ya Tuhan, Aku memekik dalam hati Menatap kepergian Bus yang baru saja melaju meninggalkan halte,dasar sial ..



Sudah menginjak petang dan aku masih menunggu bus disini,hanya sendirian. Biasanya tidak pernah seperti ini menunggu Bus dihalte ,selalu ada Sehun atau Sulli yang menemaniku .Mereka selalu berisik memperdebatkan siapa yang nantinya akan duduk disebelahku dikursi bus .



Aku tersenyum samar menginggat kejadian itu, memang sedikit menyebalkan tapi jika diingat sepertinya cukup lucu, sejenak aku kembali menginggatnya .. mengginggat Sehun.. Sekarang dia benci padaku, mungkin kejadian menyenangkan menunggu bus bersamanya tak akan terulang kembali. Sehun tidak akan pulang bersamanya lagi ,tidak akan merenggek dan memintanya untuk selalu menemaninya saat ia merasa bosan , Sehun tidak akan menceritakan sesuatu hal berbau lucu kepadanya ,dia tidak akan melakukan aegyo didepanya. tidak akan pernah lagi. Hal-hal seperti itu pasti akan ia lakukan pada kekasihnya nanti. ya.. kekasihnya.



Hujan semakin deras ,sepertinya akan berlangsung lama. aku meraih ponselku memberi kabar pada Minho bahwa aku akan pulang terlambat serta menyuruhnya memanaskan spaggeti untuk makan malam,Ibu dan Ayah tidak akan pulang malam ini mereka pergi ke Jeonju untuk menjengguk bibi Lee. Kami harus mandiri untuk memasak makanan makan malam kami bertiga.



Terdengar langkah kaki mendekat,aku tidak memperdulikanya dan menyibukkan diri membalas pesan Minho yang protes kenapa harus dirinya yang memanaskan makanan dan bukan Sulli. "Ck dasar tidak berguna" gumamku



"Siapa yang tidak berguna?"



Aku cukup terkejut mendengar suara itu,segera aku mendongak dan mendapati Sehun menatapku.


Sejak kapan dia berada disini? Kenapa dia belum pulang?



"Kenapa menatapku seperti itu? apa kau menggangapku sebagai hantu sehingga ekspresimu menyebalkan seperti itu?" Ujarnya sembari mengusap rambutnya yang basah.


Aku menghela nafas sejak pagi dia selalu berkata dengan mengesalkan. "Kau..apa yang kaulakukan disini? sekolah sudah berakhir 3 jam lalu kenapa kau tidak pulang?" tanyaku



"Kurasa nuna tidak perlu tahu"



"Arraso,arraso.. aku melupakan bahwa kau tidak ingin berbicara padaku.aku akan diam dan berpura-pura untuk tidak mengenalmu" Ujarku memalingkan wajahku darinya.


"Jahat sekali pacar barumu itu,mengabaikan pacarnya membiarkanya pulang seorang diri" Cibirnya ,aku mengeryit "Siapa yang kau maksud?"


"Siswa pertukaran pelajar,Xi Luhan"


"Aku bukan pacarnya,jangan berkata mengenai hal-hal yang tidak mendasar seperti itu" Marahku padanya ,Sehun bersikap tak perduli seolah tidak mendengarku.



Aku berdiri dan membenarkan penampilan ketika Bus tiba. Sehun melangkah didepanku dan aku dibelakangnya,kami memasuki bus yang dipenuhi oleh laki-laki dewasa,aku merasa ragu dan berniat untuk turun menunggu bus selanjutnya tapi tidak bisa kulakukan ini sudah hampir menjelang malam lagipula ada Sehun bersamaku. Sehun menggesekkan card penumpang pada mesin gesek di depan pintu masuk setelah selesai ia berjalan menuju kursi kosong dibelakang.


Aku merogoh kantung Coatku untuk mengambil cardku ,tapi tidak ada ..Ya Tuhan dimana Card penumpangku
?

 


Aku bergerak gelisah mencari-cari card itu ,di ransel ,Kantung rok ku,kantung kemeja dan juga dompetku tapi tetap tidak kutemukan..

 


Ya Tuhan apa aku harus keluar dari bus ini dan berjalan kaki untuk pulang. Tiba-tiba saja tangan seseorang menggesekkan kartunya pada mesin penerima card ,aku memandangnya . Sehun melakukanya untukku.



"Gomawo" Lirihku tapi kurasa Sehun tidak mendengarnya. Ia kembali duduk di kursinya.



Aku duduk disebelahnya karena hanya disebelahnya saja terdapat kursi kosong ,Sehun diam saja dan memasang earponenya


"Aku akan menggantinya" Bisikku padanya ,tapi ia tetap diam saja. Aku menyerah, berbicara padanya hanya sia-sia saja, aku memilih untuk menutup mata.Tidur.



"Nuna.."



"Nuna.."



"Nuna"



Aku merasakan seseorang menguncang pelan bahuku pelan,aku mengeluh dan membuka mata mengibaskan tangan Sehun yang menguncangku. tapi tidak seperti yang kuingginkan Aku menarik dasi Seragam Sehun .Membuat dirinya reflek tertarik mendekatiku. Matanya menatapku dalam jarak pandang yang begitu dekat. Kening kami bahkan bersentuhan.



Orang-orang didalam bus tampak memperhatikan kami,mungkin mereka mengira Aku dan Sehun akan berciuman. Tsk ..aku mendorong pelan bahu Sehun menjauh dan berdeham "Maaf,aku tidak sengaja"


Dasar gila! Dasar gadis bodoh Sebenarnya apa yang sedang kau perbuat! Dimana otakmu?!



Sehun membenahi dasinya,terdengar suara kekehan samar darinya, Dia menertawakanku? atau menggangapku sebagai gadis agresif karena insiden barusan? Jika benar aku akan segera membenturkan kepalanya agar ia melupakanya,Ash.. sungguh memalukan.



"Sudah..jangan difikirkan,aku tahu nuna tidak sengaja.aku tidak akan berfikiran macam-macam"

 

Sehun berkata dengan pelan tampa memandangku,apa yang dikatakanya tadi? sejak kapan dia bisa membaca isi kepala orang lain?



"Aku tahu,lalu apa yang kau inginkan sehingga membuatku bangun seperti ini?"



"Tidak jadi Lupakan saja.."




________________________________________________________






"Aku pulang"



Sulli mengucapkan salam seperti biasa, mengedarkan pandanganya sejenak kesekeliling ruangan,tidak ada orang. penerangan ruang keluarga juga masih belum dinyalakan. Ayah dan Ibu? tentu saja saat ini mereka sedang tidak dirumah.



Sulli melepaskan ranselnya di atas sofa dan beranjak kedapur untuk melegakan sedikit tenggorokanya dengan meminum sesuatu. Tempat bimbingan belajarnya [Les] yang baru memang sedikit keterlaluan,Peraturan-peraturan tak penting disana benar-benar membuatnya frustasi,coba fikirkan Selama 4 jam kelas berlangsung tidak diperbolehkan minum dan jika salah satu murid melanggar peraturan,mereka akan dibebani Pr yang amat sangat banyak. Lebih keterlaluan dari tugas-tugas sekolahnya yang selama ini ia terima.



Sulli menyalakan lampu dapur dan membuka pintu lemari es. meraih kaleng soda dan meminumnya beberapa teguk. Rasanya lega sekali. Ketika tanganya bergerak menutup pintu lemari es ,ia menyadari selembar kertas yang tertempel disana. Sulli mengeryit membaca tulisan disana,ini adalah tulisan kakak lelakinya,Minho. Ia meninggalkan pesan

 

 

 

 

 

 


__________






Hei Adik tersayang



Aku pergi keluar,tadi Jonghyun menghubungiku untuk menyuruhku datang kerumahnya.
kami akan mengerjakan tugas-tugas kami semalaman.

aku malam ini tidak pulang jadi kau yang harus membeli bahan makan malam. Sooyoung nuna pulang terlambat jadi sebelum ia datang cepatlah segera ke minimarket,ia akan marah jika hari ini tidak ada bahan untuk masakan.



Susu


apel


Pisang


Kentang


Tomat


Jamur


Wortel dan makanan hamster untuk Dobbi


daging sapi giling


roti

Jus-kau yang beli

Kalau kau masih bisa membawa lebih banyak,belikan juga dua kaleng kacang polong dan bubble tea. kalau terlalu berat tidak usah khawatir,akan kubeli sendiri besok
Sulli-a ,uangnya ada dikonter,jangan lupa bawa kuncimu!


Gomawo

Minho
______


 

 

 





Apa-apaan ini,Kurang ngajar sekali dia meninggalkan tugas sebanyak ini padanya,Hari ini kan seharusnya adalah jadwal harian Minho untuk berbelanja kebutuhan diminimarket dan ia melarikan tugas ini seenaknya saja,Ah-bagus sekali.



Sulli meremas kertas itu kesal "Oppa-ya,kau akan menyesal.."

 

Matanya menatap beberapa lembar ribuan won diatas konter.Sulli mendesah dan berjalan mengambilnya,apa boleh buat ini adalah nasib sialnya mau tak mau tetap saja ia harus menjalaninya. Sekarang jam 7.. mungkin memerlukan waktu setengah jam untuk berbelanja .



dengan langkah dipaksakan Sulli melangkah menuju pintu,sebenarnya ia tidak mau mengantikkan minho untuk berbelanja,apalagi jarak minimarket dengan jarak rumah cukup jauh untuk ditempuh. Harus memakan 2 kali perjalanan dengan Bus.



Walaupun buruk akan menyedihkan lagi jika ia tidak mengerjakanya. Sooyoung pasti akan memarahinya karena persediaan bahan makanan dilemari pendingin habis lagipula ia juga tidak mau tidur dengan perut kosong.


Ting! Tong!


Terdengar suara bel pintu berbunyi,Sulli terlonjak gugup



"Apakah Sooyoung unni sudah datang? Sepertinya aku harus siap terkena pukulan" gumamnya menyedihkan tapi ia segera berfikir kakak perempuanya tidak mungkin membunyikan bel rumah.



dia mempunyai kunci tentu saja tidak perlu repot-repot untuk menekan bel. Lalu siapa? Sulli menatap kamera CCTV di dinding berdekatan dengan pintu masuk. matanya membulat sempurna mendapati seseorang yang kini berdiri didepan pintu masuk rumahnya. sudut bibirnya membentuk senyuman manis



"Luhan oppa"





_________________________________________________________





Sooyoung mengikuti Sehun di belakang,sudah hampir 20 menit ia menghabiskan waktunya duduk di dalam bus dengan suasana tidak menyenangkan. Sedikit lega Kini penantianya sudah berakhir- Bus kini telah berhenti di halte beberapa puluh meter dari rumahnya.



Sepertinya kali ini ia pun harus berterima kasi pada Sehun. Tadi- sooyoung sempat tertidur di dalam bus dan tidak menyadari Ia telah sampai di tempat tujuan ,Dan baiknya Sehun berbaik hati membangunkanya -cara membangunkanya memang cukup tidak sopan. Sehun menyentil keras keningnya dan itu cukup berhasil membuatnya segera bangun.



"Sehun-a,terimakasi"



Sooyoung mengucapkan permintaan maaf dengan tulus kepada Sehun saat Bus baru saja meninggalkan mereka berdua di depan halte.



"Mwoya? nuna bilang apa? coba katakan sekali lagi" Sehun menatap Sooyoung.



Sooyoung mencoba tersenyum,ia tahu sebenarnya Sehun cukup bisa mendengar dan memahami kalimatnya tadi . " terimakasi"



Sehun mengeryit "Apa? aku tidak dengar"


"Terimakasi.." ulang Sooyoung


"Nuna-ya,coba katakan lebih keras" Sepertinya,Sehun berniat mengundang kemarahanya.Bocah ini benar-benar. Sooyoung tersenyum singkat masih dengan wajah tulusnya yang dibuat-buat. Ia maju selangkah mendekati Sehun sampai dirinya benar-benar dekat dengan tubuh tinggi Sehun ,Sementara lelaki itu hanya berdiri tidak faham atas sikap perempuan didekatnya itu. Dengan sekali tarikan pada simpulan dasi Sehun mampu membawa wajah lelaki berkulit pucat itu mendekati wajah Sooyoung. Sehun terlihat gugup "Nuna~"



Sooyoung tersenyum,semakin mendekatkan wajahnya menyentuh pinggiran pipi Sehun yang merona. Sebenarnya ini terlihat gila tapi entah kenapa ia melakukan ini. Bibirnya bergesekan pelan menyentuh kulit Sehun bergerak menuju kekanan. "TERIMAKASI!!!" teriaknya keras tepat di telinga Sehun .


Sekali hentakan,Lelaki itu mendorong pelan tubuh Sooyoung. menutup telinga kananya yang berdengung karena teriakan "Yah! Apa yang kau lakukan?! mencoba membuatku mati ya?"



Sooyoung tertawa dan menepuk bahu Sehun "Itu balasan karena kau berniat mengodaku,Sehun-a sepertinya kau masih menyukaiku, benarkah perkataanku? Kau masih menyukaiku kan?"


Ucapan Sooyoung membuat Sehun tidak bisa berkata-kata dalam hitungan menit,ia menatap Sooyoung cukup lama "Apa? menyukaimu,kenapa aku harus menyukai anak sekolah dasar sepertimu? kau fikir aku ini lelaki seperti apa sehingga tertarik dengan wanita sepertimu"



Sooyoung membalas perkataan Sehun "Aku tahu hingga saat ini kau berpura-pura bersikap seperti ini padaku,aku memang membuat kesalahan tapi tidak bisakah kau berbicara dengan kalimat yang lebih sopan untuk diucapkan," Sehun membuang wajahnya kesamping "Aku tidak berpura-pura"



"Lalu jika kau memang tidak berpura-pura,untuk apa kau membantuku beberapa kali? untuk apa kau menemuiku dihalte sekolah saat sebenarnya seharusnya kau sudah berada dirumahmu? kau menungguku pulang ? kau menungguku pulang kan"


"Jangan membual-untuk apa aku harus menunggu dan menemuimu, atas dasar apa? tolong jangan katakan sesuatu yang tidak mendasar seperti itu," Sehun menatap Sooyoung


"Aku tahu kau bohong, Oh Sehun-a kau tidak bisa membohongiku"



Sehun menghela nafas, "Cukup jangan katakan apapun lagi,aku lelah aku ingin pulang" ujarnya sembari berjalan meninggalkan Sooyoung .



"Sampai kapan kau akan berubah dewasa? Sehun-a selamanya kau tidak akan hidup dengan baik jika kau terus saja bersikap pengecut seperti ini" Ucap Sooyoung tiba-tiba ,menghentikan langkah Sehun



"Lalu bagaimana dengan dirimu?sampai kapan nuna harus bersikap seperti ini kepadaku..sampai kapan nuna akan menganggapku sebagai seorang pria? apa kau tahu aku bukan lagi seorang anak kecil ,aku berumur 18 tahun dan aku sudah cukup dewasa "



Sooyoung terdiam,ia hanya menatap punggung bidang Sehun dari belakang. sejak kapan Sehun bisa berkata seperti ini padanya? Sejak kapan Sehun dengan sikap innocent-nya bisa berubah sedratis ini?"



"Aku tahu, Nuna merasa ternganggu dengan kehadiranku,nuna pasti merasa kesal kan karena aku yang terus mengejar-ngejar nuna? nuna merasa benci kan denganku yang setiap hari selalu berada disekitar nuna?"



"Sebenarnya apa yang kau katakan? apa yang kau fikirkan? fikirkan baik-baik ..apa selama ini aku pernah marah kepadamu karena kau selalu berada disekitarku? apa aku pernah protes akan tingkah kekanakanmu?" Seru Sooyoung meredam emosi,ia sama sekali tidak menyangka Sehun akan berfikiran seperti ini padanya.



"Sudahlah- aku tidak ingin membahasnya lagi..semua sudah berakhir"



"Apa maksudmu dengan berakhir Hah?!" teriak Sooyoung mendekati Sehun. pria tampan itu hanya tertawa kecil, "Lalu nuna ingin hubungan kita seperti apa? nuna ingin kita menjalin hubungan seperti dulu atau Hubungan yang lebih dalam denganku? berpacaran mungkin- ahh..tidak aku salah, nuna tidak mungkin akan berpacaran dengan anak kecil sepertiku,Nuna hanya menyukai Luhan..nuna hanya menyukainya dan aku tidak bisa mengubahnya"



Sooyoung memotong ucapan Sehun, "Baiklah jika itu memang kemauanmu, Pergilah. Tidak ada lagi yang harus dikatakan. dan tidak ada lagi apapun diantara kita. Kau benar kita sudah berakhir.Bagaimana pun juga aku berusaha untuk mencari kemungkinan kita bersama seperti dulu . Lebih dari 2 tahun ini sepertinya telah merubah sikapmu. Aku berusaha mengerti. Aku tau bahwa aku berwajah tebal, kau selalu ada untukku namun aku sebaliknya. Sepertinya jika aku berbicara lebih banyak maka konflik diantara kita hanya akan bertambah saja."



Sehun menjawab, "Sejujurnya, yang kau katakan itu tidak berguna sama sekali"



Sooyoung merasa tersinggung mendengar ucapan SeHun, "Apa maksudmu?,Kau ternyata tidak berbeda dengan orang lain.kau sama saja.Apa kau berfikir bahwa aku adalah wanita sejahat itu?"



Sehun menjawab dengan dingin, "Aku tidak berniat berfikir begitu." Sehun berjalan meninggalkan Sooyoung.



"Oh Sehun~" teriak Sooyoung lagi, "Jaga bicaramu- Arrh "



Sehun mendengar suara kesakitan dan berdebam dibelakangnya ,ia segera menoleh dan menemukan gadis itu yang terduduk kesakitan dengan tempurung lututnya yang berdarah. ia terjatuh dan mengalami luka.



"Nuna-a!!!"



Sehun menghampiri Sooyoung,ia berlutut memeriksa betapa dalamnya luka pada tempurung lutut gadis itu. di sekitar luka sobekan itu terdapat lebam-lebam yang membiru,sepertinya ia juga mengalami keseleo. Wajah Sehun memucat lihatlah kini ia terlihat begitu khawatir, "Gwaechanayo? Nuna kenapa kau bisa sebodoh ini,sebenarnya apa yang kau fikirkan sampai kehilangan keseimbangan seperti ini?!!" marah Sehun



"Apa kau tidak sadar keadaan? kenapa masih bisa meneriakiku seperti ini? Aah..sakit," desah Sooyoung merasakan sentuhan ringan Sehun yang memeriksa lukanya.

 


"Apakah terasa sakit?" Tanya Sehun yang kini terlihat ragu menyentuh luka Sooyoung,ia merasa tidak tahan melihat Gadis itu mengeryit kesakitan. Dengan gerakan cepat lelaki itu mengendong Sooyoung didepan dada, tentu saja hal tiba-tiba ini membuat Sooyoung tersentak kaget. Hampir saja Sehun kehilangan keseimbangan karena gerakan Sooyoung yang menggangu gerak jalanya kalau saja Gadis itu tidak melingkarkan kedua tanganya di lehernya mungkin sekarang ia akan lebih merasa kesakitan dan sekarang buruknya kedua tangan yang semula melingkar dilehernya kini berpindah bergerak mencapai rambut kecoklatan Sehun yang lembut,menjambaknya sebagai aksi terkejutnya yang bisa saja membuatnya Syok .



Sehun merintih merasakan Tarikan jemari gadis itu menarik rambutnya "Jangan menarik rambutku,itu sakit" ujarnya sembari memejamkan mata dan membukanya setelah rasa perih itu mereda. Mata mereka berdua bertemu dengan jarak yang sangat dekat masih dengan posisi Sehun yang mengendong Sooyoung secara bridal, hidung Sehun mengesek hidung kemerahan Sooyoung, bibirnya menyentuh pelan sudut bibir lelaki itu.


"Maaf"


Mereka memilih duduk di kursi tunggu halte. Sehun melepaskan pelukan eratnya dipinggang Sooyoung,berdeham supaya gadis itu berpindah duduk dari atas pangkuanya. Sikap canggung kini mewarnai kebisuan mereka berdua, dengan cepat Sooyoung menarik tanganya dari leher Sehun.



"Ahh.. "



"Apakah masih sakit? tunggu sebentar" Sehun membuka tas ransel ,meraih sebotol mineral dan segera membasuh luka Sooyoung



"Tahan..ini memang akan sedikit sakit" Sooyoung mencengkram lengan Sehun "Pelan-pelan"



Setelah selesai ,Sehun melepaskan simpulan dasinya,membalutkan hati-hati pada luka itu,untuk menghentikan aliran darah. "Tidak usah..dasimu bisa terkena darah"


"Sudah..diam saja"



Sooyoung menahan nafas merasakan nyeri dilututnya,melihatnya Sehun hanya tersenyum, "Sudah selesai..terasa baikan kan?," ujarnya lembut, setelah itu ia segera beranjak berdiri dan berlutut didepan Sooyoung, "Ayo pulang..ini sudah terlalu malam,paman dan bibi Choi pasti menghawatirkan nuna"



"Ap..apaa?"



Sehun menoleh "Tunggu apa lagi ayo,naiklah kepunggungku"



"Tidak perlu seperti ini,aku masih bisa berjalan"



"Nuna yakin?"



"Iya,aku yakin"



Sehun berjalan didepan dan Sooyoung berjalan di belakangnya. gadis itu mengeryit kesakitan saat melangkahkan kaki,darah pada lukanya belum sepenuhnya tertutup, terlihat darah merembes membasahi dasi Sehun dilututnya sehingga dia sulit berjalan.



Sehun sadar bahwa Sooyoung berjalan dengan sangat pelan dan dia bertanya, "Apa benar tidak apa-apa ?"



Sooyoung menjawab, "Tidak apa-apa." Sehun berjalan menghampiri Sooyoung dan berjongkok lagi di depan Sooyoung agar gadis itu bisa naik ke punggungnya.


Sooyoung kaget dan berkata, "Tidak usah. Aku bisa berjalan."



Sehun berkomentar, "Tapi jalanmu itu sangat lambat. Aku ingin segera pulang untukn beristirahat. Sudah naik saja, saat kita masih kecil juga aku yang menggendongmu."



Sooyoung pun akhirnya memeluk leher Sehun dan naik ke punggung lelaki itu.

 

 

 

 

 

 






TBC





 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet