“Hai Irene,” Irene memutar matanya, ia sudah bosan dengan Wendy yang selalu saja mengganggu ketenangan paginya. Menurut Irene Wendy sangat menyebalkan, namun menurut Wendy, Irene adalah gaadis yang ia sukai dari awal ia bertemu dengan Irene, waktu mereka berada di kelas 1 sekolah menengah atas. Wendy mencari tahu apa kesukaan Irene dari teman dekat Irene Park Sooyoung, dan setelah itu ia akan memberikan Irene hadiah pada Irene berdasarkan saran dari Sooyoung. Sudah satu tahun Wendy melakukan pendekatan pada Irene, namun sampai saat ini tidak ada tanda jika Irene mau membuka hatinya untuk Wendy. Namun Wendy sama sekali tidak menyerah karena ia tahu, usaha tidak akan menghianati hasil.

“Mau aku antar pulang, aku bawa sepeda.” Ujar Wendy yang sudah menunggu Irene di depan gerbang.

“Aku bersama Sooyoung.” Jawab Irene cuek.

“Baiklah, sampai jumpa besok Irene.” Wendy mengayuh sepedanya kurang bersemangat karena ia kecewa dengan penolakan Irene lagi.

“Non Irene ada teman anda di bawah, apa saya minta dia menemui anda di kamar?” Irene yang sedikit tidak enak badan hanya mengangguk.

“Hai Irene,”

“Kenapa kau bisa ada di sini?”

“Kau tidak masuk sekolah, aku menanyakan alamat mu pada Sooyoung dan aku bawakan ini untukmu.” Wendy menaruh buah-buahan yang ia beli saat perjalanan ke rumah Irene.

“Terima kasih,” lama Wendy berdiri, ia tidak bicara karena Irene langsung membelakangi Wendy dan memeluk guling kesayangannya. Sadar Wendy masih berdiri, Irene meminta Wendy untuk pulang karena ia masih merasa tidak enak badan dan tidak ingin ada yang mengganggunya. Wendy membungkukukkan badannya dan segera keluar dari kamar itu. Wendy menyeka air matanya sepanjang jalan pulang.

“Apa Irene begitu membenciku?, apa kah aku harus menyerah, karena sepertinya Irene sama sekali tidak nyaman setiap aku ada di dekatnya.” Wendy merebahkan tubuhnya dan langsung tertidur.

“Sepertinya kau tidak bersemangat hari ini?” Seulgi duduk di samping Wendy yang meletakkan kepalanya di atas meja. Ia sama sekali tidak ingin bicara saat ini, entah kenapa.

“Wendy,” suara itu membuat Wendy menegakkan tubuhnya dan melihat Irene yang sudah berada di hadapannya saat ini. Seulgi yang ada di samping Wendy juga terkejut karena ada Sooyoung bersama Irene.

“Ini.” Irene menyerahkan buku Wendy yang kemaren ia bawa dan ia letakkan di samping buah-buahan yang diberi Wendy untuk Irene.

“Terima kasih,” Irene tersenyum pada Wendy, dan itu untuk yang pertama kalinya. Ia tak banyak bicara langsung pergi dari kelas Wendy, senyuman itu membuat Wendy kembali bersemangat. Seulgi yang melihat reaksi Wendy hanya bisa menggelengkan kepala.

“Irene..” teriak Wendy berlari ke arah gadis itu sambil tersenyum senang. Sementara Irene hanya tersenyum terpaksa pada Wendy.

“Nanti kalau jatuh cinta awas ya.” Ujar Sooyoung yang melihat reaksi Irene.

“Tidak akan.”

“Lihat saja nanti.” Sooyoung tahu kalau Irene sudah mulai memperhatikan Wendy, hanya saja Irene masih saja terganggu dengan Wendy yang selalu berusaha untuk dekat dengannya.

Wendy yang bersemangat tanpa ia sadari menumpahkan coffee yang di bawa Irene ke seluruh pakaian yang Irene gunakan.

“Yaaa!!!, kau ceroboh sekali.” Marah Irene pada Wendy yang berusaha mengelap pakaian Irene dan tanpa ia sadari ia memegang bagian tubuh Irene yang seharusnya tidak ia pegang.Irene semakin marah karena ia merasa malu di saat orang-orang memperhatikannya.

“Menjauh dari ku Wendy dan jangan pernah memperlihatkan wajahmu di hadapanku, pergilah!!” Irene menyenggol bahu Wendy dan meninggalkan Wendy yang hanya bisa terdiam.

“Maaf Wendy.” Ujar Sooyoung sambil mengikuti Irene dari belakang.