9
Are You Afraid of Loneliness?
CHAPTER 9
Bi tertegun, ia masih tak percaya akan apa yang baru saja terjadi. Seumur hidupnya baru kali ini ada pria yang menciumnya. Inikah rasanya ciuman? Hangat dan empuk. Bibir Jiyong yang menekan miliknya ia rasakan sebagai sesuatu yang aneh. Siapapun yang melihatnya saat ini akan terlihat seperti seorang gadis yang linglung. Tanpa sadar ia meraih teleponnya.
“Baru saja aku makan malam dengan Jiyong.” Ia menelepon sahabatnya Zi.
“Wait, sekarang jam 11 malam. Kau makan apa?”
“Jam 7 tadi, kami ngobrol sampai 15 menit yang lalu ia mengantarku pulang.”
“So how is it?”
“Weird.”
“Oh, please. Bisakah kau bercerita dengan jelas. Apa terjadi sesuatu?” sahabatnya itu tak sabar dengan jawaban yang singkat begitu.
“Kita minum soju. Pulangnya aku memberi dia syal kupu-kupuku. Dan dia menciumku.”
“Eeeeeeeeeeee? Satu-satu. Syal kupu-kupumu yang tak mau kau berikan padaku itu. Tak adil. Dia menciummu? Apa yang aku lewatkan disini?”
Bi pun bercerita apa yang terjadi. Mulai dari ia mengajak Jiyong masuk apartemennya sampai ia dicium tadi—berciuman tadi. Karena terakhir ia ingat, ia membalas bibir pria itu.
“Wah, aku syok. Kau yang tak pernah disentuh pria manapun. Enak kan rasanya? Sudah kubilang dari dulu. Rasain kau, dicium seorang idola. Kita harus bertemu besok, tak enak bicara lewat telepon.”
“Terserah kau lah. Rasanya aneh ya.”
“Wow, apa ini berarti sesuatu? Jiyong ssi yang seorang idolapun akan bertekuk lutut pada kecantikanmu. Atau kau yang menggodanya?” goda Zi, tapi ia tahu temannya itu bukan seorang gadis gampangan.
“Terserah deh. Apa ini berarti sesuatu?jangan bertanya sesuatu yang rumit, aku tak mengerti.”
“Tentu, naive girl. Aku tak akan heran kau akan jatuh cinta padanya setelah apa yang terjadi. ingat, dia itu bukan hanya seorang pria. Dia itu Gdragon. Prepare yourself. Tapi aku akan menganggapnya bodoh jika ia tak mau denganmu.”
“Aku merasa lapar lagi. Bye.” Ia menutup teleponnya.
Menurut Bi, sahabatnya itu sangat berpengalaman dengan pria. Dia pernah beberapa kali pacaran.walau tak pernah berlangsung lama, itu membuatnya cukup tahu tentang watak-watak pria. Sebelumnya ia tak pernah membahas tentang hal seperti ini dengan temannya itu. Ia hanya merasa hari ini berlangsung lama, dan ia sangat lelah. Segera ia terlelap di sofa tanpa mengganti baju atau naik ke kamar tidurnya.
***
Apr,28 2011.
SPalBB.
Comments