Jakarta

Better Than Him

Dahyun menginjakan kakinya di Jakarta. Dia meregangkan badannya yang selama enam jam duduk manis di dalam pesawat jurusan Incheon-Cengkareng. Udara di Jakarta yang panas menyambut Dahyun nyesel pake sweater rajut karena Seoul udah masuk musim dingin. Eeehh di sini malah panasnya bikin emosi.

“Oy Dek!”, panggil suara familiar. Dahyun nengok pas suara familiar itu memanggilnya. Abang rupanya.

“Nggak usah sok maen sinetron lo sok ngeliat-liat sekitar segala”, kata abang yang langsung mengambil koper Dahyun yang gedenya kayak nyelundupin gajah Korea.

“Lo bawa apaan sih gede bener?”, keluh abang.

“Heheheh kan gue bawa banyak oleh-oleh buat yang lain juga”, balas Dahyun cengengesan.

“Next time minta si Hansol aja deh yang jemput. Punya pacar manfaatin dikit laaah”, celetuk abang. Dengar nama Hansol disebut, kayak ada yang nonjok persis di dada Dahyun. Sensasinya masih sama, padahal udah setahun nama Hansol jadi kata yang Dahyun hindari.

“Buruaaan, gue masih ada urusan!”, panggil abang. Dahyun berlari menyusul abang.

Ah, ini Jakarta bukan Seoul. Cepat atau lambat nama Hansol akan mampir ke telinga Dahyun entah sekali atau dua kali, entah sengaja atau nggak. Intinya, setiap nama Hansol mampir ke telinganya, sensasi ada yang nonjok persis di dadanya akan selalu hadir. Haunting her.

***

Hansol nggak bisa berhenti mikirin tentang kejadian tadi. Gila, Kups itu gila. Urat malunya abis! Mana ada cowok mau deketin cewek pake minta dicomblangin sama mantannya? Gara-gara Kups, Hansol terpaksa kepikiran akan Dahyun. Abis pulang ngampus, dia udah duduk di atap rumahnya ditemani satu bungkus rokok yang dia berhasil selundupin.

Dulu Hansol nyoba-nyoba rokok pas SMA, tau bahayanya kayak apa. Tapi belakangan kalo lagi stress, Hansol jadi suka ngerokok karena rokok bisa bikin dia lebih tenang. Dan sejak putus dari Dahyun, rokok selalu hadir setiap Hansol datang ke atap untuk menenangkan dirinya. Jujur, kenangan-kenangannya dengan Dahyun suka merayapi pikiran Hansol tanpa seizinnya. Di situlah batang rokok baru dibakar Hansol.

"Iya nih aku lagi ke atap, nggak enak di bawah ada Mama," dari kejauhan Hansol denger suara Sofia, buru-buru rokok langsung dimatiin. Sayangnya Sofia menangkap Hansol mematikan rokoknya.

"Jeno, nanti Pinya telepon lagi ya", jata Sofia sambil menutup teleponnya.

"Nga...ngapain lo ke sini? Mau telponan sama pacar ya!? Kecil-kecil udah pacaran gue bilangin..."

"Seenggaknya gue ke atap nggak ngerokok kayak lo!", tukas Sofia. Hansol langsung malu ke-gep.

"Jangan bilangin Mama apa Ayah ya, gue juga nggak ngerokok tiap hari," kata Hansol to the point.

"Yah nggak setiap hari sih, cuma pas kalo keingetan sama Dahyun aja kan?"

"Iya... EH SEMBARANGAN LO!," dari pada ketangkep ngerokok tadi, tuduhan Sofia kali ini lebih telak. Sofia terkekeh ngeliat Hansol yang panik dan sibuk menyangkal tuduhannya. Keduanya lalu diam. Sofia menoleh ke arah kakaknya, dan bungkusan rokok yang tinggal dua batang. Artinya belakangan ini kakaknya lagi sering kepikiran mantannya. 

"Ngapa sih lo sekarang norak banget kalo stress larinya ke rokok? Ketahuan ayah abis lo diseret pake mobil jeepnya dia keliling komplek," Sofia bersuara.

"Anak kecil nggak bakal ngerti,"balas Hansol kembali menyalakan rokoknya. Ketika asapnya mengebul, Sofia mengusirnya dengan tangannya.

"Gue udah kelas 11 please, dari mana masih kecilnya sih?", protes Sofia. Hansol nggak membantah. 

"Kak, lo kenapa? Kepikiran lagi sama yang onoh?", tanya Sofia. 

"Apaan sih, udah setahun ya gue putus sama dia. Ya kali gue masih kepikiran dia," kilah Hansol. Sofia mengernyitkan matanya.

"Emang ada yang bisa ngasih deadline kapan lo bisa move on dari orang? Ada yang udah putus malah ampe nikah segala ama orang lain tapi ternyata dia belom move on dari mantannya tuh. Apalagi elo yang baru putus setahun, alasan putus nggak jelas, keliatan masih ngarep pula...nggak usah sok gengsi bilang udah move on deh!," omel Sofia.

Masih keingetan gimana dia ditelpon sama Dahyun dari Seoul sambil nangis-nangis ngadu dia baru aja diputusin sama Hansol tanpa alasan yang nggak jelas. Setahun setelah kejadian itu, segala cara udah dikerahkan Sofia untuk mengorek Hansol. Penasaran banget gimana kakaknya yang kayaknya adem ayem ngejalanin LDR sama ceweknya yang terpisah beribu-ribu kilometer tiba-tiba main minta putus lewat telepon tanpa alasan yang nggak jelas. Bahkan sampai sekarang jawaban Hansol ketika ditanya alasannya putus sama Dahyun itu apa tetap sama,

"Mau gue jelasin kayak apa nggak akan ada yang ngerti."

Sunngguh amat sangat buntu dan cuma bikin darah tinggi doang mendengad jawaban. 

"Ada cowok yang datengin gue, dia minta dicomblangin sama Dahyun," Sofia sontak menengok ke arah Hansol. Satu batang rokok kembali dibakarnya. 

"Hah? Lo tau dari mana? Minta tolong sama Kak Rayi?," dan benar perkiraan Hansol, pasti Sofia langsung heboh. Apalagi kalau dia dengar kalimat selanjutnya.

"Minta tolong sama gue. Anak DKV, dia bilang karena gue mantannya Dahyun jelas-jelas gue tau cara ngedeketin tu anak gimana. Intinya gue tau tu anak luar dalem kayak apa. Makanya dia minta tolong sama gue," cerita Hansol.

"Terus lo sanggupin?"

"Nggak lah, gila kali. Gue nggak mau urusan sama Dahyun lagi. Lagian itu cowok logikanya dari mana gue juga nggak ngerti..."

"Bego!," tukas Sofia. Hansol tersentak.

"Heh, mulut lo..."

"Lo kenapa nggak bantuin tu cowok? Justru bagus dong kalo ada orang yang masih mau sama Dahyun means bakal bikin lo gampang move on," jelas Sofia. Hansol menatap adik semata wayangnya dengan tatapan nggak percaya. Dibandingkan dengan Kups, ternyata adiknya lebih absurd. Logikanya kemana juga nggak ngerti.

"Selama lo atau Dahyun masih jomblo, otomatis lo bakalan tetep ngarep balikan sama Dahyun kan? Nah, kalo lo mau cepet move on ya biarin aja Dahyun punya cowok jadinya kan secara nggak langsung harapan lo balikan ama dia bakal kandas. Baru deh di situ lo bener-bener udah move on dan nggak akan ada urusan apa pun sama Dahyun," lanjutnya.

"Sakit lo ya? Ngapain gue ngurusin urusan orang. Lagian gue udah move on sama Dahyun ya!," tegas Hansol. Sofia memutar kedua bola matanya capek sama kakaknya yang kayaknya nggak nyambung-nyambung sama solusi yang sedang diberikan padanya.

"Kak, cuma ada dua cara ampuh bikin move on. Satu, lo udah ketemu pengganti mantan lo dan kedua, ada orang lain yang bisa ngebahagiain dia ketimbang lo. Secara lo pacar aja nggak punya, lebih cepetan ngeliat Dahyun punya cowok baru kan? Bukannya ini udah pertanda dari Tuhan kalau lo harus bantuin Dahyun sama Kups jadian biar lo pada akhirnya bisa move on?", Sofia ngotot. Hansol mematikan rokoknya.

"Sumpah deh, logika lo kemana sih Fia? Dari mana sih lo nemu cara move on begitu? Kalo udah putus ya putus aja, nggak perlu gue urusan sama mantan gue ampe nyariin dia cowok segala," debat Hansol.

"Yeeee, lo mau move on nggak dari Dahyun? Kan lo sendiri bilang lo sama dia udah kelar, kalo masih naik ke atap diem-diem ngebakar rokok gara-gara lo masih kepikiran itu namanya belom move on. Dikasih solusi kok lo malah ngeyel sih, kak!," Sofia nggak mau ngalah.

Hansol mengacak rambutnya (Oh ya, rambut Hansol sekarang udah gondrong ala-ala era Adore U). Susah berdebat sama cewek, even adeknya sendiri. Intinya dia udah move on, tapi yang namanya ngebantuin Kups buat deketin Dahyun terdengar sangat amat absurd di telinga Hansol. Bukannya itu artinya dia harus ngorek-ngorek luka lama demi bantuin Kups? Ngapain juga luka udah sembuh dikoyak lagi demi kepentingan orang lain?

"Nggak, gue nggak mau ada urusan sama Dahyun lagi titik!," ujar Hansol ngotot. Dia membereskan rokok dan handphonenya kemudian cabut. Membiarkan atap dikuasain oleh si "Pinya" dan cowoknya.

"Lo emang nggak mau urusan sama Dahyun lagi, apa emang nggak rela dia sama cowok lain?," tegur Sofia sebelum Hansol menuruni tangga. Hansol berhenti sejenak, kemudian melanjutkan perjalanannya tanpa menjawab pertanyaan Sofia. Sofia geleng kepala.

"Batu banget sih jadi orang," gumamnya.

***

Thanks for reading!

Sorry kalau kelamaan ^^

Don't forget to subscribe, upvote, share dan komen.

NO FANWARS!

Komenmu, semangatku!

xxoo

MJIL~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LuHaeRin
#1
Chapter 5: Halo, masih inget aku gak? Dulu aku sering comment ff silent hello, tahun 2016. Ini aku abis ngebaca ff itu juga. Seingat aku waktu itu ff ini blom dipublish jadi aku gak up-to-date tentang ff ini. Btw silent hello will forever be my favourite story. Udah 4 tahun tapi aku masih inget cerita nya. Dan sekarang pun aku masih senyum senyum lagi waktu ngebaca ff itu. Jadi keinget waktu aku di sma dulu. The time flies too fast. Gak tau kapan kamu bakal ngebaca comment ini tapi i hope you’re doing well now :)
Update soon ya.. aku rindu danon XD
Navydark
#2
Chapter 3: Truth hurts sih
Tapi apa alasanmu mutusin dahyun vernoniiee????
Navydark
#3
Chapter 2: Kekekekeke, kups lo beneran deh demi dahyun segitunyaa ahahahaha
Navydark
#4
Chapter 1: Whyyyyy