chapter 4

BELIEVE

Sinar matahari masuk kekamar Jesse lewat jendela yang sudah terbuka. Membuat Jesse mau tak mau harus bangun dari tidur nyenyak. Diedarkan pandangan di semua penjuru kamar, hanya dia saja. Istrinya pasti sudah bangun, terbukti sebuah Kemeja dan celana terlipat rapi di sofa kamarnya. Sejak perbincangan semalam, Jesse memutuskan untuk melupakan masa lalunya dan berusaha mempercayai Tiffany lagi.

.

.

.

.

“Aaumm...aauummm..” Erang Yoong menirukan suara hewan buas yang bernama singa. Sementara Tiffany sedang menyiapkan sarapan.

“Aaaum...aaummm..” Erang Yoong lagi membuat Tiffany tersenyum geli mendengar suara anak laki-lakinya.

“Hai jagoan daddy sedang apa?” Sapa Jesse mendekati Yoong yang bermain dengan boneka singanya.

“Aaaumm...aaauuumm...” Yoong membalas sapa daddy—nya sambil menggerak-gerakkan boneka singa itu di depan Jesse.

“Wah baby Yoong meniru suara singa ya. Uh, pintarnya anak daddy. Siapa yang ajari baby Yoong, hum?” Tanya Jesse sambil mengelus rambut anaknya.

“Aaauuumm... mooom..aaauumm moom...”jawab Yoong.

“Mommy yang mengajarkan Yoong?” tanya Jesse lagi, di balas dengan anggukan kepala oleh sang anak menambah keimutan.

“Cucu..cucu.. tad...tad..cucu..” Bibir Yoong terlihat menggemas sambil menarik kaos Jesse.

“Ok, daddy ambilkan. Yoong di sini saja.” Jesse berjalan ke dapur mengambil susu yang sudah siapkan oleh Tiffany.

“Pagi Tiffany..” Sapa Jesse lembut meski tidak romantis. Tiffany sempat terkesiap namun tersenyum manis. Diberikannya susu yang tadi ia buat pada Jesse kemudian berjinjit dan mengecup pipi suaminya dengan malu-malu. Alhasil Jesse mematung, karena tiba-tiba tindakan Tiffany yang manis.

Tap..tap..

“Cucu..tad...cucu..” ucap Yoong. Jesse langsung sadar dan segera mendatangi anaknya, namun dia kaget.

Tap..tap...

“Moooom..cucu...cucuuuuu..” Seru Yoong kesal karena orang tuanya mematung melihat dia yang datang menghampiri mereka.

“Je-Jesse-shi.. Yo-Yoong.. bisa jalan..” Bisik Tiffany sambil mencengkram lengan Jesse kuat, membuat suaminya tersadar dan meringis kesakitan.

“Kau mau susu baby Yoong, hum? Ayo come to daddy, son.” Tantang Jesse. Yoong melangkah dengan gontai seperti orang mabuk membuat Tiffany sempat kawatir dan akan menghampirinya namun dicegah Jesse.

“Uugh..” Balita kecil itu langsung memeluk kaki sang ayah dan menggoyang-goyangnya supaya sang ayah memberikan susunya. Jesse tersenyum melihat tingkah anaknya. digendongnya Yoong kemudian Jesse memberikan botol susunya.

Balita kecil itu langsung meminum susunya dengan lahap dan dalam waktu sekejap susu yang ada di dalam botol itu tinggal setengah. Tiffany tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.

“Yoong sayang, pelan-pelan minum susunya, nanti tersedak.” Kata Tiffany sambil mengelus dada kecil anaknya membuat balita itu menurut.

"Akhirnya kau mau jalan juga ya. nakal anak daddy! Kalau haus dan lapar saja mau jalan, hum? apa daddy harus menghukummu, baby?" Jesse menggigit pelan telinga kecil Yoong membuat Yoong tersedak..

"Auw.. sakit, Tiffany." Jesse meringis karena dada bidangnya di cubit oleh istrinya. Yoong tersenyum melihatnya.

"Itu akibatnya membuat anakku tersedak." Tiffany kesal pada Jesse.

"Lihat Yoong, mommy membelamu. Kau senang baby Yoong sampai kau tersenyum begitu. nakal jagoan daddy." Ucap Jesse sambil mencium pipi gembul Yoong.

 

Slash!

Sebuah kilatan poto membuat keluarga kecil itu kaget.

“Wah, hasilnya bagus sekali, sayang." kata Nicole memamerkan hasih jepretan fotonya pada suaminya.

.

.

.

.

.

 

Tiffany dan Nicole sedang ngobrol santai di ruang tamu,sementara Jesse dan hyoyeon berada di balkon apartemen bermain sogi.

"Aku dan Hyo ke sini, ingin memberitahukan ada acara kelahiran anak dari Neji dan Tenten nanti malam, sekaligus ingin melihat Yoong. Aku sudah lama tak berkunjung ke sini setelah pernikahan kalian." kata Nicole tersenyum karena melihat keponakan kecilnya sedang tidur terlelap di pangkuan Tiffany.

"Ya Unnie, kami akan datang ke sana. Kemarin Neji -nii menelponku dan memberitahukan acara tersebut. Yoong sekarang punya adik sepupu." Balas Tiffany sambil mengelus dada Yoong.

"Yoong seperti Jesse sewaktu masih kecil. Kalau tidur harus di usap dan ditepuk pelan dadanya."

"Iya kah? Aku hanya menirukan cara Jesse menidurkan anak kami, Unnie." Tiffany tersenyum lembut melihat Yoong tersenyum dalam tidurnya.

"Kalau tidak percaya, coba kau berhenti mengelus dada Yoong. Dia pasti rewel." Tiffany menuruti ucapan kakak ipar dan ternyata benar Yoong merengek lirih seakan kehangatan dan kelembutannya hilang. Mendengar rengekan lirih anaknya, Tiffany kembali mengusap dada kecil Yoong. Alhasil rengekannya mereda dan balita kecil itu kembali tidur tersenyum.

"Benar apa kata Unnie."

"Semenjak Yoong di asuh Jesse, dia semakin hari mirip dengan Jesse waktu kecil. mungkin orang mengira Yoong anak kandung Jesse tanpa ibu. Sehingga banyak rumor tak sedap apalagi sekarang dia akan menggantikan posisi ayah. Oleh karena itu kami mencarikan istri untuk Jesse dan ibu untuk Yoong." Nicole sambil mengelus lembut surai Yoong.

"Kau tahu Tiff? Kami semua sangat menyayangi Yoong karena dia lah yang membuat Jesse bangkit dari keterpurukan. Ketika kami semua mengetahui orang tua Yoong meninggal, semenjak saat itu Jesse membuladkan tekadnya untuk menjadi ayah kandung Yoong bahkan mengubah marganya menjadi Jung Yoonan sesuai permintaan Taeyon." lanjut Nicole.

"Ne Unnie, maafkan aku karena sudah menyakiti Jesse-shi. aku benar-benar menyesal, Unnie." mata Tiffany berkaca-kaca

"Kau tak perlu minta maaf seperti itu. Masasalah itu masa lalu, lagi pula waktu itu kau masih kelas X, wajar kalau kau masih merasa cinta monyet dan sekarang kau sudah lulus sekolah. Kau sudah dewasa Tiffany, bahkan aku salut padamu, kau mau menikah dengan Jesse yang punya satu anak." Tiffany tersenyum lega mendengar ucapan Nicole.

"Terima kasih Unnie, aku pasti akan menjadi istri dan ibu bagi mereka." Ujar Tiffany mantap.

"Aku percaya Tiffany bisa dan sanggup menjadi istri dan ibu yang baik bagi Jesse dan Yoong." Balas Nicole.

"Ah sebaiknya aku siapkan makan siang untuk kita berempat, Unnie." Tiffany memberikan Yoong pada kakak iparnya.

"Aku bantu, biar Yoong bersama daddy dan uncle-nya." Nicole beranjak dari tempat duduknya smbil menggendong Yoong.

.

.

.

"Aku menang Jesse. Kau kalah. Tapi kau lebih baik dari pada Il Woo hyung yang tak pernah menang." Kata Hyoyeon dengan bangga sedangkan Jesse hanya mendengus kesal dengan kesombongan kakak iparnya ini.

"Jelas mereka berdua kalah, karena sogi permainan favoritmu. Kalau kau bermain game kau pasti kalah telak dari mereka, Hyo." Sahut Nicole yang tiba- tiba muncul di depan pintu kata balkon sambil menggendong Yoong yang tertidur lelap.

"Merepotkan." Hyoyeon malas kalau Nicole membela adik-adiknya.

"Jesse tolong kau jaga Yoong ya. Aku dan Tiffany akan memasak untuk makan siang kita." Jesse hendak mengambil Yoong dari gendongan kakak perempuannya namun kakak iparnya sudah mengambil anaknya duluan.

"Biar aku saja yang menggendongnya. aku sangat merindukan Yoong. Ini gara-gara kau tak pernah membawanya lagi ke kantor." Kata Hyoyeon sambil menepuk lembut punggung keponakan kecil Yoong yang tidur di dada pamannya.

"Maaf Hyung, istriku kesepian jadi Yoong dirumah saja dengan ibu-nya." Jawab Jesse singkat dengan wajah datar.

"Wah benar kata Il Woo hyung ternyata, kau sudah mulai membuka diri untuk Tiffany. Sampai-sampai kau memanggilnya 'istriku'. Aku senang mendengarnya Jesse."

"Aku harus memberi kepercayaan dan kesempatan untuknya. karena aku dan Yoong juga butuh Tiffany."

"Bagus kalau begitu. jangan lupa buat program bayi untuk adik Yoong." Kata Hyoyeon enteng.

"Hn. Aku mengerti. Ngomong-ngomong Hyung dan Noona juga tidak membuat adik untuk Hyo kecil?" Tanya Jesse sambil menyesap teh.

"Sudah, aku ingin tiga anak. Tapi kakakmu ingin dua anak saja. Padahal aku ingin keluargaku ramai nanti." jawab Hyoyeon.

"Aku yakin nanti Noona pasti akan mengabulkan permintaan Hyung." kata Jesse menyeringai.

"Benarkah? bagaimana caranya?" tanya Hyoyeon penasaran.

"jangan berhenti melakukan 'itu' sampai punya anak tiga." jawab Jesse singkat.

"Hah jawabanmu sama dengan si mesum Il Woo hyung. atau jangan-jangan kau sudah melakukannya dengan Tiffany? kapan?"

Muka Jesse langsung memerah mendengar pertanyaan kakak iparnya. "Eh itu...emm..sudah...semalam.." Jawab Jesse kikuk. Sontak Hyoyeon tertawa renyah membuat Yoong terbagun kaget dan langsung menangis.

Jesse langsung mengambil Yoong dari kakak iparnya dan mengelus pelan supaya tangisnya reda dan kembali tidur. Sementara Hyoyeon menggaruk-garukkan tengkuknya yang tak gatal.

"Jesse-shi kenapa Yoong menangis?" kata Tiffany yang tiba-tiba datang ke balkon sambil membawa sepatulanya dengan nada kawatir.

"Eh, maaf Tiffany tadi aku tertawa agak keras sehingga membuat Yoong terganggu tidurnya." cengir Hyoyeon yang merasa tak enak.

"Aku kira terjadi sesuatu dengannya ,karena aku mendengarnya menangis. Tak apa-apa Hyo oppa, ya sudah kalau begitu aku bantu Unnie lagi." Kata Tiffany kemudian mengecup surai anak semata wayangnya dan mengecup pipi kiri Jesse.

Hyoyeon dan Jesse kaget melihat Tiffany mencium suaminya.

"Jesse, apa tadi Tiffany benar-benar menciummu atau hanya halusinasiku saja?" tanya sang kakak ipar tak percaya. Jesse langsung menganggukkan kepala dan pipinya merona tipis akibat perbuatan istrinya.

"Aku tak menyangka dia menciummu. Setahu aku, dia kan gadis pemalu dan pendiam tapi ternyata dia berani juga." kata Hyoyeon.

"Hn, bahkan setelah perbincangan semalam dia mencium, melumat bibirku dan mengajakku melakukan 'itu'." Kata Jesse datar meski begitu wajahnya memerah karena mengingat kegiatan mereka berdua semalam.

"WHAAT?? aku tak menyangka Tiffany seliar itu. Aku kira hanya Nicole saja ternyata istrimu yang pemalu dan pendiam itu...." Ucapan Hyoyeon terhenti karena tiba-tiba istrinya datang dan duduk di pangkuannya

"Jangan remehkan dia, suamiku sayang. Aku yang menyuruhnya agar Tiffany lebih agresif karena dady Yoong itu terlalu kaku. hehehehe.." Jelas Nicole kemudian mengecup rahang tegas suaminya.

"Jadi ternyata Noona yang mengajarinya.. polosnya ternodai karena Noona." ketus Jesse.

"Kenapa memangnya? Jesse-shi tak suka aku agresif. aku seperti itu karena Jesse-shi selalu menjauhiku." sahut Tiffany lalu duduk di samping suaminya dan memeluk lengannya dengan mesra.

"Eh... Aku suka." Jawab Jesse singkat sambil memberikan Yoong pada Tiffany.

" Aku jadi lega. kalau begita kita makan siang. semuanya sudah siap." ujar Tiffany.

 

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Imjessica #1
Chapter 5: Wah gila gw bacanya deg-degan terbawa suasana sama moments jeti...btw kemana aja Thor baru muncul? Dan terimakasih sudah update
tazkia16 #2
Chapter 3: Finalllyyyy updateeeee TT Thnks thorr
gorjell_89 #3
Chapter 3: akhirnya up date juga..
well... gak sabar niih pengen tau klanjutan drama percintaan jeti hehe.. moga aja langgeng slalu tp enak kali yaa klw ditambahkan bumbuh2 orang k3 hihi..
semangat ya thor...
MaoMao_96
#4
Chapter 2: I love his character here
I want to know what happened to him until his become cold like that towards Tiffany
Jafierra #5
Chapter 2: First comment g yah?
Kasihan tiffany dicuekin mulu mah daddy jesse...Tetap sabar yah mommy fany...
Tetap semangat thor....
Ditunggu trus karyanya....
Jafierra #6
Cerita yang menarik semoga lanjut terus....
Tetap semangat thor...
Imjessica #7
Chapter 1: Yeey Jeti gendben lg, duh gak sabar untuk bab selanjutnya, Fany bener2 tulus gak ya itu? Gomawo thor
tazkia16 #8
Chapter 1: Suukakkkkkkk^^