ch 3

Confusion

“haneul! Gawat!” panggil Jieun saat Haneul baru saja kembali dari kamar mandi. Hari ini hari senin, pelajaran olahraga dan dia baru saja berganti baju. “Chanyeol baru saja menantang Suho tanding basket” lanjut Jieun yang ngos-ngosan. Haneul terdiam sejenak, lalu membalas, “a-aku tak peduli”

“tapi yang gawat kejadian sesudahnya! Di tengah pertandingan, Suho pingsan lalu dibawa ke ruang kesehatan!” kalimat terakhir itu sukses membawa kaki Haneul ke arah ruang kesehatan.

-------

“kamu baru pindah, setidaknya jangan membuat khawatir banyak orang”

“maafkan aku”

‘syukurlah, dia sepertinya taka pa-apa’ batin Haneul dari balik kaca belakang ruang kesehatan. “Haneul?” panggil seseorang, dia kenal suara itu. “Chanyeol? Sedang apa?” Haneul mengangkat satu alisnya, lalu berbalik lagi kearah jendela. “aku hanya—“

 

“Suho-shi, 5 tahun yang lalu kamu baru menjalani operasi besar ya?” kali ini Haneul merapatkan diri ke dinding. Apa dia tidak salah dengar?

“oh, soal itu, aku sudah sembuh total.”

“kamu tinggal sendiri sekarang?”

“hmm… aku berjanji kalau operasinya berhasil, aku akan kembali ke sini. Haha… aku bersyukur operasi itu berhasil”

 

‘jadi……

Ah, masuk akal juga. Dia menjawab dingin saat kubilang aku menyukainya. Semua karena operasi itu.

Jadi perasaannya padaku itu…

benar?’

pikiran panjang Haneul teputus ketika ia mendengar Chanyeol berkata “Sudah kuputskan,” dilihatnya Chanyeol bangkit dari persembunyiannya. “aku.. menyerah akan dirimu”

----

“kau tidak apa-apa?” Haneul menoleh, oh, Suho. “aah, pasti kamu mendengar percakapan di ruang kesehatan, ya?” Tanya Suho, menoleh kearah lain. “ma-maaf. Aku tidak bermaksud menguping!” wajah Haneul memerah. Malu.

“sudah jelas aku melakukannya demi kamu. Tapi gara-gara itu, aku malah melukaimu” Suho tersenyum tipis. “maafkan aku telah membuat perasaanmu kacau, Haneul-ah”

“bukan! Aku yang salah… kalau saja aku lebih mengerti keadaanmu sat itu…” ucap Haneul. Matanya kini berair, siap untuk menangis. Tetapi tarikan pelan dari Suho menyadarkannya. Kini wajah keduanya berdekatan, dan entah darimana, muka Chanyeol tiba-tiba muncul dipikiran Haneul. “waaaaaaa!!” teriak Haneul sambil mendorong Suho untuk menjauhinya, lalu berlari ke kelas. “hm.. gagal. Yasudah kalau begitu” gumam Suho kecewa. Krek. Ah, apa itu? “punya Haneul?” tanyanya dalam hati, lalu memasukkannya kedalam kantong.

------

“Chanyeol!”

Pantulan pada bola basketnya ia hentikan, lalu menoleh ke sumber suara. “Haneul? Sejak kapan di situ?”

“a..anu, aku…” jawab Haneul gugup. “jadi tidak enak hati” gumamnya pelan sambil menundukkan kepalanya.

“yah! Haneul! Gara-gara kejadian itu… bukan berarti aku berhenti menjadi temanmu” ucap Chanyeol pelan. “jadi, kamu bersikap sewajarnya saja.” Haneul mengangguk pelan. “seperti biasa, memukul atau menendangku,” lanjutnya sambil terkekeh kecil. “atau, main basket bersamaku, misalknya” dia menganggukkan kepalanya pelan, tanda ia dengan senang hati mau menemani Haneul bermain basket. Hati Haneul berdebar kencang. Perasaan itu kembali lagi. “terimakasih” ucapnya pelan, masih menunduk. “hm, aku pergi dulu, ya” Chanyeol mengambil bola nya lalu hendak pergi sebelum ia merasakan tarikan di belakang jaketnya. “eh, ada apa? Kau mau main basket sekarang?” kekeh Chanyeol, gemas. “ti-tidak jadi. Maaf.” Haneul membungkukkan badannya lalu berlari menjauhi lapangan basket.

 

“jieun-ah!” seru Haneul saat memasuki kelas. Wajahnya kebingungan. “ada apa?” Jieun yang saat itu sedang membaca buku, menutup bukunya ketika melihat wajah sahabatnya itu. “kau lihat jepit yang ku bawa tadi pagi? Aku tidak menemukannya” Tanya Haneul sambil merogoh tasnya. “tidak, mungkin terjatuh” jawab Jieun. “aduh, padahal aku belum mengganti uang Chanyeol” gumam Haneul masih sibuk mencari. “jadi jepit rambut itu, dibelikan oleh Chanyeol? Kenapa kamu tidak bilang?! Waaah aku senang sekali!” seru Jieun sambil memeluk Haneul. “apakah kalian sudah berpacaran?” godanya. “yah! Apa-apan sih?” gerutu Haneul sebal.

--

“tadi Haneul mau apa, sih?” gumam Chanyeol sambil berjalan di lorong sekolah. “mungkin ia ingin bilang kalau dia lebih memilihku daripada kamu” bisik seseorang di belakang Chanyeol, membuatnya kaget. “aku tidak ingin bertemu denganmu” ucap Chanyeol tanpa menatap Suho. “yah.. aku juga tak ingin melihatmu.” Ucap Suho pelan. Chanyeol hanya mendengus pelan. “kau lihat Haneul? Aku ingin mengembalikan ini” Tanya Suho, menunjukkan jepit rambut dengan dot putih.

“eh, itukan pemberianku untuk  Haneul!” ucap Chanyeol kaget. “pantas saja. Aku sempat kaget kenapa Haneul mempunyai barang seperti ini” gumam Suho sambil memberikan pitanya kepada Chanyeol. “kau tidak tahu apa, dia cocok sekali memakai pita seperti ini!” balas Chanyeol.

------

“sedang apa Haneul-ah?” panggil seseorang.

“aku sedang mencari sesuatu” balasnya menoleh kearah jendela sambil menutupi bagian atas matanya – sejak tadi sudah turun hujan. “hujan loh, istirahat siang hamper selesai” ucap temannya. “iya, aku akan segera masuk” ucap Haneul sambil melambaikan tangannya lalu meneruskan perncariannya.

 

“hujan, masuklah kedalam”. Haneul mendongak ke atas. Chanyeol. “kamu mencari ini?” tanyanya. “wah, kok, ada di kamu?” seru Haneul sambil merebut jepit rambutnya dari tangan Chanyeol. “Suho menyimpannya. Katanya tadi terjatuh” ucap Chanyeol sambil membuka payung. Jaketnya kini sudah basah. “lagi pula, kamu sampai berusaha keras mencarinya seperti ini. Kalau hilang, biarkan saja. Aku pasti akan membelikan yang baru”

“tapi kalau aku menghilangkannya…” ucap Haneul. “aku merasa kenangan waktu itu akan menghilang” gumamnya pelan. Tapi Chanyeol mendengarnya. Muka Chanyeol mulai memerah. Perkataan tadi juga membuat dadanya berdetak lebih kencang. “aku mau bertanya,” Chanyeol menggenggam payungnya erat-erat. “apa kau, menyukaiku juga?”

Haneul terdiam, “aku…”

‘apakah perasaan yang aku rasakan adalah cinta?’

“jadi?” Tanya Chanyeol penasaran. Matahari sudah muncul lagi, dan kini membuat keringatnya bercucuran.

Haneul masih terdiam. Meyakinkan diri bahwa jawaban yang akan dikeluarkannya adalah sungguh-sungguh.

 

 

 

 

 

“aku juga menyukaimu"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet