Seorang gadis perempuan yang masih memakai baju sekolahnya sedang duduk disebuah kursi taman ditepi sungai Han, ia sedang menunggu kekasihnya dan sudah hampir 30menit berlalu kekasihnya pun tak kunjung datang. Ia kini mengambil nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya kemudian membuka matanya kembali untuk melihat pemandangan yang ada didepannya. Gadis itu tersenyum ketika mengingat kenangan-kenangan indah bersama kekasihnya ditempat tersebut. Namun ia teringat kembali kata-kata dokter yang ia kunjungi kemarin.

"Jagiya!" Terdengarlah suara laki-laki dari arah belakang. Tentu saja gadis itu tahu asal suara tersebut yang tidak lain adalah kekasihnya. Gadis itu kemudian menoleh kebelakang dan tersenyum lebar ketika ia melihat kekasihnya yang perlahan mendekatinya dengan senyuman yang sangat lebar diwajahnya yang sangat tampan itu. Gadis itu pun langsung memeluk kekasihnya dengan erat ketika kekasih yang sangat tampannya itu kini berada didepannya.  

"Maafkan aku sayang karena aku sudah membuatmu menunggu lama" Ujar laki-laki itu sambil membalas pelukan kekasihnya.  

"Tidak apa-apa Oppa, aku sudah memaafkanmu. Bagaimana hari pertama kuliahmu Oppa?" Ucap gadis itu sambil menempelkan wajahnya diatas dada kekasihnya.  

"Agak membosankan." Jawab laki-laki itu.

"Mengapa membosankan?" Tanya kembali gadis tersebut.

"Well..membosankan karena kau tidak ada disisiku Sica-ah."  

~Silent~  

Terdengarlah suara tangisan kecil gadis itu sehingga membuat kekasihnya itu melepaskan pelukan mereka dan melihat gadis tersebut dengan tatapan bingung.  

"Jessica, apakah kau baik-baik saja? Mengapa kau menangis sayang?" Tanya laki-laki itu kepada kekasihnya yang bernama Jessica tersebut sambil menghapus airmata dipipi halus Jessica dengan kedua tangannya.  

"Aku..aku hanya merindukanmu Yoong Oppa." Jawab Jessica dan memberikan senyum kepada Yoong. Yoong tahu pasti bahwa senyuman itu adalah palsu, dan ia tahu jika Jessica seperti ini pasti kekasihnya itu mempunyai masalah.  

"Tidak Sica. Katakan padaku." Ucap Yoong dengan nada seriusnya tetapi hanya mendapatkan suara tangisan Jessica yang kini mulai membesar.  

"Jessica Jung! Katakan padaku." Kini Yoong memegang pundak Jessica dan memegang wajahnya.  

"O-oppa..A-aku--Aku hamil.." 

. . . . .  

Tiffany memasuki sebuah restoran favoritnya, ia memutuskan makan malam diresto tersebut. Resto ini adalah tempat dimana ia dan para sahabatnya sering bertemu namun karena sahabatnya tidak bisa menemaninya karena sahabatnya sedang sibuk mengurus keluarga masing-masing kini ia hanya sendirian. Setelah ia memesan makan malamnya dan memutuskan duduk didekat dinding kaca, karena ia bisa melihat pemandangan kota disaat malam.  

"Permisi nona.." Suara seorang pelayan mengalihkannya. "Maaf nona, meja ini sudah ada yang memesan jadi bisakah anda pindah ke meja kosong lainnya?" Pelayan itu bertanya kepada Tiffany dengan sopan.  

"Oh maaf, saya tidak tahu bahwa meja ini sudah dipesan. Baiklah, saya akan pindah ke meja sebelah." Jawab Tiffany sambil memberikan pelayan itu senyuman matanya.  

Setelah Tiffany pindah ke meja lainnya, tidak lama kemudian datanglah seorang pria tampan dengan menggunakan jeans hitam panjang dan kaos putih tangan panjang yang sedikit ketat