chapter 5

If I Let You Go

CHAPTER 5 LET ME FIND IT OUT

“Mr.Choi tunggu” seru Jinri saat bertemu Mr.Choi di lorong dekat ruang guru.

Mr.choi memandanginya dengan bingung “ada apa?” tanya Mr.Choi

“bisakah Mr.Choi memberi tahuku kemana Kai pindah sekolah?”

Mr.Choi mengangkat sebelah alisnya, kemudian mengangguk “ ya, aku bisa. Tapi aku rasa kau pasti tidak akan mau pergi kesana. Sekolah itu cukup jauh dari sini dan sekolah itu adalah tempat anak anak malas nakal dan tidak cerdas berkumpul.”

“seburuk itukah?” tanya Jinri dalam hati

“ini alamatnya” ujar Mr.Choi sambil memberikan sebuah kertas note ke Jinri.

‘Gyeonggi-do Performing Art School’ itulah tulisan yang terpampang di bagian paling atas kertas note tersebut “Terima kasih” ucap Jinri sambil membungkukkan badannya 90°.

Mr.choi mengangguk kemudian pergi meninggalkan Jinri. Sementara itu Jinri hanya berdiri ditempat sambil membaca kertas note pemberian Mr.Choi.

“Gyeonggi-do tidak sejauh itu, besok aku akan pergi kesana” ujarnya pada dirinya sendiri.

................................................................................................................................

Keesokan hari nya Jinri pergi sekolah dengan membawa surat ijin dan menyampaikannya pada Mr.Choi. yeah, ia berbohong ia membuat surat ijin dengan alasan kepentingan keluarga agar ia bisa pergi ke sekolah Kai di Gyeonggi-do. Tidak ada yang tahu soal ini selain Jinri sendiri, bahkan kak Jonghyun yang mengantarnya sekolah pun tidak curiga sedikit pun.

Seoul-Gyeonggi do membutuhkan waktu 2 jam naik bus. Pukul 11 siang ia tiba di sekolah baru Kai. Sekolahnya tidak sebesar sekolahnya namun cukup rapi untuk ukuran sekolah anak nakal. Mr.Choi bilang sekolah ini selesai pukul 11.30 setiap hari kamis-jum’at. Dan hari ini hari kamis, itu artinya 30 menit lagi bel sekolah akan berbunyi. Jinri memutuskan untuk menunggu di halte depan sekolah itu.

30 menit kemudian bel berbunyi dengan keras hingga terdengar sampai ke seberang jalan. Beberapa anak mulai keluar dari gerbang sekolah itu. Masih berdiri di Halte, Jinri melihat ke arah Gerbang sekolah dengan perasaan khawatir. Ia berharap kedatangannya kemari tidak sia sia, dan ia bisa melihat Kai disini. Oh tidak, Bukan hanya melihat tapi ia harus berbicara pada Kai, berbicara panjang lebar dan Kai harus berkata jujur pada nya tentang semuanya. Semuanya , semua yang ia tidak ingat.

Beberapa anak laki laki yang melewati Jinri bersiul nakal sambil melihat ke arahnya. Uh, mereka benar benar nakal seperti yang dikatakan Mr.Choi. beberapa Anak perempuannya pun begitu, rambut mereka di cat, ada yang merah, blonde,coklat, biru, ungu dan pakaiannya sangat tidak rapi juga sangat pendek.

“apakah sebuah kebanggaan jika anak laki laki disini bisa melihat isi dibalik rok mereka saat mereka membungkuk, huh. Mungkin mereka pelacur saat malam tiba” komentar Jinri dalam hati pada gadis gadis yang baru saja keluar dari gerbang sekolah itu.

Tak lama kemudian beberapa anak laki laki dengan tampang mesum berjalan mendekati Jinri dengan modus pura pura berdiri menunggu Bus. “Oh tuhan siapapun jauhkan anak-anak nakal ini dariku” Jinri berdoa dalam hati.

“uh, seoul High School. Tidak kusangka aku bisa bertemu murid sekolah bergengsi itu” ujar salah seorang murid laki laki berambut merah gelap yang berdiri di samping kiri Jinri.

“Dia pasti anak orang kaya, wajahnya juga cantik” timpal seorang yang lain yang berdiri di samping kanan Jinri.

“tapi kenapa bisa sampai ke sini? Mungkin dia tersesat” lalu mereka tertawa nakal.

“hai, cantik boleh tahu namamu?” goda laki laki berambut merah tadi.

Jinri hanya diam ia mencoba maju selangkah guna menjauhi anak anak nakal itu. Tapi mereka malah tertawa lagi. “ jual mahal ” kata mereka.

Lalu mereka mendekati Jinri lagi “oh tuhan mungkin datang kesini adalah keputusan yang sangat salah” ujar Jinri dalam hati.

“kalau kau tersesat kami bisa antarkan kau pulang cantik” laki laki berambut merah itu menggoda lagi dan kini mencoba merangkul bahu Jinri.

“jangan coba coba sentuh aku” ujar Jinri kesal.

“oooohhhhh marah?” kata mereka “aku ingin lihat bagaimana ekspresi orang cantik saat marah” lalu laki laki itu kini benar benar merangkul bahu Jinri.

Jinri mencoba melepaskan tangan laki laki itu, tapi laki laki itu memegang bahu Jinri dengan sangat erat. “lepaskan” seru Jinri

“bagaimana dengan tidak?” katanya.

“tuhan kumohon turunkan pahlawanmu untuk menolongku dari laki laki kurang ajar ini” Jinri berdoa dalam hati. Dan sesaat kemudian ada seseorang yang menarik tubuh laki laki berambut merah itu dengan kasar hingga tangannya lepas dari bahu Jinri.

“apa kau tuli, dia bilang Lepaskan bodoh !” seru orang yang menarik tubuh laki laki berambut merah itu. Dan orang itu tak lain adalah...

“Kai” seru Jinri yang kemudian menghampiri Kai dan melerai Kai dengan laki laki berambut merah itu. Tanpa banyak bicara anak anak nakal itu pun pergi dengan kesal.

................................................................................................................................

“Kai” seru Jinri padaku. Uh gadis ini caranya memanggil namaku tak pernah berubah sedikitpun.

            Dengan tatapan mengancam aku menakuti Jaejoon dan teman temannya agar mereka segera pergi dari sini. Yeah, aku benci mereka berani menyentuh mantan gadisku. Mantan, mantan gadis, tapi walaupun begitu perasaanku padanya tetap, dan tak akan berubah walaupun aku berharap perasaannya berubah terhadapku.

Jinri melihatku dengan senyum lebar di wajahnya, gadis ini senyumnya benar benar membuatku leleh. “untuk apa kau datang kemari? Tempat ini tak aman untuk mu. Pulanglah sebelum ada anak nakal lainnya yang mengganggu mu.” Ujarku dengan tatapan dingin pada Jinri berharap agar ia kesal dan langsung pulang ke rumahnya. Namun gadis itu malah melihatku dengan wajah cemberutnya.

“aku menghabiskan waktu 2 jam kemari, dan berbohong pada banyak orang agar aku bisa kemari menemuimu. Tapi kau sekarang malah menyuruhku pulang?” protesnya sambil terus melihatku.

“aku tak pernah menyuruhmu datang kemari, berbohong pada orang orang atau yang lainnya. Jadi itu bukan urusanku” aku mencari alasan agar dia merasa tidak puas,kesal dan segera pergi. Tapi lagi lagi gagal. Dia benar benar kepala batu.

“aku ingin bertanya beberapa hal padamu. Ayo kita mencari cafe didekat sini” ajaknya sambil merangkul lenganku. Tapi aku mengelak, aku menyingkirkan lenganku dari tangannya.

“aku tak punya waktu, sebaiknya kau pulang” tanpa banyak bicara lagi aku lalu pergi meninggalkannya. Yah, aku bukan pria yang baik meninggalkan seorang gadis seperti dia dilingkungan seperti ini. Ini adalah daerah yang penuh anak  anak nakal, dan mungkin saja saat aku sudah ada di seberang jalan sana anak anak nakal itu akan kembali mengganggu Jinri. tapi aku tak punya pilihan lain.

“Kai tunggu” seru Jinri dari arah belakangku. namun aku malah mempercepat langkahku tanpa melihat ke belakang dan lagi lagi dia masih memanggil namaku. “Kai”

Uh, kumohon berhentilah mengejarku Jinri pergi dan pulanglah. Dan saat aku menginjakkan kaki kananku di trotoar aku mendengar suara klakson mobil sangat keras dan panjang disertai suara decitan ban yang sedang di rem. “Oh, Jinri kumohon jangan lagi.” Aku berdoa dalam hati sambil berbalik dan melihat ke arah belakang.

Dengan kedua mata tertutup dan badan yang tegang Jinri berdiri tepat di depan mobil yang sedang mengerem itu. Hampir, hampir saja mobil itu menabrak Jinri dan ia kini sedang mematung di tengah jalan hingga akhirnya ia merasa lemas dan jatuh dengan posisi duduk.

Tanpa banyak bicara ataupun memikirkan hal lain, aku langsung berlari dan menghampirinya. “JInri, kau baik baik saja?” tanyaku sambil merangkul bahunya. Aku memandanginya cemas, sama seperti saat kecelakaan waktu itu. Tapi kali ini aku bersyukur tak ada darah yang keluar dari tubuhnya.

Dengan bibir gemetaran ia melihat ke arahku “Kai, kau jahat Kai , kau jahat!!!! Aku..Aku.. Aku membencimu..!!” ucapnya lirih dengan terbata bata.

Ya, aku jahat Jinri kau pun tahu itu. Dan kau mengatakan kalimat itu lagi. “maafkan aku” ucapku sambil memeluknya. Aku merasa sangat payah sekarang, benar benar tidak berguna. Aku mencelakai gadis yang kusayang untuk kesekian kalinya.

.....................................................................................................................................

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dyi-exo
Changed the tittle from Switch to If I Let You Go, why i don't know either -_- just felt uncomfortable wit the tittle, so i change it

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet