Love Doesn't Need Reason PART 2

Love Doesn't Need Reason

Author's note: annyeonghaseooo kembali lagi dgn fanfic haefany plg sweet (ciaat) chapter 2! btw chingu, pairing ku aneh gasih? abisan kan kalo yoonhae, haesica dan sifany itu udh pasaran,jadi aku bikin haefany, kan jarang tuhhh. maybe next time aku mau bikin yulhae(yulhae jg jarang soalnya) okedeh slmt membacaa^^

#DonghaePOV

Gaaaaah!
Aku sedang badmood hari ini. Aku menendang bola bladder itu kuat-kuat.
 
*flashback*
"Tiffany, apa kau mau menonton pertandingan SM Senior High School lawan JYP Senior High School?" tanya Yesung.
Tiffany mengingat-ngingat. Ohya, Donghae pernah bercerita padanya, kalau nanti ada pertandingan besar antara SM dan JYP. Donghae terpilih menjadi kapten, mengalahkan sang defender andalan Yunho. 
Donghae bilang, Tiffany harus menonton pertandingan itu. Donghae janji menghadiahkan sebuah gol untuk Tiffany. Dengan syarat Tiffany harus datang.
 
Tiffany mengiyakan pertanyaan Yesung. Yesung bilang akan berangkat bersama Tiffany. 
Disaat yang bersamaan, Donghae melewati kelas bersama Yunho dan Heechul. Donghae mendengar percakapan Yesung dan Tiffany yang akan menonton bersama.
"Grrrrr," Donghae menggeram.
"Yak Donghae-ya, gwenchana?" tanya Yunho.
"Ani," jawab Donghae. "Kajja kita pergi dari sini."
 
*end of flashback*
 
"Donghae!" 
Aku menoleh. Tiffany. Gadis itu tampak berlari kearahku
"Apa kau sedang berlatih untuk pertandingan besok lusa?" tanya Tiffany ceria.
"Ne," jawabku.
"Aku yakin sekolah kita bisa menang!" seru Tiffany.
"You wish, Little Girl," kataku. 
"Yak! Jangan memanggilku Gadis Kecil! Aku sudah besar!" omel Tiffany sambil menekuk bibirnya. Aah, dia memang sangat lucu. 
"Karena kau kecil dan manis!" tukasku.
"Aku memang manis," cibirnya. "Donghae, berjanjilah padaku akan bersemangat bermain! Fighting!"
 
Aku tertawa mendengar ucapannya.
"Doakan saja ya."
"Aku nanti menonton! Aku janji!" katanya.
"Kau pergi bersama Yesung?"
"Ne!"
Aku mendengus.
"Kenapa? Kau tidak menyukai itu?" tanya Tiffany. "...Aah, kau pasti cemburu ya?! Ya?!"
"Aishh, jinjja! Mana mungkin?" kataku tak mau kalah.
"Kalau begitu," dia mencantelkan kelingkingnya di kelingkingku. "Berjanjilah kau akan menang."
"Apa ini?"
"Pinky swear!"
Aku tertawa dalam hati. Gadis ini.
 
"Baiklah baiklah!" ujarku.
"Kalau begitu, aku pulang dulu. Selamat berlatih! Paipai!"
Tiffany berbalik arah, berlari-lari kecil sambil bersenandung.
"Dasar anak kecil," batinku. 
 
#AuthorPOV
Sementara itu, dari lantai tiga, Jessica dan Hyoyeon menatap Tiffany dengki.
"Siapa dia? Mendekati Donghaeku?" Omel Jessica.
"Kita akan memberi pelajaran kepadanya. Lihat saja nanti," kata Hyoyeon.
 
#TiffanyPOV
Malamnya, aku mendapat pesan dari Donghae.
 
From: Fishy Donghae 
Hey anak kecil,sedang apa?:p
 
Aku tersenyum membaca pesan itu. Aah, Donghae.
 
To: Fishy Donghae
Membuat yel yel untuk menyemangatimu besok.
 
From: Fishy Donghae
Sialan. Jangan membuatku malu dilapangan nanti!
 
To: Fishy Donghae
Justru kau akan semangat dengan yel-yelku ini.
 
Aku menunggu balasan dari Donghae sambil tersenyum-senyum senang.
 
#DonghaePOV
To: Tiffany LittleGirl
Hey, sudah malam. Pukul segini anak kecil harusnya tidur.
 
From: Tiffany LittleGirl
Siapa yang anak kecil?! Umurku 17 tahun. 
 
To: Tiffany LittleGirl
17? 7 tahun kurasa:p
 
From: Tiffany LittleGirl
Huh, mengobrol denganmu memang membuang-buang waktu! 
 
Aku tertawa-tawa membaca pesan dari Tiffany. Aissh, gadis ini lucu sekali. 
Lalu, dia mengirimiku pesan lagi.
 
From: Tiffany LittleGirl
Bateraiku lowbatt... Padahal aku masih ingin ngobrol denganmu, Hae...
 
Senyumku mengembang membaca pesan dari Tiffany.
 
To: Tiffany LittleGirl
Aku juga.
 
From: Tiffany LittleGirl 
Sebaiknya kau istirahat untuk besok. Goodnight:) 
 
To: Tiffany LittleGirl
Goodnight too xx
 
Tiffany satu tahun lebih muda dariku. Mungkin sistem pembelajaran Amerika dan Korsel berbeda. Lagipula menurutku dia beda 10 tahun denganku, bukan 1 tahun. 
Aku melihat foto selcaku dengan Tiffany. Aku mencium foto itu penuh kasih sayang.
 
#TiffanyPOV
Aku membubuhkan blush on merah di pipiku. Kata eomma, blush on ini membuat pipiku terlihat tirus. Soalnya, kata Donghae, pipiku gembul. 
Aku memilih baju yang simpel tapi enak dilihat. Selesai berpakaian, aku melihat diriku dikaca... 
 
"Taraaaaa!" seruku. "Eomma, aku cantik tidak?"
"Tentu saja, anak eomma kan memang cantik," puji eomma.
Eomma senang karena aku menjadi 'perempuan' sekarang. Karena dulu untuk masalah dandan, aku sangat malas. Sekarang, aku sering memperhatikan penampilan.
 
Aku keluar dari kamar tidur eomma (eomma memiliki peralatan makeup yang lengkap) dan dipergoki Jinhyuk yang baru pulang kuliah.
"Aigoo..." decaknya, "adik kecilku sudah bisa dandan sekarang! Kau mau kemana?"
"Menonton pertandingan bersama Yesung," jawabku singkat.
"Yesung? Siapa lagi itu? Namjachingu barumu? Lalu Donghae?" tanya Jinhyuk bertubi-tubi. 
"Namjachingu? Aku tidak punya namjachingu, Hyuk oppa. Yesung dan aku hanya teman, begitupun Donghae. Sudahlah, Yesung sudah menungguku diluar. Oppa, I'm leaving!"
 
Yesung terpesona melihat penampilanku.
"Kau cantik sekali, Fany-ah," katanya. 
"Gomawo," balasku, pipiku sudah bersemu merah.
 
#DonghaePOV
Aku memasukkan sepatu pemberian mendiang aboeji alias jimatku ke dalam loker. 
Tiffany sudah datang belum ya?
Aku menengok ke tribun penonton. Mana Tiffany?
Lalu aku melihat sosok Yesung. Dia sedang menggandeng tangan seorang gadis. Siapa dia? Itu Tiffany.
"Aish!"gerutuku. Jangan menghancurkan moodku, tolong.
 
#TiffanyPOV
Pertandingan baru saja akan dimulai. Kedua kesebelasan keluar dan saling menyalami. Donghae dan Taecyeon sebagai kapten melempar koin untuk menentukan giliran. Donghae melakukan 'senyum childish'nya. Aku sangat suka senyum childish Donghae. Jika kau melihatnya, pasti kau menganggap Donghae anak yang manis. *hae emang manis tiffany>< #digebukinreaders*
 
Pertandingan berlangsung seru. Skornya sudah 2-1 untuk kesebelasan SM Senior High School. Di menit ke 22, Donghae mendapat assist dari Eunhyuk dan segera mencetak gol. Gadis-gadis berteriak, "DONGHAEEE!!!" terutama Jessica dan Hyoyeon. Di menit ke 53, Baekhyun mencetak sebuah gol dengan bantuan Kai. Baekhyun mengeluh kecewa karena tidak diteriaki seperti Donghae.-. Aku membayangkan jika Yunho mencetak gol, seperti apa reaksi gadis-gadis itu? Tak usah jauh-jauh, Taeyeon, sahabatku malah memperhatikan pertahanan yang dijaga oleh Yunho si defender. 
 
Aku dengan semangat berteriak seperti yang lain. Donghae, kau pasti bisa! 
 
Di menit ke 75, dengan skor masih 2-1, saat Donghae tak sengaja menyenggol Junho, Junho diving. Donghae minta maaf pada Junho, tapi dia diberi kartu kuning oleh wasit. Sungguh, Junho diving (pura-pura kesakitan)! Aku melihat bahwa kaki Donghae menyentuh Junho pelan. Dari tribun pendukung SM juga berteriak "DIVING!!" dengan semangat.
 
Kesebelasan JYP mendapat freekick. Entah sial atau apa, Taecyeon berhasil memasukkan bola ke dalam gawang. Skor sama, 2-2. 
Performa SM menurun. Donghae, masa kau menyerah begitu saja? Aku kesal dengan Donghae. Tiba-tiba, aku berteriak. 
"GO DONGHAE GO! LEE DONGHAE, FIGHTING!"
 
Semua mengikuti teriakanku. Donghae tersenyum senang. Semangatnya bangkit lagi. Di menit ke 85, dia gagal mencetak gol. 
Di injury time (waktu tambahan sehabis 90 mnt pertandingan) , Donghae menyundul bola... 
...Dan...
MASUK!!!
 
Sorak riuh dari tribun SM sangat ramai. Semua menggendong Donghae dan Baekhyun bergantian. Kesebelasan JYP mengucapkan selamat pada kesebelasan SM.
"Yesung, kita menang!" seruku. Yesung mengangguk, "ini semua berkatmu, Tiffany!"
Lalu aku merasa Yesung mencium pipiku.
Astaga... Yesung menciumku. 
 
#DonghaePOV
Aku sangat bahagia saat itu. Kawan-kawan masih sibuk berpelukan. 
Aku mencari-cari sosok Tiffany. Tadi, saat kami hampir kalah, dialah yang membangkitkan semangatku. 
 
"DONGHAE-AH, SARANGHAE!!!" Tiba-tiba Yunho memelukku dari belakang. Sahabatku yang berasal dari Mokpo sepertiku itu memang kadang gila. 
"Yak pabbo! Berat, tahu!" omelku.
"Thanks to yeojachingu mu Tiffany, membangkitkan semangat kapten kita ini!" jeritnya. "Itu Tiffany!"
"Mana?!"
Aku menoleh ke arah yang ditunjuk Yunho. 
Menyaksikan pemandangan yang menyedihkan buatku. 
Aish... Rasa cemburuku meluap.
 
Aku masuk ke dalam ruang ganti. Tiba-tiba, Jessica berdiri disana.
"Donghae!" panggilnya. "Omo... Kau sangat hebat!"
"Gomawo," jawabku dingin.
"Aku kagum padamu, Hae!" Tiba-tiba dia memelukku erat.
"Hey, lepaskan!"
Dia malah tambah erat memelukku.
 
#TiffanyPOV
Aku pergi ke ruang ganti untuk melihat Donghae. Aku mau melihat senyum gembiranya. 
Sesampainya diruang ganti, aku melongo melihat pemandangan di depanku.
 
"Ma... Maaf mengganggu," kataku sopan. Donghae terkejut, dia segera mendorong Jessica agar menjauh darinya. 
"Fany-ah!" Donghae menarik tanganku. "Lepaskan, Hae," kataku pelan. Airmataku mulai turun satu-satu. Astaga Tiffany, kenapa kau jadi cengeng sih?
 
Aku pergi meninggalkan Donghae.
"Yesung, bawa aku pulang," pintaku.
"Mwo? Kenapa harus sekarang?" tanya Yesung.
"Aku mau pulang sekarang... Please..." Kataku memohon.
"Baiklah."
 
#DonghaePOV
AISH!!! 
Hari ini adalah hari kemenangan, kenapa Tiffany terus mengganjal dipikiranku?!
Aku masih ingat saat dia berkata padaku, bahwa aku harus berjanji untuk menang. Pinky swear di hari itu. 
 
"Aaah!" Aku kesal sampai menendang bangku taman keras-keras. 
Tiba-tiba, aku melihat seorang gadis kecil yang duduk diayunan. Rambutnya halus, memiliki poni, matanya bulat, pipinya merah, sambil makan es krim stroberi. Tubuhnya mungil. 
 
Dia benar-benar mengingatkanku pada Tiffany. Definisi mereka sama-sama 2 kata, kecil dan manis. 
"Annyeonghaseo. Kau sendiri saja?" sapaku sok akrab pada gadis ini.
"Ne. Aku sedang menunggu aboejiku pulang kerja. Tapi dia tidak kunjung datang," jawab gadis itu polos. 
"Namamu siapa? Lee Donghae imnida."
"Park Seung Hye."
"Nama yang bagus."
"Kakak kenapa ada disini?"
"Aku sedang kesal."
"Kenapa kesal?"
"Gadis yang kusuka dicium oleh lelaki lain. Lalu dia melihat aku (tak sengaja) dipeluk oleh gadis lain."
"Siapakah gadis yang beruntung ditaksir namja setampan kakak?"
Aku tertawa. Seung Hye persis seperti Tiffany, kepolosannya lucu.
 
"Namanya Tiffany. Dia persis sepertimu. Kecil, lucu, manis, dan polos."
Seunghye menatapku, "pasti kakak sangat menyayangi dia."
"Aku tidak yakin siiih, tapi hari-hari bersamanya membuatku senang. Aku merasa kalau aku membutuhkannya."
"Apakah kalau aku besar aku juga mendapat namjachingu seperti kakak?"
"Hmm... Tergantung. Kau kan Tiffany Junior, siapa tahu kau mendapat Donghae Junior."
Seunghye tersenyum, memamerkan deretan gigi-gigi kecilnya.
 
"Ohya Kak, sudah sore. Aku harus pulang!" Seunghye pamit padaku. Aku mengangguk. 
Tiba-tiba, aku melihat sosok Tiffany berjalan kearahku. 
"Donghae oppaaaa!"
"Apa?! Kau memanggilku oppa?" Aku terkejut sekaligus senang.
 
"OPPA?! Aku memanggilmu oppa?!" 
Sialan! Ternyata itu Eunhyuk! Tiffany cuma halusinasiku.
"Ba...barusan?" tanyaku.
"Siapa oppa hah? Kau mau kupanggil Oppa? Donghae oppa, saranghae..." Eunhyuk meledekku. 
Sialan. Aku menonjok pelan lengan Eunhyuk.
 
#TiffanyPOV
Semalaman aku menangis di kamar. Eomma, Gaeun eomma, Jinhyuk, Joonsu, sampai appa mengetuk pintuku beberapa kali.
Akhirnya setelah tangisku reda, aku membuka pintu. Aku butuh eomma.
 
"Fany-ah, gwenchana?" tanya eomma khawatir. 
Aku menggeleng. Hanya memeluk eomma. 
"Badanmu panas, Tiffany," kata eomma sambil memegang dahiku. "Eomma buatkan bubur ya? Besok kau izin sekolah dulu."
Aku mengangguk lemah.
 
#AuthorPOV
Eomma mengukur panas putrinya dengan termometer. Tadinya, Gaeun eomma menawari Tiffany ke dokter. Eomma menolaknya. 
39 derajat.
 
Eomma mengompres Tiffany dengan air hangat. Tiffany sedang tidur.
"Donghae... Kajima... Kajima... Donghae..." 
Tiffany mengigau. Eomma tersentak mendengar igauan Tiffany. Donghae? 
"Ssst... Tiffany sayang... Tidur ya..." kata eomma. 
Tiffany kembali diam.
 
#DonghaePOV
Seharian belajar tanpa gadis itu disampingku benar-benar sepi. Tadinya banyak gadis yang mau duduk disebelahku, tapi aku menolak. 
 
Ketika pulang sekolah, seorang wanita yang familiar menghampiriku.
Oh... Itu eomma Tiffany.
"Donghae-ah!" panggilnya.
"Ne?" sahutku.
"Donghae," ujar Min Ji ahjumma, "putriku sedang demam. Dia memanggil namamu terus tadi malam. Aku mohon, kamu menjenguknya, supaya dia mau makan..."
 
Aku menimang-nimang tawaran Min Ji ahjumma. Akhirnya aku menerimanya supaya dia mau makan. Aku izin latihan bola hari ini. 
 
Sesampainya dirumahTiffany...
"Fany-ah, ini Donghae datang berkunjung," kata Min Ji ahjumma.
Aku duduk di samping kasur Tiffany.
"Fany-ah, gadis yang tak bisa diam sepertimu bisa sakit juga ya?"
Tiffany membuka matanya.
 
"Donghae?"
"Ya, ini aku," jawabku.
"Sedang apa kau disini?" tanya Tiffany. 
"Menjengukmu."
Tiffany tersenyum lemah, "gomawo."
"Baiklah, aku akan mengambil obat dan bubur untukmu."
"Kajima!" serunya.
"Sebentar saja, chagi..." kataku, mengucapkan "chagi" dengan nada pelan. Untung Tiffany tak mendengarnya.
 
Aku menyuapi Tiffany.
"Makan ya?" kataku. "Ayo duduk."
Tiffany menurut.
"Anak pintar," kataku lalu menyuapinya sesendok. 
"Donghae, selamat atas kemenanganmu kemarin."
"Itu semua karenamu."
"Aku kemarin seperti orang gila meneriakimu," katanya setengah tertawa.
Aku tersenyum. Tiffany kembali menjadi Tiffany yang ceria.
 
"Besok masuk sekolah ya? Aku lelah mengerjakan 100 soal matematika tanpa bantuanmu," tukasku. 
Tiffany mengangguk senang. Lalu membuka mulutnya, minta bubur lagi. Aku menyuapinya sesendok bubur.
"Aigoo, Tiffany kita ini makannya lahap sekali..."
"Aku lapar...," kata Tiffany lucu.
"Kalau begitu ayo makan yang banyak!"
Aku menyuapinya lagi. 
 
"Donghae, minum," pintanya.
"Jangan minum terus! Nanti kembung!"
"Ayolah... Tenggorokanku kering..."
"Daritadi kau sudah menghabiskan 4 gelas!"
"Minum...minum..."
"Baiklah, tapi ada syaratnya!"
"Apa?"
"Bilang 'Donghae oppa, aku mau minum."
 
Tiffany menolak mentah-mentah perintahku itu. 
"Ayo. Panggil aku oppa. Op-pa. Ayolah, lagipula kau 17 tahun dan aku 18 tahun."
"Baiklah, baiklah!" Tiffany menyerah. "Donghae oppa, aku mau minum."
"Anak pintar," aku memberinya segelas air. 
Selesai makan, Tiffany minum obat. Lalu tidur. 
"Istirahat ya, anak manis." Aku mematikan lampu kamarnya.
"Oppa! Kajima!" 
Aku menoleh. Senyumku mengembang.
Dia mau memanggilku oppa. 
 
-TBC-
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Hyorachoi #1
I Love HaeFany :*,,
nice ff!
nabilachrnns #2
annyeonghaseo. this is my first ff, don't be a silent readers plssss:)