ch 4

Confusion

 

“selamat sore, sunbaenim” anak berambut coklat itu menghampiri mereka dengan kedua temannya mengikuti di belakang. “ah, selamat sore” jawab laki-laki jangkung yang dipanggil sunbaenim itu – agak – ramah. “kami dari majalah ABC, ingin…meliput laki-laki keren di kota ini. Ku dengar sunbaenim – um, Chanyeol sunbaenim adalah jagoan basket. Apakah benar?” laki-laki jangkung itu – Chanyeol – mengangguk. Haneul yang sedari tadi bersamanya hanya mengerucutkan bibirnya. “kalian bersahabat, kah? Beberapa orang bilang, kalian selalu pulang bersama” kali ini anak laki-laki berambut hitam bertanya. Chanyeol menghela nafasnya pelan, “dengar ya, aku dan dia – Haneul, adalah sepasang kekasih! Bukan sahabat!”

Sontak, murid-murid itu terkejut. “sunbaenim homo!?” teriak salah satu dari mereka. Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya lalu pergi meninggalkan mereka.

 

 

“haneul-ah” panggil Chanyeol sambil menyikut lengan Haneul. “apaan sih?” balasnya malas. Hari ini memang sedang panas sekali, membuat mood Haneul sangat down. “hari minggu, ayo kita kencan!” seru Chanyeol sambil menyeruput minumannya. Haneul menatapnya bingung. “kencan?” Chanyeol hanya mengangguk.

“siapa yang akan berkencan?” ucap seseorang – Jieun – dari belakang. “mau tahu saja” balas Haneul sambil membenamkan wajahnya di meja. Jieun hanya melempar tatapan ‘dia kenapa?’ kepada Chanyeol yang di balas dengan angkatan bahu olehnya. “HAneul-ah, aku ke kelas dulu, ne?” Tanya Chanyeol. Haneul hanya mengangguk.

“kasian sekali dia” ucap Jieun sambil duduk di sebelah Haneul. “siapa?” Tanya Haneul malas. “Chanyeol. Kau seperti menolak ajakannya” Haneul menggeleng pelan, lalu mendongak. “aku punya rencana untuk Chanyeol hari minggu nanti. Jangan bilang-bilang” ancam Haneul. Jieun hanya tersenyum senang.

 

 

‘Jieun lagi-lagi memaksaku memakai dress lucu ini. Aduh, ini terlalu manis untukku.’ Pikir Haneul.

“Haneul!!” sapa seseorang dari kejauhan sambai melambaikan tangannya – ya siapa lagi kalau bukan Chanyeol. Tapi, tiba-tiba seseorang keluar dari belakang badan Chanyeol, membuat mata Haneul membesar sempurna. “k-kenapa Suho ada disini?”

“untuk hari ini dia ikut” ucap Chanyeol sambil menunjuk kearah Suho. “loh, kenapa?” Tanya Haneul. “setelah ikut kencan hari ini,dia bilang dia akan benar-benar melepaskanmu” balas Chanyeol. Haneul hanya mengangguk mengerti. “yah, tapi kalau Haneul malah memilihku setelah ini, jangan salahkan aku” kata Suho sambil terkekeh. “Yah! Bercandamu tidak lucu!” Chanyeol yg sedari tadi memegang botol minum kecil  memukul lengan Suho dengan benda itu.

 

=-=-=-=-=-

“Haneul, di depan ada anak tangga” seru Suho sambil menarik tangan Haneul pelan. “ah, tali sepatumu lepas. Sini biar aku benarkan” ucapnya sambil berjongkok di depan Haneul, tapi Haneul menghentikannya. “tidak usah, aku saja. Tolong pegangi tasku, ya” Suho hanya mengangguk. “dulu Suho juga sering mengingatkanku kalau tali sepatuku lepas” Suho lagi-lagi mengangguk. “ah, iya. Kamu sering berlarian, sih. Tidak sadar dan akhirnya sering terjatuh.” Ia tertawa pelan, mengingat muka Haneul yang dulu pernah ia lihat ketika terjatuh. “kamu sampai ingat sedetail itu” tawa Haneul sambil membersihkan bajunya. Suho tersenyum lebar, “soalnya… aku menyukai Haneul yang lincah seperti itu”. Haneul hanya terdiam sambil menatap Suho yang masih tersenyum.

 

-=-=-=-=

“lihatlah mereka, laki-lakinya keren, perempuannya cantik.”

“kya… mereka cocok sekali”

 

Chanyeol yang baru saja keluar dari kamar mandi, mengikuti kemana tatapan kedua perempuan tadi berbincang. Melihat itu, dengan segera Chanyeol mengahmpiri mereka. “Haneul, pergi, yuk” ajak Chanyeol sambil menarik pergelangan tangan Haneul. Sedangkan Haneul tersentak kaget – sejak kapan Chanyeol disini. “tapi, Suho masih di sana”. Chanyeol hanya mendengus kesal, “justru itu! Sekarang waktunya kita pergi! Tinggalkan saja Suho ,aku tak peduli!”

 

 

“kereta jalur 3 akan segera tiba…”

 

Mereka berdua masih terdiam. Tidak ada yang ingin berbicara atau membuat percakapan. Chanyeol – yang masih tetap tidak mau berbicara – menatap tas yang sedari tadi Haneul bawa. “’aku juga bisa bersikap layaknya seorang pacar’ pikir Chanyeol kesal. “sini, aku bawakan” ucap Chanyeol sambil meraih tas kertas milik Hanaeul. Dengan segera, Haneul merebutnya kembali. “ti-tidak usah Chanyeol-ah! Tidak berat kok~” ucap Haneul sambil tertawa gugup. Dia tidak mau sampai Chanyeol melihat isi tasnya. “sini, aku bawakan!” paksa Chanyeol. Dengan cepat, Haneul meraih tasnya dan mendekapnya. “maaf, Chanyeol…” Haneul masih mendekap tasnya, takut. Chanyeol tidak menyangka akan mendapat penolakan seperti ini. Dia  adalah pacar Haneul. Kenapa ia menolaknya seperti itu?

“Haneul.. jangan-jangan kamu masih.. menyukai Suho?” Tanya Chanyeol. Suaranya pahit. “kamu ngomong apa sih?!” bentak Haneul, tak menyangka Chanyeol akan bertanya seperti itu. “habisnya kalau dengan dia kamu terlihat lebih senang!!” balas Chanyeol. “kamu bisa manja padanya. Waktu di festival, juga pernah dipeluk olehnya. Dia tetap mendekatimu karena kamu memberinya harapan!” omel Chanyeol, tak peduli oleh tatapan yang diberikan oleh Haneul. “hentikan omelanmu! Seperti bukan laki-laki! “ balas Haneul membentak Chanyeol. “ya, kau juga tak seperti perempuan!” Chanyeol berkata sambil menghentakkan kakinya. “kok malah jadi aku!? Ya sudah, aku pulang sendiri saja!” sambil menggenggam tas nya Haneul pergi meninggalkan Chanyeol.”y-yah! Aku juga malas berduaan denganmu, tahu!” Haneul yang mendengar itu hanya mendengus, pacar macam apa dia. ‘tidak tahu perasaan! Padahal aku sudah susah-susah pakai rok. Lali seharusnya hari ini adalah hari istimewa! Tapi dia dengan gampangnya mengahancurkan rencanaku! Pabo!!’ omel Haneul dalam hati.

Tiba-tiba, dengan cepat seseorang menarik masuk tubuh Haneul ditarik masuk kedalam kereta. “sudah selesai dengan Cahnyeol-na?” bisik Suho dari belakang. “suho?!” pekik Haneul.

 

-=-=-=-=-=-=-

 

“haaaaah” sudah ke sepuluh kalinya Chanyeol menghela nafasnya panjang sambil menunggu kereta. “apa-apaan aku ini? Kenapa aku bicara seperti itu ke Haneul?”gumamnya. “menuduhnya masih menyukai Suho. Norak sekali” gumamnya lagi – sesekali melihat kea rah beberapa kereta yang berlewatan. ‘apa Haneul sudah naik kereta ya?’

Tiba-tiba matanya membulat, apa dia tidak salah liat? Haneul bersama Suho?

“hentikan kereta itu!!!” teriak Chanyeol sambil berlari mengejar kereta. “hentikan!!” teriakannya mengundang banyak pandangan aneh dari orang-orang, tapi ia tidak peduli. “kamu lah yang berhenti!” teriak petugas kereta sambil mengejar Chanyeol – yang akhirnya tertangkap. “sial” gerutu Chanyeol. ‘jangan remehkan anak klub basket, pak tua!’ pikir Chanyeol sambil melepaskan tangannya – paksa – dari genggaman petugas Kereta, laru berlari mengejar kereta lagi.

 

-=-=-=-=-

“kalian bertengkarnya heboh sekali, loh, tadi” ucap Suho sambil terkekeh pelan. “salahmu juga,” balas Haneul. “oh iya, Suho-ah, ku harap setelah ini jangan ganggu kami lagi, ya” pinta Haneul menatap kebawah. Suho hanya menghela nafasnya, “tidak mau” lalu memejamkan matanya sejenak. “soalnya aku menyukaimu. Apa kamu sudah tidak menyukaiku?” Tanya Suho, kail ini menatap kearah Haneul. “maaf. Karena bagiku, dialah yang terbaik” balas Haneul sambil tersenyum tipis menatap Suho – yang dibalas senyuman juga.

 

--taman--

“ummm…” tubuhnya menggeliat karena basah, tapi alas dibawahnya menyadarkannya kalau dia tidak berada di kamar. Saat membuka matanya, Hanul ada di sampingnya. “Haneul?” panggilnya. “ah, sudah bangun. Tadi kamu pingsan. Apa-apaan sih, mengejar kereta seperti itu” omel Haneul. Chanyeol hanya tersenyum tipis, lalu menutup matanya dengan telapak tangannya. “maaf kalau bicaraku agak keterlaluan,” ucapnya. “padahal aku yang mengajaknya kesini” gumamnya, tapi Haneul bisa mendengarnya. “aku hanya cemas, aku takut kalau kamu akan menyukai si Kim itu lagi. Makanya hari ini ingin ku tunjukkan, kalau aku lebih hebat darinya. Terus…aah! Omonganku norak lagi.” Ucap Chanyeol sambil berusaha menopang tubuhnya dengan sikunnya.  “memang, kamu norak” balas Haneul. Kalo ini Chanyeol benar-benar menutup wajahnya dengan kedua tangannya. “nih,” Haneul menyodorkan tas yang sedari tadi dia bawa.

“selamat ulang tahun” ucapnya sambil menunduk. “ini hadiah untukmu” kali ini Haneul mengangguk. “ulang tahunku!? Kok, kamu tahu?” seru Chanyeol. Haneul hanya mengangkat bahunya. Dengan cepat, Chanyeol membuka hadiahnya. “uwaaa.. kue tart” matanya membulat ketika ia melihat kue kesukaannya itu. “tapi aku tak menjamin rasanya, ya” ucap Haneul sambil menatao Chanyeol yang masih menatap kuenya dengan mata yang berbinar – dan wajah yang memerah. “aku membatnya sendiri. Aku melakukan semua ini, hanya untukmu. Jadi tidak ada yang perlu kamu cemaskan lagi, kan?” lanjutnya. Chanyeol – yang masih memerah – tersenyum senang.

“ah, Haneul. Boleh aku meminta satu hadiah lagi?” Tanya Chanyeol yang kini sudah duduk dengan sempurnah. “aa—tapi aku tidak membawa hadiah lagi” balas Haneul panik. Chanyeol hanya melihatnya lucu – kalau sedang panic begini, Haneul terlihat imut sekali – lalu menyuruh Haneul mendekat padahnya. Dengan ragu, Haneul mendekati Chanyeol yang dengan cepat mengecup bibirnya. “terimakasih” ucap Chanyeol sambil mengelus rambut Haneul lembut. Haneul hanya mengangguk pelan lalu menyenderkan kepalanya di bahu Chanyeol sambil tersenyum senang.

 

=end=

-__- 

endingnya and the whole story emang aneh & etc etc. terus ini ga di cek lagi jadi kalo typo ya maaf hehehehehe --v

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet