SM Music Audition for New Girlband (1)

Super Generation (This Girlband, not Couple) *bow*

 

Author POV

Gangbuk, Seoul

21 September 2009

15.45 KST

Hye Ra berjalan dengan langkah gontai di trotoar jalan. Wajahnya merunduk dengan sedih. Tangannya ia masukkan ke kantung jacket merah yang ia kenakan. Rambutnya di urai dan terlihat berantakan. Beberapa kali ia menghela napas panjang, seperti orang yang putus asa.

“Ah! Andai saja saat audisi kemarin suaraku tidak serak! Pasti aku sudah trainee dan debut! Ah! Itu kesempatan emas!” Keluhnya dengan wajah kecewa. Hye Ra menggaruk garuk rambutnya kasar, “Aku bisa jadi artis di YG atau JYP, tapi… ah! Susah sekali mendapatkan kesempatan itu!” Serunya. “Ini sudah kali ketiganya aku ditolak untuk jadi bagian dari managemen mereka, bukan karena kemampuanku yang kurang tapi cuma karena hal hal spele seperti aku sedang sakit atau suaraku yang serak!” Hye Ra memaki maki dirinya sendiri, kesal mendominasi perasaan Hye Ra.

Langkah Hye Ra lalu terhenti dan pandangannya fokus ke satu arah. Ya, sebuah brosur berwarna biru ke kuningan yang tertempel di pohon trembesi pinggir jalan itu berhasil menarik perhatiannya. Ia lalu menarik brosur itu dan membacanya.

“SM Music Audition! Mencari sosok paling bertalenta dan menarik untuk didebutkan! Jika berminat silahkan hubungi 971108251.” Bacanya. Seketika mata Hye Ra berbinar binar. Ia menggenggam tangannya penuh semangat.

“Akan aku ikuti audisi ini untuk menunjukkan bakatku menjadi seorang penyanyi besar. Lihat saja!” Ujarnya pada diri sendiri dengan senyum penuh arti.

***

Gangnam, Seoul

29 September 2009

09.23 KST

“Choi Yoo Ra!” “Kau cantik sekali!” “Aigoo! Aku tak percaya bisa bertemu dengan artis besar sepertimu!”

Semua imajinasi tentang ‘menjadi artis besar’ itu melayang layang di pikiran Yoo Ra. Ia meleokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Yoo Ra masih bermimpi. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa ada yang memperhatikannya.

PLUKK!

Penghapus papan tulis melayang tepat mengenai kepalanya. “Appo!” Seru Yoo Ra sembali mengelus kepalanya yang terasa nyeri.

“Choi Yoo Ra!” Teriak guru Yoo Ra. Yoo Ra menoleh dan menggigit bibir bawahnya, merasa panik dan khawatir akan dimarahi oleh gurunya itu. “Kenapa melamun terus? Apa yang kau pikirkan? Hah?!” Tanyanya galak.

“Eng… eng… bukan apa apa, bu.” Yoo Ra menjawab takut takut. Ia merunduk, tidak berani menatap mata gurunya yang menyala nyala karena marah.

“Karena kau sudah melamun di pelajaran saya, maka akan saya berikan hukuman. Sekarang, cepat keluar dan bersihkan halaman belakang!” Perintah guru Yoo Ra.

Yoo Ra merunduk dan menjawab takut takut, “Iya, bu.” Ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi ke halaman belakang.

“Hah… andai saja aku tidak melamun tadi, pasti aku tidak akan kena hukuman seperti ini.” Keluhnya. Yoo Ra menyapu halaman belakang yang penuh dengan sampah plastik dan kertas yang berserakan. Dikumpulkannya sampah sampah itu di sebuah tempat lalu dibuangnya sampah sampah itu ke tempat sampah.

“Ng?” Gumamnya ketika ia menemukan sebuah brosur berwarna kuning kehijauan. Matanya lalu membaca semua tulisan itu dari atas hingga bawah.

“SM Music Audition?” Tanyanya pada diri sendiri. “Ini bagus! Aku akan ikut audisi ini dan akan aku tunjukkan bahwa aku bisa menjadi seorang superstar!” Serunya sambil tersenyum dengan penuh percaya diri.

***

Seongbuk, Seoul

01 Oktober 2009

13.48 KST

“Do… si… fa… re… do… fis.” Hye Ri menggumam sembari mengajari seorang murid junior bermain piano. “Tekan jarimu di akord C Minor, ya seperti itu.” Ujarnya sabar sembari melatih murid junior di sekolahnya.

Pelajaran ekskul di sekolah Hye Ri lalu selesai setengah jam kemudian. Sebagai murid senior dan yang paling piawai bermain piano, Hye Ri memang patut diancungi jempol. Ia selalu menjadi andalan guru gurunya di sekolahnya itu.

“Hye Ri.” Panggil salah satu instruktur ekskul musik di sekolahnya itu. Hye Ri menoleh, “Hmm? Wae eonni?” Tanyanya. Instruktur itu tersenyum, ia lalu menyodorkan sebuah brosur.

Hye Ri membacanya dengan seksama, “SM Music Audition?” Tanyanya sambil mengerutkan keningnya ragu. “Eonni mau aku mengikuti audisi musik SM?” Tanyanya lagi.

Instruktur musiknya lalu mengangguk, “Ne, aku lihat kau memiliki potensi untuk menjadi seorang penyanyi terkenal. Disamping suaramu merdu, kau bisa nge-rapp dan bermain piano. Itu adalah talenta yang tidak boleh disia siakan. Seluruh Korea harus tau tentang bakatmu itu.” Katanya.

Hye Ri membalas perkataan instrukturnya itu dengan tersenyum, “Baiklah. Aku akan ikut sesuati permintaan eonni, tapi bagaimana jika tidak lolos?” Tanyanya dengan kerut wajah khawatir.

“Jangan pikirkan lolos atau tidaknya, jangan pikirkan menang kalahnya. Itu nomor ke-100 yang harus kau pikirkan. Yang sekarang yang harus kau pikirkan adalah penampilanmu nanti, kau harus tampil maksimal untuk memukau para juri.” Jelas Instruktur musik Hye Ri.

Hye Ri tersenyum semangat. Ia memang agak ragu dalam mengikuti audisi musik itu, tapi ia tahu ia pasti bisa.

***

Eunpyeong, Seoul

03 Oktober 2009

15.12 KST

“DONGHAE!!!!” Teriak Hyo Rin didepan TV Kamarnya. Ia sedang menyaksikan idolanya, Donghae Super Junior, sedang bernyanyi lagu Sorry Sorry di salah satu acara Televisi. Hyo Rin melihatnya dengan penuh sukacita.

Acara lalu berganti dengan acara iklan. Hyo Rin lalu mendengus, “Aish… kenapa harus iklan di saat acara seseru itu sih?” Keluhnya. Ia lalu menunggu iklan itu selesai dengan sabar.

“Kabar Gembira untuk kalian semua yang tertarik untuk menjadi penyanyi!” Suara Iklan itu menggema. “SM Entertainment, salah satu management terbesar di Korea membuka audisi untuk para yeoja yang memiliki talenta bermusik yang menarik. Segera daftarkan diri anda sekarang dan jadilah seorang superstar!”

Hyo Rin melihat iklan itu dengan seksama. Mulutnya menganga, “SM Entertainment? Audisi musik?” Tanyanya pada diri sendiri. Ia merasa tak percaya akan iklan tersebut. Dirinya seakan terpanggil untuk mengikuti acara audisi itu.

“WAA!!! DONGHAE!” Teriaknya histeris ketika ia ingat bahwa Donghae juga bernaung di SM Entertainment. “Aku bisa bertemu dengan Donghae jika aku ikut audisi ini. Siapa tahu saja aku bisa lolos dan debut sebagai artis, lalu bisa dekat dengan Donghae dan bisa…” Kalimatnya terhenti seketika.

“…bisa berpacaran dengannya.” Bisiknya pada diri sendiri.

“WAA!” Ia kembali berteriak histeris. “Aku harus ikut audisi ini.” Tekad Hyo Rin.

***

Seodaemun, Seoul

04 Oktober 2009

20.00 KST

Kya Ra mendesah kesal, “Apa eomma dan appa yakin?” Tanyanya. ia melipat kakinya manis diatas kursi sofa. Orang tuanya duduk dihadapannya, melihatnya dengan tatapan tajam, membuat Kya Ra sedikit kaku.

“Ne, untuk memperdekat kau dengan Siwon jadi kau harus ikut audisi itu, lagi pula kau juga bisa menjadi seorang superstar.” Ujar eomma Kya Ra. “Kau harus mau, ini sudah menjadi keputusan tetap keluarga kita dan keluarga Siwon.” Lanjutnya.

“Lagipula, kau bisa jadi terkenal dan menjadi superstar kan.” Timpal appa Kya Ra. “Kau bisa menyanyi diatas panggung, menari sesuka hatimu dan mendengar teriakan teriakan dari fans setiamu. Itu bisa kau lakukan setiap hari bahkan setiap saat. Jadi, jika kau mengikuti audisi ini, kau memiliki dua keuntungan yaitu bisa dekat dengan Siwon dan bisa menjadi seorang penyanyi besar.” Bujuk appanya.

Kya Ra menghela napas panjang, masih merasa ragu akan keputusannya untuk ikut perkataan orang tuanya. Ini bukan jalan impian hidupnya, bukan sama sekali bukan. Tapi, jika Tuhan sudah berkata, apa boleh buat.

“Tapi, aku tidak su…” “Jangan banyak membantah! Kau harus ikut audisi itu!” Potong eommanya.

Dan akhirnya, mau tak mau, Kya Ra pun mengikuti audisi musik itu.

***

Seodaemun, Seoul

04 Oktober 2009

10.14 KST

Hyun Na berjalan di koridor sekolahnya. Hari ini adalah jam istirahat, ia duduk di bangku lorong sekolahnya sembari membuka buka buku untuk dibaca. Berkali kali ia menghela napas panjang karena belum bisa mengerjakan soal ulangan biologi yang begitu sulit.

“SM membuka audisi musik, lho!” “Eh, beneran?” “Iya, pencarian girlband baru, wah… aku penasaran, kira kira Kim Oh Yoo apa dia akan mengikutinya? Dia kan dari dulu bermimpi jadi superstar.” “Mungkin iya, aku yakin dia diterima, suaranya bagus, lagipula ia juga multitalenta.”

Semua percakapan itu rupanya mampir sampai ke telinga Hyun Na, ia mendengarkan dengan seksama. Kim Oh Yoo adalah musuh bebuyutan Hyun Na sejak kelas dua SMP. Mereka sama sama memiliki talenta dan bakat musik yang menarik. Semua guru gurunya memuji mereka, hal itu membuat persaingan tumbuh diantara mereka.

“Taruhan, jika Jung Hyun Na dan Kim Oh Yoo ikut, kira kira siapa yang menang?”

Pertanyaan itu membuat hati Hyun Na menjadi panas. Ia menggebrak kursi lalu berdiri, “Heh! Bicara apa kalian? Kalian mau menjadikanku barang taruhan?” Tanyanya kepada yeoja yeoja itu.

“Kami cuma bercanda, kenapa kau anggap betulan? Lagipula, kami kan hanya ingin tahu saja, jika kalian berdua ikut audisi itu siapa kira kira yang akan menang.” Kata salah satunya.

Hyun Na mendengus, “Jika memang itu yang kalian mau, baiklah aku akan ikut audisi itu dan kupastikan aku akan menang!” Serunya berapi api. “Permisi.” Hyun Na lalu pergi meninggalkan yeoja yeoja penggosip itu.

***

Jungnang, Seoul

04 Oktober 2009

16.48 KST

Hye Na mendengus kesal menatap dua orang namja yang ada didepannya. Ya, satunya adalah kakak Hye Na, Yoon Sang Yoo dan satunya lagi adalah sahabat kakak Hye Na sejak kecil, Cho Kyuhyun. Mereka menatap Hye Na tajam diseberang meja persegi panjang.

“Kau pasti sudah tidak kuat lagi kan?” Tanya Sang Yoo sambil memfokuskan tatapannya kearah Hye Na. “Hentikan saja, dan akui kekalahanmu.” Timpal Kyuhyun. Ya, mereka sedang berlomba menatap, Hye Na ditantang untuk menatap Kyuhyun dan Sang Yoo dalam waktu beberapa jam.

Meski sudah berusaha, akhirnya Hye Na kalah juga. Ia mendengus ketika melihat tawa penuh kemenangan kedua namja di depannya itu.

“Nah, karena kau kalah, jadi kau harus ikuti audisi ini!” Seru Kyuhyun menyodorkan brosur tentang SM Music Audition. “Kau harus berjuang, siapa tahu saja kau bisa menjadi superstar. Lagipula, eomma dan appa juga mendukung.” Timpal Sang Yoo.

“Ya, ya, terserah. Tapi, nanti jika aku menang, kau…!” Hye Na menunjuk tepat ke wajah Kyuhyun, “Aku tidak mau memanggilmu dengan embel embel oppa lagi, tidak cocok.” Katanya.

Kyuhyun tersenyum evil, “Silahkan. Tapi, jika kau kalah…” Ia berdeham sebentar. “Kau ikuti perintahku selama satu bulan.” Katanya.

Hye Na tersenyum penuh arti, “Siapa takut.” Ujarnya. Mereka berdua lalu bersaliman di depan Sang Yoo sebagai saksinya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
fishy1503 #1
Chapter 1: update soon... ^^ tapi buat yang lain yah author.. hehhe XP castnya
amusuk
#2
Chapter 1: meski deskripsi sama semua
stylenya, tp gapapalah yg penting
jelas karakternya. Meski rada
aneh pas Yoora bilang 'sikapku
sangat dewasa'.
Wkwkwk... Hye Na = Hyena XDD
namax jelas banget, ha ha ha
amusuk
#3
Chapter 1: wahaha, imajinasimu hebat kali!
woo4ever
#4
Chapter 1: wah kyaknya seru nih.... update soon ya :)