Chapter 4

Hey

Meraka tiba di restoran bintang 5 yang sudah di pesan Jessica. Hal itu sedikit berlebihan buat Wendy, tapi pemadangan malam itu cukup membuat Wendy takjub dan merasa sedikit nyaman. Ia dan Jessica memesan makanan yang cukup familiar bagi Wendy karena ia sering mendampingi kakaknya untuk bertemu beberapa klien.

“Yang tadi itu kakakmu Wen?”

“iya, namanya Yuri, kak.” Jessica mengangguk faham dan meminta Wendy untuk memakan makanannya. Mereka berdua ngobrol dengan santai, dan Jessica senang malam ini bisa ia habiskan dengan Wendy. Seseorang yang mempunyai pandangan yang luas menurut Jessica, sangat cocok untuk ia jadikan seorang teman bicara.

“Wen, kalau nanti aku ajakin keluar lagi kamu mau?” Wendy mengangguk sambil tersenyum. Keduanya jalan menuju ke depan pintu Wendy.

“Makasih ya buat malam ini.” Tanpa ragu Jessica mencium pipi Wendy yang membuat gadis itu tersipu malu. Sementara itu Jessica tersenyum melihat reaksi Wendy yang terlihat sangat lucu baginya.

“Bye Wendy.” Wendy hanya melambaikan tangan dan masih tidak percaya kalau ia mendapatkan sebuah kecupan di pipinya, Ia membuka pintu rumahnya dan menyandarka tubuhnya.

“Earth to Wendy.” Ujar Yuri yang melihat adiknya yang berdiri sambil melamun.

“Kak Jessica mencium pipiku.”

“Apa??” Yuri menyemburkan coklat susu yang ia minum.

“Yaa… kakak ini kenapa sih, tuh kan baju aku kenak coklat.”

“Maaf.. maaf,”

“Ya udah masuk sana, selamat mimpi buruk.”

“Hah, harusnya mimpi indah. Kakak cemburu ya, kalau aku mendapatkan kecupan dari gadis y seperti kak Jessica.”

“Yaaa, kau ini.” Wendy langsung berlari ke kamarnya dan segera menutup pintu.

Wendy masuk ke ruang kelas seperti biasa dan ia mendapatkan sebatang coklat dan sebuah bunga di atas mejanya.

“Dari siapa Wen?”

“Ngak tau nih, ngak ada nama pengirimnya.”

“Coba sini aku lihat.” Terdapat inisial J di tangkai bunga itu.

“ada inisial J, apa dari Jessica?” ujar Seulgi sambil masih memperhatikan Bungan mawar putih itu.

“Kamu mau coklatnya,”

“Kita bagi dua.” Wendy membagi coklat itu untuk Seulgi yang tersenyum ke arahnya. Ia bersyukur memiliki teman seperti Seulgi, meskipun mereka tidak sangat dekat, tetapi Seulgi akan melindungi Wendy begitupun sebaliknya.

“Wendy, jangan lupa ya janji kita nanti malam” Lisa mengingatkan Wendy.

“Ya, aku akan datang.” Wendy tersenyum pada Lisa dan melanjutkan makannya.

“Bagaiaman kencanmu dengan kak Jessica.” Wendy sedikit malu ketika Seulgi menanyakan itu.

“Sebenarnya aku hanya sekedar makan malam dengan kak Jessica, tapi kamu tau ngak dia kecup pipi aku.”

“Yang benar?”

“Iya, kakak ku aja sampai iri waktu aku ceritain.”

“Ya pasti iri lah Wen, apalagi ini Jessica Jung, the It girl di sekolah kita. Kamu yakin ngak ada paparazzi yang ikutin kamu kan?”

“Emangnya aku sepopuler itu?”

“Bukan kamu, tapi kak Jessica, secara diakan model Wendy, kamu ngak tau?” Wendy menggeleng pelan.

“Hah, ini pasti efek ngejar Irene terus sampai-sampai ngak tahu sekelilingnya.” Wendy hanya tersenyum.

Wendy mempercepat larinya ke toilet karena ia sudah tidak tahan lagi, ia segera membuka pintu toilet dan melakukan apa yang harus ia lakukan. Ketika ia hendak mencuci tangannya ia bertemu dengan Irene yang juga ada di toilet.

“Bagaiaman rasa nya dikecup kak Jessica?” Wendy terdiam, bagaimana Irene bisa tahu, ia mengatakan hal itu hanya pada Yuri dan Seulgi.

“Begini rasanya,” Wendy mengecup pipi Irene tanpa aba-aba. Irene yang awal diam segera mengejar Wendy yang keluar dari toilet.

“Yaa Son Wendy,” Wendy hanya tertawa melihat Irene yang terus mengejarnya dengan tatapan kesal. Namun ia aman karena segera masuk ke dalam kelas dan di sana masih ada guru Kim yang duduk di mejanya. Irene menghentakkan kakinya dan dengan wajah yang marah ia masuk ke kelasnya. 

“Mati aku!!” Wendy berlari ke gerbang sekolah ketika matanya mendarat di mata Irene, Irene kembali mengejar Wendy. Dan tanpa sadar Wendy langsung lari menyebrang jalan dan tertabrak oleh mobil yang ia kenal.

“Wendy!!!” Irene segera menyusul Wendy untuk meyakinkan dirinya kalau tidak terjadi sesuatu pada Wendy. Yuri pun langsung ke luar mengecek adiknya.

“Kau baik-baik saja?” Wendy mengangguk sambil meringis sedikit kesakitan karean kakinya yang lecet dan pinggangnya yang sedikit sakit karena terbentur aspal.

“Maaf ini salah saya yang mengejar Wendy, saya akan membawa teman saya.”

“Tidak apa-apa, Wendy akan pulang bersamaku.. Irene?” Yuri melihat nama di seragam Irene.

“Tapi anda siapanya Wendy?”

“Oh, aku Son Yuri, kakak perempuan Wendy.”

“Aku Irene, teman sekolah Wendy.”

“Aku tidak tahu kalau Wendy mempunyai teman selain Seulgi?” Yuri melirik ke arah Wendy yang berusaha untuk bangun dibantu oleh supir Jung.

“Dan sepertinya kali cukup dekat sampai lari-larian segala.”

“Wendy menjahili ku.”

“Yaa, Son Wendy, minta maaf.”

“Maaf Irene,”

“Ya, aku maafkan,”

“Kalau begitu, kami permisi Irene.”

“Ah, ya miss Son.”

Sementara itu di dalam mobil.

“Kaki dan tangan mu terluka, kau masih bisa tersenyum sepetinya kalian memiliki hubungan special.”

“Aku tak percaya kak, aku mengecup pipi Irene.” Ujar Wendy sambil tertawa.

“Aku mendekatinya selama hampir 1 tahun penuh dan akhirnya aku bisa mengecup pipinya,” Wedny segera memeluk Yuri dengan erat ia sangat senang hari ini, untuk pertama kalinya Irene menghawatirkan dirinya.

“Dasar anak aneh.” Yuri masih memeluk adiknya dengan erat.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hai.. semoga ngak bosan baca cerita aku yang mungkin banyak kemiripan dan singkat.
Aku nyelesaian cerita ini seharian mumpung libur.
Mungkin akan ada beberapa epilog dari cerita ini, tapi ngak hari ini, hehehe
I hope you guys enjoy the story

Comments

You must be logged in to comment
Nazrif
#1
Chapter 1: Waawww that's reall2 cool, beautifull, and sweet i verry like this every your story always amazing thank you so much for share and write many story about wenrene fighting i hope we can see you in another story that you make 😍😍👏👏💖💙🙏🙏💪💪🔥🔥😄😄😊😊🥳👌