Chapter 4

Someone Special

~Akihabara Cafe~

Semua tamu undangan hadir memenuhi cafe. Minami yang baru saja tiba berdiri menunggu Atsuko di depan cafe dengan memainkan ponselnya. Tak lama orang yang ia tunggu muncul bersama temannya.

“Itu dia!” Hendak berlari menghampirinya ia bertabrakan dengan seseorang.

“Menyebal-“ Melihat orang itu Minami menggeretakan giginya.

“Kau lagi Jurina! Apa yang kau lakukan disini?”

“Memenuhi panggilan undangan.”

“Kau diundang?” Jurina mengangguk.

“Hei kalian!” Keduanya menoleh dan menatap kagum melihat kecantikan Atsuko malam ini.

“Hei kalian baik-baik saja?” Atsuko melambai-lambaikan tangannya hingga keduanya tersadar.

“A-hai... Kau sangat cantik malam ini.” Minami terus menatapnya hingga Jurina berinsiatif menghalangi tubuh mungilnya.

“Mari kita masuk!” Jurina menggandeng tangannya.

“What the hell?!”

“Sabar!” Tomomi menepuk-menepuk bahunya.

“Ya aku bersabar. Karena kita ditinggalkan berdua disini aku meminta ijin untuk menggandeng tanganmu juga.”

“Silahkan.” Minami meraih tanggannya lalu menyusul Jurina dan Atsuko dengan geram.

Sebelum acara peniupan lilin dimulai, MC mempersilahkan Atsuko untuk tampil di atas panggung.

“Pertama-tama aku mengucaplkan terimakasih kepada dosen kita Sayaka-san karena sudah memberiku kesempatan untuk tampil disini. Aku akan menyanyikan sebuah lagu yang diciptakan oleh kakekku yang berjudul seventh chord dan ini pertama kalinya aku akan membawakannya disini. Semoga kalian menikmatinya!” Semua orang berteriak dengan bertepuk tangan.

“Are you ready?!”

“READY!!!” Atsuko mulai memainkan gitarnya.

~Suna no oka no ue de
Boku wa zutto kimi no koto wo matte itanda
Sora ni te wo kazae
Kaze ni wa iro ga aru tte itsuka itteta ne

Ki ni shinakatta
Kimi no dou demo ii tsubuyaki ni
Imi ga atta
Me ni mieru mono wa
Sekai no ichibu datte koto
Oshierareta

Dakara mabuta wo tojite
Boku wa miyou to eru
Sou hontou ni taisetsu na
Ano chiheisen

Kanashimi nara wasurerareru kedo
Ai wa nakanaka kieyashinai yo
Boku ga shinde hai ni natte mo
Itoshisa wa sebunsukoodo
 ♫♫♫

Semua orang berteriak dengan terhibur.

“Tidak bisa di percaya, dia sangat keren!” Minami memukul bahu Jurina.

“Hmm, aku benar-benar terpesona melihatnya. Ini baru gadisku!” Minami memutar bola matanya dan kembali fokus menonton dengan kagum.

Kodoku to wa SEBUNSUKOODO ♫♫♫

“KYAAAAAAAAAA!!!” Semua orang berteriak tanpa henti setelah melihat penampilan Atsuko.

“Woaaaaah... Tidak ku sangka responnya akan seheboh ini. Hontouni arigatou gozaimasu!”

“I LOVE YOU MAEDA!!!” Teriak semua pria yang ada disana dengan serempak.

“Aku harus menghampirinya!” Minami berlari menuju belakang stage.

“What?!” Jurina berlari mengikutinya.

Atsuko turun dari atas panggung dan di balik stage, Minami dan Jurina sudah menunggunya.

“Hei kalian!”

“Kau begitu sempurna di atas panggung!” Ucap keduanya serempak.

“Wah wah wah... Sejak kapan kalian menjadi kompak?!”

“Itu kalimatku cebol!”

“Itu kalimatku juga. Aku sudah mempersiapkannya sedari tadi.”

“Enough, mungkin itu hanya kebetulan!”

“A-haha ya itu hanya kebetulan. Kau benar-benar keren, kau seperti musisi terkenal di atas panggung barusan hehe”

“Arigatou Takamina!” Jurina menatap silau Minami.

“Ngomong-ngomong, aku rasa aku harus permisi ke toilet sebentar!” Minami meninggalkan keduanya.

“Me too, jangan kemana-mana!” Jurina menyusulnya.

Sesampainya di toilet keduanya membuang air kecil dengan bersebelahan. Sedikit penasaran, Jurina dengan usil melirik milik Minami dengan melebarkan matanya.

“Sugoi! Tubuhmu yang kecil rupanya memiliki pegangan hidup yang besar, cukup memuaskan untuk istrimu nanti!”

“WHAT THE HELL!!!” Minami yang terkejut cepat menarik sletingnya dan membalasnya dengan melihat milik Jurina.

“Woahahahaha... Nani kore?! Postur tubuhmu tinggi besar tapi pegangan hidupmu... Small!” Dengan wajah yang memerah padam, Jurina membetulkan celananya lalu menendang pantat Minami.

“Beraninya kau melihat benda berhargaku!”

“Kau yang memulai bodoh!” Minami melompat ke punggunya dengan mencekiknya dan satu tangan lainnya menekan hidungnya hingga Jurina tersungkur. Keduanya saling beradu gulat di atas lantai sampai akhirnya keduanya kelelahan dan berbaring di atas lantai tersebut.

“Bakayarou! Kita bukan anak kecil.”

“Salahmu yang memulai Jurina, aku jadi lupa dengan usiaku.”

“Gomen ne! Aku ingin bertanya sesuatu?”

“What is that?”

“Kau menyukai Acchan?”

“Aku tidak menyukainya tapi aku mencintainya!”

“Sudah ku duga. Kau harus tau bahwa aku juga mencintainya!”

“Kau juga harus tau aku lebih dulu mencintainya sebelum kau datang!”

“Nevermine. Jadi sekarang apa kita harus bersaing utuk mendapatkannya?”

“Why not! Setelah acara ini selsai satu di antara kita harus mengantarnya pulang. Kita selesaikan dengan adu panco, apa kau berani?”

“Of course!” Keduanya berputar balik dan saling berpegangan tangan dengan posisi tengkurap.

“Are you ready midget!”

“Yeah!”

“Ichi, ni, SAN!!!” Dengan kecepatan supernya Minami berhasil menjatuhkan tangan Jurina tanpa memberinya kesempatan untuk menahannya.

“YOSHAAAAA!!! SHE’S MINE!!!” Dengan gembira Minami meninggalkan Jurina dengan mulut yang terbuka lebar.

“Bagaimana bisa? Bahkan aku belum sempat menahannya!” Dia berdiri dan berlari menyusulnya.

Keduanya saling kejar mengejar menuju back stage, namun sesampainya disana mereka tidak menemukan Atsuko. Keduanya kemudian mencari Atsuko disekitar cafe hingga akhirnya mereka menemukannya dengan saling memandang melihat gadis yang mereka perebutkan tengah di ganggu oleh beberapa teman kelas mereka.

“Kami tidak akan percaya begitu saja jika pacarmu tidak ada disampingmu!”

“Kalian perlu bukti?”

“Beraninya mereka mengganggu gadisku!” Minami melangkahkan kakinya.

“Apa yang akan kau lakukan?”

“Menolongnya bodoh!” Jurina mengikutinya dari belakang.

“Ada apa ini?!” Minami dan Jurina menyilangkan kedua tangannya.

“Syukurlah kalian datang!” Atsuko merangkul tangan keduanya.

“Apa salah satu dari mereka adalah pacarmu?” Atsuko menelan ludahnya.

“I-if yes?!”

“Apa kau bisa membuktikannya?!” Sekali lagi Atsuko menelan ludahnya dengan menggenggam kuat tangan keduanya.

Siapa yang harus aku pilih?!

Dengan memejamkan mata dia berbalik ke arah Minami dengan mendaratkan ciuman di bibirnya.

M-my first kiss!!!

Minami mematung. Jurina yang menyaksikan hal itu melebarkan matanya dengan tidak percaya sampai akhirnya Atsuko menarik ciumannya.

“See!”

“J-jadi bocah cebol ini p-pacarmu? Aku tidak percaya!” Atsuko mendesah.

“Kalian masih belum percaya?” Kini dia menarik leher Jurina dan mendaratkan ciuman singkat di bibirnya dan kali ini Minami yang melebarkan matanya dengan tidak percaya.

“Mereka berdua pacarku, kalian puas?!” Semua pria yang ada dihadapannya hanya melongo dan tidak mau berlama-lama dalam situasi ini Atsuko membawa keduanya keluar dari cafe.

“Piuh, aman!” Atsuko melepas genggaman tangannya lalu melihat dua pria disampingnya terdiam tanpa kata.

“Kalian baik-baik saja?!”

“I’M FINE!” Jawabnya serempak. Teringat dengan apa yang ia lakukan, Atsuko kembali menyentuh tangan mereka.

“I’m really sorry... Aku melakukan itu karena aku sedang terdesak!”

“DAIJOUBU!” Jawab mereka serempak lagi.

“Kalian yakin?” Keduanya mengangguk.

“Lalu jika kalian baik-baik saja mengapa kalian begitu tegang dan wajah kalian sangat merah?!” Keduanya menelan ludah dengan berbalik badan.

“A-aku rasa aku harus pulang sekarang!” Minami melambaikan tangan tanpa melihat ke belakang.

“M-me too!” Jurina juga melakukan hal yang sama.

“Hei guys, kalian tidak akan melihat pesta ulang tahunnya?!” Keduanya hanya melambaikan tangan.

“Apa aku melakukan sesuatu yang salah?! Haruskah aku memasang wajah tanpa berdosa?!” Dia mendesah memandang kedua pria itu hingga menghilang.

Drrrrrrttttt!

Sebuah pesan masuk.

Tomochin: Dimana kau? Maaf sepertinya kita tidak jadi pulang bersama, Kasai menjemputku malam ini.

Atsuko: Di luar, maaf meninggalkanmu. Sampaikan salamku kepada pacarmu ^_^

“Oke... Dua korban bibirku meninggalkanku disini, Tomochin pulang bersama Kasai jadi aku harus pulang juga!” Dia melangkahkan kakinya.

***

 

~Classroom Japanese A~

“WHAT! DIA MENCIUMU DAN JU-” Minami menutup mulut Yuko.

“Bisa pelankan suaramu?!”

“Gomen ne! Seriously, dia melakukan itu kepada kalian?”

“Demi Tuhan aku serius! Itu ciuman pertamaku dan setelah kejadian tadi malam aku tidak tau bagaimana aku harus berhadapan dengannya.”

“Hahahahahahaha!”

“Mengapa kau tertawa?!”

“Dasar payah! Jika aku menjadi dirimu akan meminta pertanggung jawaban padanya, memberinya beribu-ribu pertanyaan mengapa dia sampai melakukan itu.”

“Benar juga tapi, dia melakukan iu karena sedang terdesak! Beberapa pria di kelas kita dan bahasa inggris mengganggunya.”

“Really? Aku pikir dia sengaja menciumu. Jadi bagaimana ceritanya?”

“Yang aku dengar mereka tidak percaya Acchan sudah memiliki pasangan. Saat kami datang pertama dia menciumku, karena mereka masih tidak percaya dia mencium Jurina juga dan yang pasti sekarang aku merasa senang sekaligus sedih karena aku bukan satu-satunya yang dia cium!”

“I see... Kau orang pertama yang dia cium bukan? Secara tidak langsung saat terdesak dia harus memilih salah satu dari kalian dan dia memilihmu. Siapa yang tau hatinya juga milihmu!”

“Ada benarnya juga, siapa yang tau hatinya juga...”

“Aaaa... Aaaa... Pipimu memerah sekarang hahahaha”

“Kurang ajar!”

KRIIIIIIIING!!!

Bel berbunyi keduanya membetulkan posisi duduk mereka. Sementara di kelas bahasa inggris, setelah kejadian semalam Jurina mencoba tenang dengan tidak terlihat tegang saat berhadapan dengan Atsuko. Ciuman semalam mebuatnya berpikir untuk merencanakan sesuatu sembari mengawasi Atsuko dari belakang.

Aku tidak bisa terus berdiam diri, aku harus mencobanya.

Dia tersenyum dengan rencananya dan matanya bulak balik melihat jam dinding dengan tidak sabar.

Setengah jam kemudian bel berbunyi. Jurina membereskan bukunya lalu berlari menahan Atsuko di ambang pintu.

“Nani?”

“Aku ingin mengajakmu pergi hari ini, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan.”

“Kemana?”

“Kau akan tau nanti, bagaimana?”

“Mmmm... Boleh!” Dia tersenyum kemudian menarik tangan Atsuko dengan lembut.

 

***

 

“Nghhhhhh... Y-yuuchan, apa kita tidak bisa melakukannya di rumah saj-aaaaahhhhh!”

“I can’t, juniorku sudah berdiri.” Yuko menghisap lehernya dan kedua tangannya meremas kuat dada kekasihnya yang masih tertutup seragam. Dari luar seseorang masuk dengan melompat kaget. Melihat siapa yang sedang bercumbu itu dia menepuk jidatnya.

“YUKO!!!” Keduanya menghentikan aksinya lalu menoleh dengan tersenyum polos.

“Hei Takahashi-can!”

“Hei juga Kojima-san! Boleh aku meminjam Yuuchan sebentar?!”

“Tentu!” Minami menyeret Yuko keluar lalu memukul kepalanya.

“Dasar pencabul! Bagaimana bisa kau melakukan hal itu di tempat umum... Bagaimana jika ada yang melihat kalian?!”

“Tenang tidak ada siapa-siapa disini. Aku tidak memiliki tempat yang aman, dirumah ada orang tuaku, menyewa kamar hotel uangku sedang menipis hehe”

”Aku tidak habis pikir mengapa aku bisa berteman dengan pencabul sepertimu. Ini kunci vilaku, kau bisa melakukannya disana. Kalian bebas berteriak tanpa ada yang mendengarnya.”

“Maji?! Ini baru namanya sahabat, thank you so much!” Yuko meraih kuncinya dan berlari. Minami hanya menggelengkan kepalanya lalu memutuskan untuk pulang.

Sesampai di depan pintu gerbang langkah Minami terhenti melihat Jurina berjalan dengan menggandeng tangan Atsuko.

“Apa-apaan mereka?!” Rasa panas dan penasaran membuat Minami memutuskan untuk mengikuti mereka di sepanjang jalan hingga terhenti di sebuah toko perhiasan.

“Apa yang direncanakan bocah itu?!” Minami menutup kepalanya dengan jaket, memakai kacamata hitamnya lalu masuk ke dalam toko dan berdiri tidak jauh dari Jurina. Selagi Atsuko sibuk melihat jam tangan, Jurina membeli salah satu cincin yang cukup mahal untuk Atsuko.

Dia membeli cincin? For what? Jangan bilang...?!

Minami menggigit bibir bawahnya.

“Acchan!”

“Kau sudah selesai? Kau membeli apa?”

“Rahasia hehe” Jurina membawanya keluar dengan menggenggam tangannya lagi. Hal itu lagi membuat Minami panas dan mengikuti mereka lagi.

Berhenti di tengah-tengah taman yang cukup sepi, Minami cepat bersembunyi di balik pohon yang tidak jauh dari mereka.

Apa lagi yang dia rencanakan, haruskah aku berpura-pura lewat untuk mengganggu mereka?

“Acchan aku ingin memberimu sesuatu?”

“What is that?” Jurina mengeluarkan cincinya lalu memasangnya di jari manis Atsuko.

“Woah kirei! Jadi barusan kau membeli ini untukku?”

What the hell!!!

Minami semakin panas melihatnya.

“Hai, itu sangat cocok untukmu. Kau menyukainya?”

“Hai, padahal kau tidak perlu repot-repot membeli ini, harganya pasti mahal!”

“Harga tidak masalah yang terpenting kau menyukainya.”

“Arigatou! Ngomong-ngomong, maksudmu membeli cincin ini atas dasar apa?” Jurina menatapnya dengan menarik nafas.

Inilah saatnya, your mine Atsuko!

Kedua tangannya disimpan di bahu Atsuko lalu ia membungkuk dan mendaratkan ciuman lembut di bibirnya.

N-NO WAY!!!

Minami yang menyaksikan hal tersebut berbalik badan dengan menutup mulut dan menyentuh dadanya yang mendadak sakit.

“S-semuanya sudah... B-berakhir!”

TBC

 

 

   

   

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet