-People cry, not because they’re weak. It’s because they’ve been strong for too long-

Tepat seminggu sudah aku bertengkar dengannya karena masalah makan siang waktu itu. Memang, hari itu aku sedang dalam kondisi tidak baik yang membuatku menjadi tak stabil dalam mengatur emosiku. Salahku yang seharusnya dapat menjaga emosiku, tapi juga salah dirinya yang selalu mempermainkanku seperti itu yang membuatku kesal setengah mati.

Aku kembali bangun dengan sebelah tempat tidurku kosong. Ya, hari ini lagi lagi ia berangkat sangat pagi sebelum aku bangun. Aku menghela nafas panjang penuh kekecewaan. Bagaimana bisa aku berdamai dengannya jika dirinya saja selalu menghindariku ?

Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan menuju kamar mandi. Sampai disana, dapat kulihat mataku yang masih sembab dan sisa-sisa air mata karena semalam. Hah, kembali lagi air mata ini bergulir ketika aku mengingatnya.

FLASHBACK

Ini sudah tengah malam dan dia masih belum pulang ? Apa hari ini ia lembur lagi seperti kemarin-kemarin? Aku sebetulnya lelah menunggunya sampai malam, tapi bagaimana pun juga aku adalah istrinya dan sepatutnya aku menunggunya pulang.

Krek

Aku pun menoleh ke arah suara dari pintu masuk rumah kami. Aku pun beranjak dari sofa dan menghampiri dirinya yang tengah membuka sepatunya.

“Kenapa kau pulang malam ?” tanyaku sedikit canggung karena semenjak pertengkaran itu kami jarang berbicara satu sama lain.

“Bukan urusanmu.” Jawabnya dingin sambil berjalan melewatiku.

DEG

Wangi ini.....

Bukankah ini wangi parfum wanita ?

Tapi mengapa bisa tercium darinya? Apa mungkin ia bertemu dengan seorang wanita?

“Oh, ayolah Young Mi! Pasti itu parfum dari rekan bisnisnya. Jangan berpikir negatif terlebih dahulu.” Kataku dalam hati meyakinkan diri.

Tap