Part 3

Our Love Like This

To : Black Kid

                Hey, bagaimana? Kau sudah bicara pada Taemin?

Sms tersebut langsung dikirim oleh Naeun setelah mencuri-curi pandang dari guru yang tengah mengajar pelajaran kimia di depan kelas.

Tak sampai satu menit, handphone Naeun bergetar kecil karena ia sengaja mengaturnya seperti itu. Setelah mengangkat buku kimia hingga menutupi wajahnya, ia memulai aksinya untuk membuka handphonenya.

From : Black Kid

                Belum... kurasa ia tak mau bicara denganku...

Dahi Naeun berkerut. Tidak mau bicara dengan Jongin? Ah tidak mungkin Taem seperti itu, pikir Naeun.

To : Black Kid

                Benarkah?

From : Black Kid

                ..... Kau tidak percaya padaku?

Naeun mendecak kesal. Ia paling benci jika harus seperti ini. Jika percaya pada Taemin berarti Naeun tidak percaya pada Jongin. Namun, jika percaya dengan apa yang dikatakan Jongin.... apa memang benar Taemin teganya tidak menghiraukan sahabatnya sendiri?

Tanpa Naeun sadari, ia mendesah dengan keras sehingga terdengar oleh guru kimia yang kini tengah menjelaskan tentang rumus-rumus rumit.

“Nona Son?” tegur guru tersebut.

Naeun terkejut dan langsung saja ia menyimpan handphonenya agar tidak disita. Ia pun mengambil nafas dalam-dalam dan berusaha tenang. “Ya? Kim seonsaengnim?” ucap Naeun cuek.

Guru separuh baya tersebut membetulkan letak kacamatanya sambil menutup modul yang sedari tadi ia pegang dan menaruhnya di atas meja. “Apa ada yang tidak kamu mengerti?” tanya guru tersebut berusaha sabar.

Naeun mendecak, “Kenapa tanya padaku? Kim seonsaengnim seharusnya bertanya pada murid-murid lainnya,” jawab Naeun sambil menunjuk beberapa teman sekelasnya. Lalu Naeun menghadap pada temannya yang duduk di barisan sebelah.

“Hey, Kim Sohyun,” panggil Naeun. Murid perempuan bernama Kim Sohyun itupun menoleh. “Apa kau mengerti apa yang dia ajarkan?” tanya Naeun sambil menunjuk guru kimia yang berada di depan saat berkata ‘dia’.

“Er...” mata Kim Sohyun bergerak-gerak gelisah. Kim Sohyun adalah murid yang baik. Mungkin yang paling baik di SMA tertua tersebut, namun ia tidak bisa berbohong dan memang pelajaran yang di jelaskan guru kimia tersebut tidak ia masuk ke otaknya. Ia pun menggeleng.

Naeun tersenyum penuh kemenangan. “Tuh ,’kan?” ucap Naeun sambil menyenderkan punggungnya di bangkunya.

Guru kimia itu pun hanya mendesah dan kembali duduk di kursinya sambil menggumamkan ‘sudah biasa’ berkali-kali.

Dan murud-murid di kelas itu pun bersorak gembira atas nama Naeun.

“Minggu depan akan ada kuis,” ucap Kim seonsaengnim cuek.

Dan murid-murid di kelas itu pun ramai-ramai menyumpahi gurunya.

=0=

Naeun tengah terdiam di kelasnya saat jam istirahat. Ia memang tidak pernah pergi ke kantin atau ke tempat lain karena ia mempunyai bekal makanan sendiri dan ipod bersamanya jadi tidak perlu mencari hiburan diluar. Paling-paling jika ia merasa ingin buang air, ia pun segera berlari ke toilet dan kembali dalam waktu kurang dari lima menit.

“Naeun! Naeun!” teriak seseorang dari luar dan ia masuk ke dalam kelas Naeun dengan nafas yang terengah-engah.

Naeun yang saat itu hendak menyuap sosis gurita ke mulutnya menjadi urung. Ia pun menoleh ke arah datangnya suara dengan malas. “Ada apa, Jaehyo?” tanya Naeun.

Jaehyo, seorang lelaki si pembuat suara tersebut segera duduk di hadapan Naeun. “Ini,” ucapnya sambil menyerahkan sebuah kertas yang dilipat dan terlihat kumal.

“Apa ini?” tanya Naeun dengan tatapan jijik.

Jaehyo tidak menjawab, namun ia membalik kertas itu dan disana ada tulisan yang di tulis dengan tinta merah, bertuliskan “For Son Naeun”.

Seketika Naeun menyambar kertas tersebut dari Jaehyo dan membukanya dengan kasar.

Dasar perempuan jalang penggoda!

Jaehyo menatap lekat-lekat wajah Naeun. Lelaki itu bingung karena tidak ada reaksi apa-apa dari gadis tersebut. Surat itu juga tidak panjang, ia sudah membacanya tadi.

Biasanya Naeun pasti akan meledak dan menyuruh seluruh murid untuk mencari si pelaku pengirim surat kaleng tersebut dan menghabisinya dalam waktu kurang dari semenit.

Namun kali ini Naeun hanya mengehela nafas sambil meremas kertas tersebut dan membuangnya ke sembarang tempat. Ia pun melanjutkan melahap sosis guritanya.

Jaehyo melongo, “Kau... tidak mengambil tindakan?” tanyanya.

Naeun menatap Jaehyo dengan malas, “Apa aku kelihatan seperti perempuan jalang penggoda?” tanya Naeun.

Jaehyo menggeleng cepat-cepat. “Tidak tidak tidak tentu tidak! Kau adalah dewi yang paling cantik! Meski kau kejam tapi kau bukan perempuan jalang!” seru Jaehyo sambil mengancungkan jempolnya.

Naeun tersenyum kecil yang dimata Jaehyo adalah sebuah anugerah. “Kalau begitu pergilah. Aku hanya ingin sendiri...” ucap Naeun.

Jaehyo mengangguk dan berdiri sambil hormat. “Siap! Tuan Putri!” serunya dan laki-laki itu pun segera berlari pergi menjauh dari Naeun.

Gadis itu kembali menghela nafas dan menatap ke luar dari jendela kelasnya. Ia sangat tidak berniat untuk berkelahi seperti biasa. Ia tengah menggalaukan sesuatu.

Drrt Drrt

Naeun mengeluarkan handphone dari saku roknya karena tadi ia merasa ada getar dari handphonenya.

From : Taem

                Pulang sekolah nanti, datanglah ke taman tempat kita biasa mengahabiskan waktu berdua... tanpa Jongin...

Naeun mengerutkan dahinya. Ia bingung. Namun ia tidak mampu berkata apa-apa dan hanya membalas ‘Ya’.

=0=

Naeun kini melangkahkan kakinya ke taman kota yang tadi Taemin maksud. ia melihat ke arah jam tangannya dan waktu tengah menunjukkan jam 5:45 sore. Naeun pun segera melangkahkan kakinya dengan cepat karena saat ia sudah sampai di taman untuk mencari sebuah bangku yang biasa ia tempati dan menghabiskan waktu berdua dengan Taemin.

Naeun tersenyum lebar saat mengetahui Taemin telah menduduki kursi mereka dan Naeun pun segera berlari ke arah lelaki yang tertunduk tersebut.

“Taemin-ah!” seru Naeun.

Karena merasa namanya dipanggil oleh seseorang yang sudah familiar di telinganya, Taemin pun mengangkat kepalanya dan membalas senyum Naeun.

Saat Naeun tiba di depan Taemin, langsung saja Naeun meninju pipi Taemin namun tidak begitu keras.

Ya!” ucap Taemin sambil mengelus-elus pipinya.

“Kau pantas mendapatkannya!” seru Naeun sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Taemin mendesah kecil dan menarik tangan Naeun untuk duduk disampingnya. “Maafkan aku,” ucapnya.

“Kau memang seharusnya berkata seperti itu,” balas Naeun sarkastis.

Taemin tersenyum mendengar ucapan kasar Naeun. Ini berarti Naeun masih bersikap seperti biasa padanya. Ia pun merasa jahat karena sudah meninggalkannya kemarin.

Mereka pun masing-masing terdiam di taman itu. Tak ada seorang pun yang membuka suara membuat Naeun merasa canggung. Naeun adalah anak yang aktif dan ia tidak cocok dengan suasana seperti ini.

Ingin rasanya Naeun menanyakan apa yang terjadi dan mengapa mereka berdua disini tanpa Jongin dan ia juga ingin menanyakan apakah benar ia mengacuhkan Jongin. Namun saat ia melirik ke Taemin yang tampaknya tengah menikmati kesunyian tersebut Naeun pun menjadi urung.

Hatchi!

Naeun mengusap hidungnya dan menggosok kedua lengannya untuk mengusir dingin yang kini menggerayanginya. Sudah satu setengah jam ia dan Taemin duduk tanpa suara di taman ini dan Taemin pun seakan tidak berjiwa lagi.

“Hua!” teriak Naeun karena tiba-tiba saja Taemin memeluknya. “Ta—taemin!” serunya.

“Hm?” ucap Taemin yang tengah menempelkan dahinya di pundak Naeun.

“Jangan berpelukan seperti ini...” lirih Naeun.

“Kenapa? Bukannya kau kedinginan?” tanya Taemin.

“T—tapi...”

“Bukannya dulu kita sering tidur bersama?” tanya Taemin lagi.

“Itu ‘kan waktu kita masih kecil!” seru Naeun. Namun tidak ada jawaban lagi dari Taemin.

Naeun menoleh ke sebelahnya dan ia mendapati Taemin yang kini terengah-engah. Ia juga merasakan pundaknya sedikit menghangat.

“Taemin-ah?” panggil Naeun. Ia merasakan perasaan tidak enak. Ia pun segera memegang dahi Taemin dan sedetik kemudian ia melotot horor. “Ya ampun Taemin!” serunya.

Dengan hati-hati ia menarik tubuh Taemin gar menjauh darinya dan menyandarkannya pada bahu bangku taman tersebut. Naeun kalap saat melihat wajah Taemin yang memerah dan nafasnya yang putus-putus.

Naeun melihat sekeliling, sepi, tak ada yang bisa dimintai tolong. Ia pun tambah kalap dan menyambar handphone untuk meminta bantuan dari seseorang. Sejenak ia berpikir tentang Jongin namun sisi lainnya mengatakan jangan. Dan pilihannya pun jatuh pada orang yang tidak terlalu ia sukai, Paman Yonghwa, yang merupakan Kepala Sekolah di sekolah Taemin.

=0=

“Naeun-ah, terima kasih ya, atas bantuanmu. Taemin hanya menderita demam musim panas. Mungkin beberapa hari kedepan ia akan sehat,” ucap perempuan setengah baya yang kini mengelus rambut Naeun.

Naeun memaksakan diri untuk tersenyum karena ia masih khawatir dengan keadaan Taemin. “Sama-sama, bibi Joohyun. Aku minta maaf...” ucap gadis itu sambil tertunduk.

Joohyun hanya tersenyum simpul. “Jika Taemin keluar denganmu, aku percaya seratus persen bahwa Taemin yang mengajakmu. Jadi itu semua bukan salahmu dan berhenti menyalahkan diri sendiri,” balas wanita tersebut.

Naeun mengangguk. Bibi nya Taemin memang wanita terbaik yang pernah ada, pikirnya. “Kalau begitu, saya pamit pulang dulu, Bi,” ucap Naeun yang saat itu memang sudah bersiap-siap untuk pulang karena Taemin tidak kunjung bangun.

“Eh... apa perlu paman Yonghwa mengantarmu?” tanya wanita itu.

Naeun terdiam memikirkan sesuatu sambil mengikat tali sepatunya. Otaknya memutar kembali memori beberapa saat lalu mulai dari Paman Yonghwa menjemput mereka di taman, berada dalam satu mobil dengan orang tua tersebut, dan sampai mereka tiba di rumah Paman Yonghwa, wajah lelaki umur tiga puluh tahunan tersebut sangat tidak bersahabat. Naeun lebih memilih bertemu preman daripada berada satu mobil dengan orang tua itu.

“Tidak, terima kasih, Bibi. Rumahku ‘kan tidak jauh-jauh juga kok,” tolak Naeun sehalus mungkin.

“Ah, baiklah kalau begitu,” ucap wanita tersebut.

Naeun tersenyum kecil. “Aku pergi dulu, bibi. Selamat malam,” ucap Naeun pamit sambil melangkah keluar rumah tersebut.

“Ya,” balas Joohyun. “Hati-hati di jalan, Naeun-ah,” lanjutnya agak keras karena Naeun sudah mulai menjauh darinya.

Kini tinggal Naeun sendirian di jalan. Ia mengeluarkan handphonenya dari sakunya karena beberapa saat yang lalu handphonenya terus bergetar. Dan saat ia mengeceknya, ia mendapati layarnya menampilkan penggilan tidak terjawab dari Black Kid sebanyak 27 kali. Naeun mengerutkan keningnya dan berniat untuk menelpon balik si Black Kid aka Jongin.

“Hey!” teriak seseorang dari belakang dan membuat Naeun berbalik seketika. Ia melihat seorang perempuan yang sangat dikenalnya tengah menghadap ke sebuah gang kecil dan terdengar suara langkah kaki yang berderap cepat seperti sedang berlari.

“Eunji eonni?” ucap Naeun.

Perempuan itu pun menoleh pada Naeun dan ia tersenyum lebar. “Naeun-ah!” serunya sambil berlari ke arah Naeun.

Eonni kenapa berteriak?” tanya Naeun saat perempuan berambut pendek itu tiba di depannya.

“Kau tidak merasa bahwa ada orang yang mengikutimu? Bahkan ia membawa sebongkah batu besar tadi,” jelas Eunji sambil menirukan apa yang tadi ia lihat.

“Aku... tidak merasa ada apa-apa...” ucap Naeun. Sejenak ia teringat dengan surat yang tadi dibawa oleh Jaehyo.

Aish... sudahlah lupakan. Ayo kita pulang ke rumahmu,” ajak Eunji sambil menarik pergelangan tangan Naeun.

“Eh? Pulang ke rumahku?” ucap Naeun membeo.

Eunji terawa kecil. “Iya... aku ingin menginap untuk beberapa waktu.”

Naeun tersenyum senang, “Yeaaay!” serunya sambil memeluk Eunji. Namun dibalik senyum senangnya, Naeun merasa gundah.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Ydvvfjkch #1
Chapter 5: Please update it......
emifrida #2
Chapter 5: Author, update lg dong please aduh penasaran tingkat dewa akhirat nih
koala_panda #3
Chapter 1: author kpn update lg?
moonlevine #4
I cannot read author
leenaeun
#5
Chapter 5: Thor, serius nih.. Kmu bikin aq galau pas baca endingnyaaa, please update yaaaaa T^T #nangisdarah
myraajah
#6
Chapter 5: uuuuu....sedih banget siyy...
leenaeun
#7
Chapter 4: ikh pedih amat sih thooorrr, paling ribet deh kalo cinta segitiga begini T^T
sneong
#8
Chapter 4: aaa kak, taeminnya jgn disuruh nyerah yayaya.. taemin jadi aja ya sama naeun biar kai sama aku muehehehe *disembelihkaklia*
myraajah
#9
Chapter 3: baru kali ini baca fic yg pake bahasa indonesia....seru ceritanya authornim!! please update soon...
leenaeun
#10
Chapter 3: eiiiii jaehyo kocak amat sih wakakakaka, soal naeun haduuuhh ada apa ni? Ada yg ngincer dy ya? Btw paman yonghwa kayaknya ga suka sih sama naeun? >.<