Chapter 2

Cutie Schoolgirl

Keesokan harinya di dalam kelas dua belas satu, Minami memasang wajah suramnya ketika mendengarkan guru bahasa Inggrisnya yang sedang menerangkan materi dengan berbicara full bahasa Inggris. Selama mendengarkan tak ada yang ia mengerti termasuk teman sebangkunya.

“Yuko, you understand?”

“No!” Keduanya menahan tawa sampai akhirnya jam terakhir usai. Setelah sang guru bahasa Inggris keluar,  Minami dan Yuko memutar kedua mata mereka melihat PR bahasa Inggris yang mereka tidak mengerti.

“Takacebol!”

“Hmm!”

“Aku rasa aku menyerah dengan tugas sialan ini ish! Mengapa tidak ada satu pun yang aku mengerti?!”

“Karena kau baka! Sama sepertiku! Lalu bagaimana kita mengerjakan ini? Bekerja sama denganmu sama saja bohong, bertanya kepada anak-anak lainnya mereka semua pelit!”

“Kau benar tapi tunggu, aku baru ingat kakakku cukup menguasai pelajaran bahasa Inggris juga?! Yeaaahhh... Bagaimana jika kita meminta bantuannya? Hari sabtu dia hanya mengajar setengah hari, dia pasti sudah pulang.”

“Ide yang bagus!”

“Kalau begitu, let’s go!” Keduanya memasukan semua buku ke dalam tasnya dan berlari keluar kelas seperti anak kecil.

***

 

“Tadaima!” Yuko memasuki rumahnya bersama Minami.

“Onee-chan kau sudah pulang?”

“Hai!”

“Dia ada di kamarnya. Langsung saja atau kau mau beristirahat sejenak?”

“Aku rasa langsung saja, aku ingin PR menyebalkan ini cepat selesai.”

“Baik tunggu disini aku akan berbicara padanya.” Yuko berlari memasuki kamar kakaknya.

“Onee-chan apa kau sibuk?”

“No, why?” Dia berjalan menghampirinya dengan memijat kedua bahunya.

“Aku ingin meminta tolong!”

“Pantas tiba-tiba memijatku. Nani sore?”

“Begini, aku mendapat PR bahasa Inggris dan aku tidak mengerti semuanya. Bisa tolong bantu aku mengerjakannya?”

“Andai kau rajin belajar kau tidak akan sebodoh ini! Belajar sendiri, aku tidak mau!”

“ONEE-CHAN PLEASE!!!”

“No thanks! Kau tidak akan pintar jika tidak mencoba belajar sendiri.”

“ONEE-CHAN!!!”

“What?!”

“Kau akan menyesal jika tidak mau mengajariku. Kau tau? Minami ada disini dan dia membutuhkan bantuanmu juga!”

“MAJI?!” Atsuko berputar menatap adiknya dengan berbinar.

“Aaaa... Aaaa... Aaaa... Kau terlihat berbinar sekarang! Dia ada di bawah menunggumu, jadi bagaimana?”

“Baiklah, tunggu sebentar!”

“Hahahahaha rupanya Minami adalah umpan yang tepat untuk mengalahkanmu! Aku menunggumu di bawah.” Yuko kembali menghampiri Minami.

“Bagaimana?”

“Sukses! Awalnya dia menolak, karena aku menyebut namamu dia jadi setuju.” Tak lama Atsuko muncul menuruni anak tangga.

“Kombanwa Atsuko-san!”

“Kombanwa Minami-chan! Your face  looks happy and pretty today!”

“Ano sumimasen, itu apa?”

“Hahahahaha aku bilang wajahmu terlihat ceria dan cantik hari ini.”

“Aaaah... Itu karena aku akan belajar bersamamu lagi hehehe”

“Ekhem... Aku terlihat seperti nyamuk disini.”

“I’m sorry my sis! Jadi mana tugas kalian?”

“Kore!”

“Kalian benar-benar payah! Ini sangat mudah!”

“Mudah bagimu, tidak dengan kami yang baka!” Atsuko menjitak kecil kepala adiknya dengan tawa kerasnya.

“Oke kita mulai!” Atsuko duduk di tengah-tengah mereka kemudian mulai menerjemahkan soal esai dengan lembut. Setelah paham keduanya menulis isi yang berbeda di dalam kertas lain dengan bahasa Jepang kemudian Atsuko membantu menerjemahkannya sampai semuanya selesai.

“Yatta!” Yuko dan Minami menjatuhkan tubuhnya ke atas karpet.

“Lagi-lagi belajar bersamamu cukup menyenangkan. Arigatou Atsuko sensei hehe”

“Sama-sama!”

I want you... I need you... I love you...

Yuko meraih ponselnya.

“Babe... Ada apa?”

“Yuuchan, aku merindukanmu! Aku ingin berkencan di luar bersamamu hari ini, apa kau bersedia?”

“Tidak ada kata no untuk kesayanganku! Aku akan bersiap-siap!”

“Hmm hora, aku akan menunggumu, bye!”

“Bye!” Yuko menutup teleponnya.

“Gomen ne, aku harus pergi sekarang.”

“Doko? Kau akan meninggalkanku sendiri disini?”

“Entahlah, aku akan menemani Nyan. Ada kakakku yang menemanimu, jika perlu kau suruh dia mengantarmu pulang.” Yuko berlari mempersiapkan diri.

Ahaaaaa... Sepertinya aku memiliki kesempatan emas! Thank you my sis, kau pergi di saat yang tepat hihihi!

Rencana yang nakal terlintas di kepala Atsuko.

“Atsuko-san, apa dia selalu seperti itu jika sedang bersamamu?”

“Hmm, dia selalu pergi dan kembali setiap waktu bahkan setiap jam. Kau tau? Dia dan kekasihnya bagaikan lem perangko, mereka begitu lengket.” Minami hanya mengangguk mengerti.

“Semoga kesempatan ini tidak kau sia-siakan dengan kawan cebolku, aku pergi dulu.” Yuko memberikan wink.

“Have fun adikku!”

“Bicara apa dia? Idiot!” Minami bangkit lalu duduk di atas kursi yang kemudian diikuti oleh Atsuko.

“Minami-chan daijoubu?”

“Hai!”

“Ano, aku ingin bertanya sesuatu!”

“Nani?” Atsuko menatap wajahnya dengan mengeluarkan senyuman manis dan tatapan menggodanya.

Kuso! Mengapa dia menatapku seperti itu? Senyuman itu... Aku tidak tahan jika terus melihatnya!

Hal itu membuat Minami merasa salah tingkah dan memutuskan untuk memalingkan wajahnya dengan menunduk malu.

“Mengapa kau jadi terlihat malu?”

“Ahaha iie! Kau bilang kau ingin bertanya sesuatu?” Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Itu... Apa sudah mempunyai seseorang yang spesial atau saat ini kau mempunyai seseorang kau cintai?”

“Hah? Itu... Sejauh ini aku masih sendiri. Aku memang mempunyai seseorang yang aku sukai tapi aku belum bisa mengatakan bahwa aku mencintainya.”

“Owh... Siapa dia?”

“Rahasia hehe”

“Owh, sayang sekali.” Atsuko tidak berhenti menatapnya dengan tatapan yang sama dan sekali lagi hal itu membuat Minami menundukan kepalanya karena malu. Melihat dia menundukkan kepalanya lagi Atsuko menggeser tubuhnya hingga berdekatan dengannya.

“Minami!” Dia membelai rambutnya kemudian menyingkirkan sebagian rambutnya ke belakang telinganya.

“A-atsuko-san... Ada apa?”

“Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin menyentuhmu!” Minami menelan ludahnya dalam-dalam dengan sedikit aneh melihat sikap Atsuko yang mendadak berubah. Tangan kanan Atsuko bergerak membelai pipinya.

“Kau cantik!” Sekali lagi Minami menundukan kepalanya namun dengan cepat Atsuko mengangkat dagunya dan menatap langsung matanya.

“Aku tau kau merasa aneh dengan sikapku yang sekarang. Mungkin bagimu ini sangat cepat tapi kau harus tau, aku menyukaimu!” Dia mengecup pangkal kepalanya, kedua pipinya lalu jari telunjuknya menyentuh bibir merahnya.

“Emhhh kau bahkan memiliki bentuk bibir yang sempurna!” Dia mendekat lalu mengecup singkat bibirnya dan kembali menatap Minami yang tampak terkejut. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Minami.

“Daijoubu?”

“A-aku... A-aku... Tidak m-mengerti yang kau...l-lakukan!” Atsuko hanya tersenyum tipis lalu kembali mencium bibirnya dengan lembut. Tidak ada perlawanan dari Minami, namun di dalam hatinya dia sangat ingin menghentikannya akan tetapi tubuhnya terasa sulit bergerak untuk menghentikannya sampai akhirnya Atsuko sendiri yang menghentikannya.

“Keluarkan lidahmu!” Lagi-lagi Minami menelan ludahnya.

“Hora, atau aku yang akan memaksa lidahku masuk ke dalam mulutmu.” Entah apa yang terjadi dengannya, Minami mematuhinya dengan mengeluarkan lidahnya. Dengan senyum kemenangan Atsuko menyambutnya dengan menjilatnya sesaat lalu menjepitnya dengan mulutnya dan menghisapnya dengan lahap. Tak lama kedua tangannya menarik dasinya sampai akhirnya Minami bergerak menjauhkan wajahnya dengan menahan menahan kedua tangan Atsuko.

“Apa yang akan kau lakukan?!”

“Aku bilang aku ingin menyentuhmu! Jangan takut, aku tidak akan membuatmu terluka.” Seketika Minami merasa takut dengan tidak mau melepas kedua tangan Atsuko, akan tetapi Atsuko dengan mudah menyingkirkan tangannya dan menarik dasinya. Seperti sebelumnya, tubuh Minami terasa sulit bergerak lagi saat Atsuko membuka semua kancing seragamnya dan menyingkirkannya tanpa terlepas dari tubuhnya. Dia tersenyum saat melihat payudaranya yang masih tertutup bra hitam.

“D-dame!”

“Percaya padaku!” Minami mencoba menghalangi tangannya untuk menyentuh kedua payudaranya namun dia kalah dan Atsuko berhasil menarik branya ke atas dan memperlihatkan kedua payudaranya yang cukup besar.

“Kirei!” Dia mulai meremas keduanya dengan semangat.

“Y-yamete!”

“Aku terlalu bersemangat untuk tidak menghentikannya!” Atsuko membungkuk lalu mulai mengulumnya secara bergantian dengan lincah.

“Enggghhhhhh!” Erangan samar keluar dari mulut Minami sampai perlahan-lahan tubuhnya melemas. Setelah  puas bermain dengan payudaranya dia mengangkat kepalanya lalu kembali mencium bibir Minami dengan liar dengan memutar kepalanya ke kanan kiri tanpa ampun.

“Emmmppppphhh!” Erangan lolos dari mulutnya ketika Atsuko menggigit bibir bawahnya dan membuat mulutnya sedikit terbuka, kemudian lidah Atsuko menyelinap masuk dan bermain-main dengan lidahnya. Tangan kanannya merayap menarik rok Minami lalu menyentuh kewanitaanya dan menggodanya dengan menggosoknya.

“Nggg-aaaahhh!” Desahan kecil Minami membuat Atsuko begitu bersemangat. Nafsu kini merajainya dan dia menarik diri dari ciuman lalu membetulkan posisinya dengan mengangkat tubuh kecil Minami dan menyenderkan punggungnya di kursi. Dia turun lalu berlutut di lantai dengan tangannya yang mengangkat rok Minami ke atas.

“Atsuko-san dame!” Atsuko tidak mendengarnya dan malah melepas celana dalamnya sekaligus. Saat itu tangan Minami cepat bergerak menutupi kewanitaanya dengan sangat malu.

“Singkirkan tanganmu!”

“N-no!”

“Hora... Kau akan merasakan sensasi nikmat!”

“Jika aku tidak mau? Ku mohon aku masih perawan!” Atsuko mendadak tertawa.

“Aku tau itu tapi, sepertinya aku yang harus menyingkirkannya!” Dengan tenaga yang lebih besar Atsuko menyingkirkan kedua tangannya lalu melebarkan kedua pahanya. Sekali lagi, Minami kalah tanpa perlawanan lagi.

“Waaaaah... Aku jadi semakin bernafsu! Pertama rasanya pasti sakit namun lambat laun akan menjadi enak!” Minami menggigiti jemarinya dengan memejamkan mata. Sebelum memutuskan untuk memasukan jari tengahnya, Atsuko memainkan nya terlebih dahulu dan itu membuat tubuh Minami menegang dengan desahan kecil yang keluar dari mulutnya.

“Akkkkkkkhhh!” Akhirnya Atsuko memasukan jari tengahnya dan mulai memompanya dengan hati-hati. Dia melihat ekspresi kesakitan di wajah Minami sampai lambat laun ekspresinya berubah menjadi tenang kembali. Dia memasukan satu jarinya lagi dan kini memompanya dengan cepat.

“Ahhhh... Ahhhhh... Y-yamete... Aaaaaaaahhhhhh!” Desahan keras Minami membuat suasana menjadi lebih panas di iringi dengan gerakan jari Atsuko yang semakin cepat.

“Nggggkkkhhh-ahhhhhh... A-atsuko-san yamete!”

“Maafkan aku, aku tidak bisa menghentikannya sayang!” Atsuko menambah satu jarinya lagi hingga membuat tangan Minami tidak bisa diam untuk mencari sesuatu yang bisa ia cengkram sampai akhirnya Atsuko melepas ketiga jarinya. Dia semakin melebarkan pahanya lalu membungkuk dan memasukan lidahnya langsung ke lubang panasnya.

“ATSUKO-SAN... AHHHHHHH!!!” Minami membanting kepalanya ke punggung kursi menikmati cumbuan yang terasa geli sekaligus nikmat dengan tangannya yang mencengkram kuat kain kursi.

“Ahhh... Ahhh... Ahhh... Ahhh...” Desahannya semakin menggila ketika Atsuko memutar-mutar lidahnya dia area itu.

“ YOU MAEDA ATSUKO!!!” Mendengan teriakannya membuat Atsuko tersenyum dan semakin bernafsu dengan memutar-mutar mulutnya dan lidahnya menjilati seluruh kewanitaannya tanpa ada yang terlewat.

“Ahhh... Ahhh... Nghhhhhh... W-watashi...” Atsuko mengerti dia akan sampai di titik klimaks kemudian menekan mulutnya dan menghiapnya dengan agresif.

“MAEDA ATSUKOOOOOOOO-AHHHHHHHHHH!!!” Akhirnya Minami sampai di puncak klimaks dan menyemburkan jusnya ke mulut Atsuko. Tubuhnya bergetar hebat dan lemas, sementara Atsuko sibuk membersihkan cairannya sampai bersih. Dia bangkit untuk melumat bibir Minami lalu melepasnya dan merubah posisi Minami dengan membaringkannya. Dia menatap wajah Minami dengan mata yang terpejam.

“Buka matamu!” Dia memperlihatkan setengah matanya.

“Maafkan atas apa yang baru saja aku lakukan, aku harap kau tidak membenciku karena telah menghilangkan kehormatanmu!” Atsuko membelai pipinya dengan senyuman manisnya lalu mengecup bibirnya.

“Aku mencintaimu!”

TBC

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
QtZenx #1
Update soon! ^^