--two

Fight for This Unrequited Love [Indonesian]

Woohyun berpikir itu semua tadi adalah mimpi tapi smirk yang diluncurkan oleh mulut Jiyeon terlihat terlalu nyata. Gadis itu memang suka jika dirinya berada dalam keadaan seperti ini.

            “Saya ada urusan jadi kalian boleh kembali ke kelas dan jangan lupa bawa kartu kedisiplinan kalian.”

            Tanpa babibu lagi, Ny Lee meninggalkan mereka berdua yang sedang duduk di sofa. Woohyun hanya bisa menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya. Ia begitu speechless hingga tak sedikit kalimat protes pun dapat ia ucapkan kepada Ny Lee.

            “Kamu tahu kan,Tuan Nam, protesmu tidak akan pernah didengar oleh Ny Lee. Jadi jangan berpikiran untuk lari dari hukuman ini.” ujar Jiyeon, disudahi dengan kekehan kecil yang begitu mengejek.

            “Oh ayolah, Park Jiyeon. Ini semua sungguh tidak lucu.” rengek Woohyun dengan muka datarnya.

            “Hmph mian. Wajahmu yang hopeless seperti ini sebuah hiburan tersendiri bagiku.” Jiyeon menahan tawanya dengan menutup mulutnya dengan tangan kanan. Namun kemudian tawanya pecah, membuat namja bernama Nam Woohyun itu mendesis.

            “Oh Demi Tuhan, Park Jiyeon.” Woohyun mengacak-acak rambutnya kesal. Jiyeon yang memperhatikannya hanya bisa terkekeh dan terkekeh. Ia kemudian mendekati Woohyun lalu memegang kedua tangannya agar berhenti untuk melakukan aktivitas mengacak-acak rambutnya tersebut.

            “Hei Aku tahu kamu bisa...” ucap Jiyeon, memandang lurus ke mata Woohyun

            “Woohyun oppa.”

Woohyun POV

“Woohyun oppa.”

“Oppa”

“OPPA”

“O

P

P

A!!”

Itu adalah kali pertamanya yeoja itu menyebutku ‘oppa’.Biasanya dia memanggilku dengan sebutan Woohyun-ah,Tuan Nam,Namu-ya,Nam-ssi atau nama panggilan lainnya. Aku tidak bisa mengelak untuk tidak memikirkannya. Kata oppa yang meluncur itu, sungguh terasa enak didengar. Maksudku, feels so right in my ears!

Dan aku ingin mendengar kata itu terucap lagi oleh bibirnya.

Entahlah, bagiku kata ‘oppa’ yang ia ucapkan terdengar berbeda jika diucapkan oleh yeoja lain selain dia.

 

Kulangkahkan kakiku malas ke dalam kantin dan kuambil sebuah kursi kosong dan duduk di atasnya. Kusangga daguku dan di dalam kepalaku masih terngiang-ngiang oleh kata ‘oppa’ tersebut. Sedetik kemudian, si choding Sungyeol menghampiriku.

Ia memandangku aneh. Begitu aneh. Sangat aneh melebihi wajahnya yang sudah memang aneh.

Ia kemudian mengamati wajahku dengan seksama sambil memasang wajah berpikirnya.

“Woohyun-ah! Apakah kau sedang melakukannya?” tanyanya serius. Aku yang tidak tahu apa yang dia maksud hanya ber-hah dengan intonasi bertanya.

“Maksudku, apakah kau sedang melakukan itu loh..Yang depannya pakai huruf o dan belakangnya huruf i..” tanyanya lagi.

Aku masih belum mengerti, jadi kuangkat alisku sebelah dan kupasang wajah bego ku yang khas.

“Bicaralah yang jelas, Mr.Choding!” seruku sambil menghempaskan tanganku ke meja pelan.

“Aish! Susah ya ngomong sama orang susah.” Jawabnya, bukannya memberiku clue yang lebih jelas malah dirinya kesal sendiri. Hey, bukankah aku yang seharusnya kesal bukannya dia?

Memang apa sih yang dia maskud dengan awalan o dan akhiran i?

Onigiri?

Sungyeol kemudian mendekatkan kepalanya ke telingaku, berusaha untuk membisikkan sebuah kata berawalan o dan berakhiran i tersebut.

O..

Oh my god!

Setelah menangkap apa yang ia bisikkan, aku menjitak kepalanya dengan keras.

“Ya!!!Apa yang membuatmu berpikiran seperti itu? Kamu pikir aku byuntae?!” seruku dengan tidak santai. Yang benar saja, masak aku dibilang sedang ona*i sama bocah berpipi gempal satu ini.Sementara itu, bocah gempal tersebut hanya terkekeh ringan sambil menggosok-gosok jejas pukulanku tadi.

“Aduh..Habisnya mukamu tadi menggambarkan semuanya,sih.” Ucapnya pelan sambil mesam-mesem tidak karuan.

Aku pun pergi meninggalkannya lalu pergi ke counter untuk memesan makan siangku. Apakah mukaku memang terlihat seperti byuntae saat memikirkan 'Jiyeon memanggilku oppa'?

Today isnt my day, really!! 

Woohyun POV Ends

Jiyeon’s POV

Kupukul-pukul dengan ringan kepalaku sendiri. Aku merasa sangat bodoh. Mengapa aku menyebutnya oppa?

Tidak aku yang biasanya.

Apakah Woohyun akan menyadarinya?

Memang sih, aku wajar untuk memanggilnya oppa tetapi hubungan kami tidak berjalan seperti ini.

Kami berdua sudah seperti anjing dan kucing. Tom and Jerry. Slytherin and Griffindor. Water and Fire.

Saat aku mendengar oppa yang teringat di kepalaku adalah tokoh-tokoh remaja yeoja yang mengidolakan seorang namja yang lebih tua darinya. Atau seperti seorang yeoja yang ngefans berat akan sebuah anggota boyband yang lebih tua darinya.

Yah dia memang lebih tua dariku, satu tahun.

Tapi, memanggilnya oppa? Ah terasa tidak benar!

Kubasuh wajahku dengan air yang mengalir dari wastafel bertujuan agar aku benar-benar bangun.

Entah sejak kapan dan kenapa aku memikirkannya.memikirkan sebuah sesuatu yang sebenarnya tidak penting.

Selain masalah panggilan ‘oppa’ yang kutujukan pada woohyun, aku juga sedikit –atau mungkin banyak karena pelajaran jam pertama dan keduaku menjadi rusak karena hal tersebut—mengantisipasi penampilan Woohyun dalam drama “Si Gadis Berjubah Merah.”

Mungkinkah aku sedikit memikirkannya karena aku adalah pemeran utama dari drama tersebut? Well, who knows.

Aku kemudian keluar dari kamar kecil dan melesat menuju kantin karena perut yang sudah demo untuk diberi makan.

Tapi di dalam perjalananku menuju ke kantin, aku melihat namja tangguh itu lagi,berdiri menyapaku.

“Park Jiyeon!”

Ia mendekatiku, aku menyapanya balik.

“Hey, Chanyeol-ah!”

“Ada sesuatu yang ingin aku katakan.” Katanya sambil membenarkan kacamata besarnya.

“Ini mengenai tugas OSIS.” Lanjutnya sambil berjalan beriringan di sampingku, membuat dirinya mendapatkan tatapan mata iri dari setiap namja yang melihatnya.

Sampai sekarang pun aku belum mengerti mengapa begitu banyak yang ingin berada di dekatku. Maksudku, bukankah gadis lain yang lebih mudah didapat banyak?

“Proposal mengenai festival band yang tenggat waktunya adalah minggu depan, kira-kira kita bisa mengerjakannya kapan?” tanyanya, sambil memandangku.

Tidak, aku tidak membenci Chanyeol. Dia namja yang baik. Sangat baik,malah. Kami sudah saling mengenal selama dua tahun di OSIS. Kami awalnya hanya anggota OSIS biasa dan sekarang akhirnya kami ah dilantik menjadi sekretaris. Dia sekretaris I aku sekretaris II. Tetapi aku kadang merasa risih berada di dekatnya. Seperti saat ini, aku sempat merasakan lengannya mengantukkan lenganku beberapa kali. Aku tidak tahu itu disengaja atau tidak dan aku tidak ingin berpikir yang tidak-tidak.

“Umm..yeah, terserah kamu saja, Chanyeol-ah. Asalkan jangan nanti sore karena aku ada taekwondo dan latihan drama.” Jawabku sambil memasang wajah berpikir. “Mungkin nanti malam?” lanjutku.

Saat aku mengatakannya, kulihat wajah Chanyeol berubah menjadi lebih cerah. Seperti ada kembang api yang meletup di sepasang bola matanya.

“Arasso Jiyeon-ah.Halkke”

Dan kami berpisah. Aku menuju kantin, dia menuju entah kemana.

Merasakan kelaparan yang semakin menyiksa, aku pun mempercepat langkahku dan segera memesan menu di counter.

Setelah menggesekkan kartuku, pesanan pun datang berkat bantuan counter berjalan yang membawa piring makanan tersebut.

Mataku pun jelalatan mencari kursi yang kosong dan tak lama, aku menetapkan pilihanku ke kursi terdekat.

Tap tap tap

Blek!

Aku membuka mulutku pelan sambil melihat nasi kari yang tumpah di bajuku.

“Ah! Mianhae, Jiyeon-ah!” seru sebuah suara yang muncul dari yeoja yang ada di depanku.

“Gwaenchana?” tanyanya pula.

Aku, berusaha menjaga emosiku hanya bisa tersenyum getir sambil mengangguk pelan.

“Nan gwaenchana, Hani-ya..”

“Eottohke...Lalu seragammu bagaimana?” tanyanya lagi dengan nada yang terdengar sangat cemas.

“Ah.. Sungguh tidak apa-apa.” Ujarku, berusaha menenangkan wajahnya yang mulai panik.

Jiyeons POV Ends

Author’s POV

“Woohyun oppa akan menjadi milikku~” ujar sebuah yeoja sambil mengelus-elus sebuah foto yang ia pegang. Foto malang itu entah berapa kali ia cium dan elus hingga menjadi sangat lucek.

Kedua yeoja yang memandangnya hanya bisa berdecak dan memutar kedua bola mata mereka melihat tingkah teman yeojanya tersebut.

“Hani-ya, lupakanlah dia. Dia itu gay!” ujar teman yeoja tersebut, mendapatkan sebuah tatapan tajam dari yeoja bernama Hani yang sedang ia ajak bicara.

“YA! Sunhwa ya, beraninya kamu mengatainya gay!” seru Hani, sontan berdiri dari kursinya.

“bukankah sudah jelas karena dia selalu menolak setiap yeoja? Sangat malang namja seganteng dia gay..Oh Tuhan..Malangnya nasib sahabatku menyukai seorang gay..” jawab Sunhwa sambil mendramatisir keadaan.

“Keurutjhi! Apa yang dikatakan Sunhwa benar sekali, Hani-ah~” tambah seorang yeoja lagi, ikut berdiri. “Bersabarlah dan cari namja yang lain.” Ia kemudian menepuk bahu Hani untuk menenangkannya.

Hani hanya bisa mendengus kesal atas perkataan kedua sahabatnya tersebut. Dari dulu, mereka berdua memang tidak setuju jika ia menyukai Woohyun. Di antara mereka bertiga memang hanya dia yang seorang newclear alias penggemar setia sunbae mereka, Nam Woohyun.

“Sudah kubilang dia itu namja waras, normal dan tidak abal-abal,Hyosung-ah,Sunhwa-ya! Asli topcare!!” seru Hani sambil menghentakkan kakinya ke lantai kantin yang termester sangat apik.

“karena, aku merasakan bahwa dia menyukai seorang yeoja.” Lanjut Hani. Sorot matanya kemudian melemah dan ia tertunduk lemas. Kembali duduk, ia pun meletakkan kepalanya di atas meja.

“Dan yeoja itu adalah seorang queenka.” Hani kemudian melepaskan nafasnya kasar, seakan-akan dunia akan jatuh dan meruntuhi dirinya.

Kedua sahabatnya kemudian memandang satu sama lain dengan tatapan penuh tanya.

“Maksudmu...”

Seakan mengerti apa yang akan Sunhwa katakan, Hani hanya dapat mengangguk pelan.

“Iya, yeoja itu adalah Park Jiyeon.”

Di saat ia mengatakannya, kedua sahabatnya pun tertawa terbahak-bahak.

“Tidak mungkin! Ini semua tidak mungkin! Mereka kan sudah seperti minyak dan air, Hani-ya..”

“Iya. Ada-ada saja kamu ini..”

“Hahaha..Mungkin Hani lelah.”

Kesal, Hani hanya bisa mendesis sambil memandang kedua sahabatnya tersebut.

“Haish! Kalian tidak akan pernah mengerti, jinjjha!”

Hani menyinyirkan bibirnya kesal. Kedua sahabatnya tersebut memang sering tidak sejalan,searah dengan pikirannya.

Hyosung yang masih tertawa pun menghentikan tawanya dan berdiri

“Mungkin Hani lapar. Ayo ke kantin saja!” ajaknya kepada kedua sahabatnya.

End of Author’s POV

________

Jengjeng! Tokoh baru! Rival pasangan kita kali ini! Chanyeol dan Hani (OC) !!

#hebohsendiri

Oke

Kali ini aku nggak bakal bikin tokoh antagonis kayak yang di bbmgg. 

Di sini Hani nggak bakal jadi tokoh jahat,licik dan yg lain-lain seperti di drama-drama

tokoh OC kali ini bakal nggak jahat tapi agak jahat. agak doank. cuma karena mungkin cerita tanpa sedikit bumbu-bumbu antagonis itu kurang seru ya? hehe 

wlpun agak antagonis, aku janji tokoh Hani ini nggak bakal kelewatan kok antagonisnya biar readers nggak kesel2 banget :D

maafkan typo dan kegajean alur

yang masih baca belum subscribe, sadar dan bertobatlah :D :P 

karena kalo ff ini peminatnya dikit, gue juga agak males sih. walaupun coupling nya aku ngeship banget

WOOYEON YEAH~ XD

ya kalo di analogi, kayak kalo kita kerja nggak digaji :D :P

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
molmolyeol
kalian ingin siapa yg jadi sahabat ceweknya jiyeon.author mau ngerencanain dia muncul,pulang dri singapura :)

Comments

You must be logged in to comment
Alvin_19 #1
Chapter 10: Author lanjutin ceritanya ya,,, penasaran tingkat dewa,, *ahhh lebay amat ;-)
Alvin_19 #2
Chapter 6: Malang ya masib kaliam,, terjebak dalam kisah cinta yang begitu rumit.
Btw, it's a perfect story,, Good job
*mian belum slesai baca keburu komen
NamWoomin #3
Chapter 10: ff ini keren banget. Lanjut juseyo~
WhieKYUYEON #4
Chapter 10: wwwwwoooooo woohyun ~ah buruan nyatain lah udah kesel nih... keduluan chanyeol. berabe dah... nata de coco???? ini reader baru di wp kyuyeonandothercouple.wp.com yah? yang request wooyeon couple kan???
WhieKYUYEON #5
Chapter 9: persetan dengan eyd hahahhaha lama2 nyaman kok bacanya update terus semangat!!!
pjystar
#6
Chapter 9: Maaf banget baru komen di part ini.
Itu kayaknya ada pemeran baru lagi yang jadi sahabat perempuannya jiyeon?
Aaah namu bilang aja kek kalo suka.
Si hani sebenernya antagonis apa gimana ya?
Ditunggu nextnya
joeylou #7
Update soon admin. Duh suka bgt ffnya>_<
namyeon
#8
Chapter 2: Tuh kan tuh kan tuh kaaaannn... Woohyun suka ma jiyeon... Huuufffttt jiyeon kapan sadarnya siiiihhh??? Trus knp tiba2 ada myungsoo??? Myungsoo emang pernah apain jiyeon??? Ish ish ish
JiYeon_Lover #9
Ane lbh ngeshippin jiyeon sm namu drpd sm myung :3
namyeon
#10
Chapter 1: Wah ayahnya jiyeon keras banget yaaaa... Apa woohyun suka ama jiyeon??? Ditunggu momen woohyun-jiyeonnya :)