Chapter 7

Innocent Bride
Please log in to read the full chapter

Ini tidak seperti apa yang Luhan bayangkan dan rencanakan. Pertamanya setelah ia memantapkan hati dan melakukan tindakan ekstrim mencium Sehun, ia hanya akan segera tidur dan bangun keesokan harinya setelah Sehun berangkat ke kantornya. Kemudian melakukan entah apa sampai Sehun kembali pulang dari kantornya pada siang itu untuk makan dan menata kopernya lalu segera berangkat melaksanakan tugas kantornya. Ia berencana untuk meyiapkan makan siang untuk suaminya itu tanpa melakukan kontak fisik dan menghindari bicara padanya. Namun, apa yang ia bayangkan dan rencakan itu sekarang hanyalah tinggal sebuah harapan, karena kenyataannya sekarang ia masih terjaga dengan Sehun berada di sampingnya tertidur pulas.

Luhan tidak sepenuhnya terjaga karena memang benar ia sempat tertidur beberapa saat dan terbangun merasakan sesak sebab ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya dengan bebas dan setelah ia membuka matanya, beradaptasi dengan suasana gelapnya malam, ia tersentak menyadari lengan sang suami melingkari tubuhnya dengan cukup erat. Ada sedikit rasa entah apa yang membuat hati Luhan berdebar dan merasakan perutnya bereaksi aneh ketika ia menyadari hal itu.

Dengan hati-hati dibalikkan tubuhnya menghadapi wajah sang suami yang terlelap itu. Sungguh betapa ia menyukai posisinya saat ini, meskipun ia tidak tahu mengapa ia menyukainya. Padahal kalau dipikir lagi, belum tentu Sehun melakukan itu dengan sengaja. Bisa saja itu hanya halusinasi Luhan—tapi ia tidak berpikir itu hanya halusinasi karena memang benar lengan Sehun melingkari tubuhnya dan memang tubuh mereka tidak pernah sedekat ini. Atau bisa saja Sehun melakukan hal tersebut di luar kesadarannya sebab ia telah tertidur. segala kemungkinan berkecamuk dalam pikirannya, namun ia tetap tidak bisa mengelak bahwa ada rasa membuncah dalam dadanya mengetahui bahwa Sehun tengah memeluknya dengan posesif—menurutnya—seakan-akan ia ingin bersama Luhan sebelum kepergiannya besok.

Ia hanya terdiam mengamati aliran teratur napas suaminya. Mengamati tiap bahu sang suami terangkat dan perlahan turun seiring hembusan napasnya. Menyusuri alis mata Sehun yang membentuk garis jelas, memberi efek tajam pada matanya seperti mata elang apabila kedua kelopak itu terbuka. Sebuah senyum tersungging di wajah Luhan, betapa ia merasa amat beruntung memiliki suami setampan ini.

Dengan berani, Luhan menggerakkan tangannya untuk balas memeluk sang suami. Ia menggeser sedikit tubuhnya agar bisa lebih dekat dengan tubuh Sehun dan menghela napasnya sekali. Menenggelamkan kepalanya pada dada Sehun dan menghirup aroma tubuhnya sebelum menutup matanya untuk ikut menggali mimpinya. Ia berharap bahwa besok Sehun tidak jadi pergi dan berharap agar ia tidak menyesali keputusannya untuk melakukan hal ini—juga berharap agar keesokan paginya ketika Sehun membuka matanya ia tidak akan terkejut atau mungkin Luhan akan bangun terlebih dahulu sebelum pria itu bangun, ya, sepertinya pilihan terakhir lebih baik. Maka dengan itu, ia larut dalam kegelapan malam menghadapi alam bawah sadarnya.

Kai membuka matanya perlahan dan bisa merasakan sakit pada bagian lehernya serta beban di atas tubuhnya. Ketika ia mengetahui bahwa ia tertidur di sofa dengan tubuh Kyungsu berada di atasnya dan televisi menyiarkan acara berita pagi, ia mengumpat dalam hati. Ck. Padahal hari ini ada rapat penting dan ia harus disiksa dengan lehernya yang sakit itu? Dan bagaimana bisa ia tertidur di sana, dengan Kyungsoo di atasnya? Bahkan semalam ia tidak ingat ia menemani pemuda itu untuk menonton televisi atau menemaninya bermain di ruang tengah itu.

Kai menggerakkan tangannya yang ditindih tubuh Kyungsoo perlahan agar pemuda itu tidak terbangun. Hey, ia masih memiliki rasa hormat untuk tidak membangunkan orang lain meskipun itu melibatkan anggota tubuhnya. Namun gerakannya yang perlahan itupun mau tidak mau membuat pemuda di atasnya bergerak merasa terusik. Ia berhenti di tengah-tengah pergerakannya, mengantisipasi jikalau Kyungsoo terbangun, tapi nihil. Pemuda itu hanya menyamankan tubuhnya di atas Kai, memeluk tubuh Kai seakan itu adalah guling dan kembali mendengkur halus.

Berhasil melepaskan tangan dari tindihan Kyungsoo, Kai melarikan pandangan matanya untuk melihat jam dinding. 06.40. Well, setidaknya ia tidak perlu membangunkan Kyungsoo secara paksa kalau jarum jam itu menunjukkan angka lebih dari 7. Ia menghela napas beberapa kali untuk menghilangkan kantuknya dan memijit tangannya yang sakit itu.

Badannya merasa hangat karena tubuh Kyungsoo dan ia menyukai rasa ini. Sudah sangat lama sejak ia terbangun dengan kehangatan ini. Ia menyukainya dan berharap untuk selalu merasa seperti ini. Namun, segera pikiran itu ditepis karena itu berarti ia menyukai Kyungsoo memeluknya—sebenarnya ia memang menyukai Kyungsoo memeluknya seperti itu, hanya saja ia terlalu gengsi untuk mengakuinya—dan ia berpikir bahwa itu berarti ia tidak masalah jika Kyungsoo tinggal bersamanya, oh tidak! Ia masih suka dengan kebebasan dan ia tidak ingin seseorang berada di rumahnya, ia senang dengan kesendirian di apartemennya itu.

Sibuk dengan pikirannya, ia tidak menyadari pergerakan kecil dari tubuh di atasnya sampai pada ia merasakan bahwa Kyungsoo benar-benar bergerak, ia baru mengalihkan perhatiannya. Kepala Kyungsoo menggesek dadanya dan kelopak mata itu perlahan terbuka, jantung Kai tiba-tiba saja bedegup cukup cepat. Ketika mata bulat itu menatapnya masih dengan sayu, menunjukkan bahwa sang pemilik belum sepenuhnya bangun dari tidurnya, ia membalas pandangan itu dengan matanya yang ikut membulat. Kyeopta! jeritnya dalam hati.

"Kai?"

Begitu suara itu keluar dari pemuda di atasnya, Kai kembali pada kenyataan dan ia langsung mendudukkan tubuhnya. Mendorong Kyungsoo menjauh dari tubuhnya dan berdehem.

"Ehm.. A-aku ada rapat penting pagi ini jadi tolong siapkan sarapan secepatnya. A-aku akan mandi," katanya tersendat sambil berdiri. The hell? Seorang Kai tersendat? Itu tidak ada dalam kamusnya! Ia langsung berjalan setengah berlari menuju kamarnya dan langsung mengunci tubuhnya dalam kamar mandi, bahkan petanyaan Kyungsoo tadi setelah ia selesai berkata pun tidak diresponnya.

Kai mengerang frustasi dalam ruang itu. Ia shock. "Apa yang terjadi padaku?" tanyanya pada keheningan di sana. Ia memandang kosong pada space di depannya sebelum menyebut nama Kyungsoo dengan lirih.

"Kyungsoo." Ia bergidik dan segera membuka seluruh pakaiannya. Mengguyurkan air dingin pada tubuhnya untuk menghilangkan segala pikiran dan bayangan terhadap pemuda mungil itu pagi ini.

.

Beberapa menit berlalu dan ia telah siap untuk berangkat. Ia berdiri di depan pintunya, menenangkan dirinya dan mengusir bayangan wajah Kyungsoo tadi pagi sebelum memutar knop pintu. Segera ia menuju dapur dan di sana dilihat Kyungsoo menungguinya, sarapan telah tersaji di depannya. Kyungsoo memandangnya segera setelah ia merasakan keberadaan Kai di sana.

Berdehem, ia melangkahkan kakinya ke meja makan. "Pagi, Kyungsoo," katanya singkat. Kyungsoo hanya diam dan Kai ragu untuk memandang pemuda itu. Ia langsung mengambil sendoknya dan menyerukan 'selamat makan' sebelum mulai mengambil makanannya. Mereka makan dalam diam dan suasana canggung.

Beberapa menit itu berlangsung dan Kai tidak tahan dengan atmosfer yang terbentuk di sana. Memang biasanya mereka makan dalam diam, namun kali ini entah mengapa ia merasa ter

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shii_xun
i'm still continuing this fic, dont worry, i ll keep my promises *smacked* anyway, thanks for ur support all these times and please wait a bit more, im so sowwy

Comments

You must be logged in to comment
Exoxosts #1
huaaa aku masih menanti ff ini banget kaak??
OliviaPopeye #2
Chapter 9: Ini akun lama yg passwordnya diingat shii sepanjanghidup nya kah?? ?
femroxanne #3
Chapter 8: Kok gak dilanjut kak, jangan bosen bikin ff dong ayo lanjutin lagi. Ditungguin yw
kaihunhandyo #4
Chapter 8: Waaaaaaa akhirnya di update juga *sujud syukur*
Sumpah ini aku sampe baca ulang dari chapter satu, kangeeen banget sm hunhan {} apalagi di ff ini mereka so sweet bngeet
Exoxosts #5
Chapter 8: Woaaaaaaa ayo dilanjut lagi author! Tapi jangan konflik ya hunhannya, kasiaaan:( aku mau hunhan terus bersatu thor! Jauhkan donghaee huweeee
KikiPurnamaSari #6
Chapter 1: next chapnya kapan jih thor... jngan lama" ya nanti aku lumutan lagi hehehe...
luhan dah mulai suka thu ma sehun... gimna sehunnya ya... kyanya sehun juga dah suka ma luhan
Elfriyoung #7
Chapter 7: Aaah ga apdet apdet yaaa penasaran banget udahan ini :( dari berbulan bulan yg lalu duh :(
kaihunhandyo #8
author nim... aku nunggu update an mu nihhhh :(
kyuminfinite #9
Chapter 7: authorrr~ aku nungguin ff ini update sampe jamuran nih -,- fast update dongggg
xohunkaiywra
#10
kapan up lagi wehhh lama nunggu masaa-,-"
gua missing hunhan angst moment/?
cepet update pls:(
asapa yo