03. Orang Gila dan Pengaruhnya di Dunia Ini

Cheeky Romance - Wonkyu Vers
Please Subscribe to read the full chapter

03. Orang Gila dan Pengaruhnya di Dunia Ini 

*** 

Takdir dapat mengetuk pintu dengan kuat atau dengan lembut. Tergantung dari terbuat dari apakah pintu itu.

 Mary Von Ebner

***

Larut malam, Kyuhyun duduk di kursi depan sebuah convenient store. Jaejoong yang hanya memakain sendal jepit duduk di hadapannya dan meletakkan bir, cumi kering dan jus di meja mereka. 

Ckrek 

"Minum" 

Jaejoong menyodorkan kaleng bir yang sudah ia buka. Kyuhyun mengucapkan 'Thank You' dengan lemas dan segera menenggak bir itu. Trak! Kyuhyun lalu meletakkan kaleng birnya di atas meja dan menyeka mulutnya. 

Hatinya sedikit lebih lega setelah meminum bir dan semangatnya mulai muncul. 

"Masa di usiaku ini, aku punya jam malam? Dasar Dokter gila, lihat saja, akan kuhancurkan!" 

Kyuhyun menggenggam cumi kering yang sudah disobek tipis-tipis dan disusun diatas meja oleh Jaejoong dengan tangan bergetar. 

"Seharusnya aku juga melihat tayangan itu. Sayang sekali, kemarin aku ada deadline. Bisa lihat di Youtube tidak?" 

Jaejoong kembali menyobek-nyobek cumi kering dan meletakkannya di atas meja sambil merasa menyesal karena tidak melihat tayangan acara itu. 

"Kalau kau download, beritahu aku ya. Aku juga ingin mengoleksinya." Kyuhyun berkata dengan lemas karena sudah berteriak-teriak seharian. 

"Jadi, sekarang kau sudah mulai tidak peduli lagi? Tidak peduli apa kata orang? Mau koleksi juga?"

"Masih banyak jalan yang harus kulewati di hidupku ini. Fokusku adalah apa yang ada dihadapanku saat ini. Sementara hal-hal yang lainnya rasanya ingin ku buang jauh-jauh saja ke luar angkasa. Fiuhh..." 

Kyuhyun mendadal merasa menua, ia menggigit cumi keringnya dengan susah payah. Kemudian, seolah terlintas dipikirannya, ia menatap Jaejoong lalu menatap perut Jaejoong. 

"Anak itu bisa menjadi anak yang tidak sabaran. Atau anak yang mudah emosi." 

Ia tidak bisa berkata secara langsung bahwa dokter gila itu mungkin saja salah satu dokter yang menjadi donor sperma atas anak yang dikandung Jaejoong saat ini. 

"Kenapa? Kau sekarang punya kekuatan sakti ya? Bisa melihat hal-hal seperti itu?" 

Jaejoong mengelus perutnya dan mendekat pada Kyuhyun dengan mata bersinar-sinar. 

"Iya, Iya, Kelihatan Semuanya." 

Kyuhyun yang merasa lelah secara fisik dan mental menghela napas lalu perlahan memejamkan matanya. Seketika iu juga, Jaejoong menggenggam tangannya erat-erat dan bertanya, "Anak laki-laki atau perempuan?"

Hah, apa-apaan wanita ini. Kyuhyun mengacuhkan pertanyaan itu. Ia baru saja hendak menghela napasnya ketika tiba-tiba seorang datang dan mengambil bir yang ada dihadapannya. 

"Nuna! Ibu hamil kan tidak boleh minum bir!"

Ternyata yang datang adalah Minho, Junior adiknya, Henry, di SMA Dulu. Kyuhyun mengerutkan kening dan mendongak menatap Minho. Kebetulan aku sedang kesal, apa kupukul saja anak ini? Tetapi, malas juga rasanya melakukan itu. 

"Kau juga lihat? Memangnya kau tidak belajar saat itu? Tidak mungkin juga kan sekolah memutar acara itu pada saat jam pelajaran sekolah."

Kyuhyun semakin memerosotkan dirinya di sandaran kursinya dan menatap Minho . Minho hanya menghela napas panjang. 

"Kurikulum pendidikan di Korea ini sepertinya belum cukup untuk memuaskan rasa ingin tahuku. Aku masih lapar dengan ilmu-ilmu yang lain, Nuna."

Dari mana anak ini mendengar ucapan seperti itu. Minho mengelus-elus perutnya dan menatap Kyuhyun dengan tatapan anak kecil yang kelaparan. Kemudian ia meminum bir milik Kyuhyun. 

"Anak ini benar-benar tidak sopan ya." 

Kyuhyun akhirnya memukul kepala Minho dan merebut kaleng birnya kembali. 

"Sebaiknya kau belajar yang benar di sekolah. Setiap melihatmu, aku khawatir dengan masa depan korea nanti. Membayangkannya saja membuatku pusing seperti habis memakai kacamata 3D!" 

Kyuhyun mengangkat tangannya dan menatap Minho tajam. 

"Penasihat psikologisku, Henry hyungnim saja, persentase kehadirannya hanya 30% selama tiga tahun sekolah. Jadi aku juga...."

Minho meletakkan tangannya di dada dan menatap ke langit. Lalu, ia mendapat satu pukulan lagi dari Kyuhyun. 

"Benar. Makanya ia juga harus menerima pukulanku, 100 kali lebih banyak daripada kau. Kau juga mau? Mau dipukul sekaligus atau dicicil? Tapi cicilannya tidak boleh lebih dari 10 hari ya."

"Aduh, Nuna ini..."

Minho memegangi kepalanya yang terkena pukul dengan wajah yang hampir menangis. Apa ia memukulnya terlalu keras dengan segala emosinya hari ini? Biarlah, anak ini memang pantas dipukul.

"Cepat kau buat daftar nama anak-anak yang hidupnya hancur dan malas-masalan karena anak itu dan berikan padaku. Aku akan mencari mereka satu persatu dan memberitahu bagaimana nasib panutan mereka itu secara langsung." 

Kyuhyun khawatir masa depan Minho akan hancur seperti adiknya. Itu berarti tanggung jawab ada pada Henry, dan itu artinya, dirinya sebagai kakak juga bertanggung jawab. Sekarang anak itu pasti sedang keluyuran tanpa tujuan di suatu tempat. Benar-benar anak yang menyusahkan. 

Kyuhyun meminum kembali bir yang ia rebut kembali dari Minho. Minho segera merebut kembali kaleng bir itu. 

"Duh, Nuna! Sudah kubilang kan tidak boleh minum bir! pokoknya aku akan ikut menjawag bayi ini." 

Sesaat Kyuhyun merasa terharu meskipun anak ini bukanlah siapa-siapa dan ia pun tidak hamil. 

"Memangnya kau ini siapa?" 

Jaejoong, yang sejak tadi hanya mengawasi mereka, bertanya dengan wajah tertarik dan ingin tahu. Minho kemudian menatap ke langit, meluruskan tangannya membentuk angka 11 dan berkata. 

"Aku ini adalah penjaga yang akan menjaga sang ibu hamil nasional, Kyuhyun Nuna!"

"Pmff! Ibu hamil nasional? Huahaha!"

Jaejoong terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Kemudian Minho menatap Kyuhyun masih dengan gaya Ultraman-nya. 

"Kau tidak tahu? Sudah tersebar di Internet, lho."

"APa? Kurang ajar!" 

Kyuhyun segera berdiri dari kursinya. Saat itu juga, ia mendapat telepon dari kantornya. 

"Kau benar-benar tidak akan mengklarifikasi hal ini? Katanya kau tidak hamil!"

Kyuhyun yang tadinya ingin marah-marah  langsung terdiam mendengar perkataan salah satu karyawan kantornya. 

"Kau tahu kan, tidak mudah mengkarifikasi hal ini karena berkaitan dengan dokter kandungan."

Apa-apaan lagi ini, setelah surat permohonan maaf, sekarang ia harus menyerahkan bukti tertulis juga bahwa ia tidak hamil? Rasanya orang-orang itu semua harus terus mengawasinya selama 10 bulan kedepan agar tahu fakta yang sebenarnya. 

"Pokoknya aku akan membuktikan bahwa aku ini masih tidak hamil!" 

Kyuhyun menutup telepon itu dan napasnya terengah-engah karena emosi. Lihat saja, 10 bulan lagi atau satu tahun lagi. Tidak akan ada bayi atau apapun yang ia lahirkan! Keterlaluan!

*** 

Siwon baru saha selesai memeriksa pasien-pasiennya dan keluar dari kamar rawat ketika seorang siswi SMP menyodorkan selembar kertas padanya. Ia terkejut dan menatap anak itu dengan bingung. 

"Tolong tanda tangan disini." 

"Apa?" 

Beberapa dokter dan suster Lee yang ada dibelakangnya diam-diam tertawa. 

"Aku melihat dokter di TV. Keren sekali." 

Siswi SMP itu memandang kagum dan memberikan jempolnya. Barulah Siwon teringat kejadian kemarin. Sepertinya ia tidak melakukan hal-hal yang hebat. 

"Dokter sudah menjadi 'dokter nasional'."

Siwon akhirnya memberikan tanda tangannya pada siswi SMP itu dan melangkahkan kakinya. Tiba-tiba Suster Lee berbisik padanya, "Dokter nasional? Setelah ada 'atlet nasional', 'MC nasional', sekarang ada 'dokter nasional'?"

*

"Bagaimana orang-orang bisa tahu tempat kerjaku hanya dengan melihat wajahku sekilas di TV ya? Semua penduduk korea ini memang seperti detektif ya. Hebat."

Yunho yang ia temui di teras bertepuk tangan dengan kagum. 

"Hebat. Mengingatkan seorang reporter yang sedang syuting acara siaran langsung, mengesankan. Benar-benar genius! Hebat!" 

Dokter-dokter yang berpapasan dengannya juga memberinya tepuk tangan. 

"Kau sebenarnya hanya bercanda dengan wanita itu kan? Lalu meninggalkannya begitu saja." 

Siwon tersenyum pahit. Kalau sudah urusan bayi, ia memang selalu bertindak cepat seperti ini, tanpa memikirkan bagaimana akibatnya nanti. Kini ia merasa tidak tenang karena sepertinya dialah yang menyebabkan acara siaran langsung itu kacau. 

"Bagaimana dengan si ibu hamil nasional itu ya?" Yunho bergumam penasaran sambil melontarkan istilah yang terdengar asing itu. 

"Ibu hamil nasional?" 

"Iya, kalau ada dokter nasional, berarti pasiennya adalah ibu hamil nasional kan?" 

"Tapi dia bukan pasienku..."

Aneh rasanya. Siwon baru sadar. Saat itu, reporter itu bersikeras mengatakan bahwa ia tidak hamil, berarti bisa saja kalau reporter itu belum menikah. Apa tidak apa-apa jika ia dipanggil 'ibu hamil nasional'?

"Sepertinya identitas pribadi wanita itu sudah tersebar sekarang."

"Oh ya?"

Zaman sekarang, banyak orang yang kondisinya semakin memburuk jika terlibat situasi seperti ini. Siwon mulai khawatir, jangan-jangan sebutan ini juga akan merugikan wanita itu. 

"Aku sudah tahu kau akan membuat masalah karena sifatmu yang tidak sabaran itu. Sikapmu saat itu memang benar-benar berlebihan," Yunho berkata dengan terus terang pada Siwon. Benar juga... Apa sifatnya yang tidak sabaran itu termasuk salah satu penyakit? Ia sering kali marah-marah [ada pasien yang ia anggap keterlaluan. Apakah pada akhirnya ia malah menghancurkan hidup pasiennya itu? Tetapi bagaimana carangan mengubah sikap yang tidak sabaran ini? Siwon memandang kearah gunung jauh dihadapannya dan menghela napas. Saat itu, Suster Lee melongokkan kepalanyake teras dan memanggil Siwon. 

"Dokter Choi!"

Siwon segera menoleh kearah perawat itu. 

"Kepala rumah sakit ingin bertemu dengan Anda." 

"Menemuiku?"

Siwon terkejut dan bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri. 

Perawat itu mengangguk. Sepertinya ia tidak ada urusan dengan kepala rumah sakit. Siwon panik dan menoleh kearah Yunho yang membuat gerakan memotong lehernya sendiri dengan wajah cemas. Mana mungkin... 

Siwon mengetuk pintuk ruangan kepala rumah sakit dana terdengar jawaban 'Ya' dari dalam ruangan itu. Siwon membuka pintu dengan gugup. Kemudian, beberapa anggota komite rumah sakit yang duduk di sofa ruangan itu langsung memandang ke arahnya. Siwon membungkuk 90 derajat untuk memberi salam kepada mereka dan semakin tegang. Ia menarik napas panjang. 

"Duduk."

Kepala Rumah sakit itu menunjuk ke arah tempat duduk Siwon. Siwon duduk di tempat yang sudah ditentukan itu dengan hati-hati. Ini buksn pertemuan untuk membahas masalah etika kedoteran atau sejenisnya kan? Siwon duduk dengan wajah gugup dan sekilas melirik ke arah anggota komite yang lain. Mereka memandang Siwon dengan wajah puas. Sepertinya bukan sesuatu yang buruk. 

"Kemarin kami melihat aksi beranimu di TV." 

Aksi berani? Ah, masalah itu? Siwon merasa semakin panik. 

"Saya mohon maaf apabila mencemarkan nama rumah sakit...."

"Tidak. Justru citra bagian spesialis kandungan di rumah sakit ini jadi semakin membaik berkat kau. Rasanya aku ingin ikut memajang nama rumah sakit disamping wajahmu. Hahaha" 

Kepala rumah sakit itu tersenyum puas. 

"Ya?" 

"Banyak orang yang mengenali wajahmu dan memuji-mujimu. Katanya kau ini adalah dokter yang memperhatikan setiap pasien-pasiennya sampai ke hal-hal sepele seperti itu. Meskipung semua dokter di bidang lain pun bersikap begitu, namun karena kau dokter kandungan, jadi kesannya lebih mendalam."

"Ah, begitu rupanya." 

Siwon masih tetap panik.

"Bahkan reputasi dokter kandungan juga ikut membaik. Oleh karena itu, kesempatan yang tadinya akan diberikan kebagian spesialis bedah, sekarang akan diberikan ke bagian spesialis kandungan."

Siwon sekilah dapat melihat wajah ketua dokter spesialis bedah yang terlihat tidak senang. Ada apa lagi ini? Selama ini Siwon selalu berhati-hati agar jangan sampai orang lain memperlakukannya secara khusus karena ibunya adalah direktur yayasan ini. Namun, sekarang malah ada satu rencana yang sampai berubah hanya karena dirinya dan ia tidak suka dengan hal ini. 

"Beberapa waktu yang lalu, ada tawaran dari stasiun TV untuk membuat acara dokumenter kedokteran. Tadinya akan kita fokuskan kebagian spesialis bedah, sekalian untuk mempromosikan rumah sakit ini. Kau juga pernah lihat kan? Semacam serial drama kedokteran seperti itu." 

"Ya." 

"Sekarang kita akan mefokuskan pada bagian sepsialis kadungan. Dokter kepala di bagian kandungan dan kau sebagai dokter muda yang akan memegang peranan utama. Mohon kerja samanya."

Kepala Rumah sakit itu memandang Siwon dengan penuh rasa percaya. 

"Bagaimana saya bisa melakukan..."

Ketua dokter spesialis kandungan itu melanjutkan ucapan Siwon yang terdiam dan bingung. 

"Dari pada dokter tua seperti kami yang memegang peranan utama, lebih baik dokter muda seperti kau yang memegang peranan utama tersebut. Lagi pula, pasti akan lebih enak dilihat. Kalau ada masalah atau sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, langsung katakan saja. Aku akan selalu berdiskusi dengan kepala rumah sakit dan membantumu menghasilkan suatu karya yang hebat." 

Keinginan ketua dokter spesialis kandungan itu terlihat berapi-api. Sepertinya ia senang sekali karena kesempatan yang tadinya akan diberikan ke bagian bedah kini jatuh ke tangannya. 

"Tapi saya tidak pernah melakukan hal seperti itu..."

Meskipun ini semua karena acara siaran langsung itu, ia masih merasa ada perngaruh ibunya dalam masalah ini. Ia mulai curiga, jangan-jangan ibunya sudah merencanakan semua ini sejak kemarin. 

"Memang siapa yang sudah pernah mencobanya? Orang dari stasiun TV akan membantumu, kau cukup berdiskusi dengan mereka sambil menjalankan proyek ini. Bagaimana, kau bisa kan?"

Kepala rumah sakit itu tertawa senang. Siwon terlihat ragu. Bukankah sebaiknya ia menolak tawaran ini?

"Jangan menolak kesempatan ini. Kalau kau menolak, proyek ini terpaksa dialihkan kebagian lain."

Kepala rumah sakit itu berkata dengan tegas, seolah bisa membaca pikiran Siwon. Kemudian, dokter kepala bagian kandungan memberinya tatapan penuh makna, tatapan yang menyuruhnya untuk segera menerima tawaran itu. Siwon yang panik hanya menundukkan kepalanya. 

"Ba, baiklah. Saya akan melakukannya."

"Bagus. Aku benar-benar percaya padamu."

Kepala rumah sakit itu menepuk-nepuk pundak Siwon dengan wajah puas. Sementara dokter kepala bagian kandungan menatapnya dengan bangga.

*

Siwon yang keluar dari ruangan kepala rumah sakit berjalan dengan ketua dokter spesialis kandungan ke arah ruangan dokter itu.

"Ini benar-benar kesempatan yang bagus. Kalau peminat bagian kandungan di rumah sakit ini semakin banyak, maka gedung yang baru dibangun itu nanti bisa dipakai oleh bagian kita ini."

Itu artinya Siwon harus bersungguh-sungguh dalam proyek ini. 

"Tadinya aku sudah kecewa karena proyek ini, gedung baru, dan sepertinya semuanya diberikan kepada bagian bedah. Tapi syukurlah, berkat kau, kita bisa mendapat kesempatan ini."

Dokter itu menepuk-nepuk pundak Siwon seperti kepala rumah sakit tadi. Ia tidak menyangka kecelakaan di siaran langsung itu malah membuatnya dipuja-puja seperti ini. Kemudian, ia teringat dengan reporter yang identitas pribadinya itu sudah tersebar. Bagaimana dengan wanita itu ya? Yang pasti ia tidak akan mendapat keuntungan seperti ini. 

"Semoga acara dokumenter ini sukses dan kita nanti bisa pindak ke gedung baru." 

Dokter itu tersenyum bangga pada Siwon dan masuk ke ruangannya. Siwon menatap pintu ruangan yang tertutup itu dan semakin tidak tahu harus berbuat apa. Baginya, kejadian kemarin sudah cukup memberinya pengalaman 'masuk TV'.

Selama ini ia hidup dengan bendera 'anak dari ketua yayasan' di atas kepalanya dan ia paling tidak suka apabila tatapan orang-orang tertuju padanya karena hal ini. ia ingin dilihat oleh orang lain karena kemampuannya. Namun sepertinya, penilaian orang terhadap dirinya tetap dipengaruhi oleh pandangan bahwa ia adalan anak ketua yayasan rumah sakit itu. itulah sebabnya ia ingin mendapat penilaian sama seperti orang-orang yang lain. Itu saja. Tetapi, sekarang ia malah diminta tampil di sebuah acara dokumenter. Benar-benar jauh dari keinginannya. 

***

Kyuhyun terlambat pergi ke kantor. Ia berlari tergesa-gesa menuju ke halte bus. Ketika ia hampir sampai di halte bus itu, terlihat bus yang harus ia naiki hampir berangkat meninggalkan halte. 

"Tunggu! Bus!" Kyuhyun berlari sekuat tenaga dan berteriak ke arah bus itu. Ia mengetuk-ngetuk pintu bus yang sudah setengah jalan itu sampai bus itu berhenti dan pintunya terbuka kembali. 

"Terima kasih!" Kyuhyun berkata pada supir bus itu dengan napas tersengal - sengal dan menyeruak kedalam bus yang cukup penuh itu. 

"Permisi, maaf. Saya mau lewat sebentar."

Kyuhyun meminta maaf ke kanan kirinya dan berjalan diantara orang-orang yang berdiri di bus itu. Orang-orang di bus itu sekilas melirik ke arah Kyuhyun. Kemudian, salah seorang mahasiswa yang sedang asyik tertawa sambil menatap smartphone-nya sekilas menoleh pada Kyuhyun dan menatap smartphone-nya lagi. Kemudian ia terkejut dan segera berdiri dari duduknya. 

"Silakan duduk disini," mahasiswa itu buru-buru memberikan tempat duduknya pada Kyuhyun. 

"Ya? Ah, tidak apa-apa. Terima kasih."

Rasanya ia masih terlalu muda untuk diberi tempat duduk seperti itu, pikirn Kyuhyun. Kemudian mahasiswa itu kembali mengecek smartphone-nya dan kembali berkata dengan sopan pada Kyuhyun. 

"Tidak apa-apa. Anda kan sedang kurang enak badan juga, silakan duduk."

"Ya?" Kyuhyun menatap mahasiswa itu dengan bingung, sementara mahasiswa itu memaksa Kyuhyun untuk duduk. 

"Barusan aku lihat di internet. Si ibu hamil nasional, benar kan?" 

"Apa?" 

Sial! Kyuhyun baru saja hendak berkata 'tidak' tapi orang-orang disekelilingnya sudah mulai berbisik-bisik dan memandanginya.

"Wah, benar."

"Iya, aku juga lihat kemarin."

"Ia makan segala macam, padahal sedang hamil. Mungkin sedang ngidam ya."

 "Keliatannya sih biasa saja, tapi coba dong belajar sedikit. ckckck."

"Meskipun begitu, harusnya ia tahu kan kalau ibu hamil itu tidak boleh minum alkohol?"

"Bukan salahnya juga sih kalau ia tidak tahu."

"Kalau perutnya seperti itu, sudah berapa bbulan ya?"

"Hm, tiga bulan?"

Tiba-tiba saja tatapan orang-orang tertuju pada perutnya. Kyuhyun sangat kesal dan marah sampai ia tidak bisa berkata apa-apa. Seenaknya saja melihat perut orang seperti itu... Lalu ia tidak sengaja bertatapan dengan seorang tua yang menatapnya tajam. 

"Ikan fugu dan kacang merah itu tidak baik. Apalagi alkohol!"

Orang tua itu mengangkat jari telunjuknya dan menggoyang-goyangkannya didepan Kyuhyun. Meskipun ia merasa bersalah pada orang tua itu, tetapi sepertinya sudah saatnya ia mati. Bukan orang tua itu, melainkan dirinya sendiri. Kyuhyun yang dipermalukan banyak orang didalam bus itu tidak bisa berkata apa-apa dan ia hanya mengalihkan pandangannya keluar jendela sambil memeluk tasnya. Kemudian ia bertatapan dengan mahasiswa yang tadinya memberikan tempat duduk padanya. Ia sedang memandang kearah Kyuhyun dengan wajah raman. Kyuhyun tersenyum kaku pada mahasiswa itu dan kembali menyandarkan kepalanya ke jendela bus itu. 

*

Kyuhyun akhirnya tiba di kantor itu setelah diperlakukan seperti ibu hamil sepanjang perjalanan. Disambut dengan tatapan dingin dari rekan kerjanya, ia duduk di mejanya dan menyalakan komputernya. 

Ibu hamil nasional. Biar kami yang menjaga anak itu. Seluruh Korea menjadi penjaga wanita itu. 

Dibawah artikel itu, terpampang foto orang-orang mulai dari usia SD sampai setengah baya dengan berbagai pose pahlawan. Ada juga foto orang-orang yang bahkan sampai memakai kostum warna-warni seperti pahlawan yang berpose dipatung ibu sebagai lambang kesuburan. 

Kyuhyun menggigit-gigit jarinya dengan kesal sambil memperhatikan layar komputernya. Akhirnya, ia menemukan foto wajah dokter gila dari cuplikan acaranya itu dan menusuk-nusuk foto itu dengan ujung pensilnya. Tiba-tiba terdengar suara ketua bagian reporter memanggilnya. 

"Hai! Sang Ibu Hamil Nasional!"

"Ya!" Kyuhyun langsung berdiri dan menjawab karena terkejut. 

"Huahaha!"

Seketika itu juga, satu ruangan iu dipenuhi dengan gelak tawa rekan-rekannya. Lagi-lagi ia dipermalukan seperti ini. Ketua reporter yang menatapnya dengan prihatin memberikan isyarat dengan tangannya. 

"Ke ruanganku sekarang."

"Baik." 

Kyuhyun yang sudah siap mati, berjalan kearah ruangan atasannya itu. 

"Kau pindah dulu ke kantor cabang, ya."

"Apa?"

Akhirnya, apa ini artinya ia dipecat? Kyuhyun menunduk karena tidak berani menatap mata atasannya. Atasannya terlihat benar-benar menyeramkan saat itu. 

"Kalau kantor cabang, di..."

"Bukankah tempatnya tidak terlalu penting?"

Kyuhyun semakin takut dan gugup, apalagi karena ia tidak pernah melihat atasannya semenyeramkan ini sebelumnya. 

"Kau telah merusak nama baik kita sebagai presenter. Kau tahu itu kan?"

Ucapan yang sama terulang kembali. Kalau ini dianggap sebagai kesalahannya, sebenarnya ia hanya pergi ke dokter kandungan bersama Jaejoong. Apa itu termasuk suatu kesalahan yang benar-benar tidak termaafkan? Seandainya ada gendang Shinmun-go (gendang pada masa kerajaan Joseon, tergantun di menara di depan pintu sebagai sarana rakyat untuk mengutarakan protes atau keluhan mereka pada pihak kerajaan.), rasanya ia ingin membunyikan gendang itu berkali-kali, bahkan rasanya ia ingin membenturkan dirinya sendiri ke gendang itu. 

"Kalau ada kantor cabang tertentu yang kau inginkan pun, aku tidak berniat mengirimmu kesana, jadi sekarang cepat kemasi barang-barangmu. Kau masih beruntung karena masalah ini juga tidak sepenuhnya disebabkan oleh dirimu sendiri, jadi kita tuntaskan urusan ini sampai disini saja. Hati-hati, jangan sampai kau membuat masalah lagi disana."

Rupanya ia akhirnya tersingkirkan seperti ini. Kyuhyun sadar bahwa meskipun mudah baginya untuk turun, namun sangat sulit baginya untuk naik dalam dunia kerjanya ini dan hal ini membuat dadanya sesak. Apalagi selama ini ia belum menunjukkan kemampuannya yang maksimal. Tanpa sadar, hidungnya memerah karena dilanda rasa sedih yang luar biasa. Ia menegarkan tatapan matanya untuk menahan tangis yang rasanya hampir keluar dari matanya. Ini semua gara-gara dokter gila itu. 

***

Begitu selesai praktik, Siwon iseng menyalakan internet. Ia tidak pernah iseng-iseng membuka artikel gosip di internet sebelumnya, sehingga saat ia melihat tulisan-tulisan itu, ia tidak pernah iseng-iseng membuka artikel gosip di internet sebelumnya, sehingga saat melihat tulisan-tulisan itu, ia tidak tahu apakah semua itu berita betulan atau hanya omong kosong belaka. 

Si ibu hamil nasional yang merusak citra baik reporter.  Ibu hamil nasional "menggali" status reporter. Mau digali sampai mana? Lalu apa yang didapat? Rasa malu? Saya juga ibu hamil. Kenapa malu untuk mengakuinya?

Bahkan ada artikel yang memastikan wanita itu adalah Kyuhyun. Banyak juga tanggapan dari masyarakat mengenai hal ini. Entah apa karena wajah mereka tidak terlihat, mereka berani mengungkapkan pendapat mereka dengan lebih bebas dan blak-blakan. Sampai ada video dan foto tentang pahlawan pelindung ibu hamil nasional itu. Bahkan ada foto sekelompok laki-laki yang memakai kostum dokter dan bergaya seperti tokoh animasi Gatchaman. Siwon tertawa melihatnya. Kemudian ia membaca sebuah artikel. 

'Ibu hamil nasional, si mesin pembuat surat permohonan maaf. Tugasnya di kantor saat ini adalah menulis surat permohonan maaf. Beberapa waktu yang lalu, ia juga disuruh menulis surat permohonan maaf karena memaki-makti mantan pacarnya melalui situs jejaring kantor, dan sekarang...'

Hah? jadi ia wanita seperti itu? Ternyata ada reporter yang sikapnya seperti ini? Tadinya ia merasa bersalah pada wanita itu, tetapi setelah mengetahui bahwa sikap dan pandangan orang-orang tentang wanita itu juga tidak terlalu baik, rasa bersalahnya langsung berkurang setengahnya. Seandainya saja masalah ini tidak melibatkan dirinya, mungkin ia bisa dengan mudah melupakan wanita itu. 

Namun, sebagai tipe orang yang tidak bisa tidur tengan apabila berbuat salah atau merugikan orang lain, Siwon tetap teringat akan wanita itu dan hatinya tidak tenang. Apa boleh buat, ini memang kesalahanya. Padahal sebelumnya ia tidak pernah melakukan hal ini pada satu pun pasiennya. Bagaimana ini?

Saat jam pulang kantor, Siwon keluar dari rumah sakit dengan langkah gontai. Ia berjalan menuju tempat parkir dan melihat Eunwoo berjalan didepannya. Merasa senang melihat Eunwoo, ia segera berlari menghampirinya dan berjalan di sampingnya. Eunwoo sempat terkejut, namun kemudian tertawa setelah mengetahui bahwa Siwon yang datang menghampirinya. 

"Katanya acara dokumenter itu mau dibuat di bagian kita ya?" Eunwoo bertanya dengan penuh rasa ingin tahu. Namun, Siwon tidak terlalu senang mendengar pertanyaan itu. Ia membayangkan sesibuk apa dirinya nanti, mengurus setiap pasiennya saja sudah membuatnya pusing, kini seolah beban tugasnya bertambah satu.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
choinitha #1
Chapter 1: Sorry ga bisa upvote email salah tulis..tp aku cuma bisa subscribe
WonkyuLovers #2
ya ampuuun ini up lagi?? aku fikir author di AFF udah pada hiatus. Dari Indo wonkyu udah jarang bgt up FF T.T
sebenernya aku lupa jalan ceritanya, but aku baca ulang hehehe. dan ditunggu chap berikutnya yaa..
kyuwon1013 #3
Chapter 2: aiish....Siwon misunderstood kyuhyun for being pregnant just because he saw him at the hospital seeing a gynecologist with jaejoong,what the heck?
Maynidit
#4
Chapter 4: Siwon akan minta maaf atas semua awal kesalahpahamannya, lalu apa yg akan dilakukan kyuhyun. Apa dia akan membiarkan itu terjadi atau mencegahnya??
sofyanayunita #5
Chapter 4: yaelaaahhh .... kyuhyun sial amat yaak . tapi lucuu sihh ditunggu next chapternya ya . fighting !!
Cynthiagrace #6
Chapter 4: Wah gawat klo kyu masih aja kesel ama siwon. Bakal kebawa di acara ga tu? Semoga wonkyu minimal ga musuhan lg. Ditunggu nxt update nya. Thank u
kyuwon1013 #7
Chapter 4: this story was hilarious...???
kyumbul78 #8
Chapter 3: Kyuhyun kasian juga sebenernya, tapi... Ya seru banget ceritanya... Jadi gg sabar dengan kelanjutannya :D
Maynidit
#9
Chapter 3: Wonkyu sprtnya sbentar lagi akan sering bertemu, dan sprtnya siwon semakin salah paham dg kyuhyun. Apa yg dilakukan kyuhyun sampai dia mengeluarkan suara sprt tu dan membuat siwon yg mendengarnya sprtnya semakin salah paham kalau dia tau orng tu kyuhyun
sofyanayunita #10
Chapter 3: belum juga ketemu lagi udah bikin kesel siwon . apa lagi nanti kalau udah ketemu dan kerja tiap hari . tapi nanti pasti siwon suka kaaan sama kelakuan2 anehnya kyuhyun . ditunggu next chapternya ya . fighting !!