Chapter 3 - The

FRIENDS WITH BENEFITS

Seorang perempuan terlihat memasuki ruangan studio dengan dua orang di belakangnya. Rambut sebahu miliknya tertata berantakan dan kaca mata hitam menutupi setengah wajahnya. Semua di studio pemotretan itu tahu bahwa Park Yeon Min memang sangat cantik, bisa dilihat dari portofolio modelnya. Tapi mereka sedikit terkejut saat melihat wajah cantik tersebut ternyata jauh lebih dingin.

"Sepertinya saat ini ada yang sedang bad mood. Siapa yang berani mengganggu modelku?" Sesosok pria dengan kamera yang terkalung di lehernya mendekati Yeon Min dengan senyuman hangat.

Siapa yang berani mengganggu modelku?

Gadis itu membuka kaca matanya memeluk pria itu sesaat tapi tetap tidak merubah tatapan tajamnya.

"Kau tidak berniat membuat moodku semakin buruk kan?" tanya Yeon Min kepada sosok di depannya. Jonghyun hanya tertawa singkat. Keduanya merupakan rekan kerja profesional. Park Yeon Min dan Kim Jonghyun sudah dipertemukan beberapa kali dalam sebuah project.

"Ehem!" Sebuah suara familiar membuat Jonghyun menatap pria di balik punggung Yeon Min. Seongwoo melambaikan tangannya singkat yang dibalas dengan sebuah anggukan dari sang fotografer.

Seongwoo melingkarkan tangannya di pundak Yeon Min. Senyumnya mengembang melihat sosok pria di depannya yang juga tersenyum ramah. Dulu Seongwoo pernah mengira bahwa Jonghyun merupakan calon pria yang tepat untuk Yeon Min. Dia tampan, baik, sopan, dan mapan. Sebagai seorang sahabat yang baik dia akan menyetujui hubungan mereka seratus persen. Semuanya terjadi sebelum Park Yeon Min dengan sadisnya melakukan konfrontasi penolakan.

"Aku titip Yeon Min hari ini ya. Hati-hati, gadis ini benar-benar sedang dalam mode galak." Perempuan bermarga Park tersebut melepaskan tangan Seongwoo dan mencubit lengan pria itu. Dengan sangat kurang ajar, Seongwoo malah mengacak rambut Yeon Min yang baru saja dipotong dan berganti warna menjadi cokelat muda.

"Aku pergi dulu. Jangan merindukanku," ujar Seongwoo sambil mencubit pipi Yeon Min. Pria itu memang berjanji hanya mengantar sahabatnya ke tempat kerja dan melanjutkan perjalanan ke tempat shooting. Setelah Seongwoo hilang dari pandangan, Yeon Min segera pamit kepada Jonghyun untuk beranjak ke ruang rias.

Baru dua langkah, kakinya terhenti karena Jonghyun menahan bahunya. "Hari ini direktur majalah ini akan berkunjung ke studio photoshoot. Apa kau tidak keberatan?" tanyanya.

Yeon Min menggelengkan kepalanya santai dan kembali berjalan menuju ruang rias bersama manajernya. Helaan nafas berat keluar dari bibirnya saat Yeon Min menyenderkan badan di kursi. Hari-hari ini entah kenapa ia merasa begitu lelah. Padahal jadwal kerjanya tidak begitu padat.

"Kau tidak apa-apa? Ada yang bisa kubantu?" ujar manajernya. Ia terbiasa dengan Yeon Min yang dingin dan juga irit bicara, tapi sudah sekitar seminggu ini artisnya menjadi jauh lebih tertutup.

"Tidak apa-apa. Aku hanya lelah," ujarnya sambil menutup matanya dan memijit keningnya. Beberapa detik setelah itu, ponsel yang ada di kantong Yeon Min bergetar singkat. Gadis itu membuka matanya. Entah kenapa jantungnya berderu cepat, seperti menanti sebuah kabar dari seseorang misalnya?

Bola mata hazel gadis itu kembali menjadi dingin saat melihat layar ponselnya yang menunjukkan chat baru dari official account, bukan dari seseorang yang menghilang selama dua minggu terakhir.

 

*************************

 

Daniel menyender di pintu mobil sambil memandangi layar ponselnya. Senyumnya tidak pernah hilang dan malah semakin lebar. "Berhenti tersenyum seperti seorang maniak, Kang Daniel," ucap seorang pria sambil menyerahkan americano panas ke tangan Daniel. Orang yang dijuluki maniak hanya terkekeh geli sambil menyeruput minuman panas di tangannya.

"Kamu tidak akan pernah mengerti, hyung. Gadis itu seperti taman bermain pribadiku, menyenangkan sekaligus memberi efek mendebarkan." Jisung kembali menggelengkan kepalanya saat melihat sepupu kecilnya yang terkenal sebagai the most wanted playboy in South Korea ini berperilaku seperti budak cinta.

Sudah sekitar dua minggu, Jisung dan Daniel pergi ke Jepang untuk mengurus kerjasama perusahaan miliknya dengan partner dari negeri sakura tersebut. Ayah Daniel, selaku CEO benar-benar hanya mengawasi kerja anaknya. Dia memberikan tanggung jawab mega proyek tersebut ke tangan Daniel. Hitung-hitung sebagai bekal saat anak sulungnya menggantikan posisinya kelak.

Hal ini yang membuat pria bermata tajam tersebut tidak bisa menghubungi Yeon Min. Jisung, sepupu sekaligus asisten pribadi Daniel sampai dibuat heran. Setiap malam, ia melihat Daniel menatap ponselnya lama. Mengetik sesuatu, namun dihapus lagi. Kadang-kadang matanya sendu lalu detik kemudian tertawa geli. Jisung tau benar siapa perempuan yang bisa membuat Daniel bertingkah seperti orang gila.

"Kau benar-benar jatuh cinta ya, Niel?" tanya Jisung yang dibalas dengan gelengan.

"Tidak. Aku tidak jatuh cinta," ujar Daniel. "Aku dan dia kan cuma teman." Jisung hanya mendecih saat melihat bola mata Daniel yang berbinar-binar saat membicarakan gadis itu, berbanding 180 derajat dari ucapan yang dikeluarkannya sedetik tadi.

Baru saja Jisung ingin menyanggah perkataan Daniel, tiba-tiba ada suara berat dari belakang mereka. "Daniel, Jisung. Sebelum kembali ke apartemen, bisa tolong mampir sebentar ke kantor pusat? Seharusnya hari ini jadwalku untuk mengunjugi photoshoot tapi ibumu merengek minta ditemani berkebun. Kau gantikan ayah, ya?"

Daniel menganguk singkat. Kedua orangtuanya memang selalu memperlihatkan kemesraan mereka, bahkan di usia pernikahan yang hampir menginjak 30 tahun. Daniel bersyukur ia terlahir di keluarga yang hangat dan penuh cinta. Dia memang bisa dikategorikan sebagai playboy yang dengan mudah berganti pacar, namun dia tidak pernah menjadi laki-laki brengsek yang berselingkuh ataupun memperlakukan pacarnya dengan bejat.

Dia menghormati kekasih-kekasihnya sama dengan ia menghormati ibunya. Daniel hanya belum menemukan orang yang mampu menyita seluruh perhatian dan eksistensi pikirannya. Kalau sekarang? Sepertinya sudah ada satu sosok yang terlintas di otaknya setiap ia memikirkan tentang masa depan.

Kalian pasti bisa menebaknya kan?

 

**********************

 

Tidak butuh waktu banyak untuk merias wajah Park Yeon Min. Para make-up artist hanya menyapukan sedikit pemanis di wajah blasteran gadis itu. "Apa sudah selesai? Sepuluh menit lagi pemotretan akan segera dimulai." Seorang staf menyembulkan kepalanya di pintu. Gadis itu mengangguk dan melangkahkan kaki keluar ruangan. Mata tajamnya melihat seorang pria yang mengenakan kemeja putih dan secara sengaja tidak mengaitkan dua kancing teratasnya.

Mata tajamnya melihat seorang pria yang mengenakan kemeja putih dan secara sengaja tidak mengaitkan dua kancing teratasnya

"Seo Kang Joon?" tanya gadis itu. Pria yang dipanggil menoleh ke arahnya dan memberikan senyum manisnya.

"Hai, partner!" ucap Kang Joon sambil mengacak rambut Yeon Min yang sudah ditata. Gadis itu hanya melemparkan tatapan tajamnya. Ia sudah biasa menerima perlakuan Kang Joon. Pria itu merupakan teman dekat Ong Seongwoo di Fantagio Agency. Beberapa kali ia juga ikut acara makan siang Ong dan Yeon Min. Tentu saja sebagai sahabat yang protektif, Seongwoo selalu menjauhkan dirinya dari rayuan manis Kang Joon. Dia tidak rela sahabatnya jatuh ke tangan playboy yang punya motto hidup 'rayu, dapat, dan tinggalkan'.

Belum sempat dirinya mengeluarkan sumpah serapah, tiba-tiba Jonghyun mucul di antara mereka. "Sebelum kita mulai pemotretan, aku akan memperkenalkan kalian ke CEO majalah ini. Ia sepertinya sudah datang." Semua orang di studio tersebut mengarahkan pandangan kepada pintu yang terbuka. Ada dua laki-laki berjas yang berjalan masuk. Satunya tersenyum kikuk, satu lagi tersenyum manis. Jantung Yeon Min rasanya berdetak dua kali lebih cepat saat sadar siapa pria yang melempar senyum manisnya kepada semua orang di studio.

Tidak jauh berbeda dari Park Yeon Min, pria tersebut bahkan menghentikan langkahnya saat ia menatap model perempuan bermata hazel di hadapannya. Hanya tertegun sedetik, sebelum pandangan bingungnya berubah menjadi tatapan jahil yang sangat familiar bagi Yeon Min. Belum lagi senyum manisnya yang berganti jadi seringaian.

"Oh? Kenapa kau yang kesini Kang Daniel? Kemana CEO ki-?"

"Jonghyun hyung. Siapa perempuan cantik yang ada di belakangmu?" Daniel memotong pertanyaan fotografer itu dan menatap Yeon Min dengan intens. Gadis itu tahu betul bahwa Daniel sedang melihatnya bagai makhluk buas yang hendak menerkam mangsanya.

Oh, jadi dia pura-pura tidak mengenaliku? Okay, two can play the games, batin Yeon Min sambil membalas tatapan pria itu dengan tidak kalah intens.

"Oh iya, kenalkan. Ini Seo Kang Joon dan Park Yeon Min. Mereka berdua yang akan menjadi cover majalah bulan ini. Dan.. Ini Kang Daniel, anak dari CEO kantor ini," ucap Jonghyun. Jisung yang berada di belakang Daniel membulatkan matanya. Dia tidak salah dengar kan? Jadi ini perempuan yang bisa menaklukkan sepupunya?

Kang Joon membungkuk, memberi penghormatan kepada Daniel dan sayangnya tidak digubris sama sekali. Pria itu bahkan melangkahkan kakinya menjauhi Jisung dan Jonghyun dan berhenti tepat di depan Park Yeon Min. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantong celananya, mencegah pria itu secara impulsif menarik tubuh Yeon Min ke dalam pelukannya dan mencium aroma tubuh yang sangat dirindukannya.

"Biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Kang Daniel. Kau bisa memanggilku Daniel atau apapun yang kau mau," ucapnya dengan suara seduktif. Belum lagi kalimatnya sama persis dengan yang ia lontarkan dua bulan lalu saat melihat Yeon Min untuk pertama kalinya di club.

Perempuan itu menampilkan senyum tipisnya, setuju untuk mengikuti permainan Kang Daniel. "Namaku Park Yeon Min. Biasanya aku tidak mudah untuk memberikan namaku. Tapi kurasa.. kau spesial," ujar Yeon Min dengan penekanan di kata terakhir. Perkataan gadis tersebut tidak hanya membuat heran Daniel, tetapi juga seluruh populasi pria di studio. Seorang Park Yeon Min yang dingin dan hanya mau didekati oleh pria bernama Ong Seongwoo, kini menatap pria lain dengan sorot menggoda?

Sekarang, Daniel tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya. Ia mengulurkan tangan kanannya. Meminta jabat tangan dari gadis di depannya. Yeon Min menaikkan alisnya, menatap pria itu dengan heran tapi tangannya juga menyambut jemari Daniel. Baru saja jemari keduanya bersentuhan, Kang Daniel dengan begitu cepat menarik tangan Yeon Min kuat ke arahnya. Tangan kanannya membawa telapak tangan Yeon Min ke bibirnya, memberi kecupan lama disertai dengan ibu jarinya yang tidak berhenti melakukan gerakan mengusap. Sedangkan tangan kirinya berada di pinggang Yeon Min, merengkuhnya semakin dekat hingga ia hampir bisa mencium aroma citrus menyegarkan gadis itu, bukan aroma strawberry favoritnya.

Aku merindukanmu. Sangat. Yeon Min membelalakan matanya saat bibir Daniel bergerak di atas punggung tangannya. Mengirimkan pesan tanpa suara yang hanya bisa dimengerti oleh gadis itu. Mata pria itu memancarkan kehangatan yang aneh. Yeon Min tidak suka ditatap seperti itu. Lihat saja sekarang pipi dan pucuk telinga gadis itu sudah berubah warna menjadi merah. Menggemaskan, batin Daniel.

Park Yeon Min berdehem kencang dan melepaskan dirinya dari cengkeraman si beruang. Tanpa banyak kata, perempuan itu melangkah pergi menjauhi Daniel yang sampai sekarang masih tersenyum geli. "Hmm.. Baiklah. Ayo kita mulai pemotretan hari ini," ucap Jonghyun memecah suasana canggung di studio. Sedetik kemudian orang-orang sudah mulai berlalu-lalang melakukan tugasnya masing-masing, meninggalkan Daniel yang masih terkekeh pelan sambil tidak memutus kontak matanya dari Park Yeon Min.

"Kau benar-benar sudah menjadi budak cinta," ujar Jisung pelan sambil meremat bahu sepupunya.

 

***************************

 

"Tahan pose kalian. Seo Kang Joon, bisakah kau mengelus rambut Park Yeon Min?" Jonghyun sedari tadi menginstruksikan beberapa gaya kepada dua model yang sedang duduk berhadapan. Model tersebut mengikuti perkataan Jonghyun. Tangan kirinya menyisipkan rambut Yeon Min ke belakang telinga. Tidak kalah profesional, gadis itu menyilangkan kakinya di atas paha Kang Joon, membuat dress tipisnya tersingkap hingga setengah paha. Tema pemotretan kali ini berjudul "Dangerous Couple" dan wajar saja jika daritadi posisi mereka begitu dekat. Untuk menambah suasana, Kang Joon memberikan tatapan memuja tepat ke manik mata gadis itu, begitu juga sebaliknya.

Untuk menambah suasana, Kang Joon memberikan tatapan memuja tepat ke manik mata gadis itu, begitu juga sebaliknya

 

Anehnya, tatapan itu tidak memberikan efek berlebih pada gadis itu. Beda dengan seorang laki-laki yang saat ini hatinya sudah ketar-ketir melihat pemandangan di hadapannya. Berani sekali model itu memberikan tatapan memuja untuk gadisnya. Tidak ada yang boleh memandang miliknya seperti itu. Tidak ada, kecuali dirinya. Daniel melipat tangannya di depan dada. Tatapannya begitu tajam tapi raut wajahnya masih terlihat datar. Jujur saja, Park Yeon Min benar-benar ingin membalik badannya dan melihat jelas raut wajah Daniel yang ia yakini sudah sangat masam.

"Oke! Sepertinya aku sudah mendapat foto yang baik. Silahkan kalian ganti baju untuk masuk ke sesi berikutnya." Yeon Min menarik kakinya dari pangkuan Kang Joon. Gadis itu sengaja memperlambat gerakan kakinya saat bergesekkan dengan paha pria itu. Ia tahu gerakan tersebut menciptakan efek gila untuk seseorang yang sedang melihatnya dengan tatapan tidak percaya. Dalam hati ia tersenyum karena berhasil membalas dendam atas perbuatan Kang Daniel. Beraninya dia hilang selama dua minggu dan tiba-tiba muncul seakan-akan tidak ada hal yang terjadi.

I will make you suffer. Just watch me, Kang Daniel. Batin gadis itu. Ia melirik singkat ke arah Daniel dan melemparkan senyum tipisnya sebelum menghilang di balik ruang ganti.

Daniel mengepalkan tangannya. Dirinya tidak menyangka Yeon Min dengan terang-terangan menggodanya. Tidak, tidak. Lebih tepatnya gadis itu sedang memberikannya hukuman. "Argh!" Pria itu berteriak dan mengacak rambutnya sebelum melangkah pergi.

Melihat pergerakkan tiba-tiba Daniel, Jisung berteriak. "Kau mau kemana?"

"Toilet!" teriak Daniel dengan sedikit membanting pintu studio.

Di pemotretan yang kedua, Daniel mengucap syukur karena gadis tersebut mengenakan dress hitam selutut dan tidak terlihat profokatif. Jisung hanya menggelengkan kepala saat melihat sepupunya yang kembali dari toilet setelah 15 menit tertahan di sana dan kembali dengan rambut berantakan, jas yang sudah dilepas serta kemeja yang sedikit semrawut. Ia tidak perlu bertanya apa yang Daniel lakukan di dalam toilet.

Baru saja jantung Daniel bekerja dengan tenang, sebelum fotografer di depannya berteriak pose apa yang harus dilakukan oleh kedua modelnya. "Sekarang berbaringlah di sofa." Daniel menatap Jonghyun dengan tidak suka. Demi Tuhan, pria itu menahan mati-matian kakinya untuk tidak berlari ke arah Yeon Min yang kini berbaring di samping Seo Kang Joon. Tangan gadis itu merangkul pinggang si model pria. Daniel menghembuskan nafasnya berat saat Kang Joon dengan santai mengelus puncak kepala Yeon Min.

 

68747470733a2f2f73332e616d617a6f6e6177732e636f6d2f776174747061642d6d656469612d736572766963652f53746f7279496d6167652f384e47354b734275333066636a513d3d2d3536303732303933352e313532346566666133633063633566303136343130393131373536362e6a7067?s=fit&w=1280&h=1280

 

Kang Daniel bergerak tidak tenang saat melihat Yeon Min dan Kang Joon berpose di atas sofa. Hal itu mengingatkannya dengan aktivitas favoritnya saat berada di apartemen bersama gadis itu. Saling berbaring di sofa, menonton film, makan popcorn, dengan tangan Yeon Min memeluk pinggangnya dan dirinya yang mengelus rambut Yeon Min sambil terkadang mencium puncak kepala gadis itu.

Damn! Pria sialan bernama Seo Kang Joon itu sekarang dengan berani menenggelamkan hidungnya di atas rambut Yeon Min. Sumpah serapah sudah keluar dari mulut Daniel. Jisung menahan lengan Daniel dan menggelengkan kepalanya, tanda tidak setuju dengan apapun hal yang ingin dilakukan sepupunya.

Sejak kecil Daniel anak yang ramah, selalu tertawa dan mudah berteman dengan siapapun. Tapi ada satu kekurangan Daniel yang Jisung tahu. Seorang Kang Daniel tidak suka berbagi hal yang merupakan miliknya dengan orang lain. Bahkan Daniel kecil pernah memukul Jisung saat sepupunya itu tidak sengaja merusak mobil-mobilan miliknya. Mengenal sifat posesif Kang Daniel, bahkan terhadap mainan miliknya, ia tidak berani memikirkan apa yang akan pria itu lakukan kepada setiap orang yang merebut miliknya dalam wujud seorang gadis. Jisung yang setia berdiri di sebelah Daniel tiba-tiba merasakan aura gelap yang menguar dengan sangat kuat.

"Kau yakin tetap ingin di sini? Sepertinya lebih baik kita pergi," bisik Jisung.

"Tidak." Tegas Daniel tanpa melirik ke arah sepupunya. "Aku tidak akan kalah. Kita lihat saja siapa yang akan menang di akhir." Kali ini Jisung benar-benar merinding saat wajah dingin Daniel berubah menjadi sebuah seringai.

 

***********************

 

Setelah dua jam, akhirnya pemotretan hari ini mencapai sesi terakhir. Yeon Min memandang gaun terakhir yang dia gunakan. Gaun berwarna putih dengan potongan yang begitu rendah di bagian dadanya, dilengkapi riasan dan model rambut wet looks. Tanpa dikontrol, jantung gadis itu berdetak dengan penuh semangat. Park Yeon Min bukan seorang gadis murahan yang senang menggoda kaum adam di luar sana. Tapi sosok yang selama dua jam terakhir menatapnya dengan pandangan liar begitu menyenangkan untuk digoda.

Pikiran gadis itu melalang buana, memikirkan apa yang akan dilakukan oleh pria itu sehabis ini. Dan Yeon Min dengan anehnya merasa begitu bersemangat. Laki-laki bernama Kang Daniel benar-benar membangkitkan banyak sisi dari kepribadiannya yang selama ini terpendam. Seperti detik ini, jiwa seduktif Park Yeon Min sangat mendominasi. Ia ingin tahu sampai batas mana Daniel bisa menahan kesabarannya. Dia tidak naif, Yeon Min tahu betul bahwa pria itu sudah diambang batas kewarasannya. And she wants more.

Gejolak mendebarkan muncul di dada gadis itu saat ia bertubrukan mata dengan Daniel. Yeon Min mengerutkan keningnya saat melihat ekspresi pria itu yang terlihat sedikit berbeda. Bahu lebarnya yang tadi kaku, kini dari jauh terlihat lebih rileks. Belum lagi bibir cemberut pria itu yang berubah menjadi senyum tipis. Apa yang ada di pikirannya? Batin Yeon Min. Kang Daniel memang sepertinya tidak bisa ditebak, tapi di situlah sisi seru dari semua permainan ini. Menang dengan mudah tidak akan terasa menyenangkan, bukan?

Bagian terakhir dari pemotretan ini sebenarnya cukup mudah. Setelah melakukan beberapa pose, Yeon Min memutuskan untuk mengerjai Daniel yang terakhir kali. Bola mata hazel gadis itu tidak beranjak dari bola mata kelam milik pria di ujung ruangan sana. Yeon Min memundurkan badannya, sengaja menghabiskan jarak antara punggungnya dengan dada model pria di belakangnya. Mengerti sinyal dari Yeon Min, Kang Joon melingkarkan tangan kirinya di pinggang ramping gadis itu.

Park Yeon Min tidak bisa menyembunyikan senyumnya, saat Daniel mulai menyilangkan tangannya di depan dada dan menggeleng kecil

Park Yeon Min tidak bisa menyembunyikan senyumnya, saat Daniel mulai menyilangkan tangannya di depan dada dan menggeleng kecil. Memberi tanda untuk berhenti menggodanya, atau tanda bahwa Yeon Min benar-benar berada dalam bahaya sehabis ini. Hell! She doesn't even care. The between both of them is too strong.

Tangan kiri gadis itu yang tadinya menggantung bebas, kini sudah berada di leher Seo Kang Joon. Untuk memberikan pukulan terakhir bagi Kang Daniel, mata tajam gadis itu berubah menjadi sayu dan bibir merahnya sengaja dibiarkan terbuka sedikit. Menatap Daniel tanpa ada keinginan untuk memutus kontak mata mereka bahkan saat sang fotografer menekan tombol kameranya untuk terakhir kali.

"Oke! Aku kira cukup untuk hari ini! Seo Kang Joon dan Park Yeon Min kalian berdua benar-benar terbaik!" ucap Jonghyun sambil memeluk singkat kedua modelnya. Akibat distraksi dari Jonghyun, gadis itu kini kehilangan sosok Daniel. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh studio dan pria itu sudah tidak terlihat. Ada suara retakan yang kecil sekali dalam hati Yeon Min. Lagi-lagi ia ditinggal pergi.

 

****************************

 

Saat ini Yeon Min sudah berganti pakaian biasa. Ia melepas anting miik sponsor yang digunakan untuk pemotretan tadi. Gerakan tangannya berhenti saat ia melihat sosok laki-laki yang muncul dari balik pintu. Visual Kang Daniel yang ia lihat dari kaca tidak mengurangi kadar ketampanan namja tersebut. Melihat Daniel yang mempertahankan posisinya di depan pintu, membuat gadis itu membalikkan badannya, menatap langsung sorot mata yang tidak bisa dibacanya.

Melihat Daniel yang mempertahankan posisinya di depan pintu, membuat gadis itu membalikkan badannya, menatap langsung sorot mata yang tidak bisa dibacanya

Badan Yeon Min menegang saat secara perlahan tapi pasti, Daniel mengikis jarak di antara mereka berdua. Aura gelap dari pria itu seakan mendorong tubuh Yeon Min untuk melangkah mundur. Daniel menghentikan langkahnya saat berada tepat di depan gadis itu. Park Yeon Min menjerit tertahan saat pria itu mengangkat badannya dengan mudah dan mendudukannya di atas meja rias. Tangan Daniel di pinggang Yeon Min secara perlahan berpindah. Memegang ujung meja di kiri dan kanan badan gadis itu. Seakan mengurung dan membatasi ruang bebas Yeon Min.

Pria itu menunduk, mengarahkan wajahnya setara dengan Yeon Min. Jantung gadis itu mencelos saat melihat sorot mata Daniel. Bukan sorot mata ini yang diinginkan oleh Yeon Min. Ia berharap Daniel menatapnya dengan tatapan marah, jahil, atau apapun. Tapi sekarang yang ada di hadapannya hanyalah tatapan sendu, yang mungkin bercampur dengan sirat frustasi dan ada sedikit rindu di sana. Membuat bulu kuduk Yeon Min sedikit meremang. Daniel selalu seperti ini. Dengan natural membuat dirinya merasa diinginkan dengan sangat.

"Kau berhasil membuatku gila, Park Yeon Min." Pria itu menempelkan kepalanya di pundak Yeon Min. Persis seperti seseorang yang tidak punya tenaga. Gadis itu ingin mendecih dalam hati. Siapa yang tiba-tiba pergi tanpa kabar? Harusnya Yeon Min yang berada di posisi gila saat ini. Bukan pria yang sekarang mulai menyentuhkan hidungnya di ceruk leher Yeon Min.

Daniel mengusapkan hidungnya di leher gadis itu sebelum menghirup aroma feminim favoritnya. Jantungnya terasa berdetak kembali dengan normal saat wangi familiar mengisi paru-parunya. Rasanya seperti pulang ke rumah. "Citrus." Daniel berbicara tanpa mengangkat wajahnya. Masih senang dia mendusel di leher Yeon Min. "Aku lebih suka wangi strawberry."

Gadis itu tertawa, tangannya mengelus rambut Daniel pelan. Mendapat perlakuan seperti itu, Daniel semakin menyembunyikan hidungnya di leher Yeon Min dan kini tangannya sudah memeluk posesif pinggang gadis di depannya.

Keduanya bertahan di posisi tersebut dengan waktu yang cukup lama. Masing-masing depan pikirannya sendiri. "Aku akan jawab semua pertanyaan kamu." Daniel memecah keheningan.

Yeon Min mengerutkan keningnya, "Memangnya aku mau tanya apa?" padahal di dalam hati gadis itu ia sudah penasaran setengah mati dan ingin menuntut jawaban atas hilangnya Daniel.

"Ya sudah kalau tidak mau tanya, sekarang giliran aku yang tanya." Daniel kini menegakkan badannya. "Apa kau senang saat menyiksaku tadi?"

Yeon Min menaikkan alisnya dan tertawa geli. "Kau lucu sekali." Pria di depannya semakin mengerucutkan bibirnya. Wajahnya benar-benar seperti anak anjing yang sedang sedih. Daniel menghela nafasnya kesal. Dengan satu sentakan ia menarik pinggang Yeon Min. Tangannya menahan berat gadis itu yang belum siap berdiri. Dada kedua manusia tersebut hampir bersentuhan kalau tidak diselingi oleh tangan Yeon Min. Suara tawa gadis itu kini tidak terdengar lagi, hanya suara jantungnya yang berdebar karena wajah anak anjing di depannya sudah berubah wujud menjadi serigala yang buas.

Dengan tangannya yang bebas, Daniel menyelipkan rambut Yeon Min ke belakang telinganya. Gadis itu menggigit bibirnya saat jemari Daniel dengan sengaja bermain dibelakang telinganya. "Aku tidak suka dia menyentuhmu seperti ini." Suara husky milik Daniel memberikan respon aneh di dalam perut gadis itu. Suara dominasi yang begitu kental.

"Dimana saja dia menyentuhmu? Aku akan menghapus jejak yang dia tinggalkan." Daniel memutar paksa tubuh Yeon Min. Dada pria itu kini menempel di punggung Yeon Min.

"Lihat dan perhatikan." Bibir Daniel berada tepat di telinga Yeon Min. Tangan pria itu meremas pinggang Yeon Min, memberi isyarat untuk membuka matanya. Daniel ingin Yeon Min menyaksikan apa yang bisa dilakukan pria itu. Gadis itu kini membalas tatapan Daniel dari cermin yang terpampang di depan mereka. Daniel mengangkat tangan kiri Yeon Min dan meletakkan di wajahnya sendiri. Tangan pria itu sudah memeluk erat pinggang Yeon Min. Mereka melakukan reka ulang pose terakhir Kang Joon dan gadis itu.

"Aku tidak suka berbagi, Park Yeon Min. Ingat itu," ujar Daniel sambil menempelkan bibirnya di leher gadis itu. Suhu ruang ganti tersebut mendadak memanas saat Daniel tidak hanya mengecup leher mulus Park Yeon Min. Ia menambah gerakan menggigit, menjilat, dan menghisap satu titik dengan kuat. Meninggalkan jejak keunguan yang kontras dengan warna kulit gadis itu.

Park Yeon Min tidak kuasa memejamkan matanya. Sekuat tenaga ia menggigit bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan suara aneh. Daniel menarik kepalanya ke belakang dan melihat puas hasil kerjanya. Jemarinya mengusap kissmark yang ia tinggalkan. "Mine."

Yeon Min tidak tahu apa yang saat ini terjadi, tapi satu hal yang ia bisa pastikan. Membuat seorang Kang Daniel marah bisa memberikan efek samping yang berbahaya. Pria itu kini menarik tangan Yeon Min dan mengantar gadis itu kembali menghadapnya. Raut wajah serigalanya tadi benar-benar sudah berganti menjadi mode anak anjing kembali. Daniel tersenyum lebar dan mengungkung Yeon Min dalam pelukannya.

Daniel tersenyum lebar dan mengungkung Yeon Min dalam pelukannya

"Kau harus tau, aku sangat merindukanmu." Pria berbadan besar itu menggoyang-goyangkan Yeon Min ke kanan dan ke kiri.

"Untuk menebus aku yang hilang tanpa kabar, bagaimana kalau weekend nanti kita jalan-jalan?" tanya Daniel dengan tatapan penuh harap.

"Kau masih ingat kan perjanjian nomor satu kita, bahwa tidak ada yang namanya kencan," ucap Yeon Min sambil melipat tangannya di depan dada.

Daniel mengerucutkan bibirnya dan kembali menarik gadis itu dalam pelukannya. "Jalan-jalan sebagai teman kan bisa. Ayolaaaaaah. Ya ya ya?" ujar Daniel sambil menghentakkan kakinya dengan gemas.

Dalam hati perempuan itu sudah tersenyum geli. Bagaimana bisa beruang yang tadi menyerangnya kini berperilaku seperti anak umur 10 tahun? "Baiklah." Daniel mengepalkan tangannya dan bersorak kegirangan.

"Kau memang yang terbaik. Aku hampir saja mencintaimu," ucap pria itu yang dibalas dengan tatapan melotot dari Yeon Min. Daniel hanya terkekeh geli dan kembali menarik gadis itu ke dalam dekapannya. Menghujani pipi gadis itu dengan kecupan singkat tanpa henti, membalas hilangnya kontak fisik mereka selama dua minggu kemarin.

 

- To Be Continued-

 

*Vankyu's note*

Terima kasih untuk semua yang mau baca cerita ini. Maaf ya chapter yang satu ini sangat sangat sangat panjang. Jangan lupa untuk comment ya. Show me your love, people! hehehe

Sekalian aku mau tanya kalian lebih suka Daniel versi apa untuk chapter depan?

y Daddy Mode Daniel?

atau

Fluffy Puppy Mode Daniel?

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
gaofushuai #1
Chapter 4: I’ve been missing you so much!
Di manakah anda dear author-nim ㅠㅠ
Dedes_destry #2
Chapter 5: Update plisss :( masih nunggu pokoknya sampe mereka jadian..
gaofushuai #3
Chapter 5: Kangen Yeon Min sama Daniel.. TT___TT
gaofushuai #4
Chapter 5: Huwaaaa~~
Tentu dong ditunggu tunggu!
Sudah meleleh ke mana mana rasanya
Sepertinya habis moment manis manis bakal datang momen angst?
Sedikit masa lalu YeonMin (?)
gaofushuai #5
Chapter 4: Update yang paling ditunggu tunggu!
Can we get to see the next chapter sooner ?
Can’t wait already to see their next date!
nuneo2590 #6
Chapter 3: Acckk so in love with this kind of story!
Keep updating yaa

Btw ga coba nulis di wttpd? Pasti bakal lebih ramee disana
gaofushuai #7
Chapter 3: Can we have both ?
y yet fluffy Daniel. XD

Thank you for this long and intense chapter.
I almost hold my breath when reading it.
It’s so intense between Yeon Min and Daniel!

Keep up the good work!
Gonna anticipating for next!
Love!
gaofushuai #8
Chapter 2: Hi!
Nice story!
One of kind of friends with benefit theme.
I love their skinship together. It’s just so natural even they’re just friend with benefits with mustn’t fall for each other.
Will be anticipating the upcoming story.

Sorry, but I just feel much easier and natural for me to commenting on english as usual how I comment at here.
You made this story written beautifully.
Keep up the good work!