Not so Romantic

Still EunBi

“Bi......ayo kita kencan........” eunha menarik-narik ujung baju sinb sambil terus mengucapkan kata-kata yang sama. Namun sinb tak bergeming. Ia masih sibuk menonton Harry Potter yang ada di layar laptopnya.

“Bi......sinbi........”

“sinbiiii..............”

“HWANG EUNBI...............!!!”

“YAH JUNG EUNBI...! Ajak saja yuju unnie atau sowon unnie. Kau tidak bisa lihat kalau aku sekarang sedang super duper mega ultraa sibuk hah?!” dan pada akhirnya kesabaran sinb habis. Unnie-nya yang satu ini memang sangat cerewet dan akan semakin cerewet jika kemauannya tidak segera dituruti.

“sibuk apanya?! Kau hanya sedang menonton ulang film Harry Potter yang sudah kau putar ratusan kali hwang, ayolah Bi sebentar saja, kita sudah lama tidak kencan berdua....” eunha kembali menarik-narik ujung baju sinb hingga membuat sinb semakin kesal.

“bisa-bisanya unnie bilang ini ‘hanya’ hah? Ini adalah Sebuah Mahakarya Harry Potterku yang sangat BERHARGA..! dan aigoooo baru dua hari yang lalu kita kencan di tempat yang banyak anjingnya itu...” kemudian sinb menunjukkan jari tangan kanannya di depan wajah eunha. “nih lihat..! bahkan bekas gigitan anjing itu masih hangat di tanganku!”

“tapi sinb-ah 2 hari yang lalu itu rasanya sudah seperti 48 jam bagikuu.......”

“2 hari itu memang 48 jam unnie....” ucap sinb sambil menepuk jidatnya dengan keras.

“ah pokoknya itu sudah lama, aku mau kencan ke tempat lain...! kalau kau tidak mau menurutiku, akan ku adukan pada sowon unnie kalau kau menggangguku...!”

“heh dan akan ku adukan pada sowon unnie kalau kau berbohong dan memutar balikkan fakta...!”

“memangnya kau yakin kalau sowon unnie akan berpihak kepadamu daripada aku?”

“.....”

Dan skak mat. Sinb tahu betul bahwa dia akan kalah telak dihadapan sowon jika sudah berurusan dengan eunha ataupun umji. Walaupun pada kenyataannya sinb yang berada di posisi korban, tapi tetap saja 99% kemungkinan sowon akan lebih memihak kepada eunha daripada sinb.

“baiklah kau menang nona jung....” ucap sinb pasrah.

“Yeay!!!”

.

.

.

.

.

“JUNG EUNBI KAU LAMA SEKALI SIH? JADI KENCAN ATAU TIDAK?!”

sinb berteriak memanggil eunha dari luar pintu dorm mereka. Pasalnya sudah 15 menit sinb menunggu eunha diluar, tapi eunha belum muncul-muncul juga. Padahal tadi eunha sendiri yang memintanya untuk bergegas.

“KAU BISA SABAR ATAU TIDAK SIH?! JANGAN KERAS-KERAS KAU BISA MENGGANGGU TETANGGA DASAR BODOH!”

“YAAA JANGAN BERTERIAK...!”

“KAU DULUAN YANG BERTERIAK HWANG SINBABO...!!!”

.

.

.

.

“Yah unnie...”

“ada apa?”

“kenapa pakaianmu tipis sekali? Ini kan musim dingin...”

“tenang saja aku bisa mengatasinya kok” ucap eunha sambil menunjukkan jempolnya.

“terserah”

Kemudian eunha dengan sigap langsung memeluk lengan kanan sinb. Mereka berdua mulai berjalan menjauhi apartement dorm gfriend. Entah akan kemana, yang jelas mereka hanya menuruti langkah kaki mereka berdua. Keduanya sama-sama mengenakan masker. Keduanya sama-sama mengenakan topi. Dan keduanya sama-sama mengikat rambutnya. Satu-satunya perbedaan adalah sinb mengenakan pakaian yang cukup hangat sedangkan eunha hanya mengenakan pakaian casual berbahan tipis.

“kenapa unnie mengajakku pergi berdua lagi? Bukankah di dorm tadi masih ada yuju, yerin, dan sowon unnie? Kenapa kau tidak meminta salah satu diantara mereka untuk menemanimu?” sinb mencoba memecah keheningan diantara mereka berdua.

“dan kenapa kau banyak tanya huh? Kenapa kau jadi lebih cerewet daripada aku huh?”

“YAA...” sinb melepas pelukan eunha yang menempel ditangannya karena jengkel

“hahahaa....” eunha kembali meraih lengan kanan sinb dan kembali memeluknya, “memangnya tidak boleh jika aku meminta soulmate-ku tersayang pergi berdua hmm?”

Mendengar jawaban eunha, sinb tidak bisa menyembunyikan senyum liciknya. ‘Soulmate’ memang kata yang tepat untuk menggambarkan mereka berdua. Mereka dulu adalah teman seperjuangan sejak kanak-kanak. Namun mereka harus berpisah karena eunha yang harus memfokuskan dirinya untuk pendidikannya. Selang beberapa tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dan debut bersama-sama sebagai girlgroup yang bernama G-Friend. Kadang takdir memang selucu itu.

.

.

.

.

“sinbi-ah......aku capek.......kakiku keraam......” belum lama mereka berjalan, eunha sudah mulai merengek kelelahan. Dengan santainya eunha langsung duduk di trotoar sambil meluruskan kakinya. Sungguh tindakan yang tepat untuk membuat sinb menjadi kesal.

“Aigooo demi Tuhan YME kita baru berjalan 10 menit dari dorm unnie...!”

“tapi aku sudah tidak kuat berjalan Bi.........”

“kalau kau tidak berdiri sekarang juga, akan kutinggal kau sendirian disini.”

“ihh dasar hwang paboya! Kenapa kau tidak peka sih?!!” kini malah eunha sendiri yang jadi kesal.

“lalu kau mau aku melakukan apa ha?” tanya sinb masih mencoba untuk bersabar

Kemudian eunha merentangkan kedua tangannya ke atas, “gendong.........” rengeknya lagi yang membuat sinb semakin darah tinggi. Sinb benar-benar heran, sebenarnya siapa yang ‘unnie’ dan siapa yang ‘dongsaeng’ ? apakah sinb sedang berada di dunia paralel sekarang? Atau sekarang adalah hari kebalikan seperti kata Patrick Star?

“kuhitung sampai 3, dan jika kau tidak segera bangun maka akan kutinggal...” ucap sinb dingin tanpa menghiraukan rengekan eunha.

“sinbi-aaah.........”

“satu............”

“gendong duluuu...........”

“tiga, bye unnie...” dan sinb benar-benar meninggalkan eunha sendirian di tempatnya. Eunha terkejut karena sinb tidak bercanda dengan ucapanya. Pada akhirnya dengan susah payah eunha berdiri dan mengejar sinb.

“DASAR HWANG TIDAK PEKAA”

.

.

.

.

“sinbi-ah........”

“apa lagi?”

“aku mau es krim............”

“yasudah beli sendiri sana”

“Yah! Seharusnya kau itu peka kalau aku bilang ingin es krim!”

“lalu kau mau aku melakukan apa ha?” entah kenapa sinb merasa mengalami deja vu.

“belikan aku es krim”

“tidak mau, beli saja sendiri.”

“sinbi-ahh............es kriiimm................”eunha kembali merengek

“tiga, bye unnie...” dan sinb kembali meninggalkan eunha di tempatnya. Sinb yakin kalau dia benar-benar mengalami deja vu.

 “DASAR HWANG TIDAK PEKAA”

.

.

.

.

“s-si-sinbi.....”

“hmm?ada apa?”

“a-aku ke-kedingi-nan brrr”

“Hah sukurin! Tadi kau bilang bisa mengatasi dingin, sekarang rasakan akibatnya!!hahaha!!!”

“Y-Yah! K-ku-kurang ajar...!!!” eunha memukul dengan keras lengan sinb. Sinb mengehentikan tawanya.

“kita pulang sekarang” ucap sinb sambil menggenggam tangan eunha. Sinb terkejut saat merasakan telapak tangan eunha yang dinginnya sudah sama dengan es batu.

“Bi.....”

“apa lagi?” sinb masih tetap berjalan sambil menggenggam tangan eunha. Dan tentu saja sinb tidak pernah menghiraukan rengekan eunha. ‘d-dasar hwang t-ti-tidak pekaaa brrr’ batin eunha.

“TAXIIII......!” tiba-tiba saja sinb menghentikan taxi yang sedang melaju dari arah belakang. Setelah taxi tersebut berhenti sinb langsung menarik eunha masuk kedalamnya.

“pak, tolong nyalakan pengahangatnya. Kakak saya kedinginan.”

“baik, nona...”

Perjalanan pulang duo eunbi dihiasi dengan keheningan dengan sinb yang masih setia menggenggam tangan eunha.

.

.

.

.

Tak lama kemudian sinb dan eunha telah sampai di depan apartement dorm mereka. Sinb keluar terlebih dahulu dari mobil dan berlari kecil ke sisi lain mobil untuk membukakan pintu mobil eunha.

“unnie langsung masuk saja, nanti aku susul.” Eunha hanya bisa menganggukkan kepalanya. Haaah bahkan sinb tidak cukup peka untuk mengantarnya sampai ke depan pintu dorm mereka.

Kini eunha sudah berada di dalam kamarnya. Eunha menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut yang tebal. Udara di luar memang benar-benar dingin. Mengapa eunha bisa sebodoh ini hingga berani berpikir bahwa sinb akan menghangatkannya dengan sebuah pelukan jika melihat kondisinya yang seperti ini? jangankan memeluknya, memberikan jaketnya saja tidak. Seharusnya eunha memang tahu kalau sinb memang bukan tipe orang yang romantis. Dasar bodoh kau Jung Eunbi. ‘Eh tapi kenapa sinb lama sekali kembalinya?’ batin eunha heran.

Tak lama kemudian sinb masuk ke kamar mereka berempat. Sinb masuk tanpa mengatakan apa-apa kepada eunha yang sudah ada dikasur atas. Dengan santai sinb mengganti bajunya dengan baju rumahan biasa. Namun tiba-tiba sinb menaiki kasur milik eunha. Sinb langsung menulusup masuk ke dalam sellimut tebal milik eunha. Walaupun kasur yang ada di kamar mereka berempat berukuran kecil, sinb masih bisa memposisikan dirinya untuk memeluk eunha.

Sedangkan di sisi lain, eunha benar-benar terkejut bukan main. Dia tidak habis pikir bahwa ia akan berbagi tempat tidur dengan sinb seperti ini. Wajah mereka saling berhadapan. Tangan kanan sinb merangkul punggung eunha dengan protektif. Ia tatap kedua bola mata milik eunha.

“kau mau aku melakukan ini kan?”

“....?!!?” kedua bola mata eunha kini melotot. Ia kaget mendengar pernyataan dari sinb.

“aku ini tidak sebodoh yang kau kira unnie....”

“....”

“tapi ternyata kau yang bodohnya lebih dari yang aku kira..”

“Yah!” eunha memukul pelan dada sinb yang ada dihadapannya. Sinb kembali menunjukkan senyum liciknya.

“kau suka strawberry kan?”

“hah?maksudmu?” tanya eunha heran

“tadi kubelikan es krim strawberry setelah membayar taxi. Sekarang es krim-nya kutaruh di dalam kulkas. Kau tadi minta es krim kan?”

“Bi......” tiba-tiba saja eunha merasa terharu. Ternyata setelah membayar taxi, sinb pergi membelikannya es krim. Dan sinb tahu kalau kesukaannya adalah rasa strawberry.

“sekarang kau mau aku memelukmu kan? Nah sudah kukabulkan.”

“....”

“seharusnya unnie tahu kalau aku tidak suka melakukan skinship di tempat umum.”

“maafkan aku...” eunha benar-benar merasa bodoh sekarang. Seharusnya dia bisa tahu bagaimana sifat dan tabiat sinb. Hah eunha memang bukan ‘soulmate’ yang baik.

“kenapa minta maaf?”

“karena seharian ini aku sangat menyebalkan...” ucap eunha lirih. Eunha menyesal karena terus-menerus membuat sinb naik darah karena kelakuannya.

Namun sinb tersenyum. Sinb membalasnya dengan senyuman yang tulus. Ia tempelkan kedua tangannya di leher eunha. Berharap semoga kedua tangannya bisa menyalurkan kehangatan dari tubuhnya. Ia semakin mendekatkan tubuhnya kearah eunha. Eunha sendiripun sudah menenggelamkan tubuhnya di dada sinb. Kedua tangannya memeluk erat pinggang sinb sembari mencari kehangatan disana.

“Justru kalau Jung Eunbi tidak menyebalkan, aku akan sangat khawatir...”

Eunha mencubit kecil pinggang sinb. Sinb hanya terkekeh. Mereka berdua tetap dalam posisi yang sama di dalam satu ranjang hingga akhirnya terlelap bersama.

.

.

.

.

fin

 

 

 

 

 

 

 

NB : akun yang di instagram sudah saya hapus, dan mungkin akan kembali lagi tahun depan (kalo inget :p)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
shin_arman #1
Chapter 7: Wah, wah, eah,
Jungminah18 #2
Chapter 6: gue udah baca yg di instagram, masih sad karna sad ending... tp alurnya bagus bngttttt
Jungminah18 #3
Chapter 5: wkwkwk emang absurd tp bikin ngakak "...tanpa jigong" XD
btw, hyung baru kambek i micuuuuu TT
yi_piii #4
Chapter 3: kau sudah menyeretku ke dunia sinrin dengan akun instagram itu
membuatku jatuh cinta
uda cinta kau menghilang dengan menghapus akun itu
dan sekarang kau menawarkan kisah Eunbiline yang selalu indah ini
T.T ...aku tanpamu hanya butiran nutrisari
yi_piii #5
Chapter 1: apaan???? di hapusss?????
sungguh durjana kau dek T.T
Jungminah18 #6
Chapter 4: keluarga sengklek wkwkwk
Jungminah18 #7
Chapter 3: awww gue baper ^^
sequel juseyo~ sekalian sampe mereka married XD
Jungminah18 #8
Chapter 2: wkwkwk una sampe lempar hair dryer
umjunya dinistakan

NB : @bonaajung authornya, gfriendster unni