You, me, and my bestfriend

Young Forever

Tidur dan makan. Itu adalah dua hal yang sangat Suga sukai.

Tidur. Ah, tak perlu essay 2000 lembar untuk mengungkapkan bagaimana nikmatnya tidur. Bahkan sebelum menulis huruf pertama saja,  Suga pasti sudah terlelap. Suga menyukai malam. Ia membenci pagi. Ia menyukai terjaga di malam hari. Dan membenci terbangun di pagi hari. Ia bersedia melakukan apa saja agar waktu tidurnya terpenuhi. 

Sedangkan makanan adalah hal kedua yang membuatnya bahagia. Menjadi kenyang akan membuatnya mudah untuk tertidur. Makanan enak membuatnya tersenyum. Namun yang aneh adalah Suga sangat malas untuk mencari makanan. Ia hanya akan memakan makanan yang telah disediakan. Mengapa? Karena Suga benci kerepotan. Ia senang hidup simpel. Semua hal yang merepotkan baginya membuatnya muak. 

Wendy adalah campuran antara kebahagiaan dan kerepotan baginya. Adik kelasnya itu entah sejak kapan telah mulai merangkak masuk ke hatinya. Membuat malamnya dipenuhi dengan bayang wajah dan paginya mimpi mimpi indah. Lalu apanya yang merepotkan? Ya,  itu merepotkan karena wanita itu adalah pacar sahabatnya. 

.

.

"Oppa~halo~selamat pagi, " sapaan itu terasa seperti angin penyegar di pagi hari yang memuakkan ini. 

Suga menoleh dan mendapati sebuah senyuman manis dari Wendy menyapanya. Ah, walaupun ia tak mau mengakui tapi melihat senyuman wendy di pagi hari seperti melihat terangnya matahari--terlalu menyilaukan. 

"Hi,  wen,  " ujar suga lemah. Wendy berjalan di sampingnya. Mereka beriringan memasuki sebuah gedung yang didepannya bertuliskan fakultas kedokteran. 

"Oppa, aku tak menyangka kau akan datang ke lecture ini juga.. Ini kan masih dini hari di jam mu? " ujar wendy geli.  Ia sudah hapal betul sifat sunbae nya yang satu ini. Paling anti datang ke lecture di pagi hari. Apalagi bila lecture itu taklah diwajibkan. 

"Aku tertarik dengan profesornya,  "

"Oooh... By the way,  apakah kau mau apple pie? Aku membuatnya tadi pagi sebelum berangkat.. Masih hangat, cobalah oppa.. Siapa tahu ini akan membuatmu segar hehe.. Telah kutambahkan mint disana... " 

Suga menerima kue yang diulurkan oleh wendy dengan agak terkesiap. Another day, another challege. Gadis ini sepertinya tak akan pernah bisa membuat hatinya tenang.  

"Thanks, " ujarmya singkat. Wendy membalas dengan anggukan. Lalu mereka berdua berjalan beriringan. 

"Seungwan-ah!  Song seungwan!  " 

Wendy berbalik. Suga juga berbalik. Dalam hitungan detik,  suga memerhatikan perubahan wajah gadis disampingnya. Ya.. Ini yang membuat hatinya bagai ditusuk seribu pedang. Tatapan itu... Ada sebuah percik tak terkatakan yang ia saksikan di mata gadis itu saat melihat sahabatnya. Percik yang membedakan status diantara mereka. 

"Oppa! Untunglah kau tak terlambat! " balas wendy sambil berjalan ke sisi lelaki muda yang baru datang. 

Rapmon tersenyum kecil. "Kau yang mendesakku untuk datang. Awas saja bilang lecture ini membosankan!" 

 

Note : chapter 2. The love triangle. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet