Electrict Heart (04) END

Electrict Heart (Completed)
Title : Electrict Heart
Author : minnie-max
Cast : ChangKyu (GS)
Genre : Angst
 
Electrict Heart
Story by minnie-max
-
Mengapa tak mencoba jujur pada hati kita bahwa sesungguhnya kau dan aku takut berpisah
.
.
.

Chapter 4
-
Kenangan yang akan selalu kuingat seumur hidupku
Kalau kau ada di dalamnya itu sudah cukup
-
Jaejoong mengajak Kyuhyun untuk makan malam dirumah, ia sudah mempersiapkan semuanya dan gadis berambut ikal saudaranya itu menyetujui untuk datang.
Ini bukan makan malam biasa karena ibu satu anak itu ingin menyelesaikan permasalahan yang selama ini menghantui mereka semua. Ia tidak ingin kehilangan keluarga yang sangat ia cintai dan Changmin harus segera disadarkan.
Akar dari permasalahan ini adalah pria itu yang tidak bisa mengakhiri cinta lamanya, Jaejoong sudah menceritakan semuanya pada Yunho, ia mengatakan alasan Kyuhyun pergi dari rumah karena dirinya dan Changmin.
Mereka berciuman dan Kyuhyun melihatnya.
Awalnya Yunho sempat marah karena tidak menyangka jika bukan hanya Changmin yang masih mencintai istrinya namun juga Jaejoong berselingkuh dengannya. Tapi pria tampan tersebut berbesar hati dan memaafkan istrinya.
Dan sekarang sudah pukul 8 malam, Kyuhyun seharusnya sudah datang tapi gadis itu belum menunjukan batang hidungnya. Pintu dirumah itu berbunyi dan Jaejoong langsung berjalan menghampiri berharap orang yang ditunggunya muncul.
DEG
Namun bukan wajah Kyuhyun yang muncul melainkan Changmin langsung saja senyum diwajah Jaejoong menghilang, ia membuka pintu agak lebar dan mempersilahkannya masuk.
Yunho meliriknya sekilas dan menyuruhnya untuk duduk, suasana disekitar mereka sangat canggung sebelumnya setiap kali dia makan bersama keluarga ini tak pernah merasa secanggung ini.
Sampai suara ketukan dipintu terdengar lagi tak ada seorang pun yang bicara, Jaejoong membuka pintu dan tersenyum melihat Kyuhyun datang bersama Yoochun.
"Kalian sudah datang, pasti kalian lapar. Aku sudah masak banyak hari ini, bagaimana kabarmu?"
"Kau semakin membuatku lapar jika terus bertanya seperti ini." Kyuhyun menghentakan kakinya kesal lalu mereka ikut bergabung di ruang makan.
Yoochun duduk disamping Changmin dan kedua pria itu tidak berbicara atau menyapa sama sekali. Yunho menyuruh mereka semua untuk memulai makan malam, Jaejoong tampak senang melihat Kyuhyun ada di rumah ini lagi.
Ia banyak bercerita tentang bayi kecilnya yang sekarang sudah bisa berjalan meskipun tertatih-tatih dan bicara sepatah-dua patah kata. Kyuhyun sama sekali tidak melirik kearah Changmin meskipun pria tinggi itu jelas-jelas memperhatikannya.
"Changmin aku disini ingin bertanya padamu apa kau masih mencintai Jaejoong?" Yunho bertanya seusai makan malam.
Kyuhyun dan Yoochun melirik antara Changmin serta Jaejoong secara bergantian, mereka juga penasaran akan jawaban pria itu. Yunho menghela nafasnya "Aku dan Jaejoong sudah berbicara dan kami sepakat untuk tidak saling menyakiti, kami ingin memiliki keluarga kecil yang damai tanpa kehadiran orang ketiga.
DEG
"Kau tau benar apa jawabanku." Changmin menatap datar kearah Yunho, ia memang masih mengharapkan Jaejoong.
"Aku menghargaimu sebagai teman tapi untuk urusan hati dan perasaanku, biar itu jadi urusanku."
Kyuhyun menatap Changmin sebal "Yah ini bukan hanya masalah kau mencintai Jaejoong atau bagaimana, tapi tentang norma Changmin ah."
Jaejoong dan Yunho mengangguk mengiyakan, Yoochun menggenggam tangan gadis itu untuk membuatnya tenang. Changmin meliriknya sebentar "Apa kau perlu mengajariku tentang norma dan bagaimana caranya aku bersikap?"
Yoochun menatap pria itu namun sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun karena ia tidak terlibat dalam masalah ini. Kyuhyun mendengus sebal "Aku tau kau cukup pintar untuk mengartikan kata mundurlah secara teratur."
Dan makan malam itu berakhir tanpa membuahkan hasil apapun.
Tak akan ada yang tau apa yang terjadi esok, ketika ia tak ingin berubah ternyata waktulah yang mengubahnya. Tuhan adalah pemegang kendali terbesar akan segala hal, yang paling tau apa maksud dari semua hal yang terjadi bahkan yang belum terjadi.
Kyuhyun memperhatikan bagaimana Yoochun membidik objek foto yang sekarang sedang dikerjakannya. Ia tersenyum sambil sesekali menghela nafasnya melihat jika bekerja, Yoochun terlihat sangat serius.
"Break 15 menit." Namja tampan itu memberikan tanda agar para model dan orang-orang yang ada disana berhenti sebentar.
Ia berjalan kearah Kyuhyun yang sedang duduk dengan tenang dikursi "Kau tidak bosan disini?"
"Tidak, ini menyenangkan." Kyuhyun menunjuk ke segala arah.
"Aku belum pernah masuk ke studio foto dengan konsep seperti ini."
Yoochun mengacak rambutnya "Kau itu terlalu banyak bergaul dengan benda mati, sesekali bergaulah."
"Bukannya aku tidak ingin tapi mau bagaimana lagi?"
Yoochun tertawa lalu meminum minumannya sebelum kembali ke set untuk melakukan pekerjaannya. Kyuhyun menopang dagunya dan tersenyum melihat Yoochun yang sedang bekerja, namja itu bilang di studio foto yang jadi bosnya adalah fotografer.
Sedangkan para model cantik itu tak ubahnya pekerja biasa.
Menghabiskan waktu dengan Yoochun memang menyenangkan membuatnya lupa akan masalah yang dihadapinya. Meskipun jika ia sedang sendirian, maka ia hanya akan diam merenung.
Kenapa masih ada nama Changmin di hatinya?
Beberapa hari yang lalu pria tinggi itu datang ke tempatnya dan meminta maaf atas kejadian beberapa minggu yang lalu. Changmin terlihat menyesal dan Kyuhyun memaafkannya.
Gadis cantik itu bingung karena beberapa hari ini Changmin malah sering datang ke tempatnya sementara Yoochun juga sedang sibuk bekerja. Awalnya biasa saja tapi sikap dan perhatian Changmin membuatnya serasa melayang, ia takut jika perasaannya kembali lagi seperti dulu.
Ia takut jatuh cinta lagi pada Changmin karena bagaimanapun juga pria itu mencintai Jaejoong, saudaranya. Kyuhyun mengerjapkan matanya saat Yoochun ternyata sudah ada disebelahnya membereskan peralatan fotografi miliknya.
"Kau melamun terus daritadi, ada apa?"
Kyuhyun menggelengkan kepalanya lalu mereka pergi darisana, gadis itu ikut membantu membawakan tas milik Yoochun. Mereka berdua masuk lift yang akan membawa ke basement, Kyuhyun menghela nafasnya.
"Aku sedang bingung."
"Bingung kenapa?"
"Beberapa hari ini Changmin selalu datang ke galeri, membawa makanan dan juga mengajakku mengobrol."
Yoochun mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Dia jadi perhatian atau kupikir seperti itu, membuatku salah tingkah dan mulai mengharapkannya lagi."
Yoochun tersenyum "Tidak ada salahnya menyambut uluran tangan persahabatan dari Changmin."
Kyuhyun menoleh kearahnya "Tapi bukan persahabatan yang kuinginkan."
"Kau masih mencintainya?"
Mereka berdua sekarang sudah berada didalam mobil.
"Entahlah."
Yoochun mengelus rambutnya "Kau sahabat yang paling kusayangi dan aku akan terus mendukung apapun yang kau inginkan."
"Terima kasih."
Tak ada yang tau apa yang akan terjadi esok dan ketika detik ini berganti ke detik berikutnya tetap tak ada yang tau pasti apa yang akan terjadi.
Manusia berada dalam lingkaran bernama rencana, namun Tuhan yang memiliki kunci untuk melaksanakannya atau menguburnya.
Yoochun menikmati drama yang ditayangkan di TV sementara Kyuhyun sedang mengeringkan lukisannya dengan hairdryer. Suara tawanya membahana ke seluruh ruangan membuat Kyuhyun tak sadar ikut juga tersenyum.
Hingga suara pintu terbuka membuat mereka berdua menoleh, disana ada Changmin berdiri dengan pakaian resminya dan membawa kantung belanjaan. Yoochun mengerjapkan matanya mungkin ini yang Kyuhyun ucapkan beberapa hari yang lalu jika Changmin sering datang ketempatnya dan mulai bersikap baik.
"Changmin, kau datang."
Namja jangkung itu menunjukan bungkusan berisi makanan "Apa kau lapar?"
Kyuhyun melirik kearah Yoochun dan seakan tau jika gadis itu butuh bantuannya, namja itupun menghampiri Changmin lengkap dengan senyum cerahnya "Wah kau repot-repot membawa makanan."
Yoochun mengajaknya untuk duduk lalu mereka bertiga mulai makan, suasana jadi canggung karena sebelumnya hanya ada Changmin dan Kyuhyun. Namja jangkung itu biasanya akan mengajaknya berbicara namun kali ini ia memutuskan untuk diam.
"Kyuhyun bisa kita bicara berdua?"
Seusai makan malam yang sunyi senyap akhirnya Changmin mengatakan sesuatu dan objek yang seakan tak terlihat disana langsung memundurkan tubuhnya dari tempat itu dan menuju tempat lain untuk menonton drama lagi.
Kyuhyun melirik kearah Yoochun kemudian kearah Changmin "Dimana?"
"Bisa kita bicara diluar?"
Gadis itu mengangguk dan mereka keluar dari galeri meninggalkan Yoochun sendirian ditempat itu. Changmin mengajaknya pergi ke cafe untuk bicara, sudah lama ia ingin mengajak gadis itu bicara tapi Kyuhyun selalu menolak diajak keluar.
Bukankah Tuhan juga bisa mengabulkan apa saja permintaan kita. Tuhan memang baik bahkan bisa menghapus rasa pada manusia tapi tak menghilangkan ingatan tentang segalanya.
Kyuhyun menatap pada uap kopi miliknya sedang menunggu apa yang ingin diucapkan oleh Changmin. Namja jangkung itu tampak menimbang-nimbang apa yang harus dikatakannya pada Kyuhyun.
"Aku ingin bicara sesuatu."
"Katakan saja, aku mendengarkanmu."
"Bisakah kita perbaiki kesalahan yang terjadi dan memulainya lagi?"
DEG
Kyuhyun menatap Changmin yang kelihatan gugup dan kikuk "Apa?"
"Aku menyukaimu, Kyuhyun ah."
Kata-kata yang selalu ingin Kyuhyun dengar akhirnya ia dapat mendengarnya, gadis yang mengejar cinta selama bertahun-tahun lalu patah hati karena mengetahui kenyataan yang ada.
Jika Changmin mencintai saudaranya sendiri.
Kyuhyun menyesap kopi miliknya yang tadi dipesankan oleh Changmin. Ia tidak tau darimana pria itu tau bahwa ini adalah kopi kesukaannya.
Ia terus menikmati campuran manis dengan sedikit pahit yang memanjakan lidah, terhanyut dan tidak menghiraukan Changmin yang semakin salah tingkah.
Senyuman itu lama Kyuhyun tidak melihatnya dan tatapan yang lembut itu juga sudah lama tidak ia lihat "Kau ini bicara apa Changmin?"
"Apa kau tidak mencintaiku lagi, Kyuhyun ah?"
Entah mengapa rasa kopi ini tiba-tiba pahit setelah mendengar kalimat itu.
"Apa karena Park Yoochun?" Changmin memandangnya dengan mata yang sulit diartikan, gadis cantik itu menghela nafasnya kenapa Yoochun dibawa-bawa dalam masalah ini.
"Ku kira kau akan menawariku persahabatan tapi ternyata tidak, jadi apa maksudmu mengatakan hal ini Changmin ah?"
"Kau benar-benar sudah berubah tidak seperti Kyuhyun yang dulu."
Kyuhyun ingin tertawa mendengarnya "Memangnya kau ingin aku bagaimana? Menyambutmu dengan pelukan? Mengatakan bahwa aku masih sama dan mengejar-ngejarmu seperti sebelumnya?"
Changmin menatapnya tak percaya ia pikir Kyuhyun akan langsung menerimanya, ia pikir waktu tidak akan mengubah perasaan gadis cantik ini padanya. Ia pikir bisa memulai satu perjalanan cinta yang baru dengan Kyuhyun.
Tapi ia salah.
"Untuk membuat kita kembali bersama dan memulai lagi cerita yang lebih baik." Tatapan lembut itu lagi mata bambi yang membuatnya terpesona dulu.
"Untuk apa memperbaiki dan apa yang akan dimulai lagi?"
Mengabaikan rasa muak yang telah menyeruak sejak kopi ini terasa pahit, Kyuhyun malah tersenyum tulus tak sedikitpun terlihat sedih "Dari awal memang tidak ada kan, Changmin ah."
Kyuhyun tak akan ingin membuat kenangan saat menangis karena Changmin dan berusaha menguatkan diri sendiri berulang lagi. Tidak akan lagi entah sudah berapa kali waktu itu ia menangis karena Changmin dan tak akan lagi menangis untuknya.
"Aku punya kehidupan lain, terima kasih untuk kopinya dan sampai jumpa." Tatapan lembut Changmin menjadi sendu mendengar kalimat yang meluncur lancar dari bibir Kyuhyun.
Senyuman terbaik sebelum mengutuk pertemuan hari ini.
Semua sudah berakhir dan Kyuhyun sudah melupakan Changmin walau masih ada yang membekas seperti senyuman dan tatapan matanya tadi.
Kyuhyun tersenyum untuk dirinya sendiri yang sudah melakukan apa yang menurutnya sudah benar. Tidak apa-apa setidaknya ia sudah bisa menganggap Changmin bukan siapa-siapa.
Cinta selalu seperti ini akan melebur setelah beberapa waktu dan kita tak bisa mengingatnya. Ketika cinta pergi menjauh, cinta lain datang lagi itu pasti terjadi
Sekalipun sakit sekarang akan berangsur menghilang kemudian. Ini akan terlupakan Kyuhyun akan melakukannya, ini tidak sulit. Ia akan menjalani hidup yang telah berubah dimana tidak ada Changmin didalamnya.
-
"Kau serius ingin pergi ke Afrika bersama Yoochun?"
"Iya, minggu depan."
"Lalu bagaimana denganku?" Suara Jaejoong terdengar sedih dan Kyuhyun hanya bisa menghela nafasnya.
Tersenyum walau saudara kembarnya itu tidak melihatnya dan menahan pertanyaan yang berkecamuk dibenaknya "Kau lebih tau apa yang terbaik untukmu, aku juga begitu jadi ayo jalani."
Sesak rasanya memikirkan apa Jaejoong akan tetap memilih keluarga kecilnya atau Changmin tapi Kyuhyun sudah memutuskan sambungan telpon barusan.
-
Aku rindu tapi aku kan mencoba untuk tidak merindukanmu
Dan akan mengingatmu bagai sebuah film
-
Menikmati angin sore bersama orang yang kita sayangi memang menyenangkan apalagi tanpa bayangan kenangan lama. Kyuhyun telah lupa apakah ia punya kenangan tentang menyayangi seseorang selain orang yang tersenyum penuh kasih disampingnya ini.
Park Yoochun yang sejak mereka bertemu saat SMA sudah mau berteman dengannya, membantunya ketika dijahili oleh teman sekawan mereka dan bahkan membantu menyembuhkan luka karena orang itu.
Awal pertemuan Kyuhyun dengannya sangat berbeda dengan saat ia bertemu dengan Changmin. Mereka bagai satu paket komplit, Yoochun yang selalu menjaganya dan mau mendengarkannya tidak seperti Changmin. Mungkin itulah salah satu hal mengapa kini mereka bersama sebagai sahabat yang setia dan sebagai kekasihnya.
Shim Changmin.
Kyuhyun menulis namanya di pasir tersenyum memandang barisan nama yang dulu selalu ia tuliskan di setiap kanvas lukisan yang sekarang sudah menjadi abu.
"Apa yang kau tulis?" Sebuah lengan memeluknya saat melihat sedari tadi Kyuhyun sibuk di tepian pantai dan menuliskan sesuatu di atas pasir.
Kyuhyun tersenyum manis padanya lalu mengalihkan pandangannya pada tulisan itu dan tersenyum lagi untuk terakhir kalinya pada barisan huruf yang membentuk nama pria di masa lalunya kemudian menghapusnya dengan telapak tangannya.
Biarkan ia menghapus semua masa bersama Changmin seperti ia menghapus nama pria itu dalam hatinya dan menggantinya dengan nama Yoochun "Hanya sebuah masa lalu."
"Lalu apakah kau mau menuliskan masa depanmu?" Yoochun mengelus rambutnya dengan lembut.
Kyuhyun mengangguk.
Park Yoochun
"Tulisan apa itu?" Yoochun berpura-pura tidak tau.
"Ini nama masa depanku, apa kau mengenalnya?" Kyuhyun mengikuti sandiwara lucu ini.
"Ahh bukannya dia orang yang sangat keren itu, fotografer alam liar di Afrika?"
Kyuhyun mencibir melihat Yoochun, namja tampan itu tersenyum lebar "Dan si Park Yoochun ini adalah orang yang paling bahagia dan beruntung di dunia ini."
"Kenapa?" Kyuhyun mengerjapkan matanya
"Karena ia memiliki seorang bernama Kyuhyun."
Ucapan itu sukses membuat wajah cantik itu merona sedetik kemudian ia baru menyadari jika Yoochun sudah mencuri ciuman di pipinya, namja itu tidak pernah menciumnya selama ini.
Lembutnya dan membuatnya berdebar.
"Yahh Yoochun ah!!!" Kyuhyun berteriak lalu mengejarnya yang terus tertawa.
"Yah berhen-" Gadis itu menubruk tubuh Yoochun yang berhenti tiba-tiba, lengan pria tampan itu memeluk pinggangnya dan tersenyum membuat Kyuhyun terpana melihatnya.
"Terima kasih Kyuhyun."
"Untuk apa?"
"Untuk hadir dihidupku."
Mereka menyatukan kening dan Kyuhyun bisa merasakan debar jantungnya semakin keras. Yoochun menyentuhkan ujung hidung mancungnya itu pada hidung Kyuhyun jika mereka sedekat ini pasti pria itu bisa mendengar debar jantungnya.
Yoochun menarik tubuh Kyuhyun kepelukannya, hangat dan nyaman. Hanya itu yang ia rasakan dan debaran jantungnya tidak segila tadi. Ia melingkarkan lengannya pada pinggang Yoochun, benar-benar nyaman.
Bahagianya bisa mencintai orang yang ia cintai dan mencintainya.
Mentari semakin turun dan laut yang indah itu semakin indah akibat sinar jingga yang timbul dari sinar sore mentari yang akan kembali ke peraduannya.
Bahu Yoochun selalu terasa nyaman dan hangat tubuh yang memeluknya ini seolah tak akan membiarkannya pergi. Hidupnya lebih terasa bahagia sejak Yoochun ada walau bayangan masa lalu dengan Changmin masih sering hadir dibenaknya.
Matanya menyapu kearah sekeliling dan melihat sesosok pria yang sangat dikenalnya.
Kyuhyun tau jika Changmin tak beranjak dari tempat itu sejak tadi bukannya ia tak peduli dengan raut wajah kecewa pria itu hanya mencoba untuk benar-benar berhenti peduli.
Agar pria itu mengerti bahwa semuanya benar-benar sudah berakhir.
Selamat tinggal Shim Changmin.
-
Kita terluka dan juga cemburu sangat lucu tergila-gila karena cinta
Itu sudah cukup bagiku mengenangmu
-
END
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
novikyu
#1
Chapter 4: Akhirnya ending nya bareng yoochun gak papa biar changmin tah gimana rasanya diabaikan seperti yang kyuhyun rasakan selama ini. Udah feeling sih endingnya bakal sama yoochun
minnie-max
#2
Yoochun kan superhero?
novikyu
#3
Chapter 3: Astaga changmin sini gue tampar wajahmu itu bisa2 nya dia tamoar kyu begitu untung ada yoochyun disitu
minnie-max
#4
Yakin yoochun ma kyu aja? Yoochun buat minnie aja?
novikyu
#5
Chapter 2: Bener-bener ya rasanya pengen jedotin kepala changmin di tembok gemes liat kelakuannya begitu pada kyuhyun

Udah deh kyuhyun sama yoochun aja gak usah sama changmin
minnie-max
#6
Mungkin Kyuhyun kurang hot bagi Changmin ?
novikyu
#7
Chapter 1: Sedih ya jadi kyuhyun cuman dia yang mencintai changmin tapi changmin justru masih cinta sama jaejoong