Chapter 1

Crime Scene Investigation: Who's Killed My Fiance?

Rosecrans Avenue

Friday, 06:30 A.M.

Pagi hari di California. Terlihat orang-orang berlalu lalang di Rosecrans Avenue, tidak mempedulikan cuaca mendung yang melanda. Diantara keramaian tersebut, seorang perempuan berambut cokelat terang sedang berlari tergesa-gesa. Matanya terus melirik ke arah jam tangannya.

“Ah, pagi-pagi begini sudah ada kasus lagi?! Baru saja selesai shift malam, sudah dipanggil lagi!”

Dia semakin mempercepat langkahnya. Beberapa kali dia meminta maaf dengan orang-orang yang tidak sengaja ditabraknya. Selang beberapa menit kemudian, langkahnya terhenti di depan bar Total Eclipse. Di dekat bar tersebut terlihat tiga mobil polisi dan mobil ambulans. Jalan gang tersebut ditutupi oleh kerumunan massa yang penasaran dengan apa yang terjadi. Perempuan tersebut mengambil ID card di saku coatnya dan menunjukkannya kepada polisi yang berjaga di luar gang. Kemudian dia menghampiri kedua temannya.

“Siapa John Doe kita kali ini?” katanya sembari menepuk pundak temannya.

“Oh, hai Eunmi. Apakah kemarin kamu memimpikanku di tidurmu?” kata teman lelakinya sembari berkedip. Perempuan tersebut, Go Eunmi memandang lelaki tersebut dengan jengkel.

“Kamu mau kupukul sampai mati seperti mayat di depan kita ya, Lee Donghae!” kata Eunmi mengepalkan tangannya bersiap memukul Donghae.

“Hey, hey, sudah jangan bertengkar!”

Suara yang tegas berhasil menghentikan Eunmi. Tanpa memperdulikan Donghae, cepat-cepat dia menghampiri lelaki berkacamata yang membungkuk ke arah mayat.

“Dokter Zhang, mayat kita kali ini siapa?”

“Aku tidak menemukan dompet dan ponselnya. Dia kira-kira berumur awal 30an. Satu luka tusuk dan dua luka tembakan. Dengan luka seperti ini, jelas sekali pembunuhnya menyimpan amarah yang sangat besar dan ada 2 bekas pukulan di kepala” Yixing menjelaskan kepada Eunmi. Matanya tidak berpaling dari mayat yang ada di depannya.

Cause of death?” Tanya Donghae

“Aku yakin dari luka tembak di dada sebelah kiri, tapi untuk pemeriksaan lebih lanjut aku lebih baik langsung membawanya ke lab,” jawab Yixing

“Siapa yang melaporkannya?” tanya Eunmi

“Mr. Minhyuk Kang. Itu orangnya disana,” kata Yixing sambil menunjuk orang dengan baju olahraga.

“Aku akan menanyainya,” kata Eunmi berlari kearah Mr. Kang.

“Pagi Mr. Kang, aku CSI Go, bisa anda ceritakan apa yang terjadi?”

“Ya begitulah, aku seperti biasa berlari pagi, kemudian anjingku, kau tahu dia mulai bertingkah agak gila dan berlari ke tempat orang itu tergeletak. Aku langsung menelepon 911, aku tidak berani memegangnya. Dia berlumuran darah dan aku tahu dia sudah mati,” jawabnya.

“Terima kasih Mr. Kang,” kata eunmi

“Dia masih muda, sayang sekali,” kata Minhyuk sedih. Eunmi hanya tersenyum dan mengangguk kemudian kembali ke tempat Yixing dan donghae.

“Eh Yixing, pembunuhnya kenapa aneh ya? Padahal sudah ditusuk mengenai organ vital, tetapi masih saja ditembak. Dua kali lagi,” Ujar Donghae ikut memperhatikan mayatnya. Mendengar pertanyaan Donghae, Yixing dan Eunmi sama-sama menoleh ke arahnya. Donghae yang menyadari kedua rekannya menatap ke arahnya, membalas tatapan mereka dengan kebingungan.

“Yah karena pembunuhnya menyimpan amarah yang sangat besar sepertinya.” Kata Yixing dengan muka datar. “Aku akan memotretnya dulu sebentar, kemudian mengirimkannya pada Sehun dan Lana.”

“Baiklah, bawa saja mayatnya ke lab. Aku akan menghubungi Jiyong,” kata Eunmi. Dia mengambil ponsel di sakunya.

“Halo, Jiyong…”

***********************

Los Angeles Crime Lab - California

Friday, 07.00 A.M

 

Pagi yang sibuk di California crime lab, setelah shift malam selesai dengan kasus baru, sekarang malah datang lagi yang baru. Sayangnya saat ada laporan ditemukannya ‘john doe’ masih jam 6 pagi dan belum masuk shift pagi, terpaksa shift malam yang menyelesaikannya. Lana yang baru saja ingin pergi ke salon harus kembali lagi ke lab dan memeriksa TKP.

“Hai jiyong, kudengar kalian baru saja menemukan “a suit man” tergeletak di gang sempit dekat bar total eclipse,” kata Lana sambil membawa koper peralatannya.

“Yah begitulah. Aku baru saja menerima telepon dari Eunmi dan mau kesana, ngomong-ngomong darimana kau tahu?” kata Jiyong.

“Yixing menelponku berkali-kali dan memaksaku segera kesana dia takut ceceran darahnya terinjak oleh warga yang melihat TKP,” kata Lana.

“Selalu saja membuat orang panik.”

Mereka berangkat ke TKP Bersama dengan Sehun. Garis polisi masih terpasang, namun banyak warga yang ingin melihat. Sehun terlihat gusar. Dia paling tidak rela ‘crime scene’nya didekati oleh orang banyak.

“Memang siapa ‘john doe’ kita kali ini?” tanyanya pada Jiyong.

“Entahlah. Mungkin pemain musik di bar? Atau bisa jadi pemiliknya?” kata Jiyong mengedikkan bahunya

“Pemain musiknya tidak mungkin milyarder, Jiyong. Jadi kau pernah ke bar itu?”

“Yah beberapa kali aku pernah kesana dan melihat perform musik. Band pilihan mereka bagus dan banyak orang kaya datang kesana, selain itu juga anak muda yang ingin eksis. Dan bagaimana kau tahu dia milyarder?” tanya Jiyong.

“Lihat setelannya, gespernya, jam tangan, gelangnya dan sepatunya. Semua dari brand terkenal. Dan satu lagi, bros di jasnya itu, kau akan kaget jika tahu harganya,” jawab sehun sambil menunjukkan foto korban di laptop. “Orang ini sebenarnya punya style yang bagus.”

“Wah kau pengamat fashion ternyata. Tapi ini jelas bukan perampokan, pelaku hanya membawa identitasnya saja. Apa dia tidak tahu ini mahal?” kata Jiyong.

“Baiklah kita lihat apa yang terjadi disini,” kata Lana sambil mengarahkan senternya ke arah darah yang berceceran disekitar situ. Darahnya tidak terlalu banyak. Hanya beberapa ceceran dan Lana memotret dan mengambil sampel darah tersebut untuk di tes. Namun sekitar beberapa meter dari tempat mayatnya, ada ceceran darah lagi. Sepertinya ada orang selain korban yang berlari menjauh dari TKP dan dia sedang terluka. Entah apa yang terjadi padanya. Tetapi darahnya berhenti di ujung gang menuju jalan besar. Lana mengambil sampel darah lagi. Dan kemudian kembali ketempat sehun.

“Apa yang kau dapat?” tanya nya pada Sehun

“Pelaku sepertinya membawa lari senjata pembunuhnya. Aku menyisir tempat ini dan menemukan 1 kartu ini. Hotel St. Regis…hmm…sepertinya pembunuhnya milyader juga kemudian 2 selongsong 9 mm,” sambil memasukkan kartu hotel dan selongsong peluru ke amplop barang bukti. “Jangan – jangan ini persaingan bisnis.”

“Ah tapi itu senjata yang umum dan sayang sekali tak ada cctv di gang ini,” kata Lana

“Tunggu dulu, Lana, jangan bergerak. Aku menemukan sesuatu di dekat sepatumu.” Kata Sehun sambil mengambil potongan suatu benda seperti serpihan kayu dengan sedikit darah diujungnya. “Apa ini? apakah korban sempat dipukul?”

“Entahlah. Yixing langsung membawanya ke lab,” kata Lana.

 

**************

 

Total Eclipse Bar

Friday, 07.15 A.M

Chanyeol dan Eunmi berjalan masuk ke total eclipse bar. Bar tampak sepi dan hanya ada 1 waiter disitu yang sedang membersihkan meja.

“Selamat pagi, aku CSI Park dan ini CSI Go, kami ingin menanyakan beberapa pertanyaan, dan siapa namamu?” kata Chanyeol pada waiter itu

“Lee Taeyong,” jawabnya

“Apakah kau pernah melihat pria ini?” kata Eunmi sambil menyodorkan foto korban.

“Hmm…sepertinya ya. Dia pengunjung bar ini di VIP section dan entahlah, maksudku aku hanya melihat dia sekilas saja,” jelas Taeyong.

“Mr. Lee, apakah pengunjung VIP harus punya member dulu disini?, Sekitar jam berapa dia masuk ke bar ini?” tanya Chanyeol.

“Ya, pengunjung harus mendaftar dulu dan entahlah aku tak tahu bagaimana prosedurnya. Tanyakan saja pada pemilik bar. Kau tahu aku hanya bertugas mengantar minuman dan itupun bukan ke wilayah VIP. Dia masuk sekitar jam 22.00 kurasa,” jawab Taeyong

“Baiklah kami ingin bertemu pemilik bar.” kata Eunmi pada Taeyong. Kemudian dia membawa Chanyeol dan Eunmi keruangan pemilik bar.

“Selamat pagi, Mr. Yuta Nakamoto, kami dari CSI” kata Chanyeol menunjukkan id cardnya

“Ada apa ini?” jawab Yuta.

“Apakah kau tidak tahu ada mayat ditemukan digang samping barmu?” tanya Eunmi

“Ya aku tahu, lalu kenapa?” jawabnya lagi

“Kenapa? Waaahhh kau pasti orang yang cuek sekali ya” jawab Eunmi kesal “Dia salah satu pengunjung bar mu. VIP member. Apakah kau tidak meminta data dari para pelangganmu?”

“Tidak, mereka memberi uang kemudian mendapat nomor member dan password tanpa adanya nama, begitu masuk mereka tinggal mengetik password dan nomor membernya,” jelas Yuta.

“Apakah kau mengenali pria ini sebagai pengunjung VIP mu?” tanya Chanyeol.

Yuta mengamati foto tersebut dengan teliti, “Ya aku tahu dia, tadi malam dia datang, bersama seorang wanita, entahlah mungkin saja pacarnya. Tak lama setelah itu dia bertengkar dengan seseorang. Kemudian orang itu pergi tidak lama setelahnya,” jawab Yuta. Chanyeol melihat keadaan sekitar kemudian bertanya lagi.

“Mr. Nakamoto, dimana mereka bertengkar dan apakah kau lihat orangnya? kau pasti memiliki rekaman cctv di bar ini kan?”

“Ya. Tapi hanya di area regular dan di pintu masuk. Di area VIP kami tidak memasang cctv. Aku tidak melihat orangnya, hanya saja aku mendengar suara berisik, aku ingin menyuruhnya bertengkar saja diluar tetapi baru saja aku ingin melakukannya dia sudah pergi duluan. Aku tidak sempat melihat wajahnya. Dan korban kalian, dia masuk kembali ke area VIP.”

“Kami minta rekaman cctvnya saja kalau begitu,” kata Chanyeol.

********************

Los Angeles Crime Lab - California

Friday, 08.45 A.M

“Jonghyun, aku lapar bisakah aku bawakan beef burger double extra cheese dan diet coke…oh ayolah kau kan sedang dalam perjalanan kesini,” kata Yixing sambil menelepon analis DNAnya, Lee Jonghyun

“Sorry dokter Zhang, aku tak melewati McD drive thru,” jawab Jonghyun diseberang telepon.

“Tidak tidak, kau lewat, cepat belikan pesananku tadi atau aku beri tahu ke ketua Kwon rahasiamu,” Yixing mengancam.

Pagi pagi sudah membuat perkara saja dia, pikir Jonghyun “Ya baiklah. Bye.”

Yixing membawa tubuh korban ke lab nya dan kemudian mulai mengidentifikasi tubuh korban dengan teliti. Setelah melepas semua pakaian korban dan menmasukkannya ke kantong barang bukti, ia memeriksa setiap jengkal tubuh korbannya. Tiba – tiba pintu lab menjeblak terbuka dan Chaerin masuk sambil memakai jas lab nya.

“Hai Yixing ada perkembangan apa dari korban kita,” kata Chaerin. “Sejauh ini aku hanya memeriksa bagian luar tubuh korban, yah akuebenarnya lapar dan sedang menunggu kiriman makanan dari Jonghyun. Jadi aku tak bisa berpikir,” jelas Yixing. Chaerin mengernyit. “Jadi ini harus cepat diperiksa dan lagi pula kita belum tahu siapa dia. Aku akan mengambil sidik jarinya. Dan kau cepat lakukan tugasmu.”

“Yah kasihan sekali sebenarnya dia masih muda dan memiliki masa depan yang cerah tapi dia malah tergeletak disini. Lagipula pembunuhnya memang agak aneh, tusukan ini dalam dan jika dibiarkan saja korban juga akan mati perlahan kenapa harus menembaknya segala,” kata Yixing. Pintu lab terbuka lagi. Kali ini jonghyun baru saja datang membawa kotak makanan pesanan Yixing.

“Bisa jadi pembunuhnya kasihan dengan korban lalu menembaknya agar mempercepat kematiannya. Lagipula kan si korban tidak menderita sakit yang lama,” kata Jonghyun.

Yixing langsung merebut kotak makannanya. “Jahat sekali!, baiklah, karena kau sudah datang, ayo kita kerjakan saja agar aku bisa makan dengan tenang,” katanya sambil menunjuk muka Jonghyun.

Setelah memberikan semua yang dipakai korban pada Chaerin untuk diperiksa, Yixing dan Jonghyun melakukan pembedahan pada korban. Sejauh yang mereka bisa temukan tidak terdapat hal yang ganjil. Korbannya tidak diracun sama sekali dan tidak terdapat hal ganjil dalam tubuh korban. Tampaknya, si pembunuh hanya menyerang dari luar saja dan tidak ditemukan jejak apapun dalam saluran pernafasannya. “1 tusukan mengenai organ vitalnya dan oh… pelaku memuntir pisaunya. Wah jahat sekali dia. Lihat ini” kata Yixing sambil menunjuk bekas luka di area perut. “Sepertinya ditusuk dengan single-edge knife, dan 2 tembakan 1 langsung mengenai paru-paru serta yang lainnya mengenai salah satu tulang dada sampai retak.”

“Ini dia cause of deathnya, peluru ini,” kata Jonghyun mengambil peluru dari paru – paru korban dengan pinset dan memasukkannya ke jar kecil untuk dikirim ke bagian jejak.

“Menurutku, si korban mencoba melindungi dirinya. Lihat Ini,” kata Yixing mengambil serpihan kayu di pergelangan tangan korban dengan pinset dan memasukkannya ke kantong barang bukti. “Ada luka pukul di kepala bagian belakang tapi tidak terlalu fatal. Kulit kepalanya hanya robek sedikit,” Yixing mengambil lagi serpihan kayu di kepala korban.

“Dan ada memar bekas pukulan di area wajah, kukira sudah berumur hampir seminggu. Tapi terdapat luka lebam di pipi korban akibat hantaman.” Jonghyun memeriksa wajah korban dengan senter dan kaca pembesar. “Hmm… Kurasa si pemukul wajah korban ini menggunakan cincin di middle-finger nya.” Ada tanda seperti ukiran di antara memar itu.

“Entahlah apa maksud si pembunuh, maksudku, hei, mungkin saja dia hanya dendam saja dengan orang ini. Tapi di pipinya terdapat luka lebam yang umurnya kira-kira kurang dari seminggu. Aku akan memfotonya siapa tahu ada petunjuk mengenai ini,” kata Jonghyun sambil memotret wajah korban.

Jonghyun membawa barang bukti dari kamar otopsi ke lab nya untuk memeriksa sidik jari serta foto korban. Dia sedang memeriksa foto korban dan berkali-kali mengecek cincin apakah yang dipakai oleh orang yang memukul wajah korbannya. Karena bekas dari cincin ini agak samar.

Pada saat itu juga, Chaerin di lab nya sedang memeriksa baju, jam tangan dan cincin tunangan korban. Hanya itu saja yang bisa didapatkannya dari korban. Dia melihat di bagian dalam cincin korban terdapat sebuah nama “Momo…? Aku harus menemukan tunangannya. Setelah itu dia memeriksa jam tangan dan baju korban. Terdapat sidik jari di jam tangan korban dan 2 rambut berbeda dari baju korban. Selain kedua petunjuk itu tidak ada lagi yang bisa didapat dari barang – barang korban. Sudah pasti korban baru saja menggunakan baju itu dan hanya datang ke bar Total Eclipse. ‘Tetapi siapa pemilik kedua rambut ini?’ , ada 2 rambut hitam pendek dan satu lagi warna blonde panjang. Chaerin menaruh kedua rambut itu dia kantong barang bukti serta mengambil sampel sidik jari dari jam tangan korban. Setelah itu dia membawa laporannya ke Jonghyun.

 

11.00 A.M

“Hei Jonghyun apakah kau sudah selesai dengan tugasmu?” tanya Chaerin.

Jonghyun yang sedang fokus melihat kearah proyektor yang menampilkan foto wajah korban dan berpikir cincin apa yang dipakai si pemukul ini. di sebelahnya laptopnya memperlihatkan beberapa gambar perhiasan yang mirip dengan foto. “Hmmm…belum. Serpihan kayu di lengan korban yah hanya kayu biasa kau tahu seperti balok kayu yang dipakai untuk mengirim suatu barang pecah belah. Dan kemungkinan saja itu bekas boks kayu yang terdapat di bar. Chaerin bisakah kau membantuku mengenali perhiasan ini?”

Cherin melihat detail dari foto itu dan memperbesarnya beberapa kali lalu melihat ke beberapa gambar. Setelah sekitar setengah jam mengerjakan Bersama Jonghyun, Chaerin tiba – tiba teringat sesuatu.

“Ini rasanya tak asing setelah kita merekrontruksi beberapa bagian dari cincin ini, masih samar tapi aku yakin pernah melihat di suatu tempat,” katanya sambil mencari sesuatu di laptop.

“Ah! Old Japanese Limited Edition designed by Cartier. Desain kuno jepang yang diukir dalam cincin ini hanya dijual sekitar 60 cincin saja dan terdapat nomor serial di setiap cincinnya. Aku tak tahu berapa harganya tapi aku berani bertaruh pasti mahal sekali karena setiap desainnya unik dan bisa di custom sesuai keinginan pembeli. Lebih baik kau menelpon pihak Cartier dan menanyakan apakah disekitar sini ada yang membeli cincin itu,” jelas Chaerin.

“Aku kuberitahu pada Jiyong masalah ini. Eh tunggu, bagaimana dengan cincin tunangan si korban?”

“Yah ternyata itu ada namanya…,” sebelum Chaerin selesai bicara pintu lab terbuka, Lana masuk dengan buru – buru

“Aku baru saja mendapat telepon dari Bellflower Memorial Hospital ada korban wanita ditemukan tidak sadarkan diri di dekat 7-eleven tak jauh dari bar Total Eclipse. Mungkin saja dia terkait dengan kasus ini?” Kata Lana.

“Mungkin itu wanita yang bersama korban?” jawab Chaerin.

“Aku akan kesana bersama Eunmi,” kata Lana bergegas pergi sambil menelepon Eunmi.

“Jadi cincinnya…ada nama Momo,” Chaerin melanjutkan.

“Akan kuperiksa sidik jarinya dan juga rambut itu,” kata jonghyun.

 

To Be Continued.......

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
exomars
I made this story because my hobby watching all of crime scene investigation serial. All of them. From Las Vegas, Miami, New York, and Cyber also NCIS and a reality show, Homicide Hunter (I should watch shows like this to improve my knowledge as you know I studies law)

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet