Second

Awkward
Please Subscribe to read the full chapter

Pertama tama saya mau berterimakasi untuk pembaca yang mau meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya. jeongmal khamsahamida.

dan untuk pembaca yang sudah menuliskan komentar positif untuk saya terimakasih banyak, 

********************************

'Irene Son'  Son' kata itu terus terngiang di kepala Wendy. Setiap mengingatnya hatinya berdegup tak karuan. Dan yang lebih membuat nya tak tenang adalah gadis itu, yang membuatnya tak tenang akhir akhir ini, Berada satu atap di rumahnya. Kedatangan orang tua nya waktu itu bukan tanpa sebab. Mr Bae menitipkan irene kepada keluarganya. Untuk tinggal bersamanya, entah sampai kapan. Dikarenakan, Mr Bae dan istrinya akan pindah ke London, entah apa alasannya Wendy tidak terlalu memperhatikan.

Sebenarnya tidak ada masalah untuk Wendy jika irene harus tinggal di rumahnya. Hanya saja....

 

Bagaimana menjelaskannya. Irene cantik sangat cantik, kecantikan nya membuat Wendy salah tingkah. Dia takut terlihat idiot di depan irene, tapi pasalnya irene malah terlihat sangat senang saat melihat Wendy gugup.

 

"Hei son, dari tadi kau terlihat melirik ku. Ada apa?" Tanya irene dengan nada yang sedikit mengejek. Wendy kaget kenapa Irene bisa tau, kalau dia meliriknya dari tadi.

"Ahhh tidak..." Ucap Wendy pelan sambil menyapu pandangannya ke sekeliling. 'lagi, kenapa aku selalu gugup di dekat orang ini' guman Wendy dalam hati.

 

Saat itu Wendy sedang duduk santai di depan tv.. Rutinitasnya di hari libur, menonton dengan tenang. Tanpa ada yang mengganggu. lalu tiba tiba orang yang tak diharapkan duduk di bawahnya duduk bersandar di kakinya. Melenyapkan ketenangan nya seketika.

 

"Apa yang kau pikirkan? Jangan jangan kau berpikiran macam-macam Wendy-sshi?" Irene berbalik memandang Wendy, dengan senyumannya.

"A-akuu tidak-" Wendy panik, mana mungkin dia berpikiran yang tidak-tidak. Dia hanya heran kenapa irene bisa begitu santai berada di rumah orang yang baru ia temui.

"Jujur saja son, aku tidak apa apa" irene mendekat ke arah Wendy. Merangkak menyejajarkan wajahnya dengan wajah Wendy. Wendy panik. Dia membelalakan matanya

"Lagipula orang tua mu sedang tidak ada" sambung irene. Dia semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Wendy. Wendy memundurkan tubuhnya, mencoba menjauh dari irene.

Semakin Wendy memundurkan tubuhnya semakin irene mendekatinya. Hingga dia merasakan pugungnya menyentuh sandaran kursi. Dia tak bisa mundur lagi, tapi irene masih belum berhenti. Wendy bekeringat, dia mengepalkan tangannya. Semua terasa slow motion dipikirannya, dia memejamkan matanya dengan erat. Badannya mendadak kaku.

"Fuuuhhhhh...." Wendy merasakan hembusan angin menerpa wajahnya. Dia membuka matanya perlahan. Dan melihat mata Irene bertatapan dengannya begitu dekat.

 "Aku melihat debu di hidung mu" ucap irene masih dengan senyuman yang sama.

Lalu perlahan mundur. Memberikan jarak pada mereka. Dan berlalu meninggalkan Wendy sendirian dengan jantung yang hampir copot.

'siapa dia ini, apakah dia ini psycopat' runtuk Wendy dalam hati. Dia memegang dadanya yang berdegup tak karuan.

 

*****

~Wendy~

Aku sedang diperjalanan menuju sekolah. Hari ini aku sedikit tidak bersemangat untuk sekolah. Karena apa? Tentu saja karena orang yang duduk disebelah ku ini. Dia selalu saja mengusiliku, selalu, setiap saat. 'semoga saja, dia tak sejail dirumah... Semoga saja' gumam Wendy di dalam hati.

 

**

Wendy berjalan pelan menuju kelas. Mengikuti irene yang berjalan sedikit jauh didepan nya. Dia memasuki kelas lalu duduk di bangkunya. Dia melihat sekeliling dan menemukan irene berada tepat di meja sebelahnya

"Kenapa kau duduk disini? Itu meja Seulgi. Dia akan marah kalau seseorang menduduki nya"

Ucap Wendy memperingatkan nya.

"Nanti aku akan bilang. Santai saja, dia gak akan marah padaku. Kau lihat saja" jawab Irene angkuh. Wendy mengangkat bahunya tak peduli. Yang penting dia sudah mengingatkan nya, Lalu dia menempelkan kepalanya ke atas meja, memejamkan matanya yang menghadap ke tembok kelas.

Tak lama dia mendengar suara orang berbicara. Dia, malas untuk memeriksa suara siapa itu. Dan melanjutkan sesi penenangan dirinya. Dia yakin seulgi tak akan mengijinkan seseorang duduk di bangkunya.

Bell pun berbunyi Wendy mengangkat kepalanya. Sepertinya semua temannya sudah datang.

Dia menyapu pandangannya ke sekeliling kelas. Dan menemukan irene duduk di sebelah nya, tersenyum sambil memandanginya.

Wendy terhenyak "kenapa kau masih disini?" Tunjuk Wendy pada Irene. " Ini Me-ja-ku " jawab Irene penuh penekanan

"B-bagaimana bisa..." Ucap wendy terheran heran. Irene tersenyum miring "Kau terlalu meremehkan ku son".

Dan setelah itu dia sudah mengucapkan sela

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Chynade #1
Chapter 3: suka banget thor , semangat dan terus berkarya ya!
Chynade #2
Chapter 1: lanjut thorrr
jigeumansoshi #3
Chapter 1: Sukaaaa
spreadloveyeah
#4
♥️Be Happy ♥️