Electrict Heart (02)

Electrict Heart (Completed)

​​Title        : Electrict Heart

Author   : minnie-max

Cast        : ChangKyu (GS)

Genre     : Angst 

 

Electrict Heart

Story by minnie-max

-

Mengapa tak mencoba jujur pada hati kita bahwa sesungguhnya kau dan aku takut berpisah

.

.

.


 

Chapter 2
-

Saat halaman terakhir tertutup

Kita perlahan menutup tirai

-

Jaejoong melangkah menuju sebuah ruangan yaitu gudang tempat menyimpan barang-barang tak terpakai lagi. Pintu itu terbuka dan menampilkan bertumpuk-tumpuk kotak bekas dan barang-barang usang lainnya.

Ia memasuki tempat berdebu itu dengan hati-hati berjalan menuju sebuah lemari kayu tua yang berdiri di samping tumpukan kardus-kardus bekas. Jaejoong berniat mencari barang-barang yang masih bagus untuk disumbangkan.

 Daripada menjadi sampah dan hanya memenuhi gudang.

Drrrttt....Drrrttt....

Jaejoong merasakan ponselnya bergetar ia merogoh saku celananya, mengambil benda yang layarnya masih terus berkedip-kedip "Yeboseo." 

Suara Yunho terdengar dari line sebrang dan Jaejoong tersenyum "Aku akan mengantarkannya nanti, ya annyeong."

Usai percakapnnya beberapa menit tersebut dengan suaminya ia meletakkan kembali ponselnya ke saku celana, Jaejoong membuka lemari yang di dalamnya terdapat banyak sekali barang bekas. 

Jaejoong coba mengambil sebuah kotak yang ia yakini berisi beberapa baju lamanya yang akan disumbangkan. Kemudian ia memutuskan mengambil kotak teratas karena disana ada lebih banyak barang untuk ia pillah mana yang layak atau tidak.

Berkali-kali ini melompat agar dapat menggapainya namun ia masih belum bisa mengambilnya. Ketika dengan kekuatan penuh ia melompat akhirnya ia bisa mengambil kotak tersebut. 

Jaejoong mengibas-ngibaskan tangannya ke bajunya mengilangkan debu-debu dan kotoran lain yang berpindah dari kotak-kotak itu ke dirinya. Tangannya membuka satu kotak dan matanya seketika membulat sempurna disana tergolek sebuah boneka malang. 

Boneka berbentuk paha ayam.

Jaejoong terdiam membisu dan terpaku boneka itu bukan boneka biasa. Ia memungut boneka berdebu itu lalu mengelusnya dan membiarkan semua ingatanya kembali berputar-putar dalam pikirannya.

Perpisahan Changmin dan Jaejoong dibuat seakan-akan mereka tak pernah memiliki hubungan apapun sebelumnya hingga kedua orang tua maupun Kyuhyun tidak menyadari bahkan Yunho pun tidak tau. Hanya sekedar sahabat yang sering bermain dan membunuh waktu bersama, berpelukan dan berciuman sebagai ungkapan sayang.

Jaejoong memandangi boneka itu tidak ada yang menarik dari benda usang tersebut sembari tersenyum, ia hapus air matanya yang meleleh. Enggan membuka kepingan kenangan yang jika dibuka perlahan tapi pasti berdarah lagi.

"Aku rindu." 

Ia tidak boleh meruntuhkan pertahanan yang sudah susah payah ia bangun selama ini. Sudah terlalu banyak yang ia korbankan, berbohong dengan berpura-pura terlebih ia harus merelakan orang yang pernah ia cintai dicintai adiknya sendiri.

Jaejoong memeluk boneka itu mencoba menyalurkan kepedihan hatinya untuk orang yang pernah dan begitu ia cintai. Ia melihat cincin berpendar di jari manisnya "Mianhae Yunho."

Rasa bersalahnya mulai tercipta tanpa arah Jaejoong menyalahkan dirinya sendiri entah kenapa sekarang ia menjadi begitu lemah. Bukankah ia kuat saat memutuskan mengakhiri hubungannya dengan Changmin. 

Ia goyah dan kalut salah sedikit saja semuanya akan hancur sudah dapat dipastikan penderitaan akan menghampiri semuanya dan Jaejoong tak ingin semua itu terjadi.

"Jaejoong." Sebuah suara tepat di sebelah telinganya terdengar amat jelas bersamaan dengan sepasang lengan kokoh melingkari tubuhnya dari belakang. 

Berbagi kehangatan.

Jaejoong terpaku jantungnya terpompa tak beraturan menyadari dosa atas apa yang sedang terjadi kini "C-changmin..."

Namja jangkung itu memeluknya makin erat kemudian memutar tubuh mantan pacarnya itu "Kau masih mencintaiku kan?"

Saat tak sengaja melewati pintu gudang untuk menaruh barang bawaan Kyuhyun saat gadis itu sedang di kamar mandi. Ia mendengar kata-kata itu meluncur dari bibir merah Jaejoong.

Changmin yang sedari tadi terus mengamati Jaejoong yang sedang kalut seketika mengambil kesimpulan sepihak, bahwa Jaejoong pasti masih mencintainya. 

Sama seperti dirinya.

"Ini salah Changmin." 

Udara di sekitar tiba-tiba saja menjadi panas dan aneh. Changmin benci kata-kata perpisahan yang Jaejoong ucapkan dulu tanpa alasan yang masuk akal. Ia tidak terima begitu saja setelah semua kenangan yang mereka rajut bersama. Changmin tidak bisa dengan mudah menerima kata-kata laknat itu.

"Kau adalah...orang yang K-Kyuhyun sukai..." Jaejoong melemah suaranya bergetar menahan tangis tidak mungkin untuk jujur. Ia sudah mengambil keputusan sedemikian jauhnya jadi tidak mungkin kembali ke masa lalu dan membuat semuanya jadi rumit. 

"Aku masih mencintaimu." Changmin menyandarkan kepalanya di pundak wanita yang amat dicintainya.

Ada beban berat yang menekan hatinya tidak mau berbohong pada perasaannya. Ia masih mencintai Jaejoong tak peduli dengan status Jaejoong sebagai istri orang. 

Changmin juga punya perasaan ingin bahagia bersama orang yang ia cintai. Bolehkan jika ia menginginkan Jaejoong kembali padanya, ia ingin menjadi egois.

"Aku..aku tidak bisa." 

"Kau masih mencintaiku Jaejoong!" 

Changmin menatap tajam mata Jaejoong "Jawab aku!!"

Jaejoong terkejut bukan main melihat Changmin bisa jadi semarah itu, ia jadi takut dan bimbang. Jaejoong membuka mulutnya mencoba untuk mengatakan sesuatu "Aku-"

Namun ucapannya terhenti saat ia mendapatkan satu ciuman yang mampu membulatkan matanya karena ia begitu kaget.

Ini salah!!

Jaejoong dengan segala upaya melepaskan diri dari Changmin, ia mendorong bahu namja jangkung itu. Memukul lengan dan menarik wajahnya akan tetapi Changmin masih memaksa menciumnya dengan kuat untuk tak membiarkan Jaejoong lepas.

Di sisi lain setelah mencuci tangannya  Kyuhyun keluar dari toilet dan melihat tak ada siapa-siapa disini. Tadi ia menyuruh Changmin untuk menaruh kanvasnya di gudang karena rusak pasti namja itu ada disana, iapun segera menyusulnya. 

Tak sengaja bertemu namja jangkung itu saat makan siang di cafe langsung saja Kyuhyun mengajaknya pulang sebentar dengan alasan membantunya mengangkat kanvas. Hanya alasan saja sebenarnya karena Kyuhyun merasa Changmin terlalu sibuk akhir-akhir ini.

Tapi kenapa Jaejoong tidak ada dirumah jam segini, ini kan masih siang.

Ia melangkah menuju gudang yang pintunya terbuka "Chang-"

Seketika matanya terbuka lebar tubuhnya terasa membeku ketika di depan matanya Jaejoong dan Changmin sedang berciuman.

Siapa yang tidak sakit hati? 

Kyuhyun hanyalah manusia biasa.

Bohong jika ia mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja setelah semuanya terjadi tepat dihadapannya. Walau beberapa menit ia hanya mampu melihat dalam kebisuan. Sebelum Jaejoong dan Changmin mengakiri aktivitas mereka sebab menyadari keberadaan Kyuhyun yang berdiri terpaku dengan kedua bola mata memerah sempurna dan pipi yang basah.

Kyuhyun ingin berteriak tapi tidak mampu hanya bisikan lirih yang terdengar "Sekarang aku tau kenapa tapi tidak dengan saudaraku juga harusnya."

Walau akhirnya Kyuhyun berteriak juga karena tidak mampu menyampaikan sesakit apa rasanya "Kenapa kau malah mencium Jaejoong dan mencintainya Changmin!!!!! Kenapa!!!!!"

BRAK

Kyuhyun mendorong jatuh kanvas yang berada didekat pintu menimbulkan suara berisik. Gadis berambut ikal itu menatap dua orang yang ada di depannya, ia bahkan tidak menyadari jika sebuah paku melukai tangannya hingga berdarah.

Jaejoong berlutut diatas kedua lututnya yang bergetar memohon untuk sebuah pengampunan "Maafkan aku, Kyuhyun ah."

Ia berucap maaf berulang kali dengan penuh ketulusan dengan air mata yang menjadi pertanda penyesalan. Kyuhyun terlihat memandang kosong ke langit-langit ruang pengap itu "Jaejoong."

Tanpa menoleh sedikitpun pada kedua orang itu ia melanjutkan ucapannya "Haruskah kau sembunyikan ini?"

Kyuhyun memalingkan wajahnya kesamping menyembunyikan cairan bening yang siap leleh kapan saja. Jaejoong tetap bergeming kata-kata yang Kyuhyun lontarkan menohok hatinya dalam-dalam.

"Jangan membohongi perasaanmu."

"Aku sama sekali tidak mencintai Changmin!!" Jaejoong mengelak dan berontak.

Kyuhyun ingat jika daridulu Jaejoong selalu mengalah padanya yang lebih cengeng "Jangan mengasihaniku…"

Kejujuran itu penting namun ada kalanya kejujuran itu membuat semua terluka. Begitu pula dengan Kyuhyun, ia tidak marah mengetahui fakta bahwa Changmin adalah mantan pacar Jaejoong. Namun fakta di balik itu semua bahwa mereka masih saling mencintai membuat Kyuhyun tidak bisa membayangkannya.

Setelah perdebatannya dengan Jaejoong tak membuahkan hasil hingga kini walau diluar mereka tampak baik-baik saja namun kebisuanlah yang menyelimuti hari-hari mereka. 

Kyuhyun duduk di atas ranjang memandang keluar jendela pagi itu tidak tau hidupnya akan seperti apa. Harapan terbesarnya akan mimpi masa depan bersama Changmin, pupus sudah.

Ia benci mengakui bahwa ia masih begitu mencintai pria itu namun mengatahui kejujuran bahwa orang yang dicintainya malah mencintai orang lain dan yang lebih menyakitkan orang itu adalah saudaranya sendiri.

Kyuhyun tersenyum tipis tau betul jika Changmin tidak akan mungkin pernah bisa mencintainya. Ia menyerah saja untuk membuat pria itu berbalik mencintainya. Karena sekeras apa ia mencoba, sekuat apa ia berusaha Changmin akan tetap mencintai Jaejoong.

Dan itu amat sangat melukai perasaan Kyuhyun.

Ia turun dari ranjangnya mengambil langkah perlahan menuju pintu keluar mengenakan baju berlengan panjang dan celana jeans. Kyuhyun mengedarkan pandanganya ke sekeliling sebelum melangkah meninggalkan rumah.

Ia ingin kabur melepas semua beban dengan dalih ingin menenangkan diri.

Sebelum benar-benar pergi Kyuhyun melirik kearah pintu apartment tempat Changmin tinggal, gadis cantik itu menghela nafasnya lalu segera pergi.

Ia menekan nomer ponsel seseorang yang sangat dikenalnya "Yeboseo."

-

Tidak masalah menghadapi perpisahan

Hari kemarin kita sudah bukan lagi hari esok

-

"Kyuhyun baby ayo menari bersamaku." Namja itu berbisik di telinga Kyuhyun hingga gadis itu dapat merasakan hembusan nafas namja itu di sekitar telinganya. 

Membuatnya geli dan bulu kuduknya meremang sembari menikmati dentuman musik keras yang memekakan telinga, namja itu mengoyangkan tubuhnya menikmati setiap alunan lagu.

"Yoochunnie, aku cuma mau minum saja." Tanganya sibuk memutar-mutar gelasnya tak ada kata nikmat, ia sama sekali tidak menikmati apa yang orang sebut dengan kenikmatan di ruangan itu.

Park Yoochun adalah teman Kyuhyun yang merupakan seorang fotografer freelance pecinta kebebasan. Kegiatan di alam membuatnya senang dan menikmati waktunya menari seperti orang gila di club malam ini seperti menemukan surga setelah 3 bulan lebih dia berada di Afrika.

Memotret hewan-hewan buas untuk discovery channel.

 Namja tampan itu adalah satu-satunya teman Kyuhyun dulu saat SMA dan sempat ada gosip jika mereka berkencan tapi baik Kyuhyun maupun Yoochun tidak pernah peduli hal itu.

Kyuhyun yang menyukai seni lukis bertemu dengan Yoochun yang semaunya sendiri, berjiwa bebas dan hobi memotret. Apa saja dia potret bahkan teman-teman perempuannya yang sedang berganti baju pun ia foto.

Di tengah ramainya pengunjung club tengah malam ini gadis cantik itu memilih untuk duduk menyendiri di tepian meja bar dengan segelas whiski yang sedari tadi belum habis. Sedangkan Yoochun telah turun ke dance floor dan menari layaknya orang kesurupan.

Setelah kabur dari rumah dan mengasingkan dirinya ke tempat ini untuk menghilangan rasa sedihnya dengan kesenangan yang berbeda. Namun apa yang ia dapat, yang ada malah semakin ia berusaha menghindar dari kenyataan semakin  membuat hatinya sakit.

Akhirnya si gila Yoochun berjalan kearahnya dengan peluh membanjiri wajahnya, Kyuhyun menggeser tempat duduknya tak ingin berdekatan dengan Yoochun namun terlambat.

Grep

Yoochun sudah menarik bahunya dan memeluknya "Yah kau ini kenapa? Daritadi diam saja, murung seperti orang yang baru patah hati."

Kyuhyun menatapnya jijik karena Yoochun sungguh bau alkohol dan rokok juga keringat yang membasahi tubuhnya "Yoochun jangan mengelap keringatmu di bajuku!!"

Namja itu tertawa "Yah jangan begitu, kita sudah lama tidak bertemu."

Kyuhyun menghela nafasnya "Aku kabur dari rumah."

BRUSSHHH

Yoochun yang baru saja minum langsung menyemburkannya keluar "Mwo?"

Ia memperhatikan wajah temannya ini dan terlihat jelas jika Kyuhyun tidak bercanda "Ada apa?"

Gadis cantik itu mulai bercerita dariawal dan Yoochun mendengarnya dengan seksama, selama ini ia tidak pernah melihat Kyuhyun bercerita dengan wajah yang muram dan suara yang terdengar sedih.

"Aku tidak bisa tinggal disana lagi."

Langsung saja Yoochun memeluknya untuk menenangkannya melihat mata gadis itu yang sudah memerah sempurna. Kyuhyun tak menghiraukan jika aroma alkohol menguar jelas di baju Yoochun, tak menghiraukan jika nanti ia akan merasa lengket karena ia butuh pelukan malam ini.

"Kau bisa melalui semuanya baby, aku tau kau bisa."

Kata-kata untuk menghiburnya.

Yoochun melepas pelukannya dan mengusap lelehan bening itu dari wajah Kyuhyun "Lalu kau akan tinggal dimana?"

"Mungkin di galeriku."

Namja tampan itu mengelus rambutnya "Perlu kutemani?"

"Kau mau menemaniku?"

"Tentu." Yoochun tinggal sendiri di Seoul jadi tidak masalah ia mau tinggal dimana, melihat Kyuhyun yang sedih dan sendirian membuatnya tidak tega.

"Tapi kita pulang dulu, minta ijin pada Jaejoong dan suaminya." 

Kyuhyun memandangnya.

"Bagaimanapun juga dia adalah saudaramu, keluargamu akan lebih baik jika kau berpamitan pada mereka agar mereka tidak khawatir."

Meskipun terlihat urakan dan semaunya sendiri, Park Yoochun bukan pria brengsek yang suka memanfaatkan situasi. Ia tidak ingin Kyuhyun dipandang jelek oleh keluarganya jika memilih tinggal sendiri atau orang-orang akan menganggap dirinya yang membawa dampak buruk bagi Kyuhyun.

Mereka memutuskan untuk pergi dari club malam itu menaiki motornya, Yoochun mengajak Kyuhyun untuk pergi ke galeri gadis cantik itu.

Kyuhyun memeluk pinggangnya erat dan menyandarkan kepalanya dipunggung lebar kawan baiknya itu. Berbicara dengan Yoochun tentang perasaannya yang tak terbalas pada Changmin dan ternyata namja jangkung itu mencintai Jaejoong, membuatnya sedikit lega.

Sesampainya di galeri, Kyuhyun segera membuka pintu dan mereka masuk kedalam menyalakan lampu membuat ruangan yang semula gelap gulita langsung terang seketika.

Yoochun menutup pintu galeri itu dan melihat lukisan-lukisan yang ada didalam ruangan tersebut "Kyuhyun ah ini semua lukisanmu?"

Kyuhyun yang mengambil alat untuk bersih-bersih, mengangguk lalu menyerahkan sapu pada Yoochun "Ayo bantu aku."

Mereka berdua membersihkan tempat berantakan itu hingga terlihat bersih, merapikan lukisan serta kanvas-kanvas yang berantakan tak lupa membuang sisa kotak cat yang ada di pojok ruangan.

"Jadi apa kau akan mengatakan sesuatu pada suami Jaejoong tentang kejadian waktu itu?" Yoochun menatap puas pada ruangan yang sekarang terlihat lebih rapi ini, galeri ini cukup luas meakipun hanya memiliki satu lantai saja. 

"Biarlah, kurasa Yunho tidak akan percaya begitu saja." 

Yoochun memeluk bahunya "Sudah tidak usah dipikirkan lagi."

-

BRAKK

Seketika setelah mendobrak pintu dan tanpa ijin Jaejoong yang bersikap tidak sopan pada sosok di balik meja juga menatap nyalang penuh emosi.

"Semua ini salahmu Changmin!!!" Jaejoong berteriak tepat saat membuka pintu ruangan kerja namja jangkung itu.

"Kyuhyun pergi dari rumah karenamu!!"

Apa pedulinya tentang sopan santun lagi jika orang yang amat penting dalam hidupnya sekarang pergi meninggalkannya. Kyuhyun pulang kerumah saat pagi buta bersama temannya dan mereka bilang ingin tinggal bersama di galeri. Jaejoong melihat jelas bagaimana wajah sedih dan mata bengkak Kyuhyun, ini pasti karena kejadian di hari itu.

Changmin yang merasa tersudutkan menantang marah "Kau pikir dia tinggal bersamaku? Apa aku menyembunyikannya, begitu maksudmu?!" 

Ia berdiri dan menatap tajam ke arah Jaejoong yang kini menangis "Kembalikan Kyuhyun...kumohon..."

Jaejoong jatuh lunglai terduduk di lantai rambutnya acak-acakkan, wajahnya kusut. Berhari-hari tidak tidur karena memikitkan Kyuhyun yang sekarang lebih sudah untuk ditemui.

Changmin mencoba mendekat kearah Jaejoong yang duduk di lantai lalu mendekap tubuh yang lemah itu. Sungguh menyedihkan melihat Jaejoong bagai mayat hidup. 

"Aku bersalah padanya...Changmin kembalikan Kyuhyunku..." Jaejoong masih terus merancau tak jelas sembari terisak. 

Ia telah melanggar janji kepada orang tuanya untuk selalu menjaga Kyuhyun dengan baik. Mendengar itu Changmin merasa  hatinya terasa sakit, ia yang salah. 

Bolehkan ia menyesal?

"Jaejoong." Seseorang berlari menuju wanita cantik itu mengambil alih tubuh Jaejoong dan memeluknya posesif. Tak menghiraukan Changmin yang terpaksa harus bergeser menjauh.

"Maaf, aku tidak bisa membujuknya." Yunho bergumam.

Ia menatap Changmin sekilas "Maafkan istriku, ia sedang stress karena Kyuhyun pergi dari rumah."

Suami Jaejoong itu meminta maaf atas semua kekacauan yang disebabakan oleh istrinya. Ia juga sedih dan bingung bertanya-tanya apa penyebab semua ini terjadi karena setaunya Kyuhyun tidak pernah lepas dari Jaejoong.

Dan Yunho suka jika Kyuhyun ada dirumah menemani Jaejoong agar istrinya tidak sendirian. Ia bersumpah jika ia tau apa penyebab kejadian buruk ini maka ia akan mencari orang yang mengakibatkannya.

Dan itu bukan Park Yoochun.

"Aku akan membawa Jaejoong pulang." Yunho mengangkat tubuh Jaejoong yang telah tertidur dalam gendongannya. 

Tubuh yang kian ringan itu tertelap begitu ia lelah menangis biarkan Jaejoong istirahat sebentar. Biarkan ia melupakan sejenak kesedihannya, berhenti menyalahkan dirinya dulu. 

Changmin memandang ke luar jendela kantornya yang gelap mengingat sore telah berganti menjadi malam. Dia meremas ujung meja yang didudukinya pikirannya kian runyam mengingat kembali kenangan itu. 

Ingatan akan kesalahan fatalnya di gudang rumah itu. Cukup baginya menyakiti Kyuhyun, Jaejoong, Yunho dan dirinya sendiri.

Sekarang ia merasa lelah. 

-

Luka ini akan terinfeksi jika kita membukanya

Aku mencintai dan dicintai itu sudah cukup menyenangkan

-

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
novikyu
#1
Chapter 4: Akhirnya ending nya bareng yoochun gak papa biar changmin tah gimana rasanya diabaikan seperti yang kyuhyun rasakan selama ini. Udah feeling sih endingnya bakal sama yoochun
minnie-max
#2
Yoochun kan superhero?
novikyu
#3
Chapter 3: Astaga changmin sini gue tampar wajahmu itu bisa2 nya dia tamoar kyu begitu untung ada yoochyun disitu
minnie-max
#4
Yakin yoochun ma kyu aja? Yoochun buat minnie aja?
novikyu
#5
Chapter 2: Bener-bener ya rasanya pengen jedotin kepala changmin di tembok gemes liat kelakuannya begitu pada kyuhyun

Udah deh kyuhyun sama yoochun aja gak usah sama changmin
minnie-max
#6
Mungkin Kyuhyun kurang hot bagi Changmin ?
novikyu
#7
Chapter 1: Sedih ya jadi kyuhyun cuman dia yang mencintai changmin tapi changmin justru masih cinta sama jaejoong