Chapter 3

Cutie Schoolgirl

One weeks later~

Selama pelajaran berlangsung Minami sibuk dengan dunianya. Dia melamun sembari melihat ke luar jendela kelasnya, melihat pohon-pohon yang hijau sembari memikirkan sesuatu.

Mengapa jadi begini? Setiap hari aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Aku tidak mengerti bahkan aku tidak membencinya sama sekali.

Setelah kejadian satu minggu silam, sebelum pergi Minami mengatakan bahwa ia tidak marah mengenai perbuatan yang di lakukan Atsuko padanya. Dia meminta Atsuko untuk tidak bertemu dengannya terlebih dahulu, membiarkannya menyendiri dan memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya antara keduanya dan Atsuko menyetujuinya. Dia sering melamun, sulit tidur karena memikirkan hal itu. Terkadang ia merasa aneh dengan hormonnya, hal itu membuatnya merasa frustasi karena hasrat seksualnya yang begitu kuat tumbuh secara tiba-tiba hingga terkadang sering membayangkan ketika dia bercinta dengan Atsuko.

KRIIIIIIIING!!!

Bunyi bel tanda jam berakhir akhirnya membangunkan dirinya dari lamunannya.

“Takacebol, aku harus pergi menemui Nyan sekarang.”

“Lagi?”

“Dia marah karena beberapa hari ini aku jarang menemuinya dan menolak ajakannya.”

“Ajakan yang kau maksud itu... Bercinta dengannya?”

“Hahahaha kalau sudah tau mengapa bertanya!” Yuko berpamitan meninggalkannya.

Haruskah aku menemuinya sekarang? Rasanya aku merindukannya tapi, bagaimana jika dia melakukannya lagi? Atau bisa saja malah aku yang ingin melakukannya? Errrrrrrrr... Aku ini korban tapi aku menjadi mesum sekarang! 

Minami membereskan tasnya lalu pulang dengan berjalan kaki. Seperti biasanya, ia kembali melamun sembari berjalan menuju ke arah dimana tempat Atsuko bekerja secara tidak sengaja. Langkah kakinya terhenti di dekat sekolah yang tidak jauh darinya. Dia berdiri di seberang jalan sembari melihat beberapa siswa siswi keluar dari pintu gerbang utama. Tidak lama sebuah mobil putih keluar dari pintu gerbang dan melaju dengan pelan melewatinya.

“Akkkhhh!” Seseorang tidak sengaja menabrak Minami dengan menumpahkan minuman tepat mengenai seragamnya.

“S-sumimasen... Aku benar-benar tidak sengaja!”

“Apa kau benar-benar tidak melihat ada orang di hadapanmu?!”

“Sumimasen! Aku terlalu fokus dengan ponselku sehingga aku tidak melihat ada orang di depanku. Biar aku membantu membersihknnya!”

“Iie, arigatou!”

“Tapi aku sudah membuat bajumu basah!”

“Tidak apa-apa, aku bisa membersihkannya sendiri.” Sekali lagi orang yang menabraknya meminta maaf sebelum pergi. Dari kaca spion, Atsuko yang merupakan pemilik mobil putih itu tidak sengaja melihatnya dengan kerutan.

“Sepertinya aku mengenalinya!” Dia menginjak remnya lalu melaju mundur dan menghentikan mobilnya tepat di samping Minami.

“Minami-chan! Apa yang kau lakukan disini?” Dia keluar dari mobilnya.

“A-atsuko-san!”

“Ooo... Bajumu basah! Apa yang terjadi?”

“A-aku hanya kebetulan berjalan-jalan dan seseorang tidak sengaja menumpahkan minuman ke bajuku!”

“Owh... Tunggu sebentar!” Atsuko membuka bagasi mobilnya lalu mengambil satu pasang baju dari tasnya.

“Kore, ganti pakaianmu!”

“Eeeee... Tidak usah, aku tidak mau merepotkanmu!”

“Kau akan pulang dengan baju basah huh? Lihat, aku bahkan bisa melihat..." Atsuko mendekati telinganya.

"Bramu berwarna pink!"

“WHAT?!!” Minami menjauh lalu menutupi dadanya dengan kedua tangannya.

“Hahahaha so cute! Sudah cepat ganti baju di dalam mobilku.”

“H-hai!” Keduanya memasuki mobil dan Minami memutuskan untuk mengganti baju di jok belakang. Mata Atsuko mulai usil dengan melihat Minami saat berganti baju melalui kaca spionnya. Saat itu juga Minami menyadarinya dengan menatap matanya melalui kaca spion juga.

“Jangan mengintipku ini memalukan!”

“Aku ketahuan! Mengapa harus malu? Bukankah aku sudah melihat seluruh tubuhmu sayang?” Minami menelan ludahnya.

“B-benar juga!” Dia kembali melanjutkannya dan pindah ke jok depan.

“Daijoubu?” Atsuko mengelus pangkal kepalanya.

“Hmm.” Dia mendekat lalu mengecup pangkal kepalanya dengan kasih sayang. Di dalam hatinya yang paling dalam, Minami sangat menyukai apa yang baru saja di lakukan gadis di sebelahnya.

“Aku akan mengantarmu pulang!” Atsuko melajukan mobilnya.

 

Sepanjang perjalanan Minami tidak bisa menghindari tatapannya dengan sesekali melirik Atsuko yang tampak berbeda. Potongan rambut barunya membuat aura seksi di wajahnya begitu memancar hingga membuatnya tergoda.

“Apa aku lebih terlihat cantik sampai kau terus menerus menatapku?!”

“Aku ketahuan! Aku hanya merasa kau lebih berbeda dengan potongan rambutmu. Kau lebih terlihat cantik dan... A-aura seksi di wajahmu lebih hidup!”

“Hontou?! Jadi bagaimana perasaanmu setelah melihat perubahanku huh?”

“Aku semakin menyukaimu! Chotto, aku baru saja berbicara jujur!”

“Hahahaha kau begitu menggemaskan! Jadi yang kau katakan itu candaan atau bukan?”

“Itu sungguhan! Sudah seharusnya aku berbicara jujur padamu, sebenarnya aku menyukaimu!”

“Jika begitu lalu bagaimana dengan status kita selanjutnya? Sampai kapan aku harus menunggu keputusanmu? Kau tau menunggu itu membosankan dan jika ada waktu luang aku ingin bicara berdua denganmu.”

“Bersabarlah, jika waktunya tiba aku akan menyerangmu terlebih dahulu!”

“Aku catat ucapanmu! Aaaa... Sayangnya kita sudah sampai!” Mobil berhenti tepat di gerbang pintu masuk.

“Sini aku bantu!” Atsuko melepas sabuk pengaman Minami sembari menatap wajahnya dengan jarak yang begitu dekat.

“J-jangan menatapku, wajahmu menggoda imanku!” Atsuko hanya membalasnya dengan senyuman  lalu mencium bibirnya dengan lembut. Merasa momen ini adalah momen romantis, Minami membalas ciumannya yang sama lembut hingga keduanya memecahkan ciuman mereka.

“Bibirmu manis hehe” Minami tersipu.

“A-aku pamit!” Minami keluar dari mobilnya dengan langsung berlari memasuki rumahnya.

"Dia benar-benar menggemaskan!"

***

 

“Ahhh... Ahhh... Ahhh... Yamete!”

“NO!!!”

“K-kumohon... B-babe... Tolong hentikan aku sudah sangat l-lelah-aaaahhhh!” Kojima mengabaikan permohonan kekasihnya dan malah mempercepat gerakan jarinya.

“N-nyan...”

“Ini salahmu Oshima Yuko! Aku membutuhkanmu saat itu tapi kau terus menolakku jadi, ini hukuman yang tepat untukmu!” Dia menambah satu jarinya lagi menjadi tiga jari lalu mengerakan ketiga jarinya dengan kecepatan super.

“Ahhhh... Hahhhh... Ahhhh...” Desahan dan deru nafas Yuko yang tidak teratur bercampur aduk dengan di iringi suara cekitan ranjang.

“Aku akan d-datang!” Kojima semakin menambah kecepatnnya.

“NYAAAAAAAAAAAANNN!!!” Akhirnya Yuko sampai di puncak klimaks yang ketiga kalinya. Tubuhnya benar-benar lemas sampai dirinya tidak sanggup untuk bangun.

“Bagaimana rasanya?”

“Kau menyiksaku!”

“I’m sorry, yang terpenting sekarang aku puas karena sudah menghabisimu!” Dia turun dari ranjangnya.

“M-mau kemana? Aku bahkan belum menyentuhmu sama sekali!”

“Kamar mandi! Tidak ada jatah untukmu hari ini!” Dia meninggalkan Yuko dengan wajah tanpa berdosa.

I want you... I need you... I love you... 

Dengan sisa tenaganya, Yuko meraih ponselnya dari atas meja.

“Hai, ada apa Minami?”

“Suaramu terdengar serak! Aku ingin bertanya sesuatu.”

“Hmm... Tubuhku lemas tidak berdaya sekarang. Nyan baru saja mecabuliku sampai membuatku klimaks yang ketiga kalinya.”

“Maji? Hahahahahahaha kekasihmu menyeramkan!”

“Hmm, kau bilang kau ingin bertanya sesuatu?”

“Itu aku hanya ingi bertanya, pertama kalinya kau bercinta dengan Kojima-san apa kau merasa kecanduan ingin melakukannya lagi?”

“Hah?! Itu sebenarnya... Aku rasa sudah saatnya kau harus tau. Awal mulanya aku ini adalah korban pemerkosaannya dan aku balas dendam dengan balik memperkosanya.”

“HAH!!! Hahahaha jadi kau ini korban pencabulan astaga... Aku benar-benar tidak menyangka! Tapi ngomong-ngomong setelah Kojima-san memperkosamu apa kau merasa hasrat seksualmu tumbuh begitu saja? Walau posisimu sebagai korban tapi ketika mengingat hal itu kau merasa menikmatinya dan ingin melakukannya lagi?”

“Memang benar, awalnya aku merasa trauma tapi aku menikmatinya jika mengingatnya. Seperti pertanyaanmu sebelumnya, aku bahkan merasa kecanduan ingin mencobanya sampai suatu hari aku yang balik memperkosanya karena tidak kuat menahan nafsu hahahahaha”

“Dasar mesum!”

“Apa terjadi sesuatu denganmu?”

“Emhhh... H-hai! Sama persis sepertimu tapi aku tidak akan menjelaskannya.”

“WHAT?!! Pantas sikapmu berubah akhir-akhir ini. Seseorang memperkosamu? Siapa dia katakan padaku?”

“Sayangnya aku tidak ingin mengatakannya, bye!” Minami menutup teleponnya lalu melihat jam tangannya.

“Hampir jam enam sore! Haruskah aku masuk sekarang?” Minami memandang rumah Atsuko dari seberang jalan. Ciuman yang di berikan Atsuko tadi siang membuatnya merasa aneh karena tiba-tiba ingin pergi menemuinya dan merasa hormonnya sedang tidak beres. Dia menyusulnya dengan naik taxi lalu sesampai di sana ia berdiri di seberang jalan sembari melihat ke arah pintu rumahnya.

“Baiklah!” Dia berjalan dengan perlahan menuju pintu gerbang.

Sementra di dalam kamar, Atsuko mengangkat telepon dari adiknya.

“Nani?”

“Onee-chan apa kau melakukan sesuatu padanya?”

“Who? Minami? Jika iya memang kenapa?”

“Serius? Apa yang kau lakukan padanya?”

“Aku memperkosanya satu minggu yang lalu setelah kau pergi, why?”

“EEEEEEEEHHHH!!! HAHAHAHAHA!!!”

“Mengapa kau tertawa? Kau tidak marah huh?”

“Tidak juga. Kau tau dia itu cukup mejaga kehormatannya, dia tidak ingin melepasnya sebelum usia dua puluh tahun dan kau semudah itu menghilangkannya hahaha”

“Hah?! Aku jadi merasa bersalah. Jika tau dari dulu aku tidak akan menyerangnya terlebih dahulu!”

“Tapi kau sudah melakukannya, kau tersangka pencabulan sekarang! Dengar, dia baru saja menelponku bahwa dia mengalami hal yang sama dengan yang aku alami tapi dia tidak mau mengatakan siapa pelakunya. Aku pikir sekarang dia tidak bisa menahan nafsunya setiap kali mengingat perbuatanmu!”

“Really? Akan sangat menguntungkan bagiku hahaha”

“Hmm, percaya padaku tidak lama dia pasti datang menemuimu untuk melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan.”

“Jika itu terjadi aku malah senang!”

Tok tok tok!

“Siapa? Ada seseorang mengetuk pintu kamarku!”

“Hahahaha aku yakin itu pasti dia! Baiklah aku tutup teleponya.”

“Hmm, bye!”

Tok tok tok!

“Sebentar!” Atsuko membuka pintu kamarnya.

“Hei!” Atsuko berbinar melihat siapa yang ada di hadapannya dan masih mengenakan pakaian yang ia pinjamkan padanya.

“Minami!” Dia menarik tangannya masuk lalu mengajaknya duduk di tepi ranjang.

“Apa yang membuatmu datang kemari?”

“Aku tidak bisa berhenti memikirkannya.”

“Mengenai hari itu?” Minami mengangguk. Seketika pandangannya tidak bisa menghindar melihat tubuh seksi Atsuko yang hanya mengenakan tangtop yang memperlihatkan belahan dadanya dan bagian bawah yang tertutup celana mini.

UUUUU... PANAAAAAAAAAS!!!

“Hei daijoubu?”

“A-aaa... Yeah!”

“Ada yang ingin kau katakan?” Minami menarik nafasnya.

“Aku... A-apa kau akan marah dan menolakku jika aku mengatakan hal ini?”

“Tidak akan, katakan saja!” Minami menarik nafasnya lagi dalam-dalam.

“Aku... A-aku... Aku ingin...”

Hora Minami...

“Nani?”

“Itu aku... Ingin... Ingin...”

Bercinta denganmu!

“Katakan saja!” Minami mendadak gugup lalu memutuskan untuk memeluknya.

“Aaaaa... Mengatakan ingin memelukku saja sulit!” Atsuko membalas pelukannya.

“Gomen.”

“Ada lagi yang ingin kau sampaikan?”

“Entahlah!” Atsuko melepas pelukannya dan mulai memainkan rambut Minami.

“Kau datang kemari hanya untuk memelukku?”

“Tidak juga!”

“Lalu?”

“A-aku...”

Apa yang harus katakan sekarang?  

“Nani?”

“A-aku... Aku ingin ciuman seperti tadi siang, apa boleh aku menciummu?!” Atsuko tersenyum senang.

“Tentu saja!” Dia mulai memejamkan matanya. Minami mendekat lalu melumat bibirnya dengan lembut dan Atsuko membalasnya dengan sama lembutnya sampai akhirnya Minami menarik diri dari ciuman.

“Ciuman yang manis Atsuko-san!” Atsuko tersenyum lalu mencuri kecupan singkat di pipi Minami.

“Minami!”

“Ya?!”

“Sejujurnya aku juga tidak bisa berhenti memikirkannya. Apa kau benar-benar tidak marah dan membenciku atas apa yang aku lakukan? Aku dengar dari Yuko bahwa kau begitu menjaga kehormatanmu dan aku malah merenggutnya tanpa berdosa!”

“Si idiot itu! Aku juga tidak mengerti mengapa aku tidak marah dan membencimu, mungkin karena aku menyukaimu! Mengenai yang Yuko katakan itu cerita lama dan juga kau sudah terlanjur merenggutnya.”

“Aku jadi merasa bersalah!”

“Iie iie, lagi pula aku sudah menerimanya kau tidak perlu merasa bersalah.”

“Hontou? Aku merasa lega sekarang.”

“Ano, kau bilang saat itu kau mencintaiku. Aku bingung pertemuan kita itu singkat, tapi secepat itu kau mencintaiku? Kau bahkan belum mengenal bagaimana aku di kehidupan nyata.”

“Mengenai itu aku sebenarnya menyukaimu dari pertama kali kita berkenalan. Kau harus tau aku sangat menyukai gadis yang imut dan menggemaskan sepertimu, maka dari itu saat bertemu denganmu aku sangat senang karena kau terlihat menggemaskan dan sesuai dengan seleraku. Saat itu juga aku merasa cinta itu tumbuh begitu saja!”

“Owhhh!” Wajah Minami mendadak merona merah.

“Giliranku. Bagaimana perasaanmu padakku?”

“Aku bilang aku menyukaimu! Jujur saja pertama kali melihat wajahmu dari ponsel Yuko aku begitu mengagumi kecantikanmu sampai akhirnya rasa kagum itu berubah menjadi suka setelah kita bertemu!”

“Owh... Jadi hanya suka ya? Padahal aku ingin mendengar kau mengatakan bahwa kau mencintaiku juga!”

“Itu... Aku merasa sangat menyukaimu tapi setelah kau memperkosaku aku merasa ragu dengan perasaanku!”

“Apa yang membuatmu ragu?” Minami melirik tubuhnya sesaat.

Karena sekarang aku tidak bisa membedakan antara cinta dan nafsu!

“Aku juga tidak tau. Tapi jika kau tidak keberatan aku masih memerlukan waktu, jika waktunya telah tiba aku berjanji akan mengatakan cinta padamu!”

“Setidaknya aku memiliki harapan untuk memilikimu walau harus menunggu. Aku pegang janjimu dan ku mohon jangan terlalu lama, aku bosan  dengan status lajangku hehehe”

“Dasar! Satu lagi... Berhubung besok itu tanggal merah apa boleh aku menginap disini?”

“Tidak ada kata tidak untuk kesayangan kecilku hehehe”

“Yeeeeeeeee!!!” Minami memeluknya dengan menenggelamkan wajahnya di dada Atsuko.

“Ngomong-ngomong kau sudah menghubungi keluargamu?”

“Aku sudah menghubungi kakakku sebelum kemari jadi tidak usah khawatir.”

“Syukurlah!” Minami mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Atsuko.

“Nani?”

“Apa boleh kesayangan kecilmu ini menciummu lagi?” Atsuko menyingkirkan tubuhkan dengan tawa lalu berbaring di atas tempat tidur.

“Kemarilah dan cium aku!” Minami menjilat bibirnya lalu merayap ke atas tubuhnya dan mulai mencium bibirnya dengan lihai.

TBC 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
QtZenx #1
Update soon! ^^