4

My Bestfriend's Brother

“Aku ingin pergi liburan.” Ucap Kyuhyun sambil membelai lembut dada siwon yang telanjang.

Siwon menghela nafas saat mendengar ucapan pacarnya itu. Siwon memperbaiki posisi bantalnya dan membelai kepala Kyuhyun berbaring nyaman didadanya. Mereka benar-benar menikmati ini. Udara penuh aroma percintaan mereka yang begitu mengagumkan. Tidak akan ada hal lain lagi yang Siwon inginkan didunia ini selain dia berada diatas ranjang dengan Kyuhyun lalu bercinta sepuasnya.

Sebelum menjawab pertanyaan Kyuhyun, Siwon mencium puncak kepalanya, “Kenapa begitu tiba-tiba? Jika kau ingin berlibur kau harus mengajakku. Bahkan kita baru bersama selama dua minggu terakhir ini, sayang. Dan kau ingin meninggalkanku sendirian di kota Seoul yang sangat kejam ini?” Siwon mengerucutkan bibirnya, tanda tak setuju dengan keinginan Kyuhyun.

“Oh, Babo(read: beibo). Aku mencintaimu. Kau tentu tahu bahwa meninggalkanmu disini adalah hal terakhir yang akan ku pilih. Tapi kau tidak mungkin meninggalkan pekerjaanmu.” Kyuhyun bangun dan ikut menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.

Oh God! Stop calling me with that nickname.” Jawaban Siwon hanya terfokus pada panggilan sayang Kyuhyun yang sangat mengganggu telinganya.

Babo. Atau Baby Boyfriend. Dia benar-benar terganggu saat Kyuhyun memanggilnya dengan sebutan itu. Karena dia merasa seperti anak ABG labil  yang berpacaran dengan wanita dewasa. Padahal dia sudah berumur dua puluh dua tahun sekarang. He is a grown up man. Meskipun dia tahu panggilan itu adalah panggilan sayang dari Kyuhyun. Tapi tetap saja dia merasa sedikit sebal.

“Kenapa? Aku menyukainya. Itu adalah panggilan yang sangat pas untukmu. Dan lihatlah dirimu sekarang. Tangan dilipat didepan dada lengkap dengan bibir yang mengerucut.” Kyuhyun tertawa sambil mencubit pipi Siwon lembut.

Siwon menoleh saat mendengar tawa renyah Kyuhyun. Dia menggulingkan badannya, jadi dia berada diatas Kyuhyun. Dia menarik sedikit badan Kyuhyun, lalu menguncinya.

“Berhenti tertawa, baby. Tawa itu sangat menggoda. Mari ku buktikan bahwa panggilan itu tidak cocok untukku, karena aku adalah pria dewasa yang mencintai wanitanya dengan sepenuh hati. Dan dapat memberikan kenikmatan padanya.” Siwon menyeringai lalu mencium bibir Kyuhyun dengan lembut.

Kyuhyun melenguh, dan berusaha membalas ciuman Siwon sebisanya. Gerakan Siwon begitu lembut dan selalu bisa membuatnya begitu terangsang melalui sentuhan itu. Terlupakan sudah pembicaraan tentang liburan Kyuhyun saat bibir lembut Siwon mulai merajalela di leher jenjang Kyuhyun. Menanamkan kecupan sebanyak yang dia bisa terus turun kebagian bawah tubuh Kyuhyun.

Kyuhyun menarik rambut Siwon untuk kembali mempertemukan bibir mereka. Dia mencium bibir Siwon tanpa ampun. Melesakkan lidahnya kedalam mulut Siwon dan menikmati rasa hangat dan basah disana. Oh Tuhan. Apa yang telah dilakukan Siwon padanya? Kyuhyun tak akan pernah merasa puas dengan ini. Too irresistible. Kenikmatan yang diberikannya terlalu banyak.

Siwon membalas ciuman Kyuhyun dengan lembut, dia tidak ingin terburu-buru. Begitu menikmati permainan lidah Kyuhyun didalam mulutnya. Sementara tangannya terus mengesplorasi tubuh Kyuhyun, mulai dari leher, dadanya yang begitu sempurna, perut yang yang seksi dan bentuk ‘V’ yang mengagumkan. Terlihat begitu seksi dan.. muda.

Melepaskan ciuman mereka, Kyuhyun menarik tubuh Siwon kedalam pelukannya. Kyuhyun menukar posisi mereka jadi Siwon berada dibawahnya sekarang. Siwon bermain terlalu lambat. Dia sangat membutuhkan Siwon sekarang atau dia akan segera meledak karena kebutuhannya jika dia masih mengikuti permainan lembutnya.

“Oh, babo, I need you, NOW!” bisik Kyuhyun sambil meraih hal yang harus berada didalam tubuhnya.

Siwon mengerang sambil mencengkram dan mengangkat sedikit pinggul Kyuhyun. Itu akan membantu Kyuhyun untuk menyesuaikan dirinya. Mereka telah melakukan ini untuk kesekian kalinya selama dua minggu ini tapi kenapa hasrat dan gairah mereka semakin menggebu dan berteriak akan kebutuhan mereka terhadap satu sama lain. Siwon menatap Kyuhyun yang telah memejamkan matanya dan menikmati setiap sentuhan dari Siwon didalamnya. Semakin dalam dia mendorong, hal itu semakin membawa Kyuhyun ke tepi puncak kenikmatannya. Hal ini tak ada bedanya dengan Siwon yang telah menemukan irama dorongannya, permainan ini terlalu memabukkan. Lebih nikmat dari wine manapun. Kyuhyun selalu bisa membawanya ke surga saat Siwon berada didalamnya. Surga yang hanya mereka ber dua yang tahu.

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka mencapai puncak kenikmatan di surga mereka. Dengan meneriakkan nama satu sama lain, mereka mencapai klimaks kepuasan dan kenikmatan.

“I love you, Siwon.”

“I love you, too, Kyuhyun.”

xxx

“Yaah! Adik kurang ajar. Dari mana saja kau? Kau ingin membuat Eomma darah tinggi? Dia kan harus berbelanja bersamamu hari ini.” Teriak Jaejoong saat dia mendapati Siwon membuka kulkas.

“Oh, God. Slow down babe. Aku hanya berolahraga sepanjang hari ini.” Jawab Siwon santai. Ya tentu saja, dia tidak bohong, karena Siwon memang ‘berolahraga’ bersama Kyuhyun sepanjang hari ini.

“Terserah. Tapi sekarang kau harus mengantarku untuk berbelanja bersama Kyuhyun. karena Pak Kim di culik oleh Eomma dan Minho. Dan itu gara-gara kau.” Jaejoong menghampiri Siwon lalu menarik kerah bagian belakang kemeja Siwon.

‘! Bagaimana ini?’ Umpat Siwon dalam hati.

Jelas saja dia panik. Dan dia yakin Kyuhyun pasti akan jadi lebih panik dari ini. karena mereka sama sekali belum membuat pengakuan dosa mereka pada kakak perempuannya yang tercinta ini. Apa yang harus dia lakukan?

“Jae, kenapa harus aku? Dimana tunanganmu?” Tanya Siwon sambil merapikan kerahnya yang baru saja ditarik oleh Jaejoong.

“Dia pergi ke Swiss, besok baru kembali. Jika dia ada di Korea, aku tidak akan repot-repot memaksamu, My baby brother.” Jawab Jaejoong sambil menghadiahi Siwon dengan senyuman paling manis miliknya.

Ouch! Jae, berhenti memanggilku dengan sebutan itu. Sebutan itu lebih pantas untuk Minho. Menjijikkan!” gerutu Siwon sambil memeluk dirinya sendiri, ngeri.

“Tidak! Kau selamanya akan jadi adik kecilku, Siwonnie. Dan panggilan itu untuk menyadarkan otakmu yang terlalu pintar bahwa kau lebih muda dariku dan harus memanggilku Noona.” Ucap Jaejoong yakin.

Tentu saja dia sangat menyayangi Siwon. Karena Siwon adalah adik yang sangat dia tunggu-tunggu kehadirannya. Dia harus menunggu selama delapan tahun untuk mendapatkan adik yang dia dambakan semenjak dia di taman kanak-kanak. Jaejoong sangat iri saat melihat Kyuhyun bermain dengan adik perempuannya yang hanya memiliki selisih dua tahun.

Tapi bukan berarti Jaejoong tidak menyayangi Minho. Dia sangat mencintai kedua adiknya yang unik itu. Tapi Siwon adalah orang yang selalu ingin dia jaga, Siwon berbeda. Jaejoong selalu takut jika Siwon akan terluka atau tersakiti. Karena Siwon yang dia tahu adalah Siwon yang suka menyendiri dan tak memiliki teman yang banyak seperti anak-anak seumurannya dan bersenang-senang bersama. Siwon selalu menyibukkan dirinya dengan belajar.

Jaejoong selalu mengkhawatirkan Siwon dan kehidupan sosialnya yang menurut pandangan Jaejoong tidak berjalan lancar. Namun kekhawatiran itu tidak beralasan, karena sekarang terbukti jika anak laki-laki pertama keluarga Choi itu adalah seorang pria sukses dan terkenal dikalangan pengusaha, dan dia begitu disegani karena keberhasilan dan kerja kerasnya.

Jaejoong tidak mengkhawatirkan tentang itu lagi tapi sifatnya yang selalu ingin melindungi adik-adiknya tak pernah hilang dari daftar hal yang sangat ingin Jaejoong lakukan. Jaejoong memang terlihat tidak peduli pada mereka, tapi Jaejoong bisa menjadi sangat mengerikan dan overprotektif jika itu menyangkut keselamatan kedua adiknya.

Mungkin jika disederhanakan, mereka adalah segalanya untuk Jaejoong.

Noona, ayoo cepat masuk.” Teriakan Siwon menyadarkan Jaejoong dari lamunanya.

Jaejoong langsung memposisikan dirinya di kursi penumpang disebelah Siwon. Tak lama dari itu Siwon menjalankan mobil Audi SUV-nya untuk menjemput Kyuhyun di apartemennya. Here we go, semoga Siwon tidak meninggalkan jejak disana. Jantungnya sangat tidak berkompromi, Siwon sangat gugup.

“Kyu, apa kau sudah siap?” tanya Jaejoong pada Kyuhyun melalui telepon, tanpa basa-basi.

“...”

“Bagus, kau tunggu di lobby apartemenmu. Siwon dan aku akan segera sampai.” Lanjut Jaejoong setelah mendengarkan jawaban dari Kyuhyun

“...”

“Yah! Kenapa kau berteriak padaku? Apa kau sedang ada masalah dengan Siwon?”

Siwon menolehkan kepalanya sebentar ke arah Jaejoong. Dia yakin pasti Kyuhyun baru saja berteriak histeris. Siwon menghela nafas. Seharusnya mereka mengatakan masalah hubungan mereka pada Jaejoong seminggu yang lalu. Tapi Kyuhyun menolak dengan alasan masih belum siap untuk menghadapi kemarahan Jaejoong. Padahal menurut Siwon, Jaejoong tidak akan marah dan menolak hubungan mereka karena dia yakin Jaejoong akan memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan Siwon dan Kyuhyun. mungkin Jaejoong akan sedikit shock, atau mungkin sangat shock. Tapi bukannkah itu hal yang wajar?

“Ada apa, Jae? Teriakanmu sangat kencang.” Tanya Siwon dengan nada yang sewajar mungkin, setelah dia melihat Jaejoong mengakhiri pembicaraannya dengan Kyuhyun.

“Teriakan Kyuhyun lebih kencang. Dia benar-benar sudah gila.”

ooo

“APA?!” teriakan Kyuhyun membahana dikamarnya saat Jaejoong menyebutkan nama Siwon dalam kalimatnya.

‘Gawat. Apa aku sudah siap untuk ini? Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?’

“...”

Kyuhyun berdehem, dia harus tenang. Jika dia tidak tenang maka hal itu akan membangkitkan kecurigaan Jaejoong padanya. Ya, dia harus tenang dan bersikap seperti biasa. Kyuhyun tidak ingin terjadi apa-apa pada hubungan mereka yang baru seumur jagung.

‘Bernafas, Kyu. Demi Siwon, kau harus ingat untuk bernafas dan bersikap tenang.’

“Masalah? Apa maksudmu? Tentu saja tidak ada Jae. Aku hanya terkejut, karena biasanya kau pergi bersama Pak Kim bukan Siwon.” Kyuhyun tertawa canggung berusaha menutupi kegugupan yang masih menyelimuti dadanya.

“Kenapa? Sekali-sekali merepotkan Siwon mungkin akan menyenangkan.” Suara Jaejoong hanya memperparah detak jantung Kyuhyun, menjadi lebih berantakan dan tidak beraturan. Kyuhyun harus mengakhiri percakapan ini sebelum dia benar-benar pingsan dan tidak memiliki waktu untuk menenangkan diri.

Kyuhyun langsung memotong perkataan Jaejoong, “Jae, aku belum selesai dengan dandananku. Aku akan menunggumu diloby. Hati-hati dijalan. Bye.” Kyuhyun mengatakannya dalam satu tarikan nafas, lalu dia langsung menutup teleponnya tanpa peduli dengan jawaban Jaejoong.

Sejujurnya, Kyuhyun sudah siap untuk pergi. Bahkan sebelum Siwon meninggalkan apartemennya dua jam yang lalu. Dia hanya perlu sedikit memperbaiki make-up di wajahnya. Kyuhyun berjalan mondar-mandir disamping ranjang. Dia memijit pelipisnya yang kini dibanjiri oleh keringat dingin. Kenapa dia begitu gugup? Kyuhyun berjalan menuju meja riasnya dan melihat wajahnya dipantulan cermin. Oh tidak! Dia tampak seperti vampire, sangat pucat. Kyuhyun menggelengkan kepalanya dengan kuat. Dia tidak bisa seperti ini, dia harus tenang.

‘Tenang, Kyu. Jangan biarkan ketakutan dan rasa gugup menguasaimu.’ Bisik Kyuhyun dalam hati.

Kyuhyun memejamkan matanya. Menarik dan menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Itu sedikit membantunya menghilangkan rasa gugupnya, walaupun tidak hilang sepenuhnya. Itu cukup ampuh untuk mengurangi rasa gugup yang sedari tadi menguasainya. Dia pasti bisa melalui hari ini dengan baik, dia seharusnya bahagia karena dia akan pergi dengan sahabat dan pacarnya dalam waktu yang bersamaan. Ya, tidak seharusnya Kyuhyun merasa ketakutan dan gugup, kan?

“Bahagia, Kyu. Kau bahagia.” Kyuhyun berbicara pada pantulannya di kaca, sambil memoleskan make-up sederhana di wajah mulusnya.

Setelah cukup puas dengan penampilannya, Kyuhyun meraih tas dan memakai sepatu flat yang telah dia siapkan sejak tadi. Memeriksa penampilannya sekali lagi, Kyuhyun menuju lift untuk menunggu Jaejoong dan Siwon di lobby apartemennya.

ooo

Hening. Hanya itu yang terjadi setelah Kyuhyun masuk kedalam mobil. Ini sudah lebih dari lima menit. Tidak biasanya Jaejoong tidak mengajaknya ngobrol. Pikiran Kyuhyun langsung berspekulasi tentang kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi sebelum dia masuk kedalam mobil.

Jaejoong sedang ada masalah dengan Yunho.

Apa mereka bertengkar?

Atau Siwon sudah bercerita tentang mereka pada... Jaejoong?

No!!!

Pikiran terakhir yang menghampiri otaknya, membuat jantung Kyuhyun terasa akan melompat keluar. Jika itu memang benar, maka dia harus mempersiapkan dirinya. Kyuhyun menoleh kearah Siwon yang sedang memandangnya melalui kaca. Kyuhyun menuntut jawaban melalui pandangan mereka. Percuma, Siwon tidak mengerti maksud dari pandangannya. Kyuhyun mengumpulkan keberaniannya untuk membuka suara. Tapi baru saja dia bermaksud mengeluarkan suaranya, mobil sudah berhenti dan terparkir rapi dan itu artinya mereka sudah tiba di tempat tujuan.

“Ayo, Kyu.” Jaejoong menarik tangan Kyuhyun tepat saat Kyuhyun keluar dari mobil meninggalkan Siwon berjalan sendiri di belakang mereka.

Kyuhyun menatap Jaejoong bingung. Bukankah Jaejoong marah padanya?

“Kenapa kau memandangiku seperti itu? Ada sesuatu diawajahku?” tanya Jaejoong sambil meraba wajahnya.

Kyuhyun tidak menjawab pertanyaaan Jaejoong. Dia hanya tertawa terbahak-bahak. Kyuhyun tidak tahu apa yang dia tertawakan tapi dia merasa sangat perlu tertawa karena ketakutan dan kekhawatirannya yang sangat tidak beralasan.

Sementara Siwon dan Jaejoong hanya memandanginya, bingung. Pandangan bingung Siwon berubah menjadi terpesona saat melihat Kyuhyun tertawa lepas, benar-benar cantik dan indah. Sementara Jaejoong berharap jika sahabatnya itu tidak benar-benar gila karena putus cinta.

“Wonnie, Kyuhyun tidak gila kan?” Bisik Jaejoong saat melihat tawa Kyuhyun sudah mulai mereda.

“Huh? Sangat cantik.” Jawab Siwon pelan tanpa melepas pandangannya dari Kyuhyun.

“Kau mengatakan apa tadi?” Tanya Jaejoong lagi.Cantik? Dia pasti salah dengar, Jaejoong menggelengkan kepalanya.

“Uhh? Ya, sahabatmu itu sudah gila.” Jawab Siwon setelah dirinya terbebas dari jerat pesona Kyuhyun.

“Ya, aku juga berpikir seperti itu.”

Siwon menepuk bibirnya yang sama sekali tidak bisa diajak berkompromi. Ini benar-benar gawat, semakin hari dia semakin tenggelam dalam pesona indah Cho Kyuhyun. Siwon berjalan dibelakang Jaejoong dan Kyuhyun yang terlihat sedang mengobrol. Siwon mempersiapkan telinganya saja, untuk menjadi pendengar yang ‘baik’ dibelakang Kyuhyun dan Jaejoong.

“Apa yang sebenarnya kau tertawakan, Kyu?” tanya Jaejoong, dia benar-benar penasaran.

“Ani. Aku hanya sedang ingin tertawa, Jae. Aku sangat bahagia.” Ujar Kyuhyun berharap Siwon akan menyamakan langkah kakinya dengan mereka. Tapi Kyuhyun tahu itu belum bisa terjadi. Setelah tertawa tadi, Kyuhyun dapat mengatasi perasaannya, yang tadi tidak dapat dia kuasai. Sekarang dia bisa lebih tenang dan bersikap biasa saja di hadapan Jaejoong karena ketakutan-ketakutannya tadi benar-benar tidak beralasan. Siwon tidak mungkin mengatakan hubungan mereka pada Jaejoong tanpanya, kan?

“Kyu, kau membuatku takut. Kau... baik-baik saja kan? Kau tidak gilakan?” Tanya Jaejoong sambil menatap Kyuhyun dengan simpati.

Jaejoong yang malang. Dia sama sekali tidak menyadari jika sahabatnya itu sedang berlumuran cinta. Begitu juga dengan adiknya.

“Ya, Aku baik. Benar-benar baik.” Kyuhyun langsung menarik tangan Jaejoong menuju salah satu butik yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Hanya dengan cara inilah Kyuhyun dapat membungkam mulut Jaejoong dan bertanya lebih lanjut.

Melihat kelakuan kedua wanita yang sangat penting untuknya itu, Siwon hanya menghela nafas panjang. Menemani wanita berbelanja adalah hal yang mengerikan untuk para pria. ‘It’s going to be a very long long day.’

ooo

Siwon tidak ikut berhenti di butik bersama Kyuhyun dan Jaejoong, dia menyusuri deretan toko perhiasan yang ada di sepanjang lorong. Siwon masuk ke salah satu toko. Dia melihat sebuah kalung emas putih dengan liontin kecil yang berbentuk hati. Sangat elegan dan cantik. Siwon tersenyum saat menemukan dirinya membayangkan Kyuhyun mengenakan kalung itu. Siwon memanggil pegawai toko, dan membeli kalung itu untuk Kyuhyun.

“Pacar anda pasti sangat cantik.” Celetuk wanita yang melayaninya.

Siwon hanya tersenyum kecil menanggapi perkataannya.

“Terima kasih, tuan. Saya yakin pacar anda akan sangat bahagia menerima kalung itu.”

Siwon meraih kotak beludru biru yang berisi kalung tadi dan memasukkannya lagi kedalam katong kertasnya. Setelah berterima kasih Siwon keluar dari toko itu. Dia benar-benar tidak sabar untuk melihat ekspresi Kyuhyun saat dia memberikan kalung itu pada Kyuhyun.

ooo

Kyuhyun dan Jaejoong sedang memilih baju, saat Jaejoong mendengar seseorang berteriak memanggil namanya.

“Jaejoong. Darling!” Jaejoong menoleh dan menemukan sang Umma bersama Granny-nya, yang merupakan orang yang pling dia hindari didunia ini.

“Oh, Hai.” Jaejoong melambaikan tangan lengkap dengan senyum terpaksanya.

Jaejoong langsung meraih tangan Kyuhyun yang sedang sibuk dengan baju-baju yang tergantung, dengan paksa. Mereka menghampiri Heechul yang tidak sendirian disana. Dia bersama Leeteuk, Minho dan seorang lelaki muda yang jika dia tidak salah bernama, Hankyung.

“Oh ini benar-benar kebetulan yang menyenangkan, sayang.” Heechul memeluk Jaejoong.

“Ya, cukup menyenangkan.”

Heechul memandang Kyuhyun yang ada disebelah Jaejoong, seperti berusaha mengingat-ngingat lalu berkata, “Kau Kyuhyun kan? Ya Tuhan, kau sangat cantik sekarang.”

Saat mendengar itu dia hanya tersipu malu lalu membungkuk.

“Kami akan pergi makan siang di restoran sebelah butik ini. Kalian harus ikut.” Kalimat yang dikatakan Leeteuk bukan sebuah permintaan tapi perintah.

Jaejoong merengut. Mau tidak mau dia harus menuruti perkataan sang Umma. Jika tidak maka celakalah dia dan belanjaannya hari ini. Minho yang melihat kelakuan kakaknya hanya menggelengkan kepalanya. Tapi tiba-tiba dia mengingat sesuatu.

“Noona, bukankah kau pergi bersama Wonnie hyung? Dimana dia?” Minho celingak-celinguk mencari sosok role model-nya itu.

Jaejoong dan Kyuhyun baru menyadari jika sejak tadi Siwon sudah tidak bersama mereka. Mereka mengikuti kelakuan Minho untuk menemukan Siwon. Tapi itu percuma saja karena Siwon memang tidak ada disana.

Saat mereka berjalan untuk keluar butik, mereka menemukan Siwon yang baru saja melewati pintu masuk. Siwon mengernyitkan dahinya saat melihat begitu banyak orang disana.

“Wonnie hyung. Dari mana saja?” Teriak Minho sambil berlari kesisi, hyung terfavoritenya itu.

“Hey, baby bro. Kau berbelanja apa? Apa kau membelikan sesuatu untuk hyung?” tanya Siwon sambil mengacak rambut Minho pelan.

Not yet. Ada Granny. Jadi kita akan makan siang sekarang.” Bisik Minho.

Siwon hanya mengangguk lalu menoleh kearah Kyuhyun dan tersenyum cepat. Setelah itu dia menghampiri Heechul dan memeluknya singkat. Setelah itu mereka semua pergi ke restauran untuk makan siang.

Jaejoong sangat jengah saat melihat tangan Heechul bergelayut manja di lengan Hankyung. Kyuhyun sangat heran melihat kelakuan Jaejoong yang terlihat begitu membenci Heechul. Sementara Siwon dan Minho sudah berjalan duluan dengan Leeteuk jadi mereka tidak perlu melihat PDA (Public Displays Affection) yang dilakukan oleh Heechul dan Hankyung.

“Jae, ada apa sih? Kenapa wajahmu seperti itu?” Tanya Kyuhyun sambil menggamit tangan Jaejoong yang ada didepan dadanya.

“Nanti saja aku ceritakan.”

Saat mereka masuk restoran, Siwon, Minho, dan Leeteuk telah duduk manis dikurdsi mereka masing-masing dengan meja yang cukup panjang untuk delapan orang. Heechul duduk disebelah Siwon dengan Hankyung dihadapannya. Sementara Kyuhyun duduk disebelah Hankyung dengan jarak satu bangku kosong diantara mereka dan Jaejoong dihadapan Leeteuk.

Sementara menunggu pesanan, mereka mengobrol. Lebih tepatnya mereka mendengarkan cerita Heechul tentang perjalanannya ke Maldives belum lama ini. semua orang mendengarkan ceritanya kecuali Jaejoong dan Kyuhyun yang sibuk berbisik-bisik kadang mengetik sesuatu diponsel mereka. Dan kadang-kadang saling bertukar pandang.

“Maldives benar-benar indah, Teukie. Kau harus mengajak Kangin dan anak-anak berlibur disana. Kalian tidak akan menyesal.” Saran Heechul sambil menepuk pelan pundak Siwon yang dari tadi mencuri pandang ke arah Jaejoong dan Kyuhyun.

‘Sedang apa mereka?’

Leeteuk hanya tersenyum sambil mengangguk menanggapi saran dari mertuanya itu. Mertuanya ini sangat unik, padahal dia sudah berusia lebih dari 60 tahun tapi masih hidup dengan semangat dan jiwa muda yang menggebu-gebu. Penampilannya pun sangat mencerminkan jika dia adalah salah satu wanita terkaya di Korea. Leeteuk menyukai mertuanya ini tapi terkadang kelakuan mertuanya ini sering tidak mencerminkan umurnya sekarang. Terlalu berjiwa muda. Dan itu sedikit –banyak– mengganggu kenyamanan Leeteuk saat bersamanya.

ooo

Kyuhyun mendongakkan kepalanya lalu tersenyum saat dia melihat Siwon sedang tertawa bersama Minho. Dia berada diruangan yang sama dengan Siwon tapi kenapa dia begitu merindukan Siwon. Senyum, bibir, rahang dan kemeja yang terbuka. Kyuhyun tanpa sadar menahan nafasnya. Imajinasinya akan berubah liar jika dia terus memandangi Siwon seperti itu.

Kyuhyun terpaku saat melihat Siwon membalas pandangan dengan seringai dibibirnya. Kyuhyun langsung mengalihkan pandangannya kearah Jaejoong dan melanjutkan pembicaraan mereka tadi yang sempat terputus saat pesanan mereka datang.

“Lihat itu, apa pantas seorang wanita terhormat melakukan hal seperti itu dihadapan umum?” bisik Jaejoong saat melihat Hankyung menciumi punggung tangan Heechul dengan lembut.

Kyuhyun mengetik sesuatu di ponselnya lalu memberikannya pada Jaejoong.

‘Kau yakin jika dia bukan sepupumu?’

“Tentu saja. Aku hapal dan kenal dekat dengan semua sepupuku, Kyu. Dia itu memang suami baru Granny. Mereka baru saja menikah empat bulan yang lalu.”Jaejong berbisik sangat pelan tepat di depan telinga Kyuhyun.

Kyuhyun menatap Jaejoong dengan pandangan terkejut.

“Dia delapan belas tahun lebih muda dari Granny.” Bisik Jaejoong lagi.

Oh. My. God!.” Kyuhyun menutup mulutnya yang menganga.

“Tidak usah terkejut, Kyu. Mereka memang sama-sama gila. Aku masih tidak bisa percaya kenapa duda ganteng seperti dia bisa terjerat oleh perangkap nenek sihir itu. Dan bagaimanapun juga, wanita yang menikah dengan lelaki yang lebih muda darinya kan adalah bencana. Saat kita sudah menjadi keriput dan lemah, suami kita masih muda dan bergairah.” Jaejoong melipat kedua tangannya didepan dadanya setelah mengatakan hal itu dengan nada sepelan mungkin. Tapi Jaejoong malah mendapat hadiah pelototan dari Leeteuk yang sepertinya mengetahuin inti dari pembicaraan mereka. Jaejoong hanya mengangkat bahunya menanggapi pelototan dari Leeteuk.

Kyuhyun diam, memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjawab perkataan Jaejoong. Namun saat matanya menangkap sosok Siwon yang duduk tak jauh darinya. Keberaniannya hilang. Dia begitu takut. Jika mendengar perkataan Jaejoong tadi, dia tidak dapat menyangkal bahwa dia langsung berpikir tentang hubungannya dengan Siwon. Apakah hubungan mereka terlihat seperti hubungan Heechul dan Hankyung? Karena jika dipikirkan jarak antara hubungan Siwon dan Kyuhyun cukup jauh juga. Delapan tahun.

Bibir Kyuhyun mengkhianatinya karena melontarkan pertanyaan itu pada Jaejoong, dengan segenap kekuatannya Kyuhyun bertanya pada Jaejoong, “Jae, menurutmu apa yang membuat mereka berani memutuskan untuk menikah?”

“Menurutmu apa lagi Kyu, umurmu sudah hampir tiga puluh tahun tapi kenapa kau masih begitu polos. Yang satu membutuh partner dan yang satu membutuhkan uang. Mutual, babe.

“Mungkin saja mereka saling mencintai.” Bisik Kyuhyun pelan lebih kepada dirinya yang mulai tidak yakin dengan keadaan.

“Cinta? Granny tidak percaya pada cinta, Kyu. Bahkan dia pernah memutuskan untuk tidak menikah jika tidak dijodohkan dengan kakekku. She’s a addict.” Bisikan Jaejoong lebih terdengar seperti tuduhan bukan pernyataan.

Kyuhyun diam seribu bahasa setelah mendengar perkataan Jaejoong. Dia tidak terlalu banyak bicara setelahnya. Bahkan saat Leeteuk dan Minho meneruskan acara berbelanja mereka, sementara Jaejoong harus pergi duluan tanpa Kyuhyun dan Siwon karena ada pertemuan penting yang harus dia hadiri pun Kyuhyun hanya mengangguk dan tersenyum kecil sebagai tanda perpisahan.

ooo

Saat mereka tiba di apartemen Kyuhyun, pemilik apartemen itu masih diam dan sibuk dengan pikirannya. Bahkan dia telah mengabaikan Siwon sejak mereka keluar dari restoran. Siwon benar-benar bingung dengan kelakuan Kyuhyun, bukankah tadi pagi mereka masih baik-baik saja?

Siwon menarik tangan Kyuhyun saat dia akan memasuki kamarnya tanpa bicara sepatah katapun pada Siwon.

“Hei, ada apa?”

“...”

“Kyu, baby. Katakan sesuatu. Kau akan segera membunuhku karena penasaran jika kau tidak juga membuka suara.” Siwon mulai kehilang kesabarannya, dia benar-benar bingung dan tidak memiliki clue apapun tentang masalah yang sedang dihadapi Kyuhyun.

‘Apa aku memiliki kesalahan?’ Siwon berusaha mengingat apa saja yang telah dilakukan hari ini.

“Ini tidak akan berhasil.” Bisik Kyuhyun tertahan, sangat pelan.

What do you mean with that?” Siwon memandang bingung kearah Kyuhyun.

“Us. it will never work, Babo.”

ooo

Siwon berdiri mematung di bawah shower yang menghujaninya dengan air, rasa hangat menjalar diseluruh tubuhnya. Tapi kenapa kehangatan itu sama sekali tidak membuat hati Siwon tenang. Siwon benar-benar kecewa dan sakit hati. Siwon merasa perasaannya dipermainkan oleh Kyuhyun. Di satu waktu Kyuhyun begitu memanjakan perasaannya, membuatnya begitu dicintai dan menjadi pria paling bahagia didunia.

Tapi pada waktu yang lain, dia menjatuhkan perasaan Siwon hingga level terbawah, level yang jauh dari kemampuannya untuk menahan rasa sakit yang Kyuhyun kirimkan melalui setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya. Semakin banyak kata-kata yang keluar dari mulut Kyuhyun, maka akan semakin tercabik-cabik hati Siwon saat mendengarnya. Ini bukan pertama kalinya Kyuhyun menyakiti hatinya. Tapi kenapa Siwon tidak bisa membuang perasaannya untuk Kyuhyun. perasaan itu seperti virus yang menempel pada inangnya, sekali dia tertempel disana maka kecil kemungkinan dia akan pergi dari situ.

“Argh! Damn it! It hurts, Kyu. So damn hurt!.” Siwon menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang kini mengeriput karena terlalu lama berada dibawah air.

Flashback*

"Us. It won't work, babo."

Kata-kata itu  seperti jarum yang menembus seluruh bagian hatinya. Siwon menghela nafas lalu meremas bahu Kyuhyun lembut.

"Apa maksudmu, Kyu? Katakan padaku, apa ada sesuatu yang Jaejoong katakan padamu?"

"Bukan itu tapi..."Kyuyun menunduk tak sanggup untung melihat wajah Siwon.

"Oh God damn it, Kyu.Cepat katakan padaku!"Teriak Siwon, dia benar-benar marah kali ini.

"Hubungan ini, apapun itu namanya, ini tidak... akan berhasil Siwon."

"Lalu yang kita jalani hampir tiga minggu ini apa Kyu?Jawab aku!"Wajah Siwon mulai memerah menahan amarah.

"Entahlah, Siwon. Bahkan aku merasa tidak yakin dengan diriku sendiri."Bisik Kyuhyun lirih sambil berusaha menahan air matanya.

"Ya, aku cukup tahu diri. Aku memang bukanlah pria yang pantas untuk kau cin..."

"Bukan itu! Jika saja kau bukan adik Jaejoong dan selisih umur diantara kita tidak sejauh delapan tahun. Kau masih sangat muda Siwon. Kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari ini." inilah kendala hubungan mereka yang sebenarnya. Umur dan Jaejoong.

"Look at me, Kyu. Pandang aku, tapi aku mohon satu hal padamu.Jangan pandang aku sebagai Choi Siwon, adik dari  Choi Jaejoong dan jangan pandang aku sebagai pria yang memiliki selisih umur delapan tahun lebih muda darimu. Tapi pandanglah aku sebagai pria yang mencintaimu dengan sepenuh hati dan rela melakukan apapun untukmu tanpa peduli berapapun jarak umur yang memisahkan kita. Aku mencintaimu bukan karena umurmu Kyu. Umur hanyalah angka. Aku mencintaimu karena apa adanya dirimu."

"Aku..."ucapan Kyuhyun tertahan bersama isakannya.

"Kau belum yakin? Butuh waktu untuk meyakinkan perasaanmu padaku? Baik. Kau pikirkanlah itu baik-baik, ambil waktumu selama yang kau inginkan. At least, fight for  a little."

"Aku... tidak bisa. Aku takut."Bisikan itu sudah cukup untuk menjawab semua pertanyaan Siwon.

"Kau sudah menyerah bahkan disaat perang belum kita mulai."Siwon mengakat bahunya.

Lalu Siwon meletakkan kotak beludru yang sedari tadi bersarang di saku celananya. Siwon melangkahkan kakinya meninggalkan apartemen Kyuhyun. Tanpa menoleh sedikit pun. Siwon bisa mendengar isakan Kyuhyun saat dia menutup pintu.

"There's no way he and I will end up together. He is too young for me and he is my bestfriend's brother."

Ooo

Tidak banyak hal yang dapat dilakukan oleh seseorang yang patah hati dua kali dalam kurun waktu yang kurang dari tiga bulan. Bahkan patah hati kali ini benar-benar meruntuhkan dunia seorang Cho Kyuhyun. Kyuhyun telah memutuskan hubungannya dengan dunia luar selama tiga minggu ini, dia akan menghabiskan setengah harinya hanya dengan bergelung didalam selimut tebalnya tanpa melakukan apapun. Setelah itu dia akan mencari atau memesan makanan jika dia merasa ingin. Atau dia hanya akan menghabiskan sisa harinya dengan bermalas-malasan didepan TV. Atau mungkin dia akan membaca ulang novel yang ada diperpustakaan kecilnya berdasarkan mood yang menghampirinya.

Semangat hidupnya telah pergi bersama Siwon yang meninggalkan apartemennya tiga minggu yang lalu. Hatinya terasa begitu sakit dan dadanya sangat sesak setiap saat dia mengingat Siwon dan hubungan mereka yang kandas dengan sangat mudah karena ketakutannya. Bahkan dengan keadaanya yang sekarang pun Kyuhyun bingung apakah dia harus menyesal atau bersyukur atas pilihannya ini?

Bersyukur? Itu bukanlah pilihan yang tepat untuknya. Dia sama sekali jauh dari kata bersyukur untuk keputusan yang dia tempuh ini. Tapi Kyuhyun juga merasa tidak memiliki hak untuk menyesali semua ini. Dialah yang telah memutuskan untuk mengambil jalan ini. Jadi dia harus menerima segala resiko yang akan dia hadapi. Termasuk keadaan ini, keadaan dimana dia tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidupnya tanpa ada Siwon disampingnya.

xxx

Hari ini pun tidak ada bedanya dengan hari-hari Kyuhyun selama tiga minggu ini, setelah melepaskan diri dari gelungan selimut dan turun dari ranjang nyamannya, Kyuhyun menghempaskan tubuhnya di sofa yang ada didepan TV. Baru saja dia ingin  meraih remote TV, ponselnya berteriak pertanda ada panggilan yang masuk. Kyuhyun mendengus kesal.

Nama Jaejoong tertera dilayar ponselnya. Jantung Kyung berdegup kencang, apa lagi yang harus dia katakan untuk menjadi alasannya kali ini. Dia sudah membohongi Jaejoong tiga minggu terakhir ini. Kyuhyun merasa sangat bersalah tapi apa yang bisa dia lakukan. Jika dia memutuskan untuk bertemu dengan Jaejoong maka sangat besar kemungkinannya untuk bertemu dengan Siwon juga.

Yeobsseo.

“Kyu, Kyu. Ya Tuhan akhirnya kau mengangkat teleponku.” Kyuhyun dapat merasakan Jaejoong menghembuskan nafas leganya.

Mendengar suara Jaejoong, benar-benar menyadarkan Kyuhyun bahwa dia sangat merindukan sahabatnya itu. Air mata Kyuhyun sudah berkumpul dipelupuk matanya, entah mengapa Kyuhyun tiba-tiba merasa sangat bersalah pada Jaejoong. Kyuhyun bahkan telah melewatkan persiapan pernikahan Jaejoong yang akan dilaksanakan bulan depan. Bukannya menjawab perkataan Jaejoong, kata-kata yang ingin Kyuhyun ucapkan malah berubah menjadi isak tangis.

“Jae... Maafkan aku.” Kyuhyun berbisik lirih diantara isakannya.

“Kyu, kenapa menangis? Apa kau baik-baik saja? Kau sakit?” Jaejoong memberondong Kyuhyun dengan pertanyaannya.

Choi Jaejoong masih sama meskipun sudah tiga minggu mereka tidak bertemu, Jaejoong yang selalu peduli pada Kyuhyun. Sahabat terbaik. Kyuhyun mengusap air matanya dan menarik nafas lalu dihembuskannya perlahan. Setelah dia sedikit tenang, Kyuhyun menjawab, “Aku baik-baik saja. Aku hanya merindukanmu, Jae.” Jawab Kyuhyun pelan.

“Aku juga merindukanmu, bodoh. Kemana saja kau tiga minggu ini? kau benar-benar menjengkelkan. Apa kesibukanmu itu lebih penting dari pernikahanku, huh?” Meskipun Kyuhyun tahu Jaejoong sama sekali tidak bermaksud untuk menuntut apapun, tapi Kyuhyun hanya merasa sangat bersalah.

“Maafkan aku, Jae. Hanya saja aku membutuhkan waktu untuk sendiri dan meredakan stresku.” Kyuhyun memijat pelipisnya yang tiba-tiba saja terasa sakit.

“Hey, tenang saja, ada banyak orang disini. Hanya saja aku membutuhkanmu untuk berbagi rasa gugup. Kau tahu, jantungku terasa akan meledak setiap kali aku ingat jika aku dan Yunho akan menikah bulan depan.” Kyuhyun tidak bisa tidak tertawa mendengar racauan Jaejoong.

“Ini benar-benar berita besar, Choi Jaejoong. Bukankah ini adalah fakta baru bahwa ternyata seorang Choi Jaejoong bisa merasakan gugup?” Kyuhyun terkekeh, rasa bersalah itu masih ada tapi suara dan setiap kata yang keluar dari mulut Jaejoong menyalurkan rasa nyaman padanya. Begitu tenang.

“Baiklah. Aku akan kerumahmu besok pagi. Tunggu aku, ya.” Kyuhyun mengatakannya dengan mantap tanpa keraguan. Tentu saja ini sudah waktunya dia berdamai dengan kenyataan. Dan juga Siwon tentunya.

“Benarkah? Aku akan menunggumu, Sweetie. Dan ini kebetulan sekali karena besok aku akan mengecek gaun pernikahanku. Jadi bisa sekalian mencari gaun untukmu sebagai pendamping pengantin.” Kyuhyun tersenyum hambar, karena dia tahu Siwon juga pasti akan hadir disana.

See you tomorrow, Jae.”

Kyuhyun melemparkan ponselnya keatas sofa. Dia menghempaskan tubuhnya ke sofa. Kyuhyun memejamkan matanya untuk meresapi apa yang baru saja terjadi. Kyuhyun tidak yakin dia akan bisa menghadapi harinya besok. Apa yang harus dia lakukan? Bagaimana dia harus menghadapi Siwon?

Saat Kyuhyun membuka matanya, pandangannya tertumbuk pada kotak beludru dia meja kecil yang tidak jauh dari TV. Kotak itu sama sekali belum dia sentuh. Kyuhyun takut menyentuhnya. Kotak itu adalah hal terakhir yang Siwon tinggalkan untuknya. Tentu saja Kyuhyun penasaran, tapi dia tidak bisa mengambil dan membuka kotak itu jika itu akan mempengaruhi keputusannya. Kyuhyun takut dia akan berpikir untuk kembali pada Siwon jika dia membuka kotak itu.

Rasa sakit yang Kyuhyun berikan pada Siwon sudah lebih dari cukup. Bahkan Kyuhyun tidak bisa memaafkan dirinya sendiri untuk setiap tetes air mata yang Siwon keluarkan untuknya. Ya, Kyuhyun mencintai Siwon. Tapi cinta Kyuhyun lah yang telah melukai Siwon.

Kyuhyun mengedip-ngedipkan matanya yang sudah penuh dengan air mata. Perpisahan ini telah memberikan Kyuhyun banyak kenyataan yang harus dia terima.

Bahwa Kyuhyun sangat mencintai Choi Siwon.

Bahwa Kyuhyun telah menyakiti Choi Siwon.

Bahwa Kyuhyun telah mengkhianati Jaejoong.

Bahwa Kyuhyun tidak dapat menginginkan pria lain lagi selain Choi Siwon.

Bahwa Cho Kyuhyun terlalu mencintai Choi Siwon.

Kyuhyun meremas dadanya yang begitu sesak. Dia mulai terisak. Setiap kali mengingat nama dan wajah Choi Siwon adalah garam yang dia lemparkan ke semua bagian luka dihatinya. Tapi ada satu kenyataan yang Kyuhyun lupakan,

Bahwa dalam hal ini bukan hanya Choi Siwon yang tersakiti, Cho Kyuhyun juga tersakiti disini.

xxx

“Yaaaa!!!! Choi Siwon! Yaaa!” Teriakan Jaejoong membahana hampir diseluruh bagian mansion keluarga Choi.

Minho yang sedang bermain game hanya terkekeh melihat Jaejoong yang kewalahan dengan tingkah Siwon yang berubah kekanakan pagi ini. Leeteuk yang sedang mempersiapkan sarapan hanya menggelengkan kepala melihat kedua anaknya berlarian sambil berteriak tidak jelas.

Noona, aku pinjam sebentar. Aku hanya ingin mengecek E-mail dari Eunhyuk hyung. Aku mohon, sepuluh menit saja ya.”

“Apa yang kau katakan tadi?” Jaejoong terperangah saat mendengar kata noona keluar dari mulut Siwon.

Setelah delapan tahun belakangan ini Siwon memanggilnya tanpa embel-ambel apapun, hari ini Siwon memanggilnya dengan sebutan itu lagi. Hati Jaejoong benar-benar berbunga-bunga. Jaejoong menggelengkan kepalanya, mungkin saja dia salah dengar.

“Aku pinjam sebentar. Boleh kan?” Ucap Siwon sambil memamerkan twin dimples andalannya.

“Kata sebelumnya?”

“Huh?” Siwon menatap Jaejoong bingung.

Minho yang melihat percakapan kedua kakaknya tidak berjalan lancar, segera beranjak menghampiri mereka. Dia menghela nafas panjang lalu melipat kedua tangan didepan dada, dia memandangi kedua kakaknya bergantian.

“Siwon hyung tadi mengatakan,’Noona, aku pinjam sebentar.’.. Noona, jelas-jelas sudah mendengarkannya. Untuk apa lagi diulang.”

“Benarkah, Minho? Benarkah dia memanggilku noona? Jadi aku tidak salah dengar.” Jaejoong melompat-lompat kegirangan sebelum memeluk Siwon dengan erat.

Minho menepuk keningnya. Ini benar-benar akan mempermalukannya jika teman-temannya tahu betapa kekanakannya kedua kakak Minho. Minho mengabaikan Jaejoong, lalu menghampiri sang Umma  di meja makan.

See? Bahkan Minho memiliki tingkah laku yang lebih dewasa daripada kalian berdua.” Ujar Leeteuk saat melihat Siwon memprotes pelukan erat Jaejoong yang membuatnya sulit bernafas.

“Jae noona yang tidak dewasa. Aku hanya ingin meminjam laptopnya sebentar. Tapi dia malah mengejarku karena tidak ingin meminjamkannya. Pelit.” Gerutu Siwon sambil bergabung di meja makan.

“Aku tidak akan mengejarmu jika saja kau tidak merebutnya dengan paksa saat aku sedang video call dengan Yunnie.”

“Kalian sudah bertemu setiap hari, aku hanya menyelamatkanmu. Mungkin saja Yunho akan bosan jika terus-terusan melihat wajah jelek mu itu.” Siwon memeletkan lidahnya lalu ber-highfive ria dengan Minho yang sudah terkekeh.

“Yah! Kau...”

“SUDAH! Ini meja makan.” Teriakan Leeteuk cukup sukses membungkam mulut Jaejoong dan Siwon.

Setelah kehebohan yang terjadi, mereka makan dalam diam. Hanya diselingi dengan obrolan kecil tentang sisa persiapan pernikahan Jaejoong dan Kangin yang akan kembali dari Amerika dua hari lagi. Minho juga tidak ketinggalan menceritakan tentang Taemin pada Siwon yang menanggapinya dengan candaannya yang menurut Jaejoong sama sekali tidak lucu.

Tidak ada yang berbeda dengan Siwon. Ya, Siwon memang aktor yang hebat dan bisa memasang poker facenya dihadapan semua orang. Siwon tidak baik-baik saja. Siwon ingin sekali berbagi dengan Leeteuk tentang masalahnya, sakit hatinya, kecewanya dan jika Siwon bisa meminta satu permintaan pada sang Umma. Siwon ingin sekali meminta sang Umma untuk melahirkannya sebelum dia melahirkan Jaejoong. Tapi itu tentu tidak mungkin.

Flashback*

Siwon duduk dihalaman belakang ditemani dengan wine yang dibawanya. Siwon benar-benar tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Dia tidak bisa lagi membedakan antara rasa marah, rasa kecewa dan rasa sakit yang dia rasakan. Kata-kata yang keluar dari mulut Kyuhyun terus terngiang.

Bagaimana mungkin Kyuhyun menyerah begitu saja tentang hubungan mereka? Bahkan Jaejoong belum mengetahui tentang hal ini. Semua kemungkinan bisa saja terjadi. Yang baik dan yang buruk. Tapi Siwon yakin jika Jaejoong akan selalu menempatkan keputusan yang terbaik diatas semuanya. Termasuk kebahagiaan orang-orang terdekatnya. Jaejoong akan mengerti dan bisa dibuat untuk mengerti. Tapi tentu saja itu hanya kan terjadi jika Kyuhyun bersedia untuk berjuang bersama. Jika mereka tidak pernah mencoba maka mereka tentu tidak akan mengetahui hasilnya, bukan?

Siwon meletakkan gelas wine yang sedari tadi dia pegang. Sambil menghembuskan nafas perlahan Siwon berdiri dan berbalik untuk kembali kedalam rumah. Tapi Siwon menemukan sang Umma berdiri dibelakangnya sambil tersenyum hangat.

“Ayo, masuk, sayang. Umma telah membuatkan minuman kesukaanmu. Coklat hangat dengan krim susu.” Leeteuk meraih tangan Siwon dengan lembut dan menariknya masuk kedalam rumah.

Jika saat ini Siwon sedang baik-baik saja, dia tentu akan merengek dan memprotes saat sang Umma memanjakannya seperti ini. Hal yang pertama kali akan dia protes adalah cokelat hangat. Ayolah! Sekarang dia sudah berumur dua puluh dua tahun, minuman seperti itu lebih cocok untuk adiknya, Minho. Tapi Siwon juga tidak akan menyangkal jika dia menyukai minuman itu.

Siwon diam saja saat Leeteuk menyuruhnya duduk di sofa yang ada tidak jauh dari perapian. Siwon sangat merindukan sikap hangat umma-nya ini. entah kapan terakhir kalinya dia diperlakukan seperti ini. semenjak Siwon mengurus sebagian perusahaan keluarganya, dia hanya memiliki waktu yang sangat sedikit untuk dihabiskan bersama Umma, Minho dan Jaejoong. Siwon merindukan semua ini. dan bagian inilah yang paling dirindukannya. Siwon dimanjakan oleh sang Umma tanpa gangguan Jaejoong atau rengekan Minho.

“Ini.”

“Thank’s, mom.” Bisik Siwon sambil meraih Mug yang diberikan Leeteuk.

Special for you. Hanya ada kita berdua malam ini. Jaejoong lembur di kantor dan Minho memaksa untuk menginap dirumah Taemin.” Ucap Leeteuk sambil tersenyum dan mengambil majalah diatas meja.

Siwon hanya menggumam menanggapi ucapan Leeteuk. Haruskah dia bercerita pada Leeteuk tentang masalahnya? Haruskah? Rasa sakit ini, akankah dia bisa menahannya sendiri? Jika dia bercerita pada Leeteuk akankah rasa sakit ini sedikit berkurang atau malah menghilang sama sekali?

Umma....”

“Hmm.. ada apa?” jawab Leeteuk tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah yang sedang dia baca.

“Jika aku mencintai wanita yang lebih tua, apakah itu salah?”

Leeteuk mengangkat kepalanya sambil menatap heran kearah Siwon yang hanya memandangi mug yang dia pegang. “Apa kau menemukan hal itu sebagai kesalahan?” Leeteuk balik bertanya.

“Aku rasa tidak.”

“Jika tidak maka itu bukan kesalahan. Dengarkan kata hatimu. Kita tidak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta.”

Siwon hanya diam, tidak tahu harus menjawab apa.

Wae? Apa kau sedang jatuh cinta?” Tanya Leeteuk penuh selidik.

Tanpa Siwon menjawab pun Leeteuk sudah tahu dengan pasti jawaban yang akan dikeluarkan Siwon. Leeteuk tentu juga dapat merasakan jika Siwon sedang patah hati. She is his mother after all. Leeteuk tahu bahwa Siwon sedang memendam sesuatu dalam hatinya. Siwon memang sedikit berbeda. Siwon tidak terlalu suka berbagi kesedihan dengan orang lain. Siwon adalah tipe orang yang tidak dapat mengekspresikan rasa sedih dan kecewanya dengan baik. Dan ini sangat diketahui oleh Leeteuk. Siwon hanya akan menekan perasaan itu seolah perasaan itu tak pernah ada, padahal perasaan itu terus menggerogoti hatinya. Memberikan beban berat tanpa tahu bagaimana cara untuk menghilangkannya. Leeteuk menghela nafasnya pelan, saat dia melihat Siwon terus menunduk tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Leeteuk meletakkan majalah ke atas meja, lalu sedikit bergeser mendekati Siwon. Leeteuk memeluk anak keduanya itu dengan penuh kasih sayang. Mengelus punggung Siwon, berharap telapak tangannya akan menyalurkan kenyamanan untuk Siwon. Leeteuk benar-benar berharap Siwon untuk mengeluarkan setiap emosi yang dia pendam saat ini. Leeteuk sangat ingin membantu Siwon mengurangi beban hatinya itu.

“Aku sudah jatuh cinta dan sangat mencintainya.” Siwon meletakkan mug yang dia pegang lalu membalas pelukan hangat sang Umma.

It’s okay to fall in love.” Bisik Leeteuk sambil mengelus surai hitam Siwon dengan lembut.

But she left me.” Saat bisikan ini dia katakan, Siwon benar-benar sudah terisak di bahu Leeteuk.

Kenyataan bahwa Kyuhyun telah meninggalkannya, meruntuhkan pertahanannya. Emosi dan perasaan yang membuncah di hatinya semenjak malam itu benar-benar telah mendidih sampai ke puncak kepalanya. Hati Siwon terasa meledak-ledak. Dipenuhi dengan perasaan kecewa dan tidak terima. Air mata Siwon kini telah membasahi bahu Leeteuk yang masih belum mengeluarkan suaranya tapi tangannya tak pernah berhenti mengelus dan mengalirkan kenyamanan pada Siwon.

Setelah Siwon tenang dan yang tersisa hanya isakan, Leeteuk berkata, “Jika kau benar-benar mencintainya, Just go and get her back into your arms.”

Siwon menggelengkan kepalanya. “Tidak, Umma. Dia sudah menyerah bahkan sebelum berperang.”

Leeteuk meremas bahu Siwon sebelum berkata, “Just when you think it can't get any worse, it can. And just when you think it can't get any better, it can. Just try.” (At First Sight)

***

baru usai PKL dan berkunjung dengan membawa ff ini.. malu soalnya ga ada story yg bisa di post ..

HAPPY BIRTHDAY, MY PRECIOUS LOVE CHOI SIWON.. ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
FiWonKyu #1
Chapter 4: Yahh...keyakinan kyukyu atas cintanya ke siwon masih payah...lanjuut
FiWonKyu #2
Chapter 3: Aigooo.....ini maniiiisss...beudz!! Aer mana aer.....
FiWonKyu #3
Chapter 2: Huwa....padahal moment trakhir itu romantis! Tapi kyukyu malah ngerusak dg tidak elitnya...
FiWonKyu #4
Chapter 1: Kya...wonkyu! Siwon lebih muda dari kyu dan itu beda!
yantyi #5
Chapter 4: aku kasihan sama siwon tapi kasihan juga sama kyu oppa :(...lanjut...................:)
love2siwon #6
Chapter 3: yey..akhirnya kyu sadar juga klo dia juga cinta siwon...ckckck langsung main masuk kamar aja ini wonkyu
love2siwon #7
Chapter 2: padahal kyu juga suka kyknya sm siwon..
love2siwon #8
Chapter 1: ya ampun kyunnie saegitunya nya gara2 ditinggal changmin...untung ada jaejoong..
ternyata siwon cinta banget sm kyu..tp kyu nya masih anggap dia anak kecil
kyuhyvnq #9
Chapter 4: YEEEE UPDATE JUGAAAA ditunggu kelanjutannya ya. semangat author'-')9