chapter 03

The King : Gyeolhon Saenghwal

Hari ini terasa lebih dingin dibandingkan hari kemarin dan angin berhembus lebih kencang dibandingkan biasanya itu artinya musim dingin akan segera datang. Sesuai janji kami sebelumnya, hari ini kami akan pergi untuk memeriksa anak kedua kami. Tapi sebelum itu kami harus menunggu Lee Gon datang untuk menjemput dan kami memilih menunggu di taman.

“Hoon na, tidak dingin?” tanyaku sambil membenarkan kerah baju Hoon

“tidak Eomma” jawab Hoon sambil berdiri tegap “Eomma tidak dingin?” lanjut Hoon bertanya

“Eomma? Tidak sama sekali, Eomma merasa sangat kepanasan sekarang”

“Kenapa? Apa karena baby yang sudah sangat besar?” tanya Hoon sambil mengelus lembut perutku

“ooh, itulah alasan Eomma memotong rambut Eomma sekarang. Karena adik sudah sangat besar Eomma mudah lelah dan berkeringat” jawabku sambil melihat Hoon “Hoon apakah Eomma cantik?”

“Emmh, Eomma sangat cantik” jawab Hoon sambil tersenyum

“terima kasih wangjanim” ucapku sambil mencium rambut Hoon

“Wangbimama” ujar seorang wanita dari belakang

Dia adalah Myeong Seung Ah, tak lama setelah sekertaris Mo diangkat menjadi PM, Lee Gon langsung menaikan jabatan Seung Ah menjadi sekertaris kerajaan.

“kenapa? Pyeha sudah datang?” tanyaku

“iya, beliau sedang menunggu didepan sekarang”

“baiklah” jawabku sambil berdiri dengan susah payah “ Hoon na, ayo kita berangkat” ajakku sambil menggandeng tangan Hoon

“Ayo Eomma” saut Hoon dengan semangat

“Apa pertemuannya sudah selesai?” tanyaku pada Seung Ah

“iya. Pyeha mengatakan pertemuannya harus dipercepat, karena beliau harus bertemu seseorang dan sangat penting” jelas Seung Ah padaku

“benarkah? Dia benar-benar luar biasa”

“Eomma hati-hati sebentar lagi ada tangga” ujar Hoon padaku

“baiklah Eomma akan hati-hati”

Setelah menuruni tangga dihalaman depan pintu masuk Istana, terlihat sosok laki-laki bertubuh tegap yang sedang menunggu kedatangan kami

“Appaaa” teriak Hoon sambil berlari

“hati-hati, nanti kau jatuh” ucap Lee Gon sambil berjongkok bersiap menangkap Hoon yang sedang berlari kencang dan menggendongnya

“Hoon na, jika kita sedang pergi berdua jangan berlari seperti itu okeh? Eomma tidak akan bisa mengejarmu dengan kondisi seperti ini” omelku sambil berjalan terengah-engah

“Kau tidak papa?” tanya Lee Gon khawatir

“tidak papa, hanya saja aku sedikit kewalahan karena anakmu yang ini dan yang didalam perut sangat aktif hari ini” jawabku sambil mengelus perut yang sudah sebesar buah semangka ukuran besar

“benarkah? Mungkin dia ingin segera bermain dengan Appa dan Oppa nya?atau Hyung?” tanya Lee Gon pada Hoon

“Oppa, Appa Oppa. Hoon ingin jadi Oppa” jawab Hoon

“baiklah kalau begitu ayo kita lihat, apakah Hoon akan jadi Oppa atau Hyung” ajakku sambil masuk mobil

“Ayo Eomma”

“Hati-hati” ujar Lee Gon sambil memakaikan sabuk pengaman padaku “dan sekarang Hoon duduk ditengah dekat Eomma dan Appa jangan lupa pakai juga sabuk pengamannya” jelas Lee Gon sambil memastikan carseat aman ditempati

“selesai?” tanyaku pada Lee Gon

“Oooh selesai, Yeong kita berangkat sekarang”

“Baik Pyeha” jawab Yeong sambil memberi kode pada supir untuk melajukan mobilnya

“Eomma, Hoon mau tangan Eomma” pinta Hoon sambil mengucek matanya yang semakin terlihat sayu

“Hoon mengantuk?” tanyaku sambil menyodorkan tanganku

“eemmh Eomma”

“dia belum tidur?” tanya Lee Gon kaget

“dia sangat senang saat tahu akan keluar istana untuk melihat adiknya, dan saat bibi pengasuh menyuruh dia malah berlari-lari mengelilingi Istana”

“sangat manis” ujar Lee Gon sambil memasangkan selimut pada Hoon “Yeobo, kau jadi memotong rambut?” tanya Lee Gon sambil melihatku

“kau baru menyadarinya? Padahal dari tadi aku menunggumu bertanya”

“maaf karena terlalu fokus pada Hoon jadi pertanyaannya terlupakan. Tapi aku sudah sangat ingin bertanya saat kau menuruni tangga Istana” Jelas Lee Gon

“benarkah?”

“eemmh tentu saja, aku sangat terpesona melihatnya” rayu Lee Gon

“Tadi pagi setelah mengantarmu pergi bertemu PM, aku mengatakan pada Noh Sanggung tentang rencana memotong rambut karena aku sangat kegerahan dan dia langsung menelpon sana sini untuk mengurus segalanya. Dan ini hasilnya” jawabku sambil memegang rambut pendek sebahuku

“sangat cantik” puji Lee Gon

“kau orang kedua yang mengatakannya, Hoon lebih dulu” godaku

“aku sangat tidak suka nomor 2” ujar Lee Gon

            Disepanjang perjalanan ke rumah sakit, kami membicarakan banyak hal. Hingga akhirnya kami tiba di depan lobi rumah sakit tempat Profesor yang menanganiku praktek disana.

“Pyeha kita sudah sampai” ujar Yeong pada Lee Gon

“Emh, bukakan pintunya” perintah Lee Gon pada Yeong

“Hoon na, bangun kita sudah sampai” ucapku sambil membuka belt pada carseat Hoon

“kita sudah sampai Eomma?” jawab Hoon yang masih setengah sadar

“Emh kita sudah sampai, sini Appa gendong” ujar Lee Gon sambil menggendong Hoon dan setelah itu dia membantuku turun dari mobil “ hati-hati”

“ayo kita masuk” ajakku sambil berjalan perlahan

Sesampainya didepan lobi, perawat yang bertugas langsung menyambut kami dan mengantarkan kami menuju ruangan praktek dokter. Karena kami tidak ingin menjadi pusat perhatian pasien lainnya, pihak rumah sakit sengaja membuatkan jalur yang berbeda saat kami datang berkunjung.

“dokter sudah menunggu didalam, silahkan masuk Pyeha” ucap perawat sambil membukakan pintu ruangan

“baiklah, terimakasih” jawab Lee Gon

“selamat datang Pyeha dan Wangbimama” sapa dokter saat kami memasuki ruangan “ini Hoon? Hoon ingat dokter?” tanya dokter pada Hoon

“Hoon na, beri salam pada dokter. Dia dokter yang sama yang membantu Hoon keluar dari perut Eomma”

“Anyyeong haseo dokter. Tapi Hoon tidak ingat” sapa Hoon

“haha, tentu saja tidak ingat karena Hoon masih bayi saat itu. Dulu Hoon sangat kecil saat pertama keluar dari perut Eomma, sekarang sudah sebesar ini”

“dia semakin berat dokter” jawabku sambil berbisik

“Appa, Eomma nakal” rajuk Hoon

“Eomma mengatakan yang sebenarnya” goda Lee Gon dan Hoon mulai menangis

“tidak papa Hoon sangat lucu kok” ucap dokter sambil mengelus pipi Hoon “silahkan duduk Pyeha”

“terimakasih”

“Mama, silahkan melakukan pemeriksaan awal dengan perawat. Setelah itu mari kita melakukan USG” perintah dokter

“baiklah” jawabku sambil mengikuti arahan perawat

Perawat melakukan pemeriksaan awal sebelum pemeriksaan dokter, seperti menimbang berat badan, mengukur ukurang perut dan mengukur tekanan darah. Dan setelah selesai perawat mengantarku untuk tidur di ruangan USG.

“baiklah sekarang mari kita lihat adiknya Hoon oke?” ujar dokter pada Hoon

“oke dokter” jawab Hoon dengan semangat

 “suster tolong oleskan gel” perintah dokter pada perawat

“baik dokter” jawab perawat sambil mengambil gel “mama, ini akan terasa dingin” ucap perawat saat mengoleskan gel diperutku

“tidak apa-apa”

“oke, sekarang kita lihat” ujar dokter sambil menempelkan alat USG diperutku ”lihat ini adik Hoon, ini kepala dan tangannya. Semuanya sehat, posisi kepalanya juga sudah dibawah dan air ketubannya juga bagus. Kita hanya tinggal menunggu kapan dia memberika signal akan keluar beberapa minggu lagi. Dan sepertinya dia akan tinggi seperti Appa nya tapi dengan baju pink” jelas dokter pada kami

“Ahh baiklah” jawabku pada dokter sambil tersenyum lebar

“apa maksudnya?jadi dokter dia perempuan” tanya Lee Gon dengan expresi kebingungan

“Emmh tentu saja, Hoon akan jadi Oppa” jawab dokter

“lihat perasaanku kali ini tidak salah, dia benar-benar perempuan. Hoon akan jadi Oppa” teriak Lee Gon padaku sambil mencium Hoon

“Hoon na, mau dengar jantung adik?” tanya dokter pada Hoon

“Emh dokter, Hoon mau”

“dengar ini, ini detak jantung adik Hoon. Sangat sehat, tapi ada sedikit masalah”

“masalah? Apa itu” tanya Lee Gon gelisah

“mari kita duduk” ajak dokter “perawat tolong bersihkan gelnya”

Dokter mengajak kami mengobrol dimeja kerjanya

“dokter ada masalah apa?” tanyaku khawatir

“bukan masalah besar sebenarnya, tapi berat badan bayi diusia kehamilan sekarang terlalu besar sedangkan masih tersisa beberapa minggu sebelum dia lahir. Beratnya sekarang 3kg, jadi jika ingin melahirkan normal Mama harus melakukan diet dan olahraga teratur. Agar saat bayi lahir, ukurannya tidak terlalu besar” jelas dokter

“aah bayinya terlalu gemuk?” tanyaku pada dokter sambil mengelus perut

“dokter dia makan sangat banyak tanpa olahraga” adu Lee Gon

“Yaa, laparnya wanita hamil itu tidak bisa ditahan. Dan siapa yang selalu membuatkanku makanan enak setiap hari” debatku pada Lee Gon

“tidak apa-apa masih ada waktu sebelum bayinya lahir, jadi jika lapar silahkan makan tapi porsinya diatur dan kurangi makan daging” jelas dokter

“baikalah mulai sekarang, aku akan memasak makanan dengan sedikit daging dan mari olahraga bersama” ajak Lee Gon

“dan satu lagi, Mama ingin melahirkan seperti apa dan dimana?” tanya dokter padaku

“dokter aku ingin melahirkan ditempat yang tenang tanpa ada banyak orang, aku ingin melahirkan dengan normal dan tenang. Bolehkah?”

“baiklah karena semuanya sehat, kita bisa melahirkan ditempat yang tenang dan tanpa banyak orang. Hanya ada dokter, satu perawat, ibu melahirkan dan suami” ucap dokter

“benarkah, kau ingin melahirkan seperti itu?”

“kenapa? Kau takut?”

“tidak tapi kenapa hanya kita berempat?”

“aku sangat tidak nyaman saat ada banyak orang, cukup hanya saat Hoon lahir untuk yang kedua tidak. Lagi pula persalinan seperti itu sudah banyak yang melakukan. Benarkan dokter?”

“iya, kita masih bisa melakukannya di Istana. Jadi Pyeha tidak perlu khawatir” jawab dokter sambil tersenyum

“lihat bisa kan. Dokter mari kita lakukan persalinan itu, dan aku akan berdiet” ucapku dengan semangat

Saat melahirkan Hoon dulu, Lee Gon tidak bisa diam dan gugup luar biasa meskipun dia tidak menemani di ruang bersalin. Jadi wajar jika sekarang Lee Gon terlihat bingung saat mendengar keputusanku. Mungkin dia ketakutan menghadapi persalinan yang sebentar lagi dan hanya dengan kami berdua. Tapi pada akhirnya dia akan melakukannya dengan kegugupan yang luar biasa.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sayana93 #1
Chapter 4: Semoga segera di update ya sist ... Sweet banget keluarga merekaaa
LailaAisyah #2
Semangat kak...ditunggu lanjutannya
Syazella #3
Chapter 2: i love the story & i can imagine both Tae Eul & Lee Gon spending the lifetime together
Hope you can write more bout them...i'm waiting~~~
Thrysta
#4
Its a good story. I hope you can write it in english..