Chapter 1 - Stranger

FRIENDS WITH BENEFITS

                Seorang gadis memutar gelas di tangannya dengan sangat lambat. Kepalanya berdenyut, entah karena efek alkohol yang mengalir di sistem tubuhnya saat ini atau karena musik yang berdetum sangat kencang. Menghabiskan malam di bar sebenarnya bukan hobi favoritnya tapi malam ini menjadi pengecualian.

Setelah mengucapkan selamat dan memberikan hadiah untuk kedua orangtuanya di perayaan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-30, Yeon Min kembali dicerca oleh pertanyaan yang membuatnya begitu muak. “Apa kau tidak membawa pasangan kembali di tahun ini?” Pertanyaan tersebut tergiang lagi di benaknya dan membuat gadis itu kembali menenggak vodka yang sudah hampir habis di tangannya. Ia tahu bahwa ibunya bertanya dengan nada hati-hati, diikuti dengan tatapan memelas saat melihat anak perempuannya yang berumur 26 tahun mungkin merasa kesepian. Gadis itu mengeluarkan senyum sinisnya. Ia tidak kesepian, Ia berpikir bahwa dia tidak pernah kesepian.

Dengan bentuk tubuh yang proporsional, tinggi di atas rata-rata dan lekukan tubuh berbentuk huruf ‘S’ mampu membuat pria manapun memandangnya lekat-lekat. Belum lagi wajahnya yang unik, perpaduan antara keindahan wajah oriental dan kaukasia. Bola mata cokelat hazel dan hidungnya yang mancung menyerupai ayahnya, sedangkan wajahnya yang kecil dan bibir tipis kemerahan mirip ibunya. Ia harus berterima kasih kepada darah Korea-Belanda dari orang tuanya. Dia bukanlah perempuan polos dan naif, yang berpura-pura tidak mengetahui bahwa dirinya menawan. She is gorgeous and she know it. Itu mantra yang selalu dia pelihara saat pergi kemana saja. Paling tidak, ia mempunyai kadar yang tinggi dalam meter kepercayaan diri. Seorang Park Yeon Min bisa dengan mudah menunjuk laki-laki manapun untuk menghabiskan malam dengannya. Tapi dia tidak pernah bisa melakukan itu, bukannya tidak mau.

Sama seperti malam ini. Dengan dress hitam ketat yang melekat pas di tubuhnya, memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan indah, rambut hitam bergelombang yang menutupi punggungnya, ia yakin sudah ada banyak mata yang memperhatikan dirinya. Tapi tentu saja, gadis itu tidak peduli. Ia tidak merias dirinya untuk orang lain, melainkan untuk penghargaan kepada dirinya sendiri. Lagipula tidak ada satu laki-laki pun yang dapat melumerkan hati dinginnya yang sudah beku. Paling tidak ia berpikir begitu sampai ada sebuah suara yang menyapa telinganya.

Have a bad day, do you?” Suara sedikit serak dengan aksen british yang sangat jarang ditemui di Korea Selatan membuat gadis itu memalingkan wajahnya. Dalam waktu sepersekian detik, Park Yeon Min menganalisa sosok di sampingnya. Hal pertama yang ia lihat adalah mata laki-laki tersebut begitu tajam namun diselingi dengan semburat jahil, bibirnya yang entah kenapa terlihat begitu merah dan rambut cokelat miliknya yang berantakan (hampir saja ia menyapukan tangannya untuk merapikan rambut pria itu yang menutupi keningnya). Tampan mungkin kata-kata yang kurang kuat untuk menggambarkan betapa menarik subjek analisanya. Dengan jas hitam dan kemeja yang tidak dikancing di bagian paling atas menggambarkan bawa pria itu sama seperti dirinya. Ia tahu bagaimana membuat dirinya terlihat attractive.

“Senang dengan apa yang kau lihat?pria itu mengeluarkan y smirk miliknya dan hampir, hampir, membuat Yeon Min tersipu. Tidak ingin terlihat seperti orang bodoh, gadis itu memalingkan wajahnya dan menghabiskan minuman di gelasnya.

“Aku pesan wine, dan satu lagi minuman apapun yang dipesan oleh gadis cantik di sebelahku,” ucap pria itu kepada bartender di depan mereka.

 Yeon Min mengeluarkan senyum sinisnya. “Wine saja cukup. Aku tidak menerima minuman dari orang yang tidak ku kenal,” ujarnya kepada bartender dengan suara yang lebih kencang, untuk menyindir laki-laki di sebelahnya. Tidak terbiasa menerima penolakan, pria itu berdecak kagum. Adrenalinnya meningkat dua kali lipat. Bukan hanya menawan, tapi sulit untuk didekati. Hal tersebut membangkitkan singa dalam dirinya yang siap untuk mengejar mangsanya sampai dapat.

“Kang Daniel.” Pria itu menjulurkan tangannya ke hadapan Yeon Min yang tentu saja dibalas dengan kerutan di kening gadis itu. “Kau bilang kau tidak akan menerima minuman dari orang yang tidak kau kenal. Karena itu aku memperkenalkan diriku. Namaku Kang Daniel. Kau bisa memanggilku Daniel, atau apapun yang kau sukai.”

Yeon Min benar-benar tidak percaya dengan ucapan pria di hadapannya. Sudah begitu banyak cara yang dilakukan pria lain untuk mendapatkan namanya maupun nomor teleponnya tapi tidak ada yang begitu terus terang seperti pria di sampingnya. Menarik, bisiknya dalam hati. Alih-alih membalas jabatan tangan pria itu, Yeon Min kembali mengalihkan perhatiannya kepada bartender yang sedang menuang wine. “Nama yang menarik untuk orang Korea.” Daniel menarik tangannya namun tetap memandang Yeon Min dengan tatapan kemenangan, paling tidak ia sudah mendapatkan sedikit perhatian gadis di hadapannya.

“Aku harus berterima kasih kepada ayahku karena nama yang dia berikan bisa menarik perhatian seorang gadis cantik.” Yeon Min kembali menggelengkan kepalanya mendengar balasan dari pria itu. “Jadi kalau aku boleh tahu, siapa namamu? Bukan kah tidak adil bahwa kau tahu namaku tetapi aku tidak punya gambaran sama sekali tentang siapa yang ada di depanku. Aku mulai curiga bahwa kau adalah seorang pembunuh bayaran atau seorang mata-mata yang tidak boleh diketahui identitasnya.”

Yeon Min menaikkan alisnya dan memberikan tatapan tidak percaya atas humor pria tersebut. “Memangnya aku terlihat seperti wanita kejam yang dengan tega membunuh siapa saja?” Daniel kembali bersorak dalam otaknya karena berhasil menarik perhatian gadis tersebut untuk kedua kalinya.

“Mungkin tidak, tapi kau sudah pasti terlihat seperti wanita cantik yang bisa menaklukkan hati laki-laki lemah manapun,” ujarnya sambil tersenyum jahil.

“Apa kau salah satunya?” tantang Yeon Min. Pria itu menggelengkan kepalanya.

“Tentu saja tidak. Aku bukan pria yang lemah terhadap wanita cantik tapi aku jenis pria yang akan sangat penasaran dengan wanita cantik yang bahkan tidak mau memberi tahu namanya.”

Untuk kesekian kali, Yeon Min benar-benar terpukau dengan ucapan yang keluar dari pria di sampingnya. He is such a flirt, dan Yeon Min harus mengoreksi pendapatnya tadi bahwa pria ini tidak sama dengan dirinya. Kadar percaya diri pria ini sudah jauh melampaui batas normal manusia lain kalau boleh jujur. Dan hal tersebut terlihat begitu menarik di matanya, entah kenapa. Mungkin tidak ada ruginya jika ia memberi tahu namanya.

“Park Yeon Min.” Pria di hadapannya melebarkan matanya. Tidak puas dengan reaksi pria tersebut, ia mengulangnya untuk kedua kali. “Namaku Park Yeon Min dan kau harus tahu aku tidak mudah memberikan informasi diriku kepada orang yang baru aku lihat sepuluh menit yang lalu. Kau harus merasa beruntung.”

Daniel menyentuh dagunya dan mengangguk puas. “Aku tahu.”

Setelah beberapa detik yang canggung, pria itu kembali bersuara. “Jadi apa yang membuat seorang gadis sepertimu berakhir di bar sendirian malam ini?” Yeon Min berpikir sejenak apakah percakapan ini bisa berlanjut? Ia tidak sering bercakap-cakap dengan pria di bar. Tidak pernah bahkan. Tanpa dia sadari bibirnya terbuka begitu saja.

“Klise. Orang tua yang terlalu campur tangan dengan kehidupan anaknya yang single.”

Daniel menatap gadis itu dengan tidak percaya. “Kau single?”

Yeon Min mengangguk. “One hundred percent.”

Entah kenapa singa di dalam tubuh Daniel kembali mengaum. Ia tidak akan melepaskan kesempatan emas seperti ini. “Kau pasti bercanda. Dengan wajahmu yang seperti ini, no offense, kau bisa mendapatkan siapapun yang kau mau,” termasuk aku, tambahnya dalam hati.

Gadis itu hanya tersenyum singkat dan berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia tidak suka memberikan informasi terlalu jauh tentang dirinya. “Kau sendiri kalau aku tidak salah duduk di sebelahku tanpa pendamping. Jadi kenapa harus heran saat mengetahui bahwa aku tidak punya pasangan?” tantangnya.

Daniel mengacak rambut cokelatnya pelan, “Aku tidak suka hubungan yang mengikat. Kalau bisa berhubungan dengan banyak wanita dengan bebas kenapa harus mempersulit diri terikat dengan satu wanita?” jawabnya.

Kembali, kejujuran pria itu harus diacungi jempol. “Apa kau selalu sejujur ini?”

Kali ini Daniel yang mengerutkan keningnya. “Memangnya kenapa? Saat ini sudah banyak orang yang menjalankan hubungan tanpa status. ‘Friends with benefits’  kau pasti tahu hal ini.”

Yeon Min menatap pria di hadapnnya dengan tatapan tajam. “Friends with benefits? You do that? Even with the in it?” tanyanya tanpa harus menyaring perkataannya lagi.

Pertanyaannya tersebut mengundang tawa dari Daniel. “Ada banyak tipe friends with benefits, Yeon Min-ah.” Bulu kuduk gadis tersebut meremang saat bibir Daniel memanggil namanya dengan suara berat yang entah kenapa terdengar berbahaya. “Pada dasarnya ‘Friends with benefits’ dilakukan oleh dua orang yang melakukan apa yang biasanya dilakukan pasangan tanpa ada label atau ikatan di antara mereka. Tergantung benefit apa yang disetujui oleh kedua pihak dan tidak harus selalu tentang hubungan seksual.”

“Kau terdengar begitu profesional,” ujar Yeon Min pelan namun cukup keras untuk bisa didengar Daniel.

“Aku pernah melakukan hubungan ini dengan satu atau dua orang tapi tidak ada yang bertahan lama.”

“Kenapa?” tanya Yeon Min dengan begitu cepat yang dibalas dengan seringai Daniel.

“Karena wanita-wantia itu melanggar kontrak yang sudah disepakati di awal dalam hitungan beberapa minggu,” jawab Daniel. “Mereka selalu berakhir jatuh cinta denganku. Dan itu adalah hal yang tabu dalam hubungan ‘friends with benefits’ dalam kamusku.”

Yeon Min sedikit memahami perasaan wanita-wanita dalam cerita Daniel. Gadis mana pun akan bertekuk lutut dengan sangat mudah di hadapan pria dengan tatapan mata yang tajam dan senyum 1000 watt miliknya. Semua gadis, kecuali dirinya tentu saja. “Kau terlihat percaya diri bahwa tidak akan ada perempuan mana pun yang tahan untuk tidak jatuh cinta saat bersamamu,” ucapnya sedikit keras dengan nada mengejek.

Daniel mendekatkan badannya ke arah Yeon Min. Gadis itu baru menyadari betapa lebar bahu pria di hadapannya, maupun letak tahi lalat di bawah mata kanannya yang baru terlihat dari jarak kurang dari 15 cm. “Kau mau bertaruh?” tanyanya yang disertai dengan sebuah seringai. Mata pria itu berkilat. Tidak mau kalah, gadis itu melipat tangannya di depan dada dan makin memperpendek jarak di antara mereka berdua. Kali ini fokus Daniel yang terganggu dengan wangi manis cherry blossom dari gadis di hadapannya. Wangi yang berbahaya dan begitu dekat, membuat darahnya berdesir untuk kesekian kalinya malam itu.

“Tantangan yang menarik Daniel-ssi.” Keputusan yang sangat impulsif. Hasil kerja hati yang tidak diikuti pendapat dari otaknya. Gadis itu menarik dirinya ke belakang yang diikuti oleh erangan pelan yang keluar dari bibir Daniel, merasa tidak rela karena kehilangan wangi perempuan tersebut.

“Biarkan aku yang membuat kontrak untuk hubungan ini, tentu saja kau bisa menambahkan atau merevisi sesuai dengan kebiasaanmu.” Yeon Min meminta selembar kerta dan pena dari bartender di hadapan mereka dan mulai menulis.

            “Nomor satu. Tidak ada kencan di antara kita. Kita berdua hanya akan bertemu saat salah satu dari kita merasa kesepian dan membutuhkan kehadiran satu sama lain, tapi tidak ada kencan romantis seperti nonton film, candle light dinner, atau hal lainnya. Bagaimana?”

            Daniel mengangguk setuju. “Nomor dua. Tidak ada kontak fisik yang terlalu sensual. Kita bisa berpelukan, bergandengan tangan, maupun mencium satu sama lain tapi tidak di bibir.”

 Pria di hadapannya cemberut. “Kenapa? Di kontrakku sebelumnya tidak ada larangan untuk saling mencium bibir.”

            Yeon Min menggelengkan kepalanya, “Ciuman di bibir terlalu personal dan melibatkan banyak perasaan.” Daniel terdiam sejenak namun kembali tersenyum jahil.

            “Baiklah tidak boleh berciuman. Tapi kau tidak boleh menolak pelukan dariku. I loves cuddling in the middle of the night.” Yeon Min mengerutkan keningnya namun menyetujui perkataan pria itu.

            Kembali fokus pada kertas di hadapannya, Yeon Min kembali menulis. “Nomor 3, Tidak boleh memperkenalkan satu sama lain kepada teman atau siapapun. Lebih baik hubungan ini hanya ada di antara kita agar tidak berakhir terlalu dalam. Nomor 4, Tidak ada yang namanya rasa cemburu. Kau dan aku bebas untuk berhubungan maupun berpacaran dengan siapapun. Dan peraturan yang terakhir adalah... Kau dan aku tidak boleh jatuh cinta. Jika salah satu di antara kita melanggar kontrak di atas, pihak yang lainnya harus pergi keluar dari kehidupan kita berdua. Bagaimana?” tanya Yeon Min puas dengan peraturan yang dia buat.

            Daniel mengerutkan keningnya, mungkin rasa tidak yakin dalam dirinya bisa melaksanakan kontrak tersebut dengan sempurna. Detik ini saja dia menahan tangannya sekuat tenaga untuk tidak menarik perempuan itu dalam pelukannya dan menciumnya dengan sedikit liar. Tapi dia sudah cukup puas bisa lebih dekat dengan putri salju berbahaya di depannya.

            “Baiklah. Aku setuju, partner,” ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Kali ini Yeon Min menyambut uluran tangan tersebut, namun secara tiba-tiba Daniel menarik tangannya dan mencium telapak tangannya dengan sangat pelan. Gadis itu tercekat namun berusaha mengontrol wajahnya.

            “Kau benar-benar tidak bisa menahan hormonmu, Daniel-ssi?” tanyanya mengejek. Daniel mengeluarkan tawanya yang berat sambil tidak melepaskan tangan Yeon Min, bahkan kali ini dia mengeratkan genggamannya.

            “Hanya mengesahkan secara resmi hubungan ’friends with benefits’ di antara kita.”

            Kali ini Yeon Min benar-benar berharap bahwa keputusan berbahaya ini tidak akan melukai dirinya ke depan. Hubungan tanpa ikatan dengan orang yang belum dia kenal sebelumnya tidak akan berpengaruh begitu besar dalam hidupnya kan? Bagaikan anak belasan tahun, jiwa pemberontak gadis itu berteriak senang. Sudah lama dia berada di dalam zona nyamannya sendiri dan menutup dirinya dari dunia. Mungkin ini benar-benar bukan keputusan yang buruk.

            Di lain pihak, Daniel menatap gadis di hadapannya dengan lekat. Mungkin terbius dengan mata gadis itu yang begitu dalam, penuh dengan misteri yang berteriak untuk dipecahkan. Baru kali ini ia merasa begitu hidup. Ia tidak ingat pernah begitu semangat menjalani hidup, tapi kali ini yang dia tahu bahwa hari-harinya akan berbeda. Entah menyenangkan, entah menyakitkan, dia tidak begitu peduli saat ini.

 

Rules:

 

1. No romantic date.

2. Sensual skinship are prohibited. No kissing on the lips.

3. Shall not introduce one another to friends.

4. Shall not get jealous, open to possibility of meeting another lover.

5. Last but not least, Both of us shall not fall in love.

 

p.s. If anyone is breaking one of the rules above, then the other person must walk away from another life.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
gaofushuai #1
Chapter 4: I’ve been missing you so much!
Di manakah anda dear author-nim ㅠㅠ
Dedes_destry #2
Chapter 5: Update plisss :( masih nunggu pokoknya sampe mereka jadian..
gaofushuai #3
Chapter 5: Kangen Yeon Min sama Daniel.. TT___TT
gaofushuai #4
Chapter 5: Huwaaaa~~
Tentu dong ditunggu tunggu!
Sudah meleleh ke mana mana rasanya
Sepertinya habis moment manis manis bakal datang momen angst?
Sedikit masa lalu YeonMin (?)
gaofushuai #5
Chapter 4: Update yang paling ditunggu tunggu!
Can we get to see the next chapter sooner ?
Can’t wait already to see their next date!
nuneo2590 #6
Chapter 3: Acckk so in love with this kind of story!
Keep updating yaa

Btw ga coba nulis di wttpd? Pasti bakal lebih ramee disana
gaofushuai #7
Chapter 3: Can we have both ?
y yet fluffy Daniel. XD

Thank you for this long and intense chapter.
I almost hold my breath when reading it.
It’s so intense between Yeon Min and Daniel!

Keep up the good work!
Gonna anticipating for next!
Love!
gaofushuai #8
Chapter 2: Hi!
Nice story!
One of kind of friends with benefit theme.
I love their skinship together. It’s just so natural even they’re just friend with benefits with mustn’t fall for each other.
Will be anticipating the upcoming story.

Sorry, but I just feel much easier and natural for me to commenting on english as usual how I comment at here.
You made this story written beautifully.
Keep up the good work!