Starlight

Time Machine
Please Subscribe to read the full chapter

"Kwon Jiyong, kau disini?" Ucap taeyeon dengan suaranya yang gemetar. 
Jiyong menatapnya aneh, lalu tersenyum dan memeluknya.

"Ada apa, kenapa kau begini?" Suara jiyong membuatnya semakin menangis, tanpa bisa menjawab satupun pertanyaannya.

"Kim Taeyeon, apa yang terjadi?" Tanya jiyong sambil mengelus punggungnya.

Taeyeon hanya bisa terus mengeluarkan tangisannya yang terpendam sejak lama.

Kangin datang dan duduk disamping mereka berdua. Menatap jiyong lalu menatap taeyeon yang masih menangis tersedu.

"Ada apa dengannya?" Tanya kangin

Jiyong menggeleng.

"Kupikir aku tak akan pernah mendengar suaramu lagi! Kemana saja kau bodoh!" Taeyeon memukul dada jiyong pelan.

Jiyong menatapnya aneh, lalu bergantian menatap kangin.

"Memangnya aku pergi kemana?" Tanya jiyong

Kangin mengacak rambutnya

"Minum ini, tenangkan dirimu taeyeon-a. Kau seperti baru kembali dari mimpi buruk yang aneh" kata kangin.

Taeyeon meminum susunya. Kedua lelaki itu hanya tertawa melihat kelakuannya hari ini.

Kim Taeyeon pov

Ya tuhan! Dia di hadapanku sekarang! Apa yang harus ku lakukan sekarang? Mesin itu bekerja! Professor gila itu tak berbohong! Kwon jiyong ini benar kau kan? Ini bukan ilusi ku kan? Kau benar benar nyata kan?

Aku bisa merasakan sentuhan, dan suaramu. Mataku bisa menatap wajahmu jelas. Tersenyum. Bukan wajah sedih seperti di mimpi ku. Kwon jiyong. Jiyong-a. Rasanya aku tak ingin melepas pelukan ini. Suhu tubuh kita sama, deru nafas ku dan kau pun tak berbeda! Kau benar benar hidup.

Aku menatap matanya lekat lekat. Melihat biasan wajahku didalamnya, melihanya tersenyum padaku, membelai rambutku lembut.

Ya tuhan, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan, sungguh! Aku ingin melepaskan segala penat yang ada di kepala dan hatiku selama lima tahun tanpanya.

Air mata ini tak sanggup ku perlihatkan padanya, aku hanya ingin dia melihatku tersenyum.

Apa ini nyata? Atau hanya kesalahpahamanku saja? Aku menyentuh wajahnya perlahan, merasakan tekstur kulit lembutnya, menyentuh rambutnya, hidungnya. Lalu memeluknya lagi. Harum tubuhnya yang ku rindukan, suara tawanya yang selalu membangunkanku.

Jiyong menatapku aneh, lalu menggenggam tanganku.

"Ada apa sebenarnya? Kau merindukanku?" Tanyanya

"Ya tuhan, aku tak tahu apa yang membuatku seperti ini. Tapi aku benar benar bahagia melihatmu bisa bertemu dengan mu lagi" jawabku.

Jiyong tertawa. Lalu menatapku lagi

"Ada apa dengan tangisan dan senyuman itu? Sudahi melodrama ini, sebentar lagi kita masuk kelas" katanya sambil mengajaku masuk ke kelas.

Dikelas jiyong terus menggenggam tanganku, menatapku diam diam, lalu kembali memperhatikan guru. Dia tersenyum simpul, lalu menahan tawanya.

Begitu sampai pelajaran selesai, jiyong melepas tanganku, lalu mengambil tasnya.

"Kau tahu? Hari ini kau sangat aneh, biasanya kau tak pernah mengatakan hal hal yang manis seperti itu" kata jiyong sambil mencari sesuatu di tasnya

"Wae? Tak boleh? Aku ingin sesekali bermanja manja denganmu" jawabku

Jiyong tertawa, lalu memperlihatkan sebuah ticket padaku.

"Aku lolos! Aku masuk oxford" katanya sambil memberikan ticket itu padaku.

"Kenapa? Kau tak senang? Ku bilang aku lolos!" Katanya sambil menyentuh kedua pundakku.

"Kau lolos? Kenapa kau lolos?" Tanyaku

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
BarcAsih #1
Chapter 8: Why you gonna be so dude, yakkkk taeyeon-a it's rude not dude...
Kekkekekk
BarcAsih #2
Chapter 6: Suka ceritanya...
Smoga jiyong akhirnya bs nurutin permintaan taetae, ahhh tp apa daya klo qta bicara mslah takdir yg tak bs dirubah, huahhhh