Camera Recorder

Besties

 

 

"Is he seriously trying to take a pic when you both—" seseorang itu tak melanjutkan kata-katanya, ia hanya melotot tak percaya dengan apa yang dikatakan temannya itu.

Si yang ditanya hanya mengangguk lesu dan menjelaskan lagi

"Tapi gak jadi sih, soalnya keburu aku lempar ponselnya. Terus dianya minta maaf soalnya gak niat kayak gitu katanya"

 

"Halah ntut" ledeknya.

 

"Harusnya lu biarin dia dulu, biar kalo beneran dia ngambil gambar kalian lagi hohohihe lu lebih leluasa marah-marahnya" temannya yang lain memberikan saran yang agak nyeleneh.

 

Tiga pasang mata itu menatap yang barusan bicara, mereka seolah tidak percaya si pendiam ini memberikan saran yang seperti itu.

"Anj— mana bisa gitu lah" 

 

Sedang yang diberi saran nampaknya tak bisa lagi menahan tangisnya

setetes...

dua tetes...

*huaaaaaaa 

tangisnya pecah, keempat sekawan itu lantas berpelukan.

 

"Maaf maaf gak usah dianggap saran gue mah"

"Udah sih aing bingung ini mesti ngapain buat nenangin anak orang"

"Sabar pasti ada jalan keluarnya kok"

Ketiga temannya, bergantian mengucapkan kata-kata yang sekiranya bisa menenangkan tangisannya.

 

"Putusin aja sih" salah satu dari keempat manusia yang sedang berpelukan tadi memberi saran.

Satu per satu mereka melepaskan pelukan dari gadis yang menangis tadi.

 

"Iya sih kata gue juga" timpal yang lainnya lagi.

"Gak semudah itu ege" si yang menangis menjawab sambil mengelap ingus dan airmatanya,

"Gue udah males nyari-nyari. Lagian dia tuh udah bucin banget, kasian juga sih" tambahnya.

"Yah, ribet dah kalo urusannya udah sama kasian mah"

 

Kini mereka berempat hanya terdiam, dua orang yang duduk dibawah telah membalikkan badannya sehingga punggungnya berada diantara kaki temannya yang duduk di bangku taman.

Si yang barusan menangis kini menyandarkan kepalanya pada pundak teman disampingnya. Ia memejamkam mata menikmati semilir angin. Taman nampak tak terlalu ramai sore itu. Hanya mereka berempat dan beberapa orang yang sedang jogging berkeliling taman.

Suara-suara kendaraan juga terdengar dari jalan yang agak jauh dari taman. Semburat oranye mulai terlihat dari barat. Lampu-lampu taman mulai nampak karena cahaya dari matahari yang perlahan menghilang.

Si yang bersandar membuang nafas kasar menyita perhatian dari yang disampingnya, tangan yang disampingnya mulai beralih memainkan jemarinya. Si yang bersandar tersenyum. Pipinya merona.

Sedang dua mahluk yang tadinya duduk lesehan entah sejak kapan berada agak jauh dari mereka, mereka berganti-gantian saling mengambil foto. Dua yang berada di bangku pun tak luput dari jepretan kamera mereka. Mereka yang sadar sedang menjadi objek kamera dari dua orang disana lamtas melambaikan tangan, pun dengan yang lain.

 

 

"Kuharap aku bisa selamanya bersama mereka seperti ini Tuhan" lagi-lagi dengan serempak hati mereka berucap.

 

 

 

FIN.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet